Share

15. Ibunya Sudah Meninggal

Sebagai sesama perempuan, tentu Maulida dapat ikut merasakan apa yang temannya itu sedang rasakan detik ini. Tak ayal itu membuat matanya ikut berair, Maulida terus menepuk-nepuk punggung Aira dengan lembut.

"Yang kuat. Kamu hebat, Aira. Aku saja belum tentu bisa sepertimu. Kamu sangat hebat!" ucap Maulida dengan serak menahan isakan.

Aira masih terus menangis, dan Maulida terus menghiburnya.

"Aira, setiap rasa sakit yang dapat kamu sembunyikan dari suamimu akan berganti dengan pahala yang tak ternilai. Kamu akan mendapatkan derajat yang tinggi jika kamu mampu menata hati dan berlapang dada. Alan itu suami yang baik, aku yakin dia akan menjadi penengah yang baik untuk kalian." Aira melepaskan pelukan, isakannya mulai mereda. Ia pun menampilkan senyuman yang malah membuat siapapun yang melihatnya menjadi ikut sakit hati.

"Aku pasti kuat, Nda. Aku sudah memutuskan, aku tidak akan menyerah. Tetapi tak mudah mengabaikan rasa sakit yang mendera." Maulida tersenyum, ia membantu membenarkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status