PENGANTIN PESANAN
13 – Ponsel Pertama
“Kamu mau yang warna apa?”
Katya mendongak pada Danesh, mengalihkan pandangannya dari dua buah ponsel berwarna-warni di tangan lelaki itu.
“Yang putih atau yang emas?” tanya Danesh lagi, di tangan kanan dan kirinya terdapat ponsel keluaran terbaru dengan logo apel digigit berwarna emas dan putih.
“Sepertinya untuk Mbak Bule-nya cocok warna emas deh, Pak.” Seorang pramuniaga yang kelihatan andal mengenai produknya tersenyum pada Danesh, “tapi kalau mau warna yang lain, saya bisa ambilkan yang warna Sierra Blue.”
Pramuniaga perempuan itu hendak masuk ke dalam gudang ketika tangan Katya menahannya, dia bergumam sambil menunjuk warna emas, “This.”
Pramuniaga itu menoleh pada Danesh.
“Bungkus yang ini, ya.” Danesh mengangkat ponsel berwarna emas di tangannya.
“Siap, Pak.” Pramu
Pengantin Pesanan0 – PrologPerempuan bertubuh ramping dengan pinggang kecil itu mengerjapkan mata hijaunya; begitu jernih bagaikan air danau yang tenang namun menyimpan misteri.Hidungnya tinggi berpadu dengan bibir seksi yang mengundang untuk dikecup, lesung pipinya muncul ketika dia tersenyum malu-malu, tangannya yang berjari lentik menyibakkan seberkas rambut pirang kecokelatan ke balik telinganya.Dia mengembuskan napasnya, harum udara dari embusannya menambah kecantikannya yang paripurna.Danesh terpana, tidak percaya bahwa mahluk secantik ini ada.“Ha-hai, welcome… home. This is your home now.” Untuk pertama kalinya, Danesh gugup luar biasa. Bahkan lebih gugup daripada dulu pertama kali dia mengucap ijab kabulnya.Shit, enggak usah ingat-ingat mantan istrinya ketika dia sedang berhadapan dengan perempuan yang akan dinikahinya.Katya tidak bicara, dia hanya
Pengantin Pesanan01 – Resmi Jadi Duda“Selamat Dan, sudah resmi jadi duda.”Evan, pengacara perceraian yang mewakilinya, menyerahkan amplop cokelat pada Danesh, dia menyeringai dengan senyum penuh arti pada teman sekampusnya dulu.Danesh menerimanya dengan ekspresi campur aduk. Di dalam amplop itu ada selembar Kutipan Akta Perceraian; bukti bahwa dia sudah resmi mengakhiri hubungannya dengan Andini, mantan istrinya.“Thanks, man.” Tanpa memeriksa isinya, Danesh memasukkan amplop itu ke dalam tas kerjanya. Dia yakin bahwa Evan melakukan tugasnya dengan baik, dia dibayar mahal untuk itu.“So, what’s next?” tanya Evan sambil menyandar ke kursi di café salah satu Mall tempat mereka janjian untuk bertemu. Dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil memerhatikan Danesh.“Kerja.” balas Danesh sekenanya, dia menyesap kopi hitamnya &nd
Pengantin Pesanan02 – Tawaran Sekali Seumur HidupPesta berlangsung meriah.Lingkaran koneksi Danesh yang kecil, namun terdiri dari para crazy rich dan orang yang punya jabatan mentereng itu berkumpul untuk merayakan status terbaru dari Pengacara andalan mereka.“Dan, tenang aja …. Biarpun itu stempel masih basah, udah banyak cewek yang ngantri kepengen dikawin sama lo.” Pak Ridwan, lelaki setengah baya yang pernah tersangkut kasus penggelapan itu tertawa sambil memegang gelas Scotch, dia mengedipkan matanya pada Danesh.Ah, si tua bangka yang doyan perempuan itu ternyata diundang kemari.Danesh tertawa garing, “Belum kepikiran mau nikah lagi, Pak. Terlalu banyak kerjaan.”“Alaaahh …. Kerjaan gampang diatur, yang penting kebutuhan lo aja dulu. Kalau memang ogah sama urusan punya bini, lo bisa jadi Daddy buat anak-anak kuliah yang kepingin ngehedon tapi males ker
PENGANTIN PESANAN03 – Pengantin Pesanan“Dunia ini enggak seluas daun kelor, Dan. Lo harus buka diri lo untuk kesempatan yang datang. Eksplor, man.” Rafi memulai presentasinya.Danesh berusaha mendengarkan Rafi, namun perhatiannya teralihkan oleh tangan-tangan halus yang menggerayangi dadanya. Harum parfum yang dikenakan perempuan-perempuan itu mulai membuat kepalanya terasa ringan. Efek memabukkan dari alkohol dan sentuhan perempuan-perempuan cantik membuat Danesh kehilangan konsentrasinya.“Hmmm…” dia hanya mengangguk-angguk. Pengacara ganteng itu duduk di atas sebuah sofa di sebuah kamar. Tiga dari perempuan tercantik pilihan Mami duduk di pangkuan dan kanan-kirinya.Saat ini dia merasa layaknya Raja yang dikelilingi oleh selir-selirnya.Seorang perempuan yang duduk di pangkuannya melepaskan kancing kemeja Danesh dan membelai bulu-bulu halus di dadanya. Danesh mengembuskan napasnya ketik
PENGANTIN PESANAN04 – Kedatangan Pengantin-3 BULAN KEMUDIAN-“Bos, pesawatnya sebentar lagi landing.”Ponsel Danesh yang disetel dalam mode senyap menampilkan notifikasi di layar. Nama Ucok, asisten pribadinya, muncul dengan pesan yang membuat jantungnya berdebar tidak karuan.Ah, setelah penantian dan proses yang panjang, akhirnya mereka akan bertemu juga ….Danesh menyentuh layar ponselnya dan kembali memusatkan perhatian pada Jaksa yang sedang membaca dakwaan.“Dan… lu yakin ya kalau gue bakal bebas sebentar lagi?” bisik Rafi yang duduk disebelahnya di kursi pesakitan.Banyak yang terjadi dalam tiga bulan ini; selain Danesh yang sibuk memilih calon pengantinnya melalui website ‘Deep Web’, Rafi juga tertangkap tangan menyuap aparatur negara agar mendapatkan tender proyek pembangunan jalan.Karir Rafi yang tadinya semulus jala
PENGANTIN PESANAN05 – Monster SesungguhnyaAkhirnya Katya terpilih juga.Perempuan itu tercengang tak percaya ketika diberitahu bahwa ada seseorang yang tertarik padanya.“Sayangnya bukan dari Amerika atau Inggris seperti yang kita harapkan. Dia orang Indonesia.”Katya tidak tau apapun mengenai Indonesia, namun dia tidak peduli, yang penting dia ingin segera pergi dari lubang neraka ini.“Besok mereka akan datang menjemputmu. Bersiaplah.” Anna, kepala agensi menatapnya dari atas sampai bawah, memeriksa penampilan Katya, “cuci rambut dan bersihkan tubuhmu. Apa kamu sudah menstruasi bulan ini?”Katya menelan ludahnya kemudian mengangguk, kepalanya tertunduk dalam-dalam, tidak berani menatap bola mata abu-abu dingin milik Anna. Perempuan setengah baya berwajah masam yang sering memukulinya dengan tongkat kayu.“Kalau begitu, pergi ke klinik. Kamu harus mempersiapkan di
PENGANTIN PESANAN06 – Pertemuan Pertama“Ha-hai, welcome… home. This is your home now.” Katya bisa merasakan lelaki yang berdiri di hadapannya ini gugup. Suaranya sedikit bergetar dan dia menghindari kontak mata.Lelaki yang bernama Daneshwara – ah, namanya sungguh terdengar menggoda dan eksotis.Pertama kali membaca namanya, Katya sudah penasaran seperti apa pribadinya. Dilihat dari foto yang ditunjukkan agensi, Daneshwara terlihat tampan dalam balutan jas resmi. Dia terlihat gagah dan berwibawa, terutama dengan kacamatanya.Katya menyukai lelaki yang percaya diri, kelihatan tangguh dan cerdas.Kacamata menambah kesan cerdas dari seorang pengacara Indonesia ini.Namun ternyata, Daneshwara kelihatan grogi bertemu dengannya. Mungkin lelaki ini tidak terbiasa dengan kehadiran perempuan?Ah, tapi tidak mungkin. Kalau dia tidak terbiasa dengan perempuan, bagaimana mungk
PENGANTIN PESANAN 07 – Wine and DineJarum jam menunjukkan pukul 18.30 WIB ketika mobil yang ditumpangi Danesh memasuki halaman rumah. Ucok yang sedang ngaso di teras sontak bergegas mematikan rokok yang diisapnya sedari tadi, kemudian berdiri menyambut majikannya. “Bos.” Wajah Danesh kelihatan suntuk, dia menyerahkan tas kerjanya pada Ucok dan bertanya, “Gimana?”“Beres, Bos. Meja dan makanan udah siap. Nona Rusia juga udah siap dari tadi.” Ucok nyengir, misinya akan usai begitu Danesh duduk di ruang makan. “OK. Gue mandi dulu.” Danesh mengendurkan dasinya. Dia menyelinap masuk ke rumah tanpa suara. Matanya mengedarkan pandang, berjaga-jaga jika Katya melihatnya datang. Namun, Katya tidak ada di mana-mana, sepertinya gadis itu masih betah di kamarnya. Danesh masuk ke kamarnya, mengunci pintu dan buru-buru masuk kamar mandi. Setelah terkena air hangat di sekujur tubuhnya