"inii...ini adalah mimpi, tapi....dimana aku?"
Aku rasa ada yang menggenggam tanganku."ehhh....FARHANNN??!!!"
"dimana bajuku?"
Bangun tidur kenapa aku dalam keadaan tanpa busana? saat aku menoleh ke arah sampingku aku sangat terkejut melihat dia tidur disebelahku dengan tangannya menggenggam tanganku. Ternyata ini bukan mimpi melainkan ini adalah sebuah kenyataan bahwa aku benar benar menikah dengan si pria gila ini.
Dia terbangun dan mulai membuka matanya. Tak lama dari itu dia langsung duduk dan memegangi kepalanya tampaknya ia sakit kelapa karena kaget oleh suaraku."kenapa kamu pagi pagi sudah berisik?"
"kamu...kamu...kenapa telanjang, apa yang kamu lakukan padaku?"
"ummm...tentu saja kita melakukan hubungan suami istri sayang"
Farhan bertaka sambil mendekatkan diri padaku hingga jarak diantara kita hanya 5 cm saja, badanku terasa bergetar dan kaku karena jarak kita yang terlalu dekat. Farhan meniup telingaku dan berjalan hingga sampai di leherku dia terus mencium leherku. Aku terbuai dibuat olehnya, kenapa aku selalu menikmati setiap sentuhannya dan pada akhirnya aku tidak memberontak atas perbuatannya padaku.
Dia memelukku dan menciumi tubuhku tanpa henti."um...uhh Cherry"Kenapa dia menyebut nama kakak? Apakah aku hanya sebuah budak baginya sedangkan pikirannya tertuju oleh kakak. Situasi macam apa ini? Rasanya aku ingin kabur dari tempat ini yang seperti neraka.*****
Badanku rasanya sakit sekali hingga aku tak bisa berjalan ,hanya ada aku didalam kamar sepertinya pria gila itu sudah pergi untuk bekerja.'TOK TOK TOK'
"nona apakah anda sudah bangun?"Terlihat asisten rumah tangga membuka pintu kamar lalu tanpa perintah ia masuk ke kamar dengan membawa nampan yang diatasnya berisikan segelas teh hangat.
"tuan Farhan menyuruhku untuk membawakanmu teh herbal ini nona"
"baiklah,kau datang disaat yang tepat"
Kepalaku terasa sangat pusing, untuk bangkit dari ranjangpun aku tak mampu.
"ohyaa dimana si pria gila itu?"
"tuan Farhan sudah pergi bekerja. Saya bibi Ana, jika nona membutuhkan bantuan silahkan panggil saya."
"terimakasih bini Ana"
Lalu bibi Ana meletakkan segelas teh herbal diatas meja disebelah ranjang.
Kuraih segelas teh herbal dan aku mulai meminumnya sembari memandang pemandangan diluar.*****
Farhan yang sebenarnya tidak pergi ke kantor melainkan pergi bersenang senang dengan seorang kawannya dan ditemani oleh dua ora gadis "hei penganti baru bagaimana malam pertamamu?" ucap seorang teman Farhan."biasa saja"
"apa katamu? Biasa saja? Kalau begitu bagaimana kita cari kebahagiaan untuk menggantikan malam pertamamu"
Mendengar ucapan Jack, Farhan langsung membanting stir mobil sehingga Jack dan kedua wanitanya itu kaget dan panik.
"hei brengsek apa kau bisa mengemudi mobil dengan baik??!"
"jika kau sudah selesai bicara, silahkan keluar dari mobil!!!"
"woww ada apa ini kenapa kau tampak marah? Bukankah mau yang mengatakan sendiri bahwa malam pertamamu biasa saja"
Dua wanita yang terus menempel di tubuh Jack hanya terwata kecil setelah mendengar ejekan Jack kepada Farhan.*****
Cherry dan kekasihnya sudah tiba di Amerika, mereka memesan sebuah kamar hotel. Dengan telanjang dada, Jemy duduk diatas ranjang dan meraih koran yang berasa di meja sebelah ranjangnya itu.
"tidak pernah terpikirkan bahwa pernikahan adikmu berjalan dengan lancar."
"yaaa....aku tidak menyangka bahwa papa akan membiarkannya menjadi penggantiku"
Cherry berjalan mendetaki Jemy dan naik ke atas ranjang hingga dia duduk diatas pangkuan Jemy, lantas Jemy langsung meletakkan koran yang sedang ia baca di atas meja.
"aku tidak peduli apapun yang terjadi, di hanyalah seorang pengganti.""apa kau menyesalinya karena sudah kabur dari pernikahanmu itu?"
"menyesal? Siapa yang tidak tahu bahwa dibalik wajahnya yang tampan ternyata memiliki sifat seperti iblis. Jemy, kaulah pria yang aku cintai untuk sekarang dan selamanya."
"benarkah? Bagaimana kau akan membuktikan bahwa kau benar benar mencintaiku?"
Lalu Cherry mendekatkan wajahnya ke wajah Jemy dan dia mengecup bibir pria itu. Tak kalah Jemy membalas lumatan Cherry dan ia membuka matanya sejenak dan menghentikan aktivitasnya itu.
'tapi, aku menyesal! Bagaimana bisa pria seperti Farhan bisa memiliki gadis yang sangat cantik.' Jemy berkata dalam hatinya.
*****Di kediaman Farhan, bibi Ana sudah berdiri di depan pintu dan siap untum menyambut kedatangan tuannya. Aaat Farhan memasuki rumahnya ia disambut oleh bibi Ana dan beberapa pelayan rumah.
"dimana dia?"
"nona ada di dalam kamar, dia tidak enak badan sehingga dia tidur lebih awal tuan"
"bukankah kemarin dia baik baik saja?"
Bibi Ana membantu Farhan melepas jas yang ia kenakan lalu melipat menjadi dua bagian dan di sematkan di lengannya sambil berjalan mengikuti tuan Farhan naik ke atas menuju kamarnya.
"nona masih muda dan belum berpengalaman tuan. Mohon bersikap lembutlah pada nona"
"kamu boleh pergi, aku akan melihatnya"
"baik tuan"
Farhan melangkahkan kakinya menuju kamar dan membuka pintu. Di depan jendela terlihat istrinya sedang duduk menghadap jendela, padahal dia sedang menulis sesuatu di bukunya.
"kau sedang apa istriku?"
"ah, kamu sudah pulang. Aku hanya sedang duduk dan menanti kau pulang"
"apa kau sedang menulis sesuatu?"
"ahh...tidak. Aku hanya sedang menggambar"
"menggambar?"
"oh ya, kamu pasti lelah setelah bekerja. Biarkan aku pijit badanmu agar menjadi rilex"
Aku menarik tangan Farhan dan membimbingnya ke ranjang untuk dipijat. Aku duduk dibelakang punggungnya yang indah dan aku mulai memijatnya dibagian pundaknya.
"heyyy, apa yang sedang kau rencanakan"
"ahh tidak, aku hanya ingin memberimu pijatan bahu saja"
Farhan membalikka badannya dan berhadapan denganku, tangannya memegang pipiku dan mengusapnya.
"sepertinya kau masih punya banyak tenaga untuk menyenangkanku"
Ide gila Farhan mulai muncul, kenapa disaat aku ingin baik padanya dia palah berpikir ke arah lain, memang dia ditakdirkan sebagai pria gila dan mesum.
"bukan begitu, sekarang aku dalam kondisi tidak sehat dan aku tidak memiliki banyak energi. Bahkan untuk melihatpun aku tidak begitu jelas seperti kunang kunang"
"benarkah?kalau begitu ayolah ikut denganku"
"ke-ke-kemana?"
"meja makan!!! Kau harus makan sekarang!!!!!"
Tanpa permisi, Farhan langsung menggendongku keluar kamar dan berjalan menuju meja makan. Seprti biasa, aku digendong bagaikan kucing yang akan dibuang oleh pemiliknya. Aku heran pada pria satu ini,terkadang dia dingin seperti es kadang bisa perhatian. Aku jadi penasaran sebenarnya apa yang ada di dalam otaknya itu.
*****
Sesampainya di meja makan, aku duduk berhadapan dengannya dan didepan kita sudah tersedia makanan lezat yang siap disantap, tetapi aku kehilangan nafsu makanku karena sedang tidak enak badan.
"makanlahh, kau pasti belum makan dari siang"
Aku hanya memandangi makananku dan Farhan sudah menyantap makanannya sedari tadi. Aku tidak selera makan, yang aku inginkan saat ini hanya keluar dari rumah Farhan yang bagaikan neraka bagiku."apa kau tidak menyukai masakannya?""kau membawaku secara paksa ke meja makan, sehingga aku tak berselera makan"Farhan mengangkat tangannya seolah itu adalah isyarat kepada pelayannya agar membawakan sebuah kursi dan menaruhnya di sampingku. Lalu Farhan bangkit dan berjalan menuju arahku lalu duduk disampingku.Ia mulai meraih garpu dan pisau, ia mulai memotong steak lalu diambilnya satu potong steak menggunakan garpu lalu mengarahkan ke mulutku.Ya tuhannn, sebenarnya apa yang ada dalam pikiran pria gila ini? Kenapa dia menyuapiku dengan romantis seperti ini, apakah ini hanya perangkap untukku?"buka mulutmu sayang""aku bisa makan sendiri Farhan!!!!!!""apa kau tidak mendengarkanku? Buka mulutmu cepat!!!"Dasar
"Bukan seperti itu maksudku," ucapku dengan sangat tertekan karena melihat raut wajah Farhan yang sudah sangat mengerikan."Bukankah kau bayak bicara barusan..." ucap Farhan sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku dan tanganya membelai pipiku dengan raut wajah bagaikan setan."Tidakkk....tidak..maksudku.... " belum selesau aku bicara, Farhan sudah memotong pembicaraanku."Sstttt, yang perlu kau ingat adalah kau hanya seorang pengganti tidak lebih dari itu," ucap Farhan sambil mempererat cengkraman tanganya yang sudah berada dileherku."A...a...a...." aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun hanya taganku yang bergerak mencoba melepaskan cengkraman Farhan di leherku.Lalu dengan kasar Farhan menyungkurkan badanku di ranjang lalu ia keluar dari kamar.Air mataku keluar tanpa disadari, Kenapa dia selalu berkata buruk padaku padahal ini semua bukan rencanaku untuk menjadi istrinya. Aku menangis diatas ranjang dengan membaringkan tubuhk
Ini sudah waktunya makan siang, aku akan menyuruh koki di rumah untuk memasakan makanan untuk Farhan dan aku akan mengantarkannya ke kantor. Aku akan menyuruh supir untuk mengantarkanku bagaimanapun juga kan aku istri sah dari Farhan bukan simpananya jadi aku bisa bebas menggunakan fasilitas yang ada di kediaman.Saat tiba di kantor Farhan aku segera masuk dan berjalan menuju resepsionis yang sedang duduk sanai, aku ingin menanyakan ruangan Farhan karena ini pertama kali aku datang ke kantornya."Permisi, aku mau bertemu dengan Farhan Jacob Alexander, bisa?" tanyaku dengan polos."Maaf nona, tapi anda harus membuat janji terlebih dahulu kami tidak bisa langsung mempersilahkan tamu asing untuk bertemu dengan tuan Farhan," ucap sang resepsionis."Apa???? Aku harus membuat janji terlebih dahulu?""Ya, apa aku boleh tahu ada urusan apa kau kesini?""Ahh...hahaha tidak terlalu penting juga sih hanya ingin mengantarkan makan siang untuknya," u
*****Di taman hiburan."Halo Jack. Rencanamu berjalan dengan lancar, kau benar benar dewaku. Dia mau pergi denganku. Tapi kenapa kau memberiku cuma satu tiket?" ucapku dibalik telpon."Hei nona, kau ini benar benar bodoh. Apa kamu tidak terpikirkan jika kamu punya suami kaya raya? Kau bisa meminta suamimu untuk memesan seluruh taman hiburan. Kau harus memanfaatkan kesempatan itu.""Oh seperti ituuu... Kenapa kau tidak bilang dari tadi sihh.""Hei sekarang kamu dimana?""Aku sudah berada di taman hiburan sedang menunggu Farhan datang, kenapa?"Saat aku sedang bicara dengan Jack, tiba tiba Farhan datang menghampiriku dan langsung curiga dengan siapa aku bicara di telepon."Dengan siapa kau berbicara di telepon?" tanya Farhan dengan berbisik di telinga sebelah kiri.Sontak aku langsung kaget mendengar bisikan dari Farhan yang menggunakan nada penuh aroma roma iblis neraka."Ehh...tidak ada," reflex aku l
Pagi ini aku harus menyiapkan setelan jas untuk Farhan pergi ke kantor. Mumpung Farhan masih mandi sebaiknya aku cepat bergegas ke lemari untuk memilih pakaian. Aku juka akan membantunya memakai dasi, ehh tapi sepertinya Farhan sudah selesai mandi.Dia berjalan menuju arahku dan memakai baju yang sudah aku siapkan. Farhan tidak ada komentar mengenai baju yang aku pilihkan karena menurutnya oke oke saja jika itu berwarna dark. Dia melepas handuk yang disematkan di pinggangnya hingga ia telanjang bulat, akupun jadi salah fokus kebanggaan laki laki dan sialnya Farhan menyadari kalau aku sedang salah tingkah. Terlintas di pikiran Farhan untuk menggodaku, ia berjalan ke arahku, aku yang panik dan pikiranku sudah di selimuti dengan aura negatif. Aku berjalan mundur untuk menghindari serangan dari Farhan.'BRUKK'aku terjatuh ke ranjang, dan Farhan masih belum menyerah palah dia merangkak di atas tubuhku dan mendekatkan wajahnya ke arah telingaku samb
"Halo... Halo," ucap sang penelpon. Seseorang membungkam mulutku dengan kain yang sudah dikasih obat bius dan tidak lama kemudian aku tak sadarkan diri karena pengaruh obat bius itu. Aku dibawa ke sebuat tempat seperti gudang, aku disekap dalam keadaan mulutku ditutup dengan lakban sedangkan tubuhku diikat dengan tali. ***** Disamping itu, kakak sedang membujuk Farhan untuk tidak mengejarku dan dia merayunya untuk makan siang sambil membicarakan bisnis. "Perusahaanmu memang sedang tidak dalam kondisi baik. Tapi mengambil alih perusahaan tetap yang paling penting untuk dilakukan," ucap Cherry dengan mengalihkan perhatian Farhan. "Maaf mengganggu sebentar, tuan. Buket bunga untuk ulang tahun pernikahan kalian yang dipesan oleh nona Luna sudah datang," ucap bibi Ana yang masih di tempatnya awalnya dia ragu untuk mengatakanya pada tuanya.
Hingga malam tiba kenapa kakak tidak menghadiri acara ulang tahun papa? Dimana dia sebenarnya kenapa dia sampai menghindar dari keluarga.Saat aku sedang duduk ditaman, aku mendengar ada orang sedang mengobrol dan entah kenapa naluri penasaranku muncul hingga aku mendekati mereka, dari kejauhan tampak dibalik semak semak itu aku melihat kakakku sedang mengobrol dengan Farhan."Farhan," panggil Cherry."Cherry, kenapa kau terus menghindarku? Sekarang aku sudah menemukanmu kuharap kamu bisa menepati janjimu," ucap Farhan sambil meraih kedua tangan kakak dan ia menggenggam dengan erat."Ahahaha sepertinya aku tidak bisa lepas dari pandanganmu," ucap kakak mengingat kembali kalau dia pernah berjanji kepada Farhan untuk menikahinya."Cherry, menikahlah denganku," Ucap Farhan dengan nada yang begitu lembut sambil mengecup tangan kakak."Katakan saja besok, sekarang aku lelah," ucap Cherry yang hendak meninggalka
Sejak kehadiranku, kakak tidak suka padaku. Yang seharusnya perhatian papa sepenuhnya untuk kakak tetapi sekarang harus berbagi denganku. Jika aku mengajak kakak bermain dia selalu menghindar dan memilih bermain sendiri. Disana aku juga merasa diperlakukan tidak adil, saat papa pergi ke luar kota dan hanya ada aku, mama, dan kakak dirumah.Tetapi hanya kakak yang selalu diutamakan dan aku diabaikan begitu saja. Jika papa sedang diluar kota, mama menyuruh pembantu rumah untuk mengurusi semua kebutuhanku dan dia hanya fokus pada anaknya saja. Kenapa aku diperlakukan seperti ini padahal aku juga anak papa. Kakak selalu benci padaku, yang dia harapakan adalah hanya dia satu satunya putri di keluarga Charlie.*****"Kakak, mama memanggilmu untuk masuk ke rumah," ucapku sambil menghampirinya yang sedang ditaman.Aku mempunyai boneka beruang berwarna coklat, hanya ini peninggalan dari mamaku sebelum dia