Share

Bab 4

Author: Lilia
Pedagang senjata itu mulai menyombong di mana-mana dan membual bahwa putrinya akan segera menjadi nyonya besar dan tampil seperti ratu di setiap pesta gala. Para pebisnis itu hanya memahami uang, mereka sama sekali tidak paham makna sebenarnya dari kekuasaan. Mereka ribut dan berisik, yakin sudah memenangkan segalanya.

Di sebuah pesta pribadi, pedagang senjata itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Apa sih artinya keluarga-keluarga tua itu? Bisakah mereka menyaingi bisnis senjataku? Jaringanku mencakup seluruh Arvendel. Bahkan Bos Johan pun harus mempertimbangkan pengaruhku. Alexander menikahi putriku adalah sebuah kehormatan besar bagi mereka."

Kabar itu dengan cepat sampai ke telinga ayah Alexander. Kudengar dia menghancurkan beberapa vas antik di ruang kerjanya. Pada akhirnya, Isabela yang menenangkan keadaan, dengan ekspresi dingin berkata, "Sudahlah. Alexander bukan darah dagingku. Jika dia ingin menghancurkan masa depannya sendiri, aku tak bisa menghentikannya."

Aku tidak punya waktu untuk memikirkan gosip luar. Aku sibuk menyiapkan barang-barang untuk pernikahanku dengan Bos Johan.

Aku membawa Maya ke Bentara Klasik, butik perhiasan antik paling eksklusif di kota. Kudengar mereka baru saja mendapatkan koleksi perhiasan abad ke 18. Bos Johan adalah kolektor benda antik, aku pikir sepotong perhiasan bersejarah akan menjadi hadiah pernikahan yang pantas. Dia pasti menghargai perhatian semacam itu.

Aku baru saja berkata pada pelayan toko, "Tolong tunjukkan kalung zamrud itu."

Sebelum pelayan sempat menjawab, suara angkuh terdengar dari belakangku. "Kemas semua kalung antik ini. Aku beli semuanya."

Aku menoleh dan ternyata orang itu adalah Kiara. Dia mengenakan jaket kulit merah menyala, menggenggam kunci mobilnya, sambil menyunggingkan senyum mengejek padaku. "Oh, ternyata Alana. Maaf, tapi aku sudah memutuskan aku mau ini."

Aku tersenyum tipis. Putri dari orang kaya baru seperti dia mungkin sama sekali tidak tahu nilai sebenarnya dari benda-benda antik ini.

Aku memberi isyarat sopan. "Ada aturan tak tertulis di kalangan kami. Untuk perhiasan dengan tingkat ini, toko hanya menerima pembayaran dengan wesel bank resmi. Kalau Nona Kiara bisa menunjukkannya, silakan saja, semuanya jadi milikmu."

Kiara mengeluarkan cek dua puluh dua miliar rupiah dari tas Hermes-nya dan menepukkannya ke meja. "Ambil saja sisanya."

Beberapa sosialita lain yang sedang menunggu untuk melihat perhiasan itu langsung menahan tawa.

"Ya Tuhan, apa dia pikir dua miliar rupiah cukup untuk beli seluruh koleksi antik Bentara Klasik?"

"Dia beruntung kalau jumlah itu cukup untuk beli kait kalungnya saja."

"Kupikir calon istri pewaris keluarga pasti punya dana lebih besar. Ternyata segitu saja nilainya."

Wajah Kiara langsung tegang, pipinya memerah. Dia menatap pelayan yang tampak gelisah. "Berapa harga semuanya?"

Pelayan itu mengusap keringat di dahinya. "Totalnya... dua puluh lima miliar rupiah."

Kiara membanting tangannya ke meja. "Apa kalian sedang merampokku? Berani-beraninya kalian minta sebanyak itu untuk beberapa kalung tua? Mau aku suruh Alexander menutup toko ini?!"

Pelayan itu gemetar. "Nona Kiara, mohon maaf. Semua ini perhiasan antik tak ternilai, harganya sudah sesuai. Kami tidak berani menaikkan harga."

Aku berbicara dengan tenang, "Nona Kiara, Anda jadi beli atau tidak? Jika tidak, silakan menyingkir. Masih ada yang menunggu."

Wajah Kiara memerah padam. Ia menunjukku dengan jari gemetar. "Kamu! Kamu sengaja lakukan ini untuk mempermalukanku! Alana, kamu kalah merebut pria dariku, sekarang kamu main cara licik seperti ini!"

Aku hendak menjawab ketika Alexander menerobos masuk ke dalam toko. Dia langsung melindungi Kiara di belakangnya, menatapku dengan mata sedingin es.

"Alana, Kiara tidak seperti kamu. Dia tidak paham aturan rumit dunia sosialmu. Mempermalukannya di depan umum tidak akan mengubah apa pun. Aku tetap tidak akan menikahimu."

"Kiara polos, murni seperti anak kecil. Mana bisa dia menghadapi tipu muslihatmu? Apa kamu puas menjebaknya begini?"

"Semakin kamu berbuat seperti ini, semakin aku jatuh hati padanya. Alana, apa begini cara wanita dari keluarga terhormat bersikap? Menghabiskan tenaganya hanya untuk menyerang Kiara?"

"Kamu benar-benar mengecewakanku. Dengan sikapmu sekarang, kamu bahkan tidak pantas jadi selirku."

"Aku sebenarnya sempat mempertimbangkannya. Setelah aku nikah dengan Kiara, aku sempat berpikir akan menjadikanmu selirku, supaya kamu tetap punya tempat. Tapi sekarang, aku sadar itu sama sekali tidak perlu."

Ucapan Alexander membuat seluruh toko perhiasan terdiam. Semua orang menatapnya, tak percaya pewaris keluarga itu bisa mengucapkan kata-kata yang begitu menghina di depan umum.

Aku bisa merasakan tatapan dari segala arah, antara rasa kasihan dan ejekan, tapi aku tetap berdiri tenang, keanggunanku jadi perisai yang tak tergoyahkan.

Tepat saat itu, suara pria dingin dan berwibawa terdengar dari belakangku.

"Siapa tadi..." Suaranya berat, setiap kata mengandung hawa dingin dan otoritas. "Yang ingin menjadikan tunanganku sebagai selirnya?"

Begitu suara itu terdengar, seluruh ruangan langsung membeku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Bos Mafia   Bab 8

    Setelah dipermalukan di depan umum, Kiara menjadi bahan tertawaan kalangan elit kota.Aku jarang sekali mengunjungi klub eksklusif di pusat kota, tapi kali itu aku tak sengaja bertemu dengannya. Ia mengenakan setelan Chanel mewah, rambutnya dipenuhi perhiasan berkilau. Sosok perempuan liar dan bebas beberapa bulan lalu sudah hilang, digantikan oleh seseorang yang mati-matian berusaha terlihat seperti bangsawan.Ia tersenyum dengan puas. "Lihat sendiri, Alana. Akhirnya aku yang menang. Alexander tetap menikahiku. Aku istrinya sekarang.""Kamu selalu meremehkanku, kan? Karena aku bukan debutan terhormat sepertimu. Tapi sekarang, siapa di kota ini yang berani bilang aku tidak pantas untuk Alexander?""Aku tahu kalian semua berbisik di belakangku, menyebutku tidak tahu malu karena menikah buru-buru. Terus? Sekarang aku yang berada di atas dan kalian semua di bawahku."Aku menatapnya lama, melihat betapa menyedihkannya obsesi itu, rasa haus pengakuan yang sudah jadi penyakit."Kiara," katak

  • Pengantin Bos Mafia   Bab 7

    Dia terhuyung mundur, suaranya penuh keputusasaan. "Tapi seluruh kota mengatakan bahwa Alexander ingin menikahimu! Dia menemui ayahnya dan berlutut semalaman, hanya untuk batalkan pertunangannya denganku!""Lalu aku ini apa? Aku sudah menyewa pelatih etiket. Aku belajar semua aturan konyolmu. Tapi dia tetap menyebutku kasar. Aku jadi bahan tertawaan semua perempuan sosialita itu. Mereka bilang aku tak pantas jadi istri pewaris.""Dia sendiri yang bilang dia menyukai kepribadianku yang liar, bahwa dia menyukai bagaimana aku berbeda dari kalian para debutan yang kaku dan membosankan. Sekarang dia bilang aku tak punya sopan santun dan membuat malu. Apa itu adil?"Dia semakin gelisah, matanya menatapku dengan kebencian yang dalam. "Itu semua salahmu! Ini semua ulahmu! Rencana jahat menikah dengan pria tua hanya untuk menarik perhatian Alexander. Dia hanya membenciku karena kamu. Kalau kamu mati, dia pasti mencintaiku! Dia tidak akan membatalkan pernikahan kami!"Tangannya tiba-tiba meraih

  • Pengantin Bos Mafia   Bab 6

    Johan mengajakku berkeliling kota, dan saat kami kembali ke kediaman Keluarga Mahendra, senja sudah menyelimuti."Istirahatlah," katanya lembut. "Aku akan suruh pengacara mengirimkan kontrak pernikahan resmi besok."Aku menatap Rolls Royce-nya yang perlahan menghilang di balik gelap malam sebelum berbalik menuju rumah. Tepat saat aku hampir mencapai beranda, sebuah tangan tiba-tiba muncul dari balik bayangan dan mencengkeram lenganku."Alana, kamu tidak boleh menikah dengannya."Ternyata Alexander.Aku segera menarik lenganku. "Alexander, pertunangan kita sudah berakhir. Tidak pantas kamu menyentuhku lagi."Dia melangkah lebih dekat, memojokkanku ke arah pagar batu. "Johan pernah tertembak bertahun-tahun lalu. Dokter bilang tubuhnya tidak akan bertahan lama. Apa kamu mau menikahinya hanya untuk menjadi janda?"Plak! Suara tamparanku menggema di udara sore yang hening. Aku benar-benar marah."Beraninya kamu. Sekalipun kamu pewaris keluarga, kamu tidak punya hak berkata seperti itu! Joha

  • Pengantin Bos Mafia   Bab 5

    Suara itu menembus seluruh toko, membuat udara seakan membeku.Aku menoleh perlahan. Johan berdiri di ambang pintu. Dia mengenakan jas gelap, dibuat khusus, sederhana tanpa hiasan, namun memancarkan otoritas yang membuat semua orang diam. Dua pengawal berdiri di sampingnya, tapi mereka tetap di luar saat dia melangkah sendiri masuk ke toko.Tatapannya menyapu seluruh ruangan, dingin dan penuh penilaian, sebelum akhirnya jatuh padaku, memancarkan intensitas yang sulit aku pahami.Kerumunan membuka jalan baginya seperti laut yang terbelah, memberi jalur saat dia melangkah ke arahku. Dia berhenti di sisiku, matanya jatuh pada kalung zamrud di atas meja. "Kamu suka yang ini?"Ini pertama kalinya aku sedekat ini dengannya. Rumor menggambarkan dia sebagai pria dingin dan kejam, tapi berdiri di hadapanku sekarang, aku merasakan ketenangan yang dalam dan tak tergoyahkan memancar darinya. Pipiku sedikit memerah saat aku menjawab pelan, "Aku berencana membelinya untukmu, Johan."Senyum tipis men

  • Pengantin Bos Mafia   Bab 4

    Pedagang senjata itu mulai menyombong di mana-mana dan membual bahwa putrinya akan segera menjadi nyonya besar dan tampil seperti ratu di setiap pesta gala. Para pebisnis itu hanya memahami uang, mereka sama sekali tidak paham makna sebenarnya dari kekuasaan. Mereka ribut dan berisik, yakin sudah memenangkan segalanya.Di sebuah pesta pribadi, pedagang senjata itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Apa sih artinya keluarga-keluarga tua itu? Bisakah mereka menyaingi bisnis senjataku? Jaringanku mencakup seluruh Arvendel. Bahkan Bos Johan pun harus mempertimbangkan pengaruhku. Alexander menikahi putriku adalah sebuah kehormatan besar bagi mereka."Kabar itu dengan cepat sampai ke telinga ayah Alexander. Kudengar dia menghancurkan beberapa vas antik di ruang kerjanya. Pada akhirnya, Isabela yang menenangkan keadaan, dengan ekspresi dingin berkata, "Sudahlah. Alexander bukan darah dagingku. Jika dia ingin menghancurkan masa depannya sendiri, aku tak bisa menghentikannya."Aku tidak punya

  • Pengantin Bos Mafia   Bab 3

    Isabela mengibaskan tangannya dengan sikap meremehkan. "Aku mengerti. Aku akan bicara dengan ayahmu. Sekarang pergilah kalian berdua."Dengan senyum lebar, Alexander menarik Kiara keluar dari ruangan. Isabela menoleh ke arahku. "Alana, bersiaplah, kamu akan menerima kabar resmi di rumah keluargamu dalam beberapa hari."Ibu dan aku melangkah keluar dari kediaman itu. Tepat saat kami sampai di mobil, Alexander menyeberang di depan kami.Dia menghadapiku, wajahnya memerah karena marah. "Apa yang kamu katakan pada ibuku? Aku bilang padamu, Kiara dan aku sudah bertukar cincin pertunangan. Jangan sampai terlintas di pikiranmu untuk memisahkan kami!""Aku akan suruh seseorang ambil cincin yang kuberikan padamu. Aku tahu kehilangan posisi sebagai istri pewaris adalah sebuah pukulan, jadi aku akan mengirim perhiasan sebagai pengganti. Tapi kamu dilarang mengganggu aku atau ibuku lagi."Aku menarik lenganku dari genggamannya. "Alexander, apa kamu benar-benar percaya bahwa aku, Alana Mahendra, sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status