Share

Part 1

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2020-11-06 12:14:39

Ivy, gadis cantik itu tengah mengintip seorang pria tampan, Abraham atau yang biasa di panggilnya dengan sebutan om Bram.

Om Bram tetangga super duper gantengnya, memiliki tubuh kekar berotot, wajah tampan, dan yang paling penting daya tariknya yang memikat, lewat tatapan matanya yang tajam mampu meluluhkan diri Ivy.

Ivy menahan nafasnya yang tercekat, tatkala melihat Abraham yang sedang berganti baju.

"OMG!" Ivy syok saat Abraham membuka kaosnya, lewat teropong miliknya terlihatlah tubuh atletis Bram, perut kotak-kotaknya yang sixpack.

Saat akan membuka celananya, Ivy tidak beranjak pergi dari jendela, hanya menutup kedua matanya.

Setelah di rasa cukup, ia pun membuka matanya, dan tak melihat Abraham di kamarnya. "ah, mungkin sedang mandi." tebak Ivy.

Ia pun juga ikut bersiap-siap, rencananya pagi ini ia harus bisa berangkat bareng Abraham, Ivy tersenyum-senyum mengingat wajah Bram.

Ivy sudah siap dengan seragam sekolah SMA-nya, ia lari buru-buru saat mendengar suara mobil, bahkan tak menghiraukan panggilan mamanya yang menyuruh sarapan.

Brukkk.

"Aduh!" rintih Ivy kesakitan di depan mobil Abraham.

"Ada apa?" tanya Bram saat sang supir panik.

"Itu tuan, Nona Ivy keserempet mobil kita!"

"What's?" kaget Abraham.

Ia keluar dari mobil dan melihat Ivy yang masih meringis, Abraham pun melihat lutut Ivy yang terluka.

"Kenapa tidak berhati-hati!" tegas Abraham yang bernada dingin.

Ivy mendongak menatap ke arah Abraham.

"Om Bram, bantuin Ivy bangun dong, ini malah marahin." ucap Ivy cemberut.

"Siapa suruh kamu kecentilan, lewat disaat mobil saya baru mau jalan." Ivy yang mendengar itu hanya menarik nafasnya dalam-dalam.

Tiba-tiba Ivy pura-pura menangis. "Om Bram jahat! bukannya kasian lihat Ivy, tapi ini marah-marah terus."

Bram menepuk jidatnya melihat kekakuan bocah SMA ini.

"Huaaaa, tuh kan! Om Bram gak sayang Ivy, huhuhu." ucap Ivy semakin dramatis.

Diangkatnya tubuh mungil Ivy, dan dimasukkan ke mobilnya, duduk berdua di kursi belakang.

Ivy menatap wajah tampan Bram, nafasnya tercekat saat Bram juga menatapnya.

"Untung saya sudah sedia plaster, dan obat pereda nyeri." Bram membersihkan luka Ivy, memberi salep, dan terakhir menutup lukanya dengan plaster.

"Sudah selesai, sekarang keluar!" Ivy tersentak dan melotot kaget.

"Tapi Om, kaki Ivy masih sakit."

"Keluar!" Ivy menggeleng.

Kembali Ivy menangis, Abraham menutup matanya kesal melihat kelakuan Ivy. "jalan pak!" pak Maman sang supir pun mengangguk, dan menjalankan mobilnya.

Diam-diam Ivy tersenyum-senyum tipis, ya sangat tipis agar Bram tidak melihatnya.

"Aye aye yeeeeeaayyyyy," sorak Ivy dalam hatinya.

Mobil berhenti di area sekolah Ivy.

"Terima kasih ya Om tumpangannya," Ivy nyengir sebelum turun dari mobil.

"Hmmmm," jawab Bram hanya dengan deheman.

"Abraham Sabyan." ucap Ivy menggoda, dan membentuk jari telunjuk dan tengahnya, tanda bercanda.

Mobil Abraham keluar dari perkarangan sekolah, Ivy melambai-lambai dengan heboh, diam-diam Bram juga tersenyum melihat tingkah konyol Ivy.

Setelah kepergian Bram, Ivy pun loncat-loncat gembira, melupakan lukanya, hahaha dasar.

Di kantor Bram bersikap cuek, dingin dan datar. semua karyawan karyawati dan staf perusahaan, menyambut hangat kedatangannya.

Namun jangan mengharapkan sebuah senyuman darinya, meskipun tipis, karena itu mustahil!

"Apa saja jadwal saya hari ini?" tanya Bram pada sekretarisnya, sih sekretaris pun memberikan semua informasi jadwal Bram hari ini.

"Ok, terima kasih." Sekretaris mengangguk dan kembali ke ruangannya.

Bram memulai aktivitasnya dengan semangat, berkas-berkas menjadi makanannya setiap hari.

Di sekolah, Ivy dan teman-temannya heboh bercerita tentang Abraham.

"Jadi tadi lo beneran diantar sih om Bram itu?" Ivy mengangguk.

"Hebat!" Eka temannya tepuk tangan dengan keberanian Ivy.

"Pasti dong! bahkan gue rela lutut gue sampai lecet." Ivy menunjukkan lututnya.

"Ya ampun, gila Lo!" Ivy nyengir.

"Tapi gue senang sih, dan ini Om Bram juga yang obatin luka gue." Ivy berkata dengan senyum yang lebar.

Eka menepuk jidatnya melihat kelakuan konyol temannya, segitunya banget sama Abraham, cinta mati banget dah.

Pulang sekolah Ivy kembali pada aktivitas mengintipnya, namun kosong, ya jelas lah kosong! kan masih sore.

Jam segini ya Abraham masih di kantor, Ivy berpikir, apa harus ia datang ke kantor Om Bram?

Ivy bangkit dan bersiap-siap pergi, baru berapa langkah ia berhenti, ia takut jika Abraham marah.

Akhirnya ia memutuskan untuk tiduran di kasur, kantuk pun mulai singgah, membawa Ivy ke dunia mimpi dengan Abraham.

Ivy terbangun dari tidurnya, waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"ASTAGA!" teriak Ivy, berapa jam ia tidur dari sore tadi.

Hal pertama yang Ivy lakukan adalah, mengecek apakah Abraham sudah pulang? Ivy pun berjalan ke arah rumahnya.

Sayup-sayup terdengar suara orang berbicara, Ivy bersembunyi di balik pohon, ia mendengar percakapan antara Abraham dan seorang wanita.

"Jadi kapan kamu akan menikahi aku Bram?" tanya wanita yang bersama Abraham.

"Memang kapan aku bilang akan menikahi mu?" Abraham bertanya balik.

"Maksudmu?"

"Tidak ada." jawab santai Abraham.

"Jangan bilang, kalau kamu jatuh hati pada bocah anak tetangga mu!" ujar wanita itu dengan kuat.

"Jaga ucapan mu, aku hanya menganggap dia sebagai adik, dan juga anak." jelas Abraham yang membuat hati Ivy sakit.

"Baguslah kalau begitu." wanita tersebut memeluk erat tubuh Abraham.

Kaki Ivy lemas saat melihat adegan selanjutnya, wanita itu dan Abraham berciuman mesra, hatinya sangat terluka menyaksikan itu.

Ivy berbalik pergi masuk ke dalam rumahnya, masuk kamar dan mengunci pintunya, ia terduduk di pintu kamar.

Ia menangis sejadi-jadinya, apa yang diucapkan Abraham tadi sangat jelas sebuah penolakan untuknya, selama ini Om Bram hanya menganggap dirinya sebagai adik, dan anak.

Ivy tertawa, "Hahaha, bodoh sekali aku!" lirihnya yang masih bercampur nangis.

Ivy membuka lemari pakaiannya, dan memasukkan ke koper. baiklah, mulai sekarang ia akan pergi dari kehidupan Abraham.

Ia akan tinggal bersama nenek dan kakeknya di Singapura, ia butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

Mulai hari ini, ia akan berusaha melupakan yang namanya Abraham.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mommi B'four
perasaan anak gadis jaman sejarang, lihat cogan telanjang dada saja sudah heboh ya.
goodnovel comment avatar
Veni Sinaga
Berapa ya perbedaan umur mereka?Ivy dan Abraham
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Ekstra part

    Ivy bangun di pagi harinya dengan tubuh yang berasa remuk, ia meringis perih merasakan di daerah selangkangannya saat dirinya perlahan bergerak."Awwhh!" rintih Ivy kesakitan.Ia tidak menyangka akan seperti ini rasa sakitnya setelah melepas status perawan, Abraham mulai terusik dari tidur nyenyaknya saat mendengar suara Ivy."Sayang." ucapnya sambil mengucek kedua matanya yang masih terasa sangat mengantuk sekali.Bagaimana tidak mengantuk?

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 35

    21+ Setelah acara resepsi pernikahan selesai, pengantin baru pulang ke rumah Abraham, yang akan menjadi tempat yang di tinggali Ivy bersama keluarga kecilnya. Ivy sangat setuju, karena dengan begitu ia masih tetap berdekatan bersama kedua orang tuanya, yang memang tetanggaan dengan Abraham."Akhirnya sampai juga," ucap Abraham lega."Sini sayang!" titah Abraham menyuruh Ivy untuk duduk di dekatnya.Ivy menggeleng membuat Abraham cemberut. "gerah Om." "Ya sudah, ganti baju sana gih, kan barang-barang kamu juga udah di pindahkan kesini kemarin." Ivy mengangguk dan berjalan ke arah kamar mereka.Ivy tercengang saat membuka pintu kamar, kamarnya di hias begitu indahnya sebagai tanda kamar pengantin baru. ia tersenyum melihat keindahan kamar yang di hias, Ivy menebak pasti ini Jennie dan Eka yang mengerjakannya."Kamu suka?" tanya Abraham yang tiba-tiba datang memeluk tubuh Ivy dari belakang."Suka banget om," jawab Ivy matanya masih terhipnoti

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 34

    1 Tahun kemudian...Hari yang di nanti sudah tiba, hari pernikahan Ivy dan Abraham. Yupsss, setelah insiden itu, Ivy memutuskan untuk menunda pernikahan mereka. dan memilih untuk meneruskan pendidikannya yang tinggal semester akhir, Ivy berjanji setelah ia dan Eka lulus, maka Ivy akan menikah dengan Abraham.Awalnya Abraham menolak rencana Ivy, tapi begitu mendengar ancaman Ivy jika Abraham menolak keinginannya, maka Ivy tidak akan pernah mau menikah dengannya. tentu saja Abraham tidak mau, dengan berat hati Abraham menurutinya meskipun harus menunggu waktu yang memakan lama, 1 tahun berasa seperti 1 abad.Kini setelah Ivy dan Eka sudah wisuda, seminggu kemudian acara pernikahan Ivy langsung di lakukan. Ivy terlihat begitu cantik sekali, dengan balutan gaun putih super indah sederhana, namun terkesan mewah. Abraham sendiri tampak sangat tampan dan gagah, terlebih lagi terlihat dewasa dan hot.Ivy berdiri dengan memegang sebuah buket bunga, ia tampak te

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 33

    Jari tangan Eka bergerak, wanita itu seakan bermimpi mengingat kejadian yang ia alami, dari saat penyiksaan Chintya padanya.Hingga kejadian saat dia menembak tantenya sendiri, tangannya semakin bergerak, dan keningnya berkerut serta berkeringat dingin.Kejadian itu seakan berputar di ingatannya, tak lama matanya terbuka melotot. saat membuka matanya, yang ia lihat adalah langit-langit atap rumah sakit.Pintu terbuka, Javi masuk ke dalam ruang rawat inap Eka, Javi kaget begitu melihat Eka sudah sadar dari komanya, dengan cepat ia memanggil dokter dan suster.Tak lama dokter dan suster pun masuk untuk melihat kondisinya, selagi Eka di periksa, Javi memilih untuk keluar dan mengabari Ivy juga Abraham.Ya, setelah berhasil membujuk Ivy untuk pulang ke rumahnya, dan Javi lah yang menyodorkan diri untuk menjaga Eka."Bagaimana keadaannya?" tanya Jennie pada Javi."Masih di periksa dokter." "Ah, syukurlah dia sudah sadar dari komanya." ungkap kel

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 32

    Langit hari ini begitu cerah, seakan membenarkan kenyataan yang sekarang terasa ringan tanpa beban. tapi tak membuat seorang wanita cantik yang kini terbaring koma di rumah sakit, pasca terkena tembakan di tubuhnya.Seorang wanita menangis melihat keadaan sahabatnya, ia genggam tangan sahabatnya seakan memberi kekuatan untuk kembali sadar.Seorang pria memegang lembut kedua pundaknya, tanpa perlu wanita itu menoleh, ia sudah bisa menebak tangan siapa itu."Aku merasa sangat bersalah padanya, dan berhutang nyawa om." ucap gadis itu dengan badan bergetar karena tangis yang tak mau berhenti."Sabar sayang, kita harus mendoakannya agar cepat sadar dari komanya." wanita itu mengangguk.Dokter masuk ke ruangan pasien dimana Eka terbaring koma. "keluarga pasien Eka." Abraham dan Ivy mengangguk."Pasien wanita yang satu lagi berhasil melewati operasinya dengan lancar, dan sekarang juga masih dalam keadaan koma." rahang Abraham mengeras mendengarnya."It

  • Pengantin Abraham (Indonesia)   Part 31

    "Bukankah ini sandal milik Ivy yang kita belikan untuknya?" tanya Javi pada Jennie.Jennie melihat sandal itu dan mengangguk, mereka menemukan sandal itu tepat di jalanan saat Abraham dan Ivy akan di culik. sepertinya Ivy memang sengaja melepaskan sandalnya yang sebelah."Apakah mungkin mereka di culik?" tebak Javi mengingat jalanan ini sepi, jarang di lewati orang."Aku rasa juga begitu, tapi... siapa yang menculik mereka?" ucap Jennie penasaran."Ini semua sudah di rencanakan." tebak Jamil.Javi menoleh ke arahnya dan mengangguk. "seseorang telah mengutus para bodyguard palsu untuk mengantarkan Abraham dan Ivy."Tebakan Javi tepat sasaran. "kau benar! sedari awal aku sudah curiga, banyak musibah yang menimpa kami sewaktu perjalanan menuju alamat rumah mu.""Sekarang kita harus memikirkan bagaimana caranya menemukan keberadaan Abraham dan Ivy."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status