Home / Romansa / Pengantin Dadakan Sang Mafia / Bab 65. Aku Sangat Terharu

Share

Bab 65. Aku Sangat Terharu

Author: Lafiza
last update Last Updated: 2025-08-09 17:40:16

“Helena temanku.” Anna menjawab hampir tanpa berpikir. Mereka baru saja menjadi teman beberapa jam yang lalu. Adam yang mengenalkan mereka. Itu jawaban yang jujur, meski terasa aneh mengucapkannya karena persahabatan mereka memang masih sangat baru.

“Apa hubungannya dengan kakek?” Felix terus bertanya, nada suaranya semakin menuntut.

Anna merasa sedang diinterogasi. Situasi ini membuatnya tidak nyaman. Dia melepaskan bando di kepala dengan gerakan yang sedikit kasar dan mengembalikannya ke dalam tas belanja yang masih tergeletak di meja.

“Mereka juga berteman. Tapi kenapa kau tidak bertanya langsung pada kakek? Mungkin kau akan menemukan jawaban yang lebih baik.” Anna mencoba mengalihkan sasaran pada Adam. Dia tidak menyukai berada dalam tekanan seperti ini. Berhadapan dengan Felix, dia hanya bisa membuat jawaban yang ambigu karena otaknya tidak bekerja dengan jernih.

Bersiap pergi dari hadapan Felix menuju kamar mandi untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lainnya, Anna dihentikan l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Razee
Ceritanya seru banget ni kak. Selalu ngakak tiap baca ceritanya.. hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 70. Pekerjaan dengan Gaji Bagus

    Sore hari Thomas menelepon, menanyakan kemungkinan Anna akan datang atau tidak ke pesta nanti malam. Saat itu Anna sedang berguling-guling di tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar dengan bosan. Felix belum pulang dari kantor.“Aku tidak bisa.” Anna memberitahu dengan sedih sambil menghela napas panjang. “Ada sesuatu yang harus kulakukan.”Thomas pikir ini mengenai pekerjaannya yang tidak bisa ditinggalkan. Dia tahu Anna adalah gadis yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.“Biarkan aku menjemputmu di tempat kerja. Aku akan memintakan izin untukmu.” Thomas memberi usul ini karena dia pernah beberapa kali pergi ke tempat Anna bekerja dulu dan mengenal pemilik kafenya dengan baik. “Selly pasti akan memberikan izin jika aku yang meminta.”“Oh, tidak. Bukan itu.” Anna sedikit bimbang untuk memberitahu sambil menggigit bibir bawahnya. “Sebenarnya, aku sudah berhenti bekerja di sana.”“Kau bekerja di tempat lain? Pekerjaan baru? Di mana?” Beruntun pertanyaan Thomas padanya den

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 69. Tuhan Akan Selalu Berada di Pihak yang Benar

    Sebelum kelas terakhir yang dimulai setelah makan siang, Anna dan Silvia pergi ke kantin universitas yang ramai. Dorothy muncul dari arah berlawanan dengan langkah yang terlihat tergesa-gesa, diikuti oleh dua temannya yang setia. Seperti memiliki janji temu, keduanya meletakkan makan siang di meja yang sama nyaris bersamaan. Dorothy yang diikuti dua temannya melotot pada Anna dengan tatapan penuh kebencian yang tak disembunyikan.Anna mengangkat bahu dengan acuh tak acuh. Rupanya, mereka memang ditakdirkan bertemu setiap hari."Jangan kau kira setelah mendapatkan pengacara Stewart, aku akan mundur. Bermimpilah." Dorothy mencengkeram tas tangannya erat-erat sambil berbicara dengan suara yang bergetar menahan amarah. Dia membenci hari ketika dia hampir melihat kehancuran Anna, tiba-tiba pengacara yang dia miliki mengundurkan diri dari persidangan hanya karena lawan mereka adalah seorang master di bidang hukum."Dan enyah dari sini. Meja ini milik kami." Teman Dorothy yang memakai dre

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 68. Aku Mengkhawatirkan Penglihatanmu yang Buruk

    “Masalah apa? Tidak akan ada masalah. Apa kau tidak dengar kalau Felix akan mengurus semuanya?” Adam mengingatkan Anna sambil mengangkat cangkir kopinya.“Apa maksudmu dengan mengurus semuanya?” Anna bertanya pada Felix dengan nada was-was. Matanya memandang suaminya dengan cemas. “Kau tidak akan menembak seseorang kan?”Bukti dan saksi sudah lengkap. Apakah pengacara Stewart bisa membuat keajaiban? Atau Felix memang berencana menggunakan cara yang lebih drastis?“Kalau perlu.” Adam yang menjawab dengan santai. “Jangan terlalu dipikirkan.”Anna hampir tersedak jus jeruknya. “Oh, baiklah. Aku harap tidak perlu ada yang mati. Mereka cuma orang-orang bodoh yang kebetulan memiliki banyak uang.” Anna berkata khawatir sambil mengelap mulutnya dengan serbet. Dia mencoba mengalihkan pembicaraan. “Kakek, kapan kita pergi ke taman hiburan lagi?”Adam langsung merasakan sakit kepala yang familiar. Sejujurnya, dia tidak pernah ingin kembali ke tempat itu. Berbeda dengan Anna yang seperti ikan men

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 67. Seseorang Menyebut Isterimu Jalang kecil

    Adam mengernyit melihat pemandangan itu. Dia melirik pada Felix yang menikmati sarapannya dengan tenang, seolah tidak peduli dengan tingkah laku istrinya.“Aku sudah memberinya kartu hitam di hari pertama dia tiba. Jangan menatapku seperti itu.” Felix memperingatkan tanpa mengangkat kepala dari piringnya. Suaranya datar namun mengandung ancaman.“Kakek, jangan menyalahkan suamiku. Dialah yang kemudian mengirim pengacara Stewart untukku. Pengacara dari keluarga gadis manja itu langsung kabur setelah melihatnya.” Anna tertawa geli mengingat ekspresi ketakutan Joseph Collins. Tawanya yang renyah memenuhi ruang makan.Di satu sisi, Garret dan seorang pelayan yang bersiap untuk membantu para majikan dengan sarapannya, diam-diam menyimak pembicaraan dengan topik terbaru itu.Felix yang sedang memotong telurnya berhenti sejenak. Pisaunya terhenti di udara. Matanya melirik Anna sebentar sebelum kembali fokus pada makanannya, tapi telinganya jelas mendengarkan percakapan ini dengan seksama.Se

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 66. Kemarin Aku Merasa Kacau

    Pagi hari di ruang makan keluarga Harrington berlangsung seperti biasa. Adam sudah duduk di kursinya sambil memeriksa ponselnya, sesekali mengetikkan balasan di aplikasi pesan dengan jarinya yang keriput. Dia akan menyesap kopi hitamnya yang masih mengepulkan uap tipis, aroma pahit yang khas memenuhi udara pagi.Felix masuk ke ruang makan dengan langkah tegap. Setelan tiga potongnya yang berwarna abu-abu gelap membuatnya terlihat seperti baru keluar dari majalah mode. Kemeja putihnya tanpa kerut, dasi sutra yang diikat sempurna, sepatu kulit hitam yang mengkilap. Wanita mana pun yang melihatnya akan langsung memimpikan tidur dengannya. Dia mengambil tempat duduk di ujung meja tanpa banyak bicara, seperti kebiasaannya. Beberapa menit kemudian, Anna muncul dengan rambut dikuncir ke belakang yang sedikit berantakan. Beberapa helai rambut lepas dan menggantung di sisi wajahnya. Dia mengenakan kaus berwarna kuning cerah dan jeans seperti biasa yang membuatnya terlihat seperti siswi SMU. S

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 65. Aku Sangat Terharu

    “Helena temanku.” Anna menjawab hampir tanpa berpikir. Mereka baru saja menjadi teman beberapa jam yang lalu. Adam yang mengenalkan mereka. Itu jawaban yang jujur, meski terasa aneh mengucapkannya karena persahabatan mereka memang masih sangat baru.“Apa hubungannya dengan kakek?” Felix terus bertanya, nada suaranya semakin menuntut.Anna merasa sedang diinterogasi. Situasi ini membuatnya tidak nyaman. Dia melepaskan bando di kepala dengan gerakan yang sedikit kasar dan mengembalikannya ke dalam tas belanja yang masih tergeletak di meja.“Mereka juga berteman. Tapi kenapa kau tidak bertanya langsung pada kakek? Mungkin kau akan menemukan jawaban yang lebih baik.” Anna mencoba mengalihkan sasaran pada Adam. Dia tidak menyukai berada dalam tekanan seperti ini. Berhadapan dengan Felix, dia hanya bisa membuat jawaban yang ambigu karena otaknya tidak bekerja dengan jernih.Bersiap pergi dari hadapan Felix menuju kamar mandi untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan lainnya, Anna dihentikan l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status