Short
Perceraian Aku dan Kakak Kembarku

Perceraian Aku dan Kakak Kembarku

By:  GinaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
6Chapters
908views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku dan kakak kembarku menikah dengan saudara kembar dari keluarga bermartabat pada waktu yang sama. Dia menikah dengan kakak laki-laki Leo, yang merupakan seorang hakim federal, sementara aku menikah dengan adik laki-lakinya Sam, yang merupakan seorang dokter bedah. Ketika aku dirawat di rumah sakit untuk melindungi janinku, aku malah diculik perampok dan ditahan untuk minta tebusan. Perampok menggunakan ponselku untuk menghubungi suamiku Sam. Tapi dalam 32 kali panggilan, semuanya ditolak. Akhirnya perampok itu sangat marah sehingga memukul perutku dengan tongkat bisbol untuk melampiaskan amarahnya. Aku mencoba melindungi bayi di dalam perutku, tetapi aku tetap kehilangan anakku. Perampok itu akhirnya menelepon Sam dan setelah panggilan tersambung, Sam berteriak, “Annie hampir keguguran, aku hanya menemaninya untuk pemeriksaan, bisakah kamu berhenti menelepon dan mencoba menarik perhatianku!” Perampok yang melihat bahwa mereka tidak bisa mendapatkan uang tebusan, mengikatku dan melemparku ke kolam renang untuk melampiaskan amarah mereka sebelum pergi. Ketika aku hampir mati, kakak datang untuk menyelamatkanku. Melihat aku yang keguguran dan hampir meninggal, dia buru-buru menelepon suaminya yang merupakan seorang hakim. Namun, yang didapat adalah pesan suara dingin, "Sedang membantu Annie menghukum pembunuh yang hampir menyebabkan kegugurannya, mohon jangan ganggu." Saat ingin menelepon polisi, ponsel kehabisan baterai. Kakak terpaksa mengendarai mobil dan membawaku pergi. Namun dalam perjalanan pulang, badai salju tiba-tiba melanda, terjadi tanah longsor dan mobil pun mogok. Akhirnya kami tidak dapat bergerak maju dan terjebak di dalam mobil serta menggigil kedinginan. Untungnya, patroli hutan menemukan kami tepat waktu, jadi aku dan kakak tidak mati kedinginan. Setelah tersadar di rumah sakit, reaksi pertamaku dan kakak adalah kami ingin bercerai bersama.

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah sadar, aku terbaring di ranjang rumah sakit, seluruh tubuhku terasa sakit.

Terutama perut bagian bawahku, terasa kosong, membuatku sadar bahwa anakku telah tiada.

Aku mengambil ponselku dan mengirim pesan kepada Sam Arifin.

[Anak kita telah tiada.]

Aku menunggu balasannya, tetapi ponselku tidak kunjung berdering.

Aku mengiriminya pesan lagi: [Ayo kita bercerai.]

Dia masih tidak membalas, hingga beberapa jam kemudian dia menelepon kembali.

Aku mengangkat telepon, tetapi malah terdengar suara lembut Annie Ananta.

“Lucy Gendara, kamu jangan marah, rumah sakit tiba-tiba diserang perampok, aku terluka dan tidak ketemu seorang pun yang bisa bantu, jadi aku minta Sam untuk menemaniku melakukan pemeriksaan.”

“Aku yang tidak mempertimbangkan dengan baik, jangan bercerai dengannya karena ini, Sam masih sangat mencintaimu, jika kamu melakukannya, dia akan sedih.”

Sebelum aku sempat membuka mulutku, telepon direbut oleh Sam, ketidaksabaran dalam nada bicaranya hampir meluap.

“Lucy, bisakah kamu tidak terus menerus pakai anak dan perceraian untuk bahas masalah? Kamu tidak merasa itu sangat kekanakan?”

“Kamu itu gampang banget cemburu. Annie terkejut, jadi kandungannya tidak stabil, makanya aku menemaninya untuk pemeriksaan, bisakah kamu sedikit bersimpati?!”

Sambil berbicara Sam semakin marah dan meraung di ujung telepon.

Aku pun tercengang, air mata mengalir di sudut mataku.

“Sam, aku tidak bohong, anak kita benar-benar telah tiada.”

“Ketika perampok menyerang rumah sakit, aku diculik oleh mereka, mereka membuatku kehilangan anak demi balas dendam padamu.”

Aku tercekat dan mencoba membuatnya percaya padaku.

Tapi Sam hanya mencibir.

“Lucy, kebohonganmu semakin tidak masuk akal. Aku tadi sudah tanya ke unit perawatan intensif, dokter bilang, kamu baik-baik saja, tidak terpengaruh oleh perampok! Biar kuberi tahu ya, aku masih sibuk temani Annie untuk pemeriksaan kehamilannya, jangan ganggu aku jika tidak ada hal penting!”

Suara bujukan Annie pun terdengar dari telepon, “Sam, jangan marah pada Lucy, dia berbohong hanya agar kamu lebih peduli padanya.”

Sam berkata dengan tidak sabar, “Kamu jangan membelanya. Bisa-bisanya dia pakai alasan anaknya sudah tiada untuk menarik perhatianku, dia sungguh tak pantas jadi ibu!”

“Jangan pedulikan dia! Aku mau lihat bagaimana dia bisa bersikap saat tidak ada yang peduli padanya!”

Setelah selesai berbicara, dia menutup telepon.

Aku duduk di ranjang dengan linglung, ponsel terlepas dari tanganku.

Aku dan kakak berbaring di kamar pasien yang sama, dia melihatku melamun dan memelukku dengan rasa kasihan.

“Lucy, maafkan aku, aku salah. Aku seharusnya tidak menyetujui hubunganmu dengan Sam, apalagi membiarkanmu nikah dengannya! Dia itu bajingan!”

Kakak memelukku sambil meneteskan air mata dan mengumpat dengan sangat marah.

Dia tahu betapa sedihnya aku, aku telah mencoba program bayi tabung puluhan kali sebelum akhirnya hamil. Karena khawatir akan terjadi sesuatu, jadi aku dirawat di rumah sakit untuk melindungi janin sejak aku hamil. Namun, tidak disangka, akhirnya aku tetap kehilangan dia.

Hatiku terasa seperti teriris pisau, sangat sakit hingga aku tidak bisa bernapas.

Sam tidak tahu bahwa saat dia menemani Annie untuk pemeriksaan karena dia terkejut, aku sedang disiksa oleh para perampok.

Anakku pun meninggal.

Setelah lebih dari tiga puluh panggilan telepon tetapi tidak berhasil, gerombolan yang marah mulai memukuli tubuhku dengan tongkat baseball.

Aku mendengar gerombolan itu memukuliku dan mengumpat, “Jika Keluarga Arifin tidak menggunakan konspirasi untuk buat perusahaanku bangkrut, gimana mungkin aku bisa berutang miliaran dolar kepada pihak luar negeri!”

“Jika suamimu tidak membayar tebusan dua triliun dolar hari ini, aku akan membunuhmu dan anak dalam perutmu!”

Aku pun menghela napas lega, ternyata hanya trik untuk mendapatkan uang? Suamiku punya uang!

Setelah mereka menyiksaku, mereka menelepon Sam untuk terakhir kalinya.

Di ujung telepon dia dengan marah menyalahkanku, “Sudah kubilang aku tidak punya waktu untuk tipuanmu sekarang!”

“Annie terkejut dan terancam keguguran, jadi aku sedang menemaninya untuk pemeriksaan! Jika kamu cukup bijaksana, sebaiknya kamu diam saja dan jangan mengganggu!”

Para perampok itu melihat bahwa mereka tidak bisa mendapatkan uang tebusan, jadi mereka memukul dan menendangku seperti orang gila dan aku langsung pingsan.

“Sam menghancurkan keluargaku! Hari ini aku akan membuatnya juga merasakan kehilangan istri dan anaknya!”

Akhirnya, mereka melemparku ke kolam renang yang dingin dan aku sekarat.

Jika kakak tidak menemukanku tepat waktu, aku mungkin sudah meninggal di kolam renang yang dingin.

Saat ini ponsel kakak tiba-tiba berdering, membuyarkan lamunanku.

Itu adalah telepon dari suami kakak yang seorang hakim federal, Leo Arifin. Ketika telepon tersambung, suara dingin Leo terdengar.

“Lily, kenapa kamu bantu adikmu berbohong, bilang bahwa anaknya sudah tiada dan menghasut adikmu untuk telepon dan menuduh Annie melakukan kesalahan? Apa kamu tidak tahu dia hamil? Kenapa kamu malah mempersulit seorang wanita hamil!”

“Lalu, kendalikan adikmu, jangan biarkan dia terus-menerus bilang mau cerai, pernikahan bukanlah hal yang bisa dipermainkan!”

“Dan kamu, aku sudah bilang, aku sedang mendengarkan kasus Annie di pengadilan, kenapa kamu terus telepon? Jika perkembangan kasus ini terhambat, apa kamu bisa bertanggung jawab? Dasar tidak bisa bedakan prioritas!!”

“Kalian dua bersaudara benar-benar merepotkan!”

Kakak pun tercengang, dia mencoba menjelaskan, tetapi Leo sudah menutup telepon.

Kakak menahan air matanya, memegang tanganku dan mencoba menghiburku. Kami saling memandang dalam diam dan melihat kekecewaan di mata masing-masing.

Aku menderita sakit yang tidak tertahankan karena Sam, tetapi dia bahkan tidak mau mendengarkan penjelasanku.

Pernikahan ini mungkin sudah salah sejak awal.

Sam dan Leo, mereka sama sekali tidak mencintai kami, orang yang mereka sayangi di hati mereka selalu adalah Annie.

Saat itu, Annie pergi ke luar negeri dan meninggalkan kedua saudara kembar itu, kebetulan saat itu aku dan kakak muncul dan mereka menikahi kami berdua.

Lalu belum lama ini, ketika Annie kembali, mereka mulai memperhatikannya dan mendekatinya.

Demi lebih gampang untuk menjaga Annie, Sam dan saudaranya bahkan membelikannya rumah baru di sebelah rumah pernikahan kami.

Mereka juga menyediakan pembantu pribadi untuk mengurus hidupnya.

Dari kedua saudara itu, yang satu seorang hakim federal sibuk mengurus sendiri kasus kecil Annie, yang satunya seorang dokter bedah terkenal, demi diet sehat Annie, dia memasak sendiri makanan bergizi.

Namun malah mengabaikan kami berdua, tidak peduli dan bahkan bersikap dingin.

Aku dan kakak berpelukan dan menangis, hati kami penuh penyesalan dan rasa sakit.

“Apa gunanya pernikahan seperti ini?”

Suara kakak tercekat dan air matanya menetes di punggung tanganku, panas dan membakar.

Pernikahan kami sejak awal adalah sebuah lelucon.

Sekarang, saatnya mengakhiri lelucon ini.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status