Home / Romansa / Pengantin Dadakan Sang Mafia / Bab 7. Gadis Pengganggu

Share

Bab 7. Gadis Pengganggu

Author: Lafiza
last update Last Updated: 2025-07-03 12:59:40

Mendengar ucapan Dorothy, Anna langsung menghentikan langkah. Dia berbalik dan menghadap pada gadis itu. Wajahnya dipenuhi kemarahan.

“Siapa yang kau maksud jalang kecil?” Anna menyingsingkan lengan dressnya, siap bertarung. Biasanya dia hanya mengenakan kaus dan jeans. Hari ini dia menggunakan baju ini karena tidak ada pilihan lain. Dia juga tidak sempat menggantinya tadi saat pergi ke apartemennya.

Gadis Dorothy ini tidak pernah  berhenti mengganggunya. Alasannya terlalu tidak masuk akal. Hanya karena beberapa pria muda mengikuti Anna dan salah satunya adalah Thomas Blake, senior yang paling diminati setengah penghuni universitas berkelamin perempuan.

Semua tahu jika Dorothy telah mengikuti Thomas sejak awal semester. Tapi pria muda itu malah mengarahkan pandangan pada Anna. Hal itu tentu saja tidak bisa diterima oleh nona muda yang sombong ini.

 Dia merasa lebih baik dilihat dari sisi mana pun. Lagi pula, Anna hanyalah seorang mahasiswi yang mengandalkan beasiswa dari universitas, seorang gadis miskin yang tidak memiliki kualifikasi untuk dibandingkan dengan Dorothy.

Dorothy tertawa jijik. “Apa perlu diulangi lagi? Tentu saja itu kau. Kau sudah merayu banyak pria di kampus ini. Kau tentu saja melakukannya di luar sana. Kalau tidak, dari mana baju bagus yang kau kenakan? Aku penasaran, seperti apa pria yang sudah membelimu?”

Dia sempat melihat mobil SUV yang menurunkan Anna dan temannya. Tidak banyak orang yang bisa memiliki mobil dengan tingkat keamanan secanggih itu. Apakah itu seorang pria kaya berumur? Dorothy penasaran.

Suara gadis itu sengaja ditinggikan. Jelas ingin mempermalukan Anna.

Beberapa orang segera tertarik. Mereka menghentikan langkah di dekat gadis-gadis itu.

“Dan siapa gadis asing ini? Kami tidak pernah melihat sebelumnya. Apa kau mengenalnya di sebuah kelab malam?” Gadis di sebelah Dorothy ikut bicara, mengikut sertakan Silvia dalam perseteruan ini.

Mereka adalah sekutu dalam kejahatan yang mungkin dilakukan gadis-gadis kaya pada gadis lainnya yang dianggap rendah. Mereka terbiasa melakukan apa saja untuk kesenangan meski itu berarti dengan menyakiti orang lain.

Sebelumnya Anna cukup murah hati untuk tidak menjambak rambut pirang Dorothy karena khawatir dengan beasiswanya. Keluarga Langford telah menjadi salah satu donatur tetap bagi universitas bersama beberapa keluarga lainnya. Anna juga mengetahui jika dua teman Dorothy yang lain memiliki nama keluarga yang cukup berpengaruh di belakang mereka. Dia masih memiliki akal sehat untuk tidak membuat keributan dengan gadis-gadis ini.

Namun, kali ini Dorothy telah melewati batas kesabaran yang dimiliki Anna dengan tuduhan kejinya. Tidak bisa dibiarkan. Dia tidak peduli resikonya.

“Jadi, kenapa kalau aku merayu pria-pria? Apa kau merasa tersaingi? Ke sini kalau kau berani. Jangan hanya bicara. Ayo bertarung!” Anna merasa sia-sia membantah. Orang-orang seperti ini tidak menggunakan otak sama sekali. Mereka meninggalkannya di toilet saat pergi ke luar rumah.

“Nyonya, biarkan aku yang menyelesaikan ini.“ Silvia di sebelah Anna berbicara dengan suara rendah, mencoba menghalangi gadis itu. Jika mereka sampai berkelahi dan nyonya muda ini terluka, dia akan dibunuh oleh tuannya.

“Ah, benar. Apa kau akan membunuh mereka untukku?” Karena emosi, Anna melupakan Silvia sebagai pengawalnya. Tentu saja gadis ini akan melakukan segala cara untuk melindunginya.

Wajah Silvia tampak datar saat berkata, “Jika situasinya mengharuskan, saya akan melindungi Nyonya dengan taruhan nyawa.”

“Itu bagus!” Anna melangkah mundur. “Bunuh mereka untukku. Aku kesal harus melihat mereka setiap hari di kampus ini.”

Saat Anna mengatakan itu, tiga gadis yang menjadi lawannya bisa mendengar. Mereka terdiam sebentar untuk mencerna ucapan Anna. Tapi meski mereka memikirkannya seribu kali pun, tetap saja itu terdengar tidak masuk akal.

Serentak mereka tertawa terbahak-bahak.

“Jangan konyol. Kau bicara seperti mafia saja. Bunuh apa? Kau bahkan tidak akan bisa merusak sehelai rambutku pun.” Dorothy mendengus penuh penghinaan.

“Sedikit saja kau menyentuh kami, aku pastikan kau akan mendekam di penjara selama mungkin.” Teman Dorothy yang lainnya kini juga bicara.

Silvia maju hingga berjarak hanya tiga langkah dari Dorothy.

“Nona, sebaiknya kalian pergi jika tidak ingin menyesal. Asal kalian tahu, dia sekarang adalah nyo—“

Ucapan Silvia langsung dibungkam oleh Anna yang membekap mulutnya dengan tangan.

Tampaknya Silvia bukan pembicara yang bisa diandalkan. Siapa yang akan percaya jika Anna sekarang adalah isteri dari Felix Harrington yang terkenal? Walaupun mereka percaya, Anna juga tidak ingin dihubungkan dengan pria menakutkan itu.

Dia menghadapi gadis-gadis itu setelah mendorong Silvia ke belakangnya. Rupanya dia harus turun tangan sendiri.

“Jangan main-main dengannya. Dia adalah nyonya muda Harrington, isteri Felix Harrington. Sebaiknya khawatirkan diri dan keluarga kalian jika berani mengusiknya.” Anna memberitahu Dorothy dan kawan-kawan tentang identitas Silvia. Dia melemparkan identitasnya pada sang pengawal.

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 127. Jangan Mengolok-olok Tuan di Depan Nyonya

    "Bagaimana kalau kau kalah?" Edward ingin tahu keuntungan yang akan dia dapatkan."Kau boleh makan sepuasnya. Aku yang mentraktirmu." Anna merasa itu taruhan yang menguntungkan baginya. Jika dia kalah, dia hanya akan membayar makan satu orang. Tapi jika menang, pria bernama Edward ini harus menanggung biaya makan empat orang. Dia akan makan sepuasnya sekaligus mentraktir tiga orang bersamanya tanpa harus menggesek kartu miliknya.Edward tersenyum tipis mendengar penjelasan gadis di hadapannya. Dia melirik Felix sekilas, melihat pria itu masih duduk dengan ekspresi datar yang sama. Edward hampir ingin bertanya apakah Felix akan membiarkan istrinya bertaruh seperti ini, tapi kemudian mengurungkan niatnya.Sebaliknya, di pihak Edward juga memiliki pemikiran yang sama. Restoran ini milik Felix Harrington, suami gadis ini. Tidak tahukah dia? Kalah atau menang, dia tidak rugi apa-apa.Sekali lagi Edward melirik Felix di kursinya. Pria itu tampak masih acuh.Baiklah.Edward akhirnya memutusk

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 126. Dia Suamiku, Bukan Pamanku

    Anna tidak tahu tentang restoran terbaik yang dimaksudkannya. Dia hanya mengatakan ingin makan di tempat yang enak tanpa memikirkan detailnya. Jadi, Erick yang akhirnya merekomendasikan tempat makan."Ada restoran bagus di daerah pusat kota. Makanannya lumayan," kata Erick sambil menyetir. "Kita ke sana saja."Felix sendiri tidak berkata apa-apa saat Erick menyebutkan nama restoran miliknya yang dikelola Edward, temannya. Dia tahu restoran itu dengan baik, tapi tidak merasa perlu menjelaskan hubungannya dengan tempat tersebut.Sampai di tempat yang dituju, mereka diarahkan ke ruang pribadi yang biasa digunakan Felix setiap pergi ke sana. Ruangan itu terletak di lantai dua dengan pemandangan taman yang tenang. Anna langsung tertarik dengan dekorasi yang sederhana namun elegan."Ruangannya bagus," komentar Anna sambil melihat sekeliling.Erick dan Silvia yang hendak pergi menyingkir ke tempat yang lain dipaksa duduk satu meja bersama oleh Anna."Kalian mau ke mana? Makan di sini saja,"

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 125. Aku Akan Mentraktir Kalian

    Felix segera menyadari tujuan kedatangan Anna sebenarnya dari cara gadis itu melihat pada Beatrix. Entah dari mana gadis ini tahu tentang mantan tunangannya. Tatapan peringatannya segera tertuju pada pengawal istrinya, Silvia. Dia satu-satunya orang yang pantas dicurigai yang memberitahu Anna soal Beatrix.Silvia di sana tidak berani menentang tatapan itu. Dia tahu bos telah menetapkannya sebagai tersangka utama penyebab kekacauan ini. Tapi bagaimana lagi? Dia tidak bisa menghindar dari menjawab pertanyaan Anna soal nona Ashbourne. "Baiklah, kita makan siang sekarang. Kau bisa meminta Erick memesankan makanannya." Felix melepaskan tangannya dari pinggang gadis itu, bermaksud membebaskan diri dari belitan Anna.Tapi gadis itu memegangi bagian depan jasnya dan berbisik. "Sebentar lagi."Entah apa maksudnya. Tapi Felix tidak memaksa untuk melepaskan diri. Dia ingin tahu apa lagi yang akan dilakukan istrinya. Suara Anna yang lembut dan napasnya yang teratur membuat Felix merasa aneh. Sep

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 124. Aku Ingin Sekali Memegang Uang Milikku

    Suasana ruang kantor Felix yang awalnya sunyi dan tercekik oleh ketegangan, riuh dengan sorakan Anna. Tapi selain suaranya yang bergemuruh, semua orang tidak tahu harus berkata apa. Masing-masing dari mereka melirik Felix dan merasa serba salah untuk mengungkapkan reaksi yang jujur. Mereka hanya bisa saling pandang dengan ekspresi takjub.Beatrix berdiri membeku di tempatnya, masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Sejak kapan Felix menjadi begitu bodoh dengan menjadikan tanggal pernikahannya sebagai kombinasi angka untuk brankasnya? Tapi melihat wajah tidak percaya Felix, sepertinya tidak begitu. Ini sangat aneh.Akhirnya Silvia berinisiatif lebih dulu. "Selamat, Nyonya," tulus dia berkata sambil membungkuk sedikit.Dia adalah orang yang merasa paling beruntung karena telah menolak taruhan yang sebelumnya didesakkan Anna padanya. Seandainya dia tergiur oleh iming-iming gaji yang dilipat gandakan, mungkin saat ini dialah yang harus gigit jari kehilangan gaji bulananny

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 123. Gadis yang Dipenuhi Keberuntungan

    Beatrix tidak terlalu peduli soal uangnya. Dia hanya ingin memberi pelajaran pada gadis ini awalnya, mengira Felix akan marah besar. Siapa yang bisa mengira jika mantan tunangannya ini bersikap di luar dugaan dan malah memanjakan istrinya?Adakah keduanya pernah bertemu sebelumnya? Hanya dia yang tidak tahu jika Felix pernah menjalin hubungan dengan gadis ini lebih dulu? Beatrix merasa mulai kehilangan arah dalam berpikir."Oh, baiklah. Kita akan segera mengakhiri ini. Aku akan mencoba membuka pintunya." Anna melepaskan lengan Felix dengan enggan. "Walau pun kemungkinannya sangat kecil, aku tidak takut kalah. Ada suamiku yang tampan dan kaya di sini."Anna tersenyum percaya diri sambil menepuk-nepuk dada Felix. Perlu seluruh keberanian untuk menggoda pria ini di depan umum. Tapi setelah menyentuhnya, seperti ada magnet yang menahannya untuk pergi. Lagi pula rasanya sangat enak.Anna memukul kepalanya sendiri pelan saat berjalan ke arah b

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 122. Satu Ratus Juta

    "Sayang, apa rapatnya sudah selesai? Aku sangat bosan menunggu dan mencari-cari sesuatu yang bisa kulakukan. Lihatlah, aku menemukan brankas ini." Anna memburu ke arah Felix dan menunjukkan hasil dari kebosanannya menunggu. Dia memeluk lengan besar Felix dan menggesek-gesekkan sisi wajahnya ke bahu pria itu, persis seperti anak kucing yang manja.Hati Felix yang semula muram kini terasa gatal. Gadis ini memang memiliki kemampuan mengubah suasana hatinya hanya dalam hitungan detik. Rapat yang menegangkan dengan para direktur tadi langsung sirna dari pikirannya begitu melihat tingkah Anna.Untungnya, pintu brankas masih tertutup rapat. Anna tidak mungkin bisa menemukan kombinasi angka yang tepat. Brankas itu menggunakan sistem keamanan berlapis dengan kode rahasia yang hanya Felix ketahui."Oh ya, aku dan bibi Ashbourne sedang melakukan taruhan. Kalau aku bisa membuka brankasnya, Bibi akan memberikan penghasilannya selama satu bulan kepadaku. Tapi bila aku tidak berhasil membukanya, aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status