Share

5. Niat Baik, Tapi Tetap Menyakiti Hannah

"Kau adalah pengasuh yang bekerja dalam pengawasan Ibuku. Lalu, bagaimana bisa dengan mudahnya kau membiarkan anak ini dibawa pergi oleh Dave?"

Elena sungguh tidak mengerti kenapa ia selalu salah di mata Dallen. Ia hanya seorang pengasuh dan Dave adalah sepupu Dallen, lalu kekuasaan apa yang ia miliki untuk mencegah Dave membawa Hannah pergi?

"Pak Dallen, saya ...."

"Tidak perlu banyak bicara. Cepat gendong anak itu dan bawa ke mobilku." Dallen menyela kalimat Elena.

"Kau bahkan tidak mau menyebut namanya dan tidak mau menggendongnya, tapi masih bersikeras ingin membawanya pulang?" Dave datang dan langsung membalas ucapan Dallen.

"Biarkan saja Hannah di sini dan Elena akan membantuku untuk mengurus Hannah," ujar Dave lagi.

"Kau bisa mengambilnya kembali setelah Ibuku sembuh. Jika waktu itu tiba terserah kau akan membawanya ke mana, tapi tolong bawa dia pergi sejauh mungkin." Dallen membalas ucapan Dave dengan nada begitu ketus, lalu mengangkat Hannah dengan cukup kasar sampai membuatnya terbangun.

"Tuan Dallen, tolong berhati ..." kalimat Elena kembali terhenti karena Dallen yang tiba-tiba meraih tangannya dan menyeretnya keluar dari kediaman Dave.

Dave tidak mengejar Dallen kali ini, tapi jangan mengira kalau ia akan berhenti mencoba mengambil Hannah dari tangan Dallen. Sekarang, Hannah masih kecil, jadi dia belum begitu memahami betapa menyakitkannya sikap Dallen, tapi akan berbeda jika dia sudah dewasa.

Jika rencana bibinya tetap tidak berhasil untuk membuat Dallen menyayangi Hannah, maka Dave tidak punya pilihan lain, selain membawa Hannah pergi jauh dari kota ini. Dave tidak mau Hannah lebih lama melihat kebencian Dallen padanya.

Karena ini bukanlah sesuatu yang ia inginkan, maka Dallen tentu tidak langsung bisa bersikap selayaknya seorang ayah. Dallen menggendong Hannah dengan kasar bahkan tangan Hannah sampai terbentur pintu mobil ketika Dallen membawanya masuk dengan kurang hati-hati.

Hannah mulai menangis karena benturan itu cukup keras dan pasti menyakitkan. "Hannah masih kecil, tolong bersikaplah lebih lembut padanya." Elena pun tidak bisa tinggal diam melihat hal itu. Elena langsung mengambil alih Hannah dari Dallen karena pria terlihat tidak bisa dipercaya.

"Kau lebih baik berhati-hati padanya karena dia adalah anak pembawa ..." kini Dallen yang menghentikan kalimatnya karena melihat Elena yang langsung menutup telinga Hannah. Tatapan Elena pun terlihat begitu tajam saat ini.

"Memuakkan sekali. Cepat masuk!" Dallen buru-buru masuk ke dalam mobil karena sudah benar-benar muak dengan semua ini.

"Ayah ... aku ingin bersama Ayah." Hannah yang terbangun kembali ingin bersama sang ayah.

"Kau akan bersama ayah setelah sampai di rumah." Elena menenangkan Hannah sambil masuk ke mobil dan duduk di belakang. Sedangkan Dallen tidak terlihat peduli pada tangisan Hannah.

***

"Itulah yang Dallen janjikan padaku. Jadi, apa kau bisa membantuku mengawasinya? Laporkan padaku jika Dallen menyakiti Hannah."

Elena kini akhirnya mendengar langsung dari Liana tentang penyebab Dallen yang tiba-tiba mau menjemput Hannah. Elena bertanya-tanya apa penyebabnya dan inilah jawabannya. Dallen harus mendekatkan dirinya pada Hannah, tapi yang terlihat hanya sikap kasarnya saja.

"Ada apa, Elena? Apa Dallen melakukan sesuatu yang menyakiti Hannah?" Liana bertanya karena Elena terdengar terdiam.

"Itu ..." Elena terlihat ragu untuk bicara karena ia sudah tahu bagaimana kondisi kesehatan Liana saat ini.

Elena takut kalau apa yang ia sampaikan akan memperburuk kesehatannya, tapi jika tidak bicara maka bukankah itu salah?

"Sampaikan saja Elena. Apa yang terjadi?" Liana kembali bertanya pada Elena.

"Tuan Dallen tadi menjemput Hannah yang dibawa pergi oleh Tuan Dave. Niatnya mungkin terlihat baik, tapi caranya sangat kasar. Hannah sempat terbentur pintu mobil dan menangis." Elena yang tidak ingin dianggap tidak bertanggung jawab pada tugasnya akhirnya menyampaikan hal itu pada Liana.

"Jadi itu yang terjadi saat aku tidak ada. Aku akan bicara dengan Dallen nanti. Bagaimana keadaan Hannah saat ini?"

"Kondisi Hannah sudah lebih baik. Demamnya sudah turun dan saat ini dia sedang menonton kartun favoritnya."

"Syukurlah. Tolong jaga dia untukku."

"Saya akan melakukan yang terbaik. Anda fokus saja pengobatan yang akan Anda jalani. Di sini, saya juga akan membantu Pak Dallen untuk dekat dengan putrinya." Elena masih tidak yakin bantuan seperti apa yang bisa ia berikan, tapi Elena akan melakukan yamg terbaik.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan istirahat sekarang."

"Ya, selamat beristirahat." Panggilan suara itu pun berakhir.

Elena menghela napas dan terdiam sejenak karena tidak menduga kalau penyakit Liana sangatlah serius, tapi dia malah menunda pengobatannya karrna khawatir pada Hannah. Elena hanya bisa berharap kalau Dallen tidak akan semakin membenci Hannah karena hal ini.

Saat melihat jam, Elena melihat kalau ini sudah waktunya Hannah makan buah. Elena pun menoleh ke tempat Hannah duduk tadi untuk mengajaknya makan buah, tapi Hannah sudah tidak ada di sana.

"Di mana dia?" Elena mulai panik dan langsung mencari keberadaan Hannah.

Elena mencari Hannah di seisi rumah sembari memanggil namanya. Butuh waktu sampai akhirnya Elena menemukan Hannah yang sedang berhadapan dengan Dallen. Baju Dallen terlihat basah dan Hannah memegang gelas berisi jus. Apa itu berarti Hannah yang menumpahkan jus di baju Dallen?

Dallen terlihat begitu marah dan pandangannya hanya berfokus pada Elena. "Maaf, Ayah." Bahkan permintaan maaf Hannah dengan nada yang begitu manis karena telah tidak sengaja menumpahkan jus tidak bisa menghilangkan kemarahan Dallen.

"Semoga Pak Dallen tidak lepas kendali." Elena terlihat begitu khawatir dan buru-buru menghampiri Hannah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status