Share

Bab 4

"Nona, persiapkan diri Anda sekarang karena saya akan menjemput Anda untuk melakukan fitting gaun pernikahan Anda nanti," ucap Danny.

Tiga hari setelah itu, Danny datang menjemput Ivy di sebuah rumah kontrakan yang disewa Ivy untuk tinggal sementara. Ivy kini berada di mobil yang dikendarai Danny.

“Setelah menikah, Anda tidak boleh tinggal di rumah kecil seperti itu Nona.”

“Iya aku tahu. Setelah menikah aku harus pindah ke rumah tuanmu. Jadi nggak usah khawatirkan masalah rumah yang kutinggali sekarang.”

Danny diam dan hanya fokus menyetir mobilnya. Sekitar dua puluh menit lebih, mereka sampai di sebuah butik ternama di Kota Jakarta. Ivy turun dari mobil dan masuk ke dalam butik, didampingi oleh Danny. Di dalam, banyak pelanggan toko butik tetapi, Ivy tetap disambut baik oleh salah satu pelayan toko di sana. Bahkan Manajer di dalam langsung menyambut mereka dengan sopan, dan langsung mengantar Ivy ke sebuah kamar ganti di mana gaun pengantinnya sudah tersedia untuk dipakai.

“Silahkan di coba Nyonya!” kata pelayan butik memberikan gaun pengantin itu pada Ivy.

Ivy mengambilnya dan masuk ke kamar ganti didampingi pelayan butik itu untuk membantu Ivy memakai gaunnya. Menit berikutnya, Ivy keluar dari dalam dan menunjukkannya di depan Danny.

“Bagaimana Danny?” tanya Ivy sambil berputar-putar serta tersenyum pada Danny.

Danny yang kaku, menatap datar Ivy yang berputar-putar di depannya. “Sudah bagus nyonya!”

Di saat yang sama, seorang perempuan masuk ke butik itu dan perempuan itu adalah Naomi-kakak tiri Ivy yang datang mencoba gaun malam untuk pesta penyambutannya.

Ivy tampak kaget melihat orang yang ia benci ada di sana. Bahkan ia yang tadinya tersenyum seketika berubah dingin menatap perempuan itu.

“Ivy! Sedang apa kau di sini?” tanya Naomi dan sejenak ia menatap Ivy yang memakai gaun pengantin. Hal itu membuat Naomi menghina dan menertawakan Ivy, “sepertinya kau sudah tidak waras Ivy. Kau memakai gaun pengantin padahal, kau sudah gagal menikah dengan Reno dan Reno tidak akan menikahimu karena dia memilih ibuku.”

Untuk saat ini, Ivy tidak ingin cari masalah karena ingin pernikahan kontraknya berjalan lancar hingga ia membiarkan penghinaan Naomi. Ivy memilih masuk kembali ke ruang ganti. Namun, Naomi masih belum puas untuk menghina dan mempermalukan Ivy.

"Hai pelayan! Aku mau gaun yang dipakai wanita itu. Aku bisa memberikanmu bayaran dua kali lipat dari yang dia berikan!" kata Naomi dengan sikapnya yang arogan dan angkuh pada pelayan butik itu.

"Maaf Nona! Gaun yang dipakai nona itu, sudah dipesan sebelumnya. Kami tidak bisa memberikannya pada nona, walaupun nona memberikan kami bayaran lebih!"

"Aku pelanggan VIP kalian. Aku selalu datang membeli dan menyewa gaun di sini tapi kalian malah mengabaikanku. Kalian tahu akibatnya kalau mengabaikanku, hah. Toko kalian tidak akan mendapat pelanggan lagi." Begitu sombongnya sampai Naomi bicara mengancam pelayan toko yang hanya menjalankan tugasnya.

"Sekali lagi maafkan kami Nona!" Pelayan butik itu tampak takut hingga ia menundukkan kepalanya di depan Naomi.

"Sepertinya kau tidak tahu siapa aku. Aku Naomi, artis yang sekarang terkenal di kota ini. Kau akan menyesal karena telah menyinggungku!"

Ucapan sombong Naomi memang membuat pelayan itu takut tapi itu tidak berpengaruh untuk si pelayan toko butik yang lebih mengutamakan pekerjaannya. Terlebih pelayan itu bahwa orang yang memesan gaun itu adalah Jonathan Graham, CEO paling berpengaruh di kota ini melebihi pengaruhnya seorang artis.

"Maaf Nona!"

Naomi tidak ingin menyerah sebelum mempermalukan Ivy. Apalagi ia memang sudah terbiasa mengambil apapun yang dimiliki Ivy. Karena tidak mendapat bantuan pelayan itu untuk mendapatkan gaun itu hingga Naomi sendiri mendatangi Ivy yang baru saja keluar dari ruang ganti.

"Apa lagi masalahmu Naomi?" tanya Ivy dengan tegas dan dengan tatapannya yang tajam pada Naomi.

Naomi tersenyum miring menatap Ivy. Dari tatapannya, terlihat begitu meremehkan Ivy. "Kau akan berakhir malu hari ini, Ivy, Aku akan membuatmu tidak mau menunjukkan wajahmu lagi di depan umum."

Kemudian Naomi melihat semua pelanggan yang ada di sana. "Semuanya dengar. Wanita di depanku ini adalah Ivy yang baru saja meninggalkan tunangannya demi menikah dengan pria tidak pantas yang tidak jelas asal usulnya."

Orang-orang di sana menatap hina ke arah Ivy. Ivy yang melihat pandangan mereka, benar-benar sangat malu. Terlebih mendengar bisikan mereka yang menghinanya. Ekspresi Naomi senang melihat Ivy malu tapi itu masih belum cukup untuk mempermalukan Ivy.

"Jangan memutarbalikkan fakta Naomi! Kamu jelas tahu apa yang terjadi padaku. Itu semua karena ibumu yang tidak punya rasa malu," ucap Ivy geram.

Naomi kesal mendengar balasan Ivy. "Kau benar-benar wanita yang sangat bodoh Ivy. Kau menyalahkan ibuku. Padahal yang salah itu kau yang meninggalkan tunanganmu sendiri demi laki-laki tidak jelas."

"Pria tidak jelas yang kau maksud itu adalah aku!" Terdengar suara bariton seorang pria yang membuat semua orang menoleh ke asal suara itu.

Naomi terkejut mengenal sosok pria itu. "Jonathan Graham!"

"Ivy, ayo keluar dari tempat ini. Tempat ini tidak cocok untukmu, Kita cari butik yang jauh lebih bagus dari ini," ucap Jontahan dengan dingin dan arogan.

Tanpa mengatakan apapun, Ivy keluar bersama Jonthan, meninggalkan semua orang yang terkejut melihat kedatangan Jonthan.

"Kenapa Ivy bisa mengenal Jonthan?" gumam Noami penuh tanya dikepalanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status