Beatrice terlihat memegang bayi itu erat-erat agar tidak terlepas dari pelukannya.
"HAHAHAHAHAHA AKHIRNYA TIBA JUGA SAAT DI MANA AKU BISA MENGALAHKANMU!" teriak wanita itu.
Kini wanita itu menyerang perut Beatrice.
"AAAAkkkkkkkkk!!"
Lagi-lagi Beatrice kalah. Wanita itu terpental jauh menabrak pohon dan bahkan muntah darah. Beatrice sendiri tahu bahwa sulit untuk selamat setelah menerima serangan ini.
"Hahahaha..."
Wanita itu tertawa puas sekali dan makin mendekat ke tempat Beatrice.
"Medeline..." gumam Brent.
Wajah wanita itu sudah terlihat. Brent mengepalkan kedua tangannya, pria itu sangat marah.
Medeline dan pengawal pribadinya terlihat mendekat hingga jarak tertentu. Pandangan wanita itu mengarah pada bayi Beatrice, Anna. Beatrice yang terluka sangat parah itu menutupi wajah Anna.
"Uuuuuu... manis sekali," ejek Medeline dengan suara manja yang dibuat-buat.
"Ini adalah balasan karena kau telah merebut No
Anna menenggelamkan diri dengan tenang seperti biasa. Menurut ayahnya, ini adalah tempat di mana upacara kedewasaan dijalankan.Rasa familiar yang Anna rasakan sekarang... cukup nyaman."Aku hanya perlu berada di dalam sini hingga sembuh, bagaimana caranya aku bisa sembuh?" gumam Anna. Wanita itu bertanya-tanya sambil terus menyelam dan beristirahat sesekali."Hmmm, apakah dengan terus menyelam seperti ini perlahan kutukan terkikis?" Anna bertanya-tanya dalam hati. Sempat terdengar oleh Anna bahwa kutukan ini belum ditemukan obatnya, hanya ini upaya yang bisa mereka lakukan sekarang.Ocean is being ocean. Anna tak melihat ada sesuatu yang istimewa dari lautan ini. Bisa saja karena Anna sudah pernah berada di dalam sini sebelumnya.BruuukkkkkkkkkkkBrruukkkBrraakkkkkAnna ditabrak oleh sesuatu secara tiba-tiba. Lagi-lagi sepertinya lebam di tubuhnya bertambah."Uuurrggghhh! Apa
Alex tidak begitu terkejut saat tiba di lapangan. Porak-poranda, persis seperti laporan yang ia terima dari informan."Basecamp mereka ada di rumah sakit," lapor Vincent pada Alex.Alex pun mengamati Vincent dengan saksama, "Kau yakin akan bergabung di perang ini? Kau baru saja pulih, sebaiknya kau beristirahat."Vincent, Dave, Oswald, Julie dan bahkan Medeline sudah sadar dan pulih bahkan sebelum masa persiapan perang. Namun, kondisi mereka tetap saja membuat Alex khawatir mengingat Raymond masih berpesan agar mereka membatasi diri.Vincent menggertakkan giginya, ia merasa gagal karena membuat raja mengkhawatirkan bawahannya. Pria itu pun kesal karena tidak bisa melindungi sang ratu, kali ini ia tidak ingin gagal."Saya baik-baik saja, Yang Mulia. Jika memang ada hal buruk yang harus terjadi, maka biarkan terjadilah. Saya sudah hidup sebagai kesatria kerajaan naga, gugur sebagai kesatria naga adalah hal yang membanggakan," jawab Vincent mantap.
Air di kolam itu berputar seperti puting beliung yang ganas, menciptakan pusaran besar yang mengancam menelan segalanya."Annnaaaa!!" teriak Alex dengan suara penuh ketegangan, matanya liar mencari keberadaan istrinya di tengah kekacauan.Namun, ia tak bisa melihat Anna. Tubuhnya mungkin terperangkap dalam pusaran itu. Desakan air yang terus berputar semakin kuat, mempersulit pencarian."ARRRRRGGGHHHHHHHH!!""SAAAAKKKKKITTTTTT!!!"
Ugghhhh!!Noah merasakan nyeri yang begitu tajam mengiris dadanya saat membayangkan kemungkinan yang menanti. Ia tahu ini adalah keputusan besar, yang akan menentukan nasib banyak orang, dan instingnya mengatakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi."Sepertinya kau juga merasakan hal yang sama denganku," ucap Karl, suaranya rendah dan penuh ketegangan, mencoba memvalidasi perasaan yang sama.Sean, yang duduk di barisan paling depan, mengamati ayah dan pamannya dengan penuh perhatian. Matanya gelap, penuh perhitungan, mencermati setiap kata yang terucap. Keputusan ini bukan hanya tentang mereka. Sean tahu masa depan keluarganya, dan mungkin takhta tergantung pada pilihan yang mereka ambil hari ini."Sean, bagaimana pendapatm
Ace tak mampu menjawab Kylie. Satu-satunya hal yang terlintas dalam pikirannya tentang istri barunya hanyalah adegan-adegan vulgar... dan dorongan untuk melindunginya.Rose hanyalah pelayan yang belum lama bekerja di kediaman keluarga Valkayr. Ia direkomendasikan oleh Amber, istri kedua Ace yang berhati lembut. Amber merasa tergerak ketika melihat seorang gadis rakyat biasa, yatim piatu, dipukuli di jalan sambil menggenggam sepotong roti.Rose adalah wanita ceroboh, sangat kontras dengan ketiga istri Ace yang kuat dan cakap. Justru sifatnya yang lemah dan kikuk itu lah yang menarik perhatian Ace.Di Kerajaan Ular, para bangsawan wanita dituntut untuk tangguh. Karena itu, seumur hidupnya, Ace nyaris tak pernah melihat sosok perempuan yang lembut seperti Rose.
"Me... Memangnya kenapa kita harus repot-repot menempatkan penjaga di sisi Ratu Naga?" tanya Rose dengan suara bergetar, matanya melirik ke kanan dan kiri, mencari dukungan yang tak ada.Grand Duke Valkayr menggigit ujung bibirnya, lalu menepuk jidatnya dengan kasar, napasnya berat menahan emosi.Brent hanya mengangkat sebelah alis dan terkekeh pelan. "Kupikir dia cukup pintar karena berani mengantar nyawa. Ternyata dia sangat bodoh."Wajah Rose langsung pucat. Sorot matanya kehilangan keberanian."Apa yang kau lakukan? Sudah, tidak usah membantah lagi! Minta maaf dan duduklah dengan tenang!" bisik Ace geram, matanya menyipit, penuh tekanan.Udara di ruang rapat yang semula formal kini terasa berat. Tegang. Seolah ruangan itu menahan napas."Cukup sudah!" teriak Karl, suaranya memecah ketegangan yang menggantung di udara."Noah, Raja Naga, aku meminta maaf atas ketidaksopanan adik iparku. Mari kita tidak memperpanjang masalah ini dan melanjutkan rapat," bujuk Karl, nadanya mencoba men
"Apa! Apa yang salah?"Teriakan Rose membuat satu ruangan hening."Statusku juga tinggi di sini, aku adalah istri Grand Duke! Memangnya kenapa aku tidak bisa menyuarakan pendapatku? Kenapa aku harus takut dengan mereka? Apa yang salah dari perkataanku?" batin Rose tidak terima.Semua orang menanti apa lagi kalimat yang akan keluar dari mulut Rose."Mengapa aku harus mendapat intimidasi setelah bersusah payah merangkak dari bawah? Statusku juga tinggi di sini! Kalian tidak bisa macam-macam padaku sekarang!" pikir Rose.Noah yang awalnya sangat marah itu kini memadang Rose seolah wanita itu sesuatu yang menjijikan."Akan buang waktu berdebat dengan orang bodoh yang serakah," batin Noah.Noah berusaha mengatur emosi dalam diam."Baiklah nona, aku ingin mendengar pendapatmu. Harusnya kau punya alasan yang bagus setelah mengatakan putriku beban bukan?" tanya Noah usai lebih tenang."Ayaahhh!!" teriak Alex.Alex tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Kenapa ia harus mendengar om
Karl agak keberatan dengan opini Alex. Akan tetapi, Karl coba mengukur pertempuran terakhir pasukannya dengan pasukan duyung."Kekuatan prajurit biasa sudah bertambah sekiranya tiga kali lipat. Satu kali pembasmian bisa menghabisi satu negara. Prajurit biasanya sudah jauh di atas prajurit-prajurit kami. Apa jangan-jangan kemampuan prajurit biasa mereka setara dengan wakil komandan?" ucap Karl dalam hati."Aku rasa hal itu tidak perlu, raja naga," ucap Jacob menyuarakan pendapatnya.Raja gurita juga kurang setuju dengan Alex."Meski kemampuan mereka berkembang, aku rasa tidak sampai berlebihan seperti itu," lanjut Jacob lagi.Tanpa bermaksud meremehkan lawan, Jacob hanya berpikir mereka mungkin tidak harus terlalu takut pada pasukan duyung saat perang. Mereka bisa menyelesaikan perang dengan cepat karena tiga kerajaan bergabung. Tak perlu sampai yang terkuat untuk turun secara bersamaan di medan perang.Noah memandang Jacob dan kemudian menol
"Apa kau sudah mengabari Noah?" tanya Karl pada Fredrick, ajudannya.Fred terlihat gugup. Ia ragu untuk menyampaikan jawabannya."Grand Duke memberi kabar bahwa beliau tidak bisa hadir, Yang Mulia," jawab Fredrick berusaha tenang.Wajah Karl merah padam mendengar jawaban Fred, "Kali ini apa? Apa yang membuat dia tidak bisa menghadiri rapat penting ini?"Gigi Karl bahkan gemeretak karena sangat marah, "Berani-beraninya Noah!""Cepat perintahkan dia kemari sekarang juga!" bentak Karl dengan suara sekecil mungkin."Ratu naga, sedang tidak sadarkan diri, Yang Mulia."Karl diam sebentar untuk mencerna informasi. Jujur saja, ia nyaris lupa dengan kondisi Anna mengingat Alexander yang merupakan suaminya hadir di rapat ini."Dunia tempat kita tinggal bisa hancuuurrr, apa yang lebih penting dari itu..." bisik Karl pada Fredrick.Kini Karl mengerti situasinya, Noah memang tidak akan menjadikan putrinya nomor dua lagi.Sialn