Share

Bab 3

Ivy membuka matanya perlahan-lahan sampai menatap jelas langit-langit di kamar itu. Ia merasakan seseorang tengah duduk di sampingnya hingga dengan kondisi yang masih lemah, Ivy menoleh melihat sosok itu. Seorang pria tampan duduk di sana, menatapnya dengan datar. Ivy tentu terkejut melihat sosok pria tampan itu karena itu baru pertama kali ia melihatnya. “Anda siapa?”

“Jonathan Graham.”

Ivy pernah mendengar nama pria itu di sebuah berita di TV. Jonathan Graham hanya satu di Indonesia, dan orang itu adalah CEO ternama yang terkenal dengan paras tampannya. Berita tentang paras pria itu memang sungguh nyata. Bukan isapan jempol belaka. Ivy melihatnya secara langsung. Pria itu sungguh gagah ditambah dengan statusnya sebagai pria paling kaya seantero Jakarta, membuat pria itu sempurna. Pantas saja, pria itu terkenal melebihi selebriti. Ternyata auranya memang kuat dan mampu menintimidasi orang yang berhadapan dengannya. Bahkan Ivy yang senang memandang wajah tampan pria itu, tak bisa terus memandangnya hanya untuk memuaskan dirinya karena tatapan dingin nan tajam dari Jonathan.

“Untuk apa Anda datang menemui saya?” tanya Ivy begitu penasaran melihat orang ternama itu datang menemuinya.

“Saya tidak ingin berbasa-basi. Saya datang menemui kamu di sini karena ingin menawarkan sebuah pernikahan pada kamu. Saya ingin kamu menikah dengan saya,” ucap Jonathan yang membuat Ivy terkejut.

“Menikah?”

“Benar. Kamu harus menikah dengan saya,” jawab Jonathan dengan penuh penekanan.

“Kenapa saya harus menikah dengan Anda?” Ivy tak habis pikir dengan pria itu yang tiba-tiba datang melamarnya. Padahal ini pertemuan pertama mereka.

“Karena gara-gara kamu, saya tidak jadi menikah dengan tunangan saya tapi pernikahan tetap harus dilakukan sesuai jadwal pernikahan kami. Jadi, solusinya adalah menikah denganmu untuk menggantikan posisi tunangan saya sampai dia sadar kembali. Jika kamu tidak ingin masuk penjara, kamu harus menikah dengan saya,” ucap Jonathan dengan tegas, dan dengan suara penuh penekanan yang tak ingin ditolak oleh Ivy.

Ivy terkejut mendengar dirinya ingin dimasukkan ke dalam penjara. “Penjara? Kenapa saya ingin dimasukkan ke penjara? Dan kenapa Anda bilang gara-gara saya, Anda tidak jadi menikah dengan tunangan Anda?”

“Tunanganku mengalami kecelakaan karena kamu yang berada di tengah jalan. Demi menghindarimu, dia membelokkan mobilnya sampai jatuh ke jurang. Sekarang dia koma dan tidak tahu kapan akan bangun. Kalau kau tidak mau masuk penjara, kau harus menerima tawaranku, Nona.”

Ivy terkejut bukan main mendengar dirinya penyebab orang koma, dan bahkan harus menggantikan posisi itu untuk menikah dengan orang yang baru dikenalnya. Ivy sampai terdiam karena kehabisan kata-kata.

Jonathan melempar sebuah map ke depan Ivy. Ivy menatap map itu tapi tidak segera mengambilnya karena masih bingung dengan situasinya sekarang.

“Itu surat perjanjian nikah kita. Kalau kau bersedia, saya juga akan memberikan bayaran untukmu dan memenuhi satu permintaanmu. Kamu bisa sebutkan permintaanmu itu padaku. Selama permintaanmu tidak berlebihan menurut saya, saya akan mewujdukannya!” kata Jonathan yang tidak ingin membuang-buang waktunya.

Ivy mengambil surat kontrak itu tapi ia tidak membukanya dan malah menatap Jonathan. “Sebelum tanda tangan, saya boleh baca lebih dulu kan?”

“Silakan. Jika ada yang ingin kamu tambahkan, katakan pada saya agar bisa saya pertimbangkan.”

“Baik,” Ivy pun membuka isi map itu dan membaca isi perjanjiannya.

“Saya berikan waktu satu menit untuk berpikir sambil membaca surat perjanjian itu. Pilihanmu hanya ada dua. Menikah atau masuk penjara!” kata Jonathan penuh ancaman.

Entah pernikahan ini adalah awal kebahagiaan untuk Ivy atau malah akan menjadi awal kesengsaraan tapi Ivy tidak ingin melewatkan kesempatan itu untuk balas dendam pada orang-orang yang telah meremehkannya. Mungkin saja, pria yang bernama Jonathan itu bisa membantunya untuk bangkit lagi. Namun sebelum memutuskannya, ia akan bertemu langsung dengan pria itu.

Semua isi perjanjian itu, sama sekali tidak ada masalah untuk Ivy. Hanya menjadi nyonya yang baik di rumah Jonathan baginya bukan masalah rumit. Ia bisa melakukannya. Semua isi perjanjian itu pun tidak membuatnya rugi karena ia tidak punya perasaan pada Jonathan. Terlebih ia mendapat uang lima puluh juta sebulan. Baginya itu sangat untung untuknya yang memang membutuhkan uang. Namun ada satu permintaannya yang harus dipenuhi Jonathan agar ia lebih semangat menjalankan perannya sebagai pengantin bayaran.

Akhirnya Ivy kembali menatap Jonathan dengan tatapannya yang penuh harapan pada Jonathan. “Baik, aku menerima tawaranmu. Namun, dengan satu syarat. Kamu harus membantuku membalaskan dendamku kepada mantan dan ibu tiriku.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status