Beranda / Romansa / Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin / 5. Niat Baik, Tapi Tetap Menyakiti Hannah

Share

5. Niat Baik, Tapi Tetap Menyakiti Hannah

Penulis: Ary
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-08 23:07:40

"Kau adalah pengasuh yang bekerja dalam pengawasan Ibuku. Lalu, bagaimana bisa dengan mudahnya kau membiarkan anak ini dibawa pergi oleh Dave?"

Elena sungguh tidak mengerti kenapa ia selalu salah di mata Dallen. Ia hanya seorang pengasuh dan Dave adalah sepupu Dallen, lalu kekuasaan apa yang ia miliki untuk mencegah Dave membawa Hannah pergi?

"Pak Dallen, saya ...."

"Tidak perlu banyak bicara. Cepat gendong anak itu dan bawa ke mobilku." Dallen menyela kalimat Elena.

"Kau bahkan tidak mau menyebut namanya dan tidak mau menggendongnya, tapi masih bersikeras ingin membawanya pulang?" Dave datang dan langsung membalas ucapan Dallen.

"Biarkan saja Hannah di sini dan Elena akan membantuku untuk mengurus Hannah," ujar Dave lagi.

"Kau bisa mengambilnya kembali setelah Ibuku sembuh. Jika waktu itu tiba terserah kau akan membawanya ke mana, tapi tolong bawa dia pergi sejauh mungkin." Dallen membalas ucapan Dave dengan nada begitu ketus, lalu mengangkat Hannah dengan cukup kasar sampai membuatnya terbangun.

"Tuan Dallen, tolong berhati ..." kalimat Elena kembali terhenti karena Dallen yang tiba-tiba meraih tangannya dan menyeretnya keluar dari kediaman Dave.

Dave tidak mengejar Dallen kali ini, tapi jangan mengira kalau ia akan berhenti mencoba mengambil Hannah dari tangan Dallen. Sekarang, Hannah masih kecil, jadi dia belum begitu memahami betapa menyakitkannya sikap Dallen, tapi akan berbeda jika dia sudah dewasa.

Jika rencana bibinya tetap tidak berhasil untuk membuat Dallen menyayangi Hannah, maka Dave tidak punya pilihan lain, selain membawa Hannah pergi jauh dari kota ini. Dave tidak mau Hannah lebih lama melihat kebencian Dallen padanya.

Karena ini bukanlah sesuatu yang ia inginkan, maka Dallen tentu tidak langsung bisa bersikap selayaknya seorang ayah. Dallen menggendong Hannah dengan kasar bahkan tangan Hannah sampai terbentur pintu mobil ketika Dallen membawanya masuk dengan kurang hati-hati.

Hannah mulai menangis karena benturan itu cukup keras dan pasti menyakitkan. "Hannah masih kecil, tolong bersikaplah lebih lembut padanya." Elena pun tidak bisa tinggal diam melihat hal itu. Elena langsung mengambil alih Hannah dari Dallen karena pria terlihat tidak bisa dipercaya.

"Kau lebih baik berhati-hati padanya karena dia adalah anak pembawa ..." kini Dallen yang menghentikan kalimatnya karena melihat Elena yang langsung menutup telinga Hannah. Tatapan Elena pun terlihat begitu tajam saat ini.

"Memuakkan sekali. Cepat masuk!" Dallen buru-buru masuk ke dalam mobil karena sudah benar-benar muak dengan semua ini.

"Ayah ... aku ingin bersama Ayah." Hannah yang terbangun kembali ingin bersama sang ayah.

"Kau akan bersama ayah setelah sampai di rumah." Elena menenangkan Hannah sambil masuk ke mobil dan duduk di belakang. Sedangkan Dallen tidak terlihat peduli pada tangisan Hannah.

***

"Itulah yang Dallen janjikan padaku. Jadi, apa kau bisa membantuku mengawasinya? Laporkan padaku jika Dallen menyakiti Hannah."

Elena kini akhirnya mendengar langsung dari Liana tentang penyebab Dallen yang tiba-tiba mau menjemput Hannah. Elena bertanya-tanya apa penyebabnya dan inilah jawabannya. Dallen harus mendekatkan dirinya pada Hannah, tapi yang terlihat hanya sikap kasarnya saja.

"Ada apa, Elena? Apa Dallen melakukan sesuatu yang menyakiti Hannah?" Liana bertanya karena Elena terdengar terdiam.

"Itu ..." Elena terlihat ragu untuk bicara karena ia sudah tahu bagaimana kondisi kesehatan Liana saat ini.

Elena takut kalau apa yang ia sampaikan akan memperburuk kesehatannya, tapi jika tidak bicara maka bukankah itu salah?

"Sampaikan saja Elena. Apa yang terjadi?" Liana kembali bertanya pada Elena.

"Tuan Dallen tadi menjemput Hannah yang dibawa pergi oleh Tuan Dave. Niatnya mungkin terlihat baik, tapi caranya sangat kasar. Hannah sempat terbentur pintu mobil dan menangis." Elena yang tidak ingin dianggap tidak bertanggung jawab pada tugasnya akhirnya menyampaikan hal itu pada Liana.

"Jadi itu yang terjadi saat aku tidak ada. Aku akan bicara dengan Dallen nanti. Bagaimana keadaan Hannah saat ini?"

"Kondisi Hannah sudah lebih baik. Demamnya sudah turun dan saat ini dia sedang menonton kartun favoritnya."

"Syukurlah. Tolong jaga dia untukku."

"Saya akan melakukan yang terbaik. Anda fokus saja pengobatan yang akan Anda jalani. Di sini, saya juga akan membantu Pak Dallen untuk dekat dengan putrinya." Elena masih tidak yakin bantuan seperti apa yang bisa ia berikan, tapi Elena akan melakukan yamg terbaik.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan istirahat sekarang."

"Ya, selamat beristirahat." Panggilan suara itu pun berakhir.

Elena menghela napas dan terdiam sejenak karena tidak menduga kalau penyakit Liana sangatlah serius, tapi dia malah menunda pengobatannya karrna khawatir pada Hannah. Elena hanya bisa berharap kalau Dallen tidak akan semakin membenci Hannah karena hal ini.

Saat melihat jam, Elena melihat kalau ini sudah waktunya Hannah makan buah. Elena pun menoleh ke tempat Hannah duduk tadi untuk mengajaknya makan buah, tapi Hannah sudah tidak ada di sana.

"Di mana dia?" Elena mulai panik dan langsung mencari keberadaan Hannah.

Elena mencari Hannah di seisi rumah sembari memanggil namanya. Butuh waktu sampai akhirnya Elena menemukan Hannah yang sedang berhadapan dengan Dallen. Baju Dallen terlihat basah dan Hannah memegang gelas berisi jus. Apa itu berarti Hannah yang menumpahkan jus di baju Dallen?

Dallen terlihat begitu marah dan pandangannya hanya berfokus pada Elena. "Maaf, Ayah." Bahkan permintaan maaf Hannah dengan nada yang begitu manis karena telah tidak sengaja menumpahkan jus tidak bisa menghilangkan kemarahan Dallen.

"Semoga Pak Dallen tidak lepas kendali." Elena terlihat begitu khawatir dan buru-buru menghampiri Hannah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   22. Ucapan Adalah Doa

    "Sudah tahu kau memiliki alergi terhadap kacang, lalu kenapa kau masih makan kacang? Bagaimana jika kau mati saat bersamaku? Aku yang akan terkena masalah!" Elena yang saat ini masih terbaring di ranjang rumah sakit ingin mengatakan banyak hal untuk mrmbalas ucapan Dallen yang bisa-bisanya membahas tentang kematiannya saat ia masih hidup, tapi Elena merasa tenaganya belum benar-benar pulih untuk bisa berdebat dengan Dallen. "Maafkan saya. Saya tidak tahu kalau makanan tadi mengandung kacang. Selain itu, terima kasih sudah membawa saya ke rumah sakit." Pada akhirnya, hanya kalimat itu saja yang bisa Elena berikan pada Dallen. Elena tidak mengerti kenapa ia bisa seceroboh ini. Elena tidak bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya jika tidak ada Dallen atau yang menolongnya. Namun, kini, Elena menjadi mengetahui kalau Dallen tidak sedingin yang terlihat. Dallen masih punya sisi kemanusiaan dalam dirinya. "Bagaimana dengan Hannah? Apa Anda sudah mendapatkan kabar terbaru?

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   21. Haruskah Kami Menyerahkan Nyawa?

    "Apa yang dia lakukan? Dia minum saat anaknya hilang? Memangnya ini sebuah perayaan?" gumam Elena saat ia kembali setelah makan dan melihat Dallen yang sedang duduk dengan ditemani oleh beberapa botol soju. Dallen tampak tenang saat ini, padahal Elena berharap kalau Dallen akan panik karena anaknya hilang. Melihat Dallen yang tenang seperti ini membuat Elena membayangkan kalau ayahnya pasti tidak akan pernah menangisi kematiannya nanti. Elena tidak ingin orang lain sedih karena dirinya, tapi ia ingin melihat ayahnya sedih jika suatu saat kehilangannya dan menyesal karena telah mengabaikannya. "Apa aku bisa menyadarkan Dallen dari kesalahannya? Aku bahkan tidak bisa melakukan apa-apa pada hidupku sendiri." Elena menjadi hilang kepercayaan diri sekarang. Sebelumnya, Elena berpikir tidak apa-apa jika hidupnya tidak bisa berubah, tapi hidup Hannah harus berubah. Namun, bagaimana jika tidak ada yang berubah sama sekali? Bukankah manusia berubah dengan keinginannya sendiri? "B

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   20. Semoga Anak Itu Lenyap

    "Apa maksud Anda hilang? Tolong jangan bercanda, Pak Dallen." Elena berharap kalau Dallen hanya sedang bermain-main saja. Dallen hanya diminta untuk menjaga seorang anak kecil dan anak itu adalah putrinya sendiri. Bagaimana bisa Dallen kehilangan Hannah? "Apa aku terlihat seperti sedang bercanda? Aku hanya meninggalkannya sebentar untuk menelepon seseorang dan dia sudah tidak ada saat aku kembali," ucap Dallen. Elena menatap tumpukan pasir dan beberapa mainan milik Hannah yang tadi ia gunakan, lalu melempar jus di tangannya dan setelahnya langsung mencari keberadaan Hannah di sekitar pantai. Jika Hannah tidak ditemukan, maka Elena meyakini kalau itu adalah kesalahannya karena berani meninggalkan Hannah dalam tanggungjawab Dallen. Sementara Dallen masih terdiam di tempatnya dengan raut wajah yang terlihat begitu panik. Dallen tidak menduga kalau keadaan akan menjadi seperti ini. Ia meninggalkan Hannah tidak sampai 15 menit, lalu bagaimana bisa anak kecil lenyap begitu s

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   19. Hannah Hilang!

    "Kenapa penderitaan ini tidak berhenti padaku? Kenapa Hannah juga harus merasakannya?" Elena bicara dengan begitu pelan dan hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Elena juga sampai menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air matanya yang menetes setelah mendengar ucapan Hannah. Dallen terus menatap Hannah selama beberapa saat. Dallen tidak tahu apakah selama ini sikapnya selama ini tidak cukup untuk menggambarkan kebenciannya atau Hannah yang memang belum memahami sesuatu? "Ya, tentu saja ayah sayang padamu." Dallen bahkan tidak yakin dengan apa yang ia katakan saat ini. "Aku juga sayang Ayah!" Hannah tersenyum dengan begitu lebar seakan tidak pernah ada hal buruk yang terjadi padanya. Dallen hanya menatap Hannah kali ini. Pikiran Dallen melayang jauh membayangkan bagaimana jika Rosa masih ada bersamanya. Jika Rosa masih ada, maka Dallen yakin keluarganya akan menjadi keluarga yang bahagia, bukan keluarga yang hancur seperti ini. "Pak Dallen, Anda baik-baik saja?"

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   18. Pujian Untuk Pertama Kalinya

    "Sebelumnya, Hannah sempat berkelahi dengan salah satu temannya. Saya mencaritahu penyebabnya dan itu terjadi setelah Hannah diejek karena hanya orang tuanya yang tidak hadir saat kami mengundang orang tua murid untuk menyaksikan anak-anak menyanyi pada hari anak." "Saya mengerti keadaan keluarga Anda, tapi tolong luangkan waktu untuk Hannah demi kebaikannya. Dari semua anak-anak, Hannah menjadi yang paling pendiam. Saya sudah menelepon Bu Liana terkait hal ini, tapi saya diminta untuk bicara dengan Anda." Ucapan wali kelas Hannah rasanya masih bergema di telinga Dallen bahkan setelah ia meninggalkan ruangan guru dan kini sedang menatap Hannah dari balik jendela kelasnya. Di rumah, Hannah tampak cerita, tapi sekarang, Dallen melihat Hannah duduk sendirian dengan mainannya di saat anak-anak lain sibuk bermain bersama. "Apa yang terjadi? Apa Hannah baik-baik saja selama di sekolah?" tanya Dave, tapi ia tidak mendapat jawaban dari Dallen. "Hannah kesepian," gumam Elena yang m

  • Pengasuh Cantik Dan CEO Dingin   17. Ada Apa Dengan Hannah?

    Setelah mencari keberadaan Hannah, Dave akhirnya menemukan Hannah yang sedang berada di ruangan khusus untuknya bermain. Di sana, Dave bisa mendengar Hannah bicara pada boneka beruang miliknya yang diberi nama Nini. Hannah bercerita kalau semalam ia tidur dengan ayahnya dan memeluknya dengan erat. Dave bisa melihat kebahagiaan di wajah Hannah saat bercerita dan air matanya jatuh begitu saja saat mendengar cerita Hannah. Anak seusia Hannah biasanya akan sangat senang ketika diberikan mainan baru, tapi Hannah bisa begitu senang hanya karena mendapatkan pelukan dari ayahnya. "Hannah," panggil Dave dengan begitu lembut. "Paman!" Hannah tampak begitu bersemangat dan langsung berlari ke arah Dave untuk memeluknya dengan begitu erat. "Kenapa Paman ada di sini?" tanya Hannah yang sekarang sudah tidak lagi memeluk pamannya. "Paman merindukanmu. Hari ini, paman yang akan mengantarmu ke sekolah," jawab Dave. "Aku tidak mau pergi dengan Paman. Aku ingin pergi dengan Ayah." Hanna

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status