Share

BAB.5 Malam Pertama

Ucapan Melissa terpotong saat merasakan pipi kirinya begitu panas akibat terkena tamparan keras sang Ibu. Bahkan, sebulir air mata langsung menetes dari mata kirinya.

“Melissa….” ucap Ibu Melissa dengan suara parau, seolah ia sendiri terkejut dengan apa yang baru saja ia lakukan.

“Mengapa Ibu begitu tidak adil padaku? Bukankah aku juga anak ibu? Marrisa pergi dan meninggalkan banyak masalah, tapi aku yang harus membereskan semua ini. Lalu sekarang aku dituduh akan mengambil posisinya. Bisakah Ibu memikirkan perasaanku?” ucap Melissa dengan suara bergetar.

“Melissa–”

“–Kita memang berhutang banyak pada keluarga Erlangga dan hanya pembantu untuk keluarga Erlangga. Namun, kita bukan budak yang harus berkorban sampai akhir hayat. Kenapa kita tidak kabur saja?” potong Melissa, hingga sang Ibu tak bisa melanjutkan perkataannya.

“Atau ibu kecewa karena putri yang Ibu agung-agungkan tak bisa bersanding dengan Erlangga? Tapi, Ibu harus ingat Marrisa yang memilih untuk melakukan semua ini. Apakah selamanya aku harus bertugas membereskan masalahnya? Dan setelah beres, Marissa akan menempati posisinya seperti semula?” 

Melissa mengeluarkan segala unek-uneknya tanpa menunggu balasan sang Ibu.

Gegas, ia meninggalkan wanita yang masih berdiri dengan pandangan kosong.

Tangannya masih bergetar karena baru saja menampar sang putri.

“Maafkan Ibu, Melissa …,” lirih ibu Melissa dengan suara parau–merasa sedih. 

Namun, dia tak menampik semua ucapan Melissa.

****

Setelah percakapan emosional itu, Melissa berjalan memasuki kediaman Erlangga yang sudah gelap gulita. 

Dia bersyukur sekali dengan keadaan ini. Setidaknya, mata Melissa yang sembab tak dapat dilihat orang lain.

Melissa tahu ibunya mencemaskan keberadaan Marissa, tapi bukan berarti ibunya bisa menjadikannya sasaran kemarahan dan kekecewaan. Bahkan, sampai memperingatinya untuk tak merebut posisi Marissa. 

“Sial! Lalu nanti ketika Marrisa kembali aku akan dibuang seperti sampah, begitu?” umpat Melissa.

“Sampah apa?”

“Astaga!”

Melissa menolehkan kepalanya dan menatap Erlangga dengan gugup.

Mengapa Erlangga ada di luar kamar? Bukankah seharusnya pria itu sudah tidur?

“Kau habis bertengkar dengan orang tuamu?” tanya Erlangga ketika ia melihat mata sembab Melissa.

Melissa lantas mengalihkan pandangannya pada jarum jam–sudah hampir tengah malam. Dia butuh tidur.

“Aku lelah ingin tidur. Aku tidur di kamarmu?” ucap Melissa cepat–menutupi rasa gugupnya.

“Hmm, masuklah,” balas Erlangga.

Melissa lalu masuk ke dalam kamar Erlangga–meninggalkan Erlangga yang menatap Melissa dengan alis bertautan. 

Begitu mengingat dirinya akan membuat susu, pria itu kemudian melangkah ke dapur dan membuatnya dengan cepat.

Setelahnya, barulah ia menyusul masuk ke dalam kamar.

Ditatapnya Melissa yang sudah berbaring di atas ranjangnya.

Gadis itu bahkan tak mau repot-repot meminta izin untuk berbagi ranjang.

“Ck! Dia bahkan tidur dengan wajah yang masih penuh dengan riasan,” decak Erlangga kesal.

Erlangga lantas menjalankan kursi rodanya menuju nakas kecil lalu mulai membuka tas kecil milik Melissa. 

Dia mengambil cleanser dari dalam tas milik gadis itu, kemudian membersihkan wajah Melissa yang masih penuh dengan riasan–dengan sabar.

“Pasti sakit sekali ditampar oleh ibumu sendiri,” gumam Erlangga dengan prihatin.

“Nghh~” lenguh Melissa dalam tidurnya.

“Ssst, tidur Melissa,” ucap Erlangga lalu kembali membersihkan wajah Melissa.

Setelah selesai, Erlangga menatap wajah Melissa dengan seksama.

Melissa dan Marissa memang kembar identik, tapi keduanya memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda.

Marrisa lebih lembut dan memiliki fisik yang lemah. Berbeda dengan Melissa yang tampak ceroboh dan memiliki fisik yang cukup kuat.

Meski begitu, Erlangga justru merasa Melissa memiliki hati yang mudah rapuh.

Erlangga menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan Melissa dari kepalanya. Tapi, kemudian dia tersenyum sinis.

"Bukan ini awal yang bagus? Aku sedang berusaha mengenali karakteristik istriku sendiri."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status