Share

05 - Monster Sesungguhnya

PENGANTIN PESANAN

05 – Monster Sesungguhnya

Akhirnya Katya terpilih juga.

Perempuan itu tercengang tak percaya ketika diberitahu bahwa ada seseorang yang tertarik padanya.

“Sayangnya bukan dari Amerika atau Inggris seperti yang kita harapkan. Dia orang Indonesia.”

Katya tidak tau apapun mengenai Indonesia, namun dia tidak peduli, yang penting dia ingin segera pergi dari lubang neraka ini.

“Besok mereka akan datang menjemputmu. Bersiaplah.” Anna, kepala agensi menatapnya dari atas sampai bawah, memeriksa penampilan Katya, “cuci rambut dan bersihkan tubuhmu. Apa kamu sudah menstruasi bulan ini?”

Katya menelan ludahnya kemudian mengangguk, kepalanya tertunduk dalam-dalam, tidak berani menatap bola mata abu-abu dingin milik Anna. Perempuan setengah baya berwajah masam yang sering memukulinya dengan tongkat kayu.

“Kalau begitu, pergi ke klinik. Kamu harus mempersiapkan diri.” suara Anna yang kecil namun membuat bulu roma setiap perempuan yang ada di sana meremang, mereka bergidik setiap kali Anna membuka mulutnya. Anna lebih banyak menghardik dari pada berbicara.

“Baik, Mamushka.” Katya bergegas mengganti sandal kamarnya dengan selop yang berada di bawah ranjangnya yang sederhana.

Anna hanya mengerling ketika Katya mengekorinya menyusuri koridor. Perempuan yang dipanggil Mamushka yang artinya Madam itu berjalan dengan kedua lengan berada di belakang punggungnya. Pakaiannya berupa gaun panjang menyentuh lantai, sangat tertutup dan selalu berwarna hitam atau warna-warna gelap lainnya. Rambutnya yang serupa dengan warna matanya dicepol di tengkuk. Anna tidak pernah memakai makeup atau perhiasan.

Tidak pernah menampakkan emosi kecuali marah. Bibirnya terkatup jarang tersenyum. Entah seperti apa hidupnya sebelum bekerja di agensi ini hingga dia layaknya robot, tak pernah menunjukkan perasaan.

Decit suara selop yang beradu dengan lantai batu membuat Anna menghentikan langkahnya, dia mengerling ke sampingnya, pada Katya yang berjalan dua langkah di belakangnya.

Sontak, Katya menghentikan langkahnya. Perempuan muda malang itu meremas-remas tangannya, terpaksa dia bertanya dengan suara bergetar, “A-ada apa, Ma—?”

“Ganti selopmu. Jangan bawa selop murahan itu ke Indonesia.” Bisiknya dengan suara tegas.

“Ba-baik.” Katya menunduk, dia memandang selopnya yang sudah aus. Sudah sejak lama dia ingin mengganti barang-barangnya yang sudah usang, namun mereka tidak akan mengganti barang kecuali benar-benar sudah rusak tidak layak pakai.

Anna mencibir, kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka.

Keduanya menyusuri koridor kemudian keluar dari gedung dormitory empat lantai yang dihuni ratusan gadis muda, menyeberangi lapangan luas yang sering digunakan untuk memberi pengumuman atau hukuman.

Selopnya yang setengah hancur itu melesak ke dalam tanah yang lembap bekas hujan semalam. Katya menggigit bibirnya ketika dia menarik kakinya yang berlumuran lumpur.

“Katya!” panggilan Anna yang menggelegar menyentak Katya, gadis itu bergegas menyusul kepala agensinya, mengabaikan lumpur yang menempel di kakinya.

Klinik yang didatangi mereka sepi. Namun bukan berarti Katya senang mendatanginya. Tubuhnya kembali bergetar ketika dia melangkah masuk ke dalam ruangan luas beraroma disinfektan.

Anna menyapa seorang suster yang berjaga sore itu. Mereka bercakap-cakap sebentar kemudian suster itu beralih pada Katya.

“Buka pakaianmu dan tunggu di ruangan sana. Dokter akan datang sebentar lagi.”

Tidak ada yang ramah di sini.

Katya hanya mengangguk. Dia menyibakkan tirai yang menutupi ruang pemeriksaan kemudian mulai melepaskan pakaiannya satu per satu.

Semua perempuan penghuni agensi ini tahu seperti apa cara kerjanya. Setiap beberapa bulan sekali, mereka akan menjalani pemeriksaan rutin; terutama pemeriksaan organ reproduksi mereka.

Katya berdiri telanjang di samping ranjang periksa. Kedua lengannya menutupi payudara dan bagian intimnya. Jantungnya berdegup kencang di rongga dadanya. Katya menarik napasnya dalam-dalam, sebentar lagi ….

Sebentar lagi dia akan mengalami penghinaan lagi.

Langkah-langkah kaki berat terdengar memasuki ruangan, disusul suara menggelegar yang menyapa Anna dengan keramahan yang memuakkan.

“Mamushka! Aku dengar ada yang mendapatkan suami baru? Siapa gadis beruntung itu?!” dr. Erik, dokter kepala dan satu-satunya dokter yang ada di agensi ini menghampiri Anna dengan senyum lebar.

Erik bertubuh tinggi besar, mantan tentara dan kabarnya pernah menjadi anggota KGB, CIA-nya Rusia. Tidak ada yang berani macam-macam dengannya, maka tidak heran kalau di balik wajah dan senyum ramahnya, dia adalah monster yang sesungguhnya.

“Halo, dokter Erik.” sapa Anna dingin, “Katya sudah menunggumu.”

“Ah.” Senyum dr. Erik pudar, “Katya perempuan yang beruntung itu?”

“Ya. Ada masalah?” tanya Anna, matanya yang setajam elang menyipit memandang dokter yang sudah bekerja selama agensi ini dibentuk.

“Tidak, tidak…” dr. Erik menggeleng. Matanya mengerling ke arah tirai putih yang menampilkan siluet tubuh molek Katya yang berdiri menunggunya.

“Jangan bilang kamu merasa sayang melepaskannya, Erik.” Nada Anna terdengar mengancam, “aku tau dia favoritmu, namun dia sudah dibeli. Nah, sekarang lakukan pemeriksaan, aku tidak ingin mengirim barang cacat pada klien.”

Erik mengangguk, “Kalau begitu, silakan keluar. Aku membutuhkan waktu memeriksa Katya dan mengucapkan selamat tinggal padanya.”

Katya ingin menjerit agar suster dan Anna tidak meninggalkannya berdua saja dengan dr. Erik. Dia lebih baik dirajam oleh Anna dari pada harus berada satu ruangan dengan monster itu. Namun, sekuat apa pun keinginannya, lidahnya kelu.

Langkah-langkah kaki disusul oleh pintu yang ditutup seakan jadi vonis bagi Katya. Dia gemetar di balik tirai. Dia menutup matanya, tidak sanggup menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya.

Suara tirai yang digeser menyentakkan dirinya.

“Hai, Katya.” dr. Erik berdiri di hadapannya, menyeringai bengis. Tatapan matanya menggerayangi sekujur tubuh Katya.

Seketika dia merasa kotor.

Suara gesper yang dilepas membawanya pada memori masa lalu, ketika pertama kali dia melakukan ‘pemeriksaan rutin’ dengan dr. Erik.

“Berbaringlah.” Suara dr. Erik mengundang mual, namun Katya tahu, dia harus menahan semuanya sekarang.

Perlahan, dia naik ke atas ranjang dan berbaring di atas kasur yang keras itu.

Celana panjang dr. Erik jatuh di atas pergelangan kakinya. Tanpa banyak waktu, dia naik ke atas ranjang. Mengangkangi Katya yang berbaring pasrah, gadis itu hanya menatap dokternya ketika lelaki yang seharusnya menjaga martabatnya, malah melecehkannya.

Tak berapa lama, ranjang periksa itu berderit-derit menahan beban dua orang itu.

*

“Miss, we have arrived.”

Katya terjaga dari lamunannya, ketika sentuhan lembut mendarat di atas bahunya. Seorang pramugari tersenyum padanya.

Di belakang punggung pramugari itu, orang-orang sibuk mengambil barang-barang mereka dari atas kompartemen. Katya baru sadar bahwa pesawat yang ditumpanginya sudah berhenti. Teman seperjalanannya yang duduk di sebelahnya pun sudah menghilang entah kemana, padahal Katya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah meminjaminya buku berbahasa Indonesia yang ada di pangkuannya kini.

“Oh.” Dia berdiri kemudian tengok kanan-kiri, mencari-cari sosok perempuan muda pemilik buku novel yang dipegangnya.

“Welcome to Jakarta, Miss. Thank you for flying with us. Do you need a hand?” Pramugari itu tetap ramah hingga Katya kebingungan bagaimana cara merespons sikap itu.

Dia tidak pernah merasakan keramahan seperti ini sebelumnya.

“No, thanks.”

Habis sudah perbendaharaan kata miliknya. Katya memasukkan novel milik penumpang lain ke dalam tasnya kemudian mengambil koper kecil yang ada di atas kompartemen. Hanya itu yang dibawanya dari Rusia. Hartanya ternyata muat masuk ke dalam koper berukuran kecil.

Anna mengatakan bahwa dia akan terjamin sesampainya di Jakarta.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia akan menjadi pengantin orang Indonesia.

Seorang pengacara.

Katya berharap, lelaki itu tidak akan kecewa ketika bertemu dengan dirinya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Herni Widjaya
Ihhh.... speechless
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status