Share

6. Mesum Itu Apa?

"Ayah, minum jusnya. Nenek bilang, Ayah suka jus. Aku sudah mengambilkannya untuk Ayah."

Hannah menyodorkan jus pada Dallen yang terlihat menahan diri agar tidak meledakan kemarahannya sekarang. Ketika ibunya mengatakan akan mengawasi semua yang ia lakukam pada Hannah, maka Dallen tahu itu tidak main-main, jadi ia akan lebih berhati-hati.

"Maafkan saya, Pak Dallen. Saya tidak tahu kalau Hannah pergi mengambil jus." Elena pun langsung datang untuk meminta maaf.

Elena sempat membungkuk pada Dallen, lalu mengambil gelas di tangan Hannah dan mengajaknya segera pergi dari hadapan Dallen. Tangan Hannah sudah cukup memar karena terbentur tadi. Elena tidak mau terjadi masalah yang lebih besar lagi, apalagi jika Hannah sampai terluka.

"Berhenti di sana!"

Namun, suara dingin Dallen seolah membekukan langkah Elena dan membuatnya seketika terdiam dengan tangan yang menggandeng tangan kecil Hannah. Elena pelan-pelan memutar badannya dan ketika berbalik, Dallen sudah ada tepat di depannya di depannya dalam jarak yang begitu dekat.

"Aku perlu bicara dengannya." Dallen bicara dengan mata yang melirik Hannah.

"Apa?" Elena terkejut sampai langsung menyembunyikan Hannah di belakangnya.

Walau Elena ingin mendekatkan Dallen dan Hannah, tapi tangannya malah bergerak membawa Hannah menjauh dari Dallen ketika pria itu mencoba mendekati Hannah. Elena refleks melakukannya karena melihat tatapan Dallen yang sangat tidak bersahabat.

"Tadi, aku mendengar kau sudah bicara dengan Ibuku, jadi kau pasti sudah tahu situasiku saat ini. Sebagai seorang pengasuh bukankah kau seharusnya membantuku dekat dengannya? Lalu, kenapa kau malah menjauhkannya dariku?" Dallen bicara sembari terus bergerak mendekati Hannah.

"Tunggu sebentar!" Elena ingin mendorong Dallen menjauh, tapi ia malah menumpahkan jus di celana pria itu. Elena menjadi semakin panik karena bukan hanya Hannah yang membuat kesalahan, tapi juga dirinya.

"Maafkan saya. Saya tidak sengaja." Elena melepaskan genggaman tangannya pada Hannah, lalu mengambil tisu untuk membersihkan minuman yamg ia tumpahkan di celana Dallen.

"Sial! Kenapa kau sangat ..." kalimat Dallen tertahan karena kaget ketika Elena membersihkan noda itu.

Elena begitu merasa bersalah sampai membuatnya tidak fokus melihat di mana tepatnya noda itu berada. Elena membersihkan noda itu dari paha Dallen, lalu akhirnya tersadar kalau noda itu juga mengenai bagian yang menutupi "adik" Dallen dan Elena baru saja menyentuhnya.

Elena memutar badan Hannah agar dia menatap ke arah lain, lalu ia menatap Dallen dengan ekspresi yang begitu canggung. Dallen pun terlihat begitu terkejut sampai membuatnya tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Maafkan saya. Ini di luar kendali saya." Elena bicara dengan begitu canggung.

"Apa katamu? Di luar kendali? Kau jelas sengaja melakukannya! Dasar gadis mesum." Dallen memilih untuk pergi karena merasa malu setelah apa yang baru saja terjadi.

"Saya tidak bermaksud seperti itu. Pak Dallen, saya bukan ..." Elena ingin mengejar Dallen, tapi ingat pada Hannah yang harus ia urus.

"Kakak, mesum itu apa?" Hannah menatap Elena dengan wajah penasarannya.

Pertanyaan yang mengejutkan, pikir Elena. "Itu adalah ..." Elena bahkan tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya pada Hannah.

"Ayo kita makan buah." Elena mencoba untuk mengalihkan perhatian Hannah.

"Aku harus memberikan jus pada Ayah."

"Kita akan memberikannya nanti. Ayo." Elena menggandeng tangan Hannah.

"Lalu, apa itu mesum?" Hannah kembali bertanya karena rasa penasarannya belum terjawab.

"Kakak punya dongeng baru. Apa kau mau mendengarnya? Ceritanya sangat menarik." Elena lagi-lagi mengalihkan perhatian Hannah, sebab ia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan apa itu mesum pada anak kecil berusai 4 tahun.

***

Setelah sampai di rumah sakit untuk menjenguk ibunya, Dallen langsung diberitahu semua detail segala hal yang telah ia lakukan pada Hannah hari ini. Jika ibunya sampai tahu sedetail itu, maka jelas ibunya mendengar semuanya dari Elena karena hanya wanita itu yang tahu semuanya.

Dallen tidak menduga kalau Elena akan secepat ini menjadi mata-mata ibunya. Baiklah jika seperti ini cara main Elena, maka Dallen akan meladeninya. Namun, Dallen merasa harus berhati-hati dengan Elena di gadis mesum itu. Jika salah melangkah sedikit saja, maka Elena pasti akan mengadu pada ibunya.

"Kau tahu? Ibu tidak mengharapkan itu darimu. Sudah ibu bilang, ibu akan mengawasi semua yang kau lakukan, tapi kau masih saja mengecewakan ibu. Apa kau ingin ibu menghentikan pengobatan ini?" Liana terdengar seperti sedang mengancam Dallen.

"Aku minta maaf, Ibu. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku akan bersikap lebih baik pada Hannah. Ibu tidak akan menerima pengaduan lagi tentang perbuatanku, jadi tolong fokus pada pengobatan Ibu." Dallen tidak akan main-main dengan janjinya kali ini.

"Dalam hidup, ibu, keinginan ibu hanya satu, yaitu melihatmu bisa menyayangi Hannah. Bisakah kau membiarkan ibu melihat keindahan itu sebelum ibu meninggal?"

"Apa yang Ibu katakan? Ibu akan baik-baik saja dan kembali sehat. Aku tidak suka jika Ibu bicara seperti itu. Aku pasti akan melakukan apapun yang Ibu inginkan asal Ibu kembali sehat." Dallen tidak pernah menduga akan melakukan ini, tapi tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.

"Ibu akan mengingatnya dan semoga kau tidak mengecewakan ibu." Liana terlihat begitu berharap pada Dallen.

"Sekarang, kau pulanglah. Kau harus menemani Hannah karena dia masih belum benar-benar sehat. Malam ini, kau bisa tidur dengannya, kan?"

"Apa?" Dallen begitu terkejut karena merasa belum siap bergerak sejauh itu.

"Kenapa? Apa kau tidak bisa melakukannya?" tanya Liana.

"Aku akan melakukannya. Elena pasti akan melaporkannya pada Ibu." Dallen merasa begitu tertekan saat ini, tapi ia harus terlihat baik-baik saja dengan semua permintaan ibunya.

"Baiklah. Pulanglah sekarang, lalu temani Hannah."

"Ya, jaga diri Ibu baik-baik. Aku akan datang lagi besok." Dallen sempat menggenggam tangan ibunya selama beberapa saat, sebelum akhirnya pergi dari sana.

Setelah Dallen benar-benar pergi, Liana langsung turun dari ranjang perawatannya untuk melakukan peregangan. "Menjadi pura-pura sakit itu melelahkan," ucap Liana seorang diri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status