Share

Bab 78 Pesta Yang Hancur

Penulis: Nuvola
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-11 23:11:40

Tamara yang mendengar Kevin disebut anak haram sontak membeku. Kata-kata itu menghantam telinganya seperti cambuk. Napasnya memburu, dadanya naik-turun menahan amarah. Tanpa pikir panjang, ia melangkah cepat—tumit sepatunya berdetak nyaring di lantai marmer—lalu byur! segelas minuman dingin ia siramkan ke tubuh wanita paruh baya itu.

Gelasnya jatuh, berputar sebentar di lantai sebelum pecah berderai. Beberapa tamu terperanjat, ada yang menutup mulut, ada pula yang menahan napas menanti apa yang terjadi selanjutnya.

“Apa yang kau lakukan?!” teriak wanita paruh baya itu, suaranya meninggi. Cairan minuman menetes dari rambut dan gaunnya, meninggalkan noda yang kontras.

“Lancang sekali mulutmu menyebut putraku sembarangan!” balas Tamara, nadanya penuh api. Tatapannya tajam menusuk, jemarinya mengepal, rahangnya tegang.

Wanita itu mengangkat dagu, membalas tatapan Tamara. “Apa ada yang salah dengan ucapanku?” tanyanya dengan nada menantang, sebelum melirik ke sekitar, mencari pembelaan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 87 ...

    Menjelang malam, semua hidangan sudah tersaji rapi di meja makan. Udang saus mentega, kepiting asam manis, tumis cumi pedas—masih mengepulkan uap hangat, aromanya memenuhi ruang makan. Kiara menatapnya sambil tersenyum kecil, membayangkan raut wajah Lucas ketika melihat makanan kesukaannya itu. Namun, menit demi menit berlalu. Kiara sudah mengirim beberapa pesan ke ponsel Lucas—menanyakan di mana ia berada dan apakah sudah dalam perjalanan pulang. Layar ponselnya tetap sunyi. Tak ada balasan, tak ada panggilan. Jam di ruang makan berdetak pelan, seakan sengaja mempermainkan kesabarannya. Pukul delapan lewat. Setengah sembilan. Hingga jarum panjang menyentuh angka dua belas, tepat pukul sembilan malam. Hidangan di meja mulai kehilangan panasnya. Uapnya memudar, aromanya tak lagi sekuat tadi. Kiara masih duduk diam di kursi, menatap meja makan yang terasa terlalu sepi untuk ukuran rumah sebesar ini. Akhirnya, ia bangkit. Lang

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 86 Salah Paham

    Mobil Lucas berhenti di halaman rumah dengan hentakan ringan. Ia keluar tanpa banyak bicara, langkahnya cepat dan penuh tujuan. Pintu rumah terbuka dengan keras saat ia masuk, matanya langsung menyapu ruangan. Namun, sosok yang ia cari tak terlihat. Ruang tamu sepi, hanya terdengar bunyi samar jam dinding. “Zoya!” panggilnya, suaranya berat dan tegas. Asisten Kiara itu bergegas keluar dari dapur, wajahnya sedikit gugup melihat tatapan majikannya. “Ya, Tuan?” “Di mana Kiara?” tanya Lucas langsung, nadanya menuntut jawaban. Zoya tampak ragu sejenak sebelum menjawab, “Nyonya Kiara… belum pulang, Tuan.” Sejenak, rumah terasa begitu hening. Urat di pelipis Lucas menegang, rahangnya mengeras. Ia mengalihkan pandangan ke arah pintu, seolah mencoba menahan ledakan amarah yang sudah di ambang batas. Tangannya mengepal, napasnya memburu. Semua rasa kesal yang sejak tadi ia tekan kini mulai membuncah—terbayang kembali foto y

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 85 Foto

    Kiara melangkah menuju kelas tanpa memedulikan tatapan para mahasiswa yang mengarah padanya. Tatapan itu kini bukan lagi bernada intimidasi, melainkan penuh kekaguman.Ia duduk di kursinya, menunggu dua temannya yang belum juga muncul. Tak lama, keduanya datang dengan ekspresi wajah yang langsung membuat kening Kiara berkerut.“Heem… ada yang diantar suami, nih,” goda Alana sambil menyunggingkan senyum nakal. Wajah Kiara seketika memanas, meski ia berusaha tampak santai.“Kalian benar-benar cocok,” timpal Wulan sambil menyodorkan ponselnya, menampilkan foto dari media yang meliput pesta pertunangan Kevin dan Anya.Kiara hanya tersenyum tipis. Baru kali ini ia melihat berita itu—maklum, ia memang jarang mengikuti kabar di media.“Tadi aku lihat, sepertinya kamu masih canggung, ya?” tebak Alana.Kiara terdiam sejenak, seperti sedang menimbang jawabannya. “Sebenarnya… itu karena dia tiba-tiba berbeda,” ujarnya akhirnya, membuat dua temannya langsung mendekat den

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 84 Dingin Tapi Tetap Memanjakan

    Lucas mendorong pintu kamar dengan langkah lebar, tatapannya gelap. Pikiran yang sejak tadi berputar di kepalanya membuat nafasnya terasa berat. Jayden berhasil melakukan sesuatu yang tak banyak orang bisa—membangkitkan kembali ambisi yang selama ini berusaha ia kubur.Ucapan terakhir Jayden masih terngiang di telinganya. “Anak haram itu suka mengambil apapun yang jadi milikmu.”Lucas mengepalkan tangan saat mengingatnya. Ia tak pernah membiarkan siapapun, terutama Kevin, menyentuh atau bahkan mencoba mengambil apa yang menjadi haknya.Matanya menyapu ruangan, mencari sosok Kiara. Tidak ada. Tapi suara gemericik air yang terdengar dari balik pintu kamar mandi memberi jawaban—Kiara sedang berada di dalam.Lucas melangkah menuju sofa, niatnya ingin menenangkan pikiran sejenak. Namun langkahnya terhenti ketika sebuah bunyi notifikasi terdengar di meja kecil di samping tempat tidur. Ponsel Kiara.Refleks, ia meraih ponsel itu. Layar menyala, menampilkan satu pesan ma

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 83 ...

    Begitu pintu geser tertutup di belakang Kiara, Lucas menyandarkan satu tangannya di meja kecil dekat kolam. Tatapannya lurus, nada suaranya dingin.“Cepat bicarakan apa yang kamu mau, Jayden. Aku tidak punya waktu untuk basa-basi.”Jayden memasukkan kedua tangannya ke saku celana, kali ini tanpa senyum santai yang biasanya ia bawa. "Aku suka pertunjukan semalam," ucap Jayden. "Kau tak mungkin kesini hanya untuk mengatakan itu," balas Lucas membuat sudut bibir Jayden terangkat"Kau memang selalu tepat," ucapnya yang kini duduk dihadapan Lucas. “Aku baru saja dari pertemuan Dewan Direksi. Mereka membicarakan Alisher Group dan kau tahu, topik utamanya siapa.”Lucas mengerutkan kening. “Aku?” tebak Lucas dengan sorot mata menilai. “Siapa lagi?” Jayden mengangkat alis. “Mereka sudah mulai menyiapkan langkah untuk transisi kepemimpinan. Warisan itu—suka atau tidak—akan jatuh ke tanganmu lebih cepat dari yang kamu kira.”Lucas tidak segera menanggapi. Pandang

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 82 Waktu Yang Tidak Tepat

    Aroma kopi baru saja memenuhi ruangan saat Kiara menuang minuman itu ke dalam cangkir keramik putih kesukaan Lucas. Uap hangatnya naik perlahan, seolah memanggil untuk segera disesap. Ia melengkapinya dengan piring kecil berisi beberapa potong kue kering buatan tangannya sendiri, yang masih menyimpan wangi mentega dan gula.Dari balik jendela, Kiara melihat Lucas berdiri di tepi kolam renang, ponsel menempel di telinganya. Suaranya terdengar rendah, tegas namun tetap tenang. Dari raut wajahnya, pembicaraan itu tampak cukup serius. Ia mengenakan kaos santai berwarna gelap yang membingkai postur tegapnya, dan mata Kiara tak sengaja tertahan pada sosoknya yang terpantul di permukaan air kolam—pemandangan yang terasa menenangkan sekaligus memikat.Dengan langkah pelan, Kiara keluar membawa nampan berisi kopi dan cemilan itu. Sandal rumahnya berderit lembut di atas lantai kayu teras. Ia meletakkannya di meja kecil dekat kursi santai yang menghadap kolam, lalu menarik napas, tak i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status