Share

4. Keterpaksaan Menjadi Ayah

"Ibu akan menjalani pengobatan hanya jika kau mau mengubah sikapmu pada Hannah. Atau kau ingin ibu mati secara perlahan?"

Dallen merasa begitu sesak saat ini. Ruang geraknya serasa begitu terbatas setelah mendapatkan pilihan yang sulit dari ibunya. Bukannya menyayangi Hannah, tapi Dallen menjadi semakin muak pada anak itu.

"Ibu hanya ingin kau dekat dengan putrimu dan sangatlah wajar jika seorang ayah dengan putrinya," ucap Liana lagi.

Dallen menghela napas. Tidak ada pilihan lain saat ini, selain menuruti apa yang ibunya inginkan. Dallen rasa ia hanya perlu sedikit berpura-pura demi pengobatan ibunya. Rosa sudah pergi darinya dan Dallen tidak mau kehilangan ibunya juga.

"Baiklah. Aku akan melakukan apa yang Ibu inginkan. Jadi, mulai hari ini juga pengobatan Ibu akan dimulai." Dallen dengan berat hati harus mengatakan kerelaannya untuk bersama anak yang baginya hanyalah seorang pembawa sial.

"Ibu tahu kalau terpaksa melakukannya, tapi tolong tunjukkan ketulusanmu pada Hannah. Jangan mengira kalau ibu tidak tahu jika kau melakukan hal yang tidak-tidak pada Hannah." Liana memperingatkan Dallen.

"Aku tahu, jadi Ibu tidak perlu ..." kalimat Dallen tertahan karena mendapatkan telepon yang berasal dari rumahnya.

"Tunggu sebentar, Ibu," ujar Dallen, baru setelahnya ia menjawab telepon itu.

"Ada apa?" Dallen telah terhubung dengan salah satu asisten rumah tangga di kediamannya.

"Tuan Dallen, Tuan Dave mengambil Hannah. Kami tidak bisa mencegahnya." Wanita ini terdengar sangat panik.

"Apa?" Dallen sempat melirik ibunya, lalu bergerak sedikit memjauh karena khawatir kalau ibunya akan mendengar pembicaraan ini.

Dallen tidak ingin peduli pada hal ini. Dave adalah sepupunya dan sudah sejak lama dia ingin mengambil Hannah sebab tahu bagaimana sikapnya pada Hannah. Namun, ibunya selalu menghalangi niat Dave dengan mengatakan kalau ia akan berubah.

Dave sepertinya sudah kehabisan kesabarannya sekarang dan Dallen rasa itu adalah hal yang bagus, tapi ibunya sedang sakit sekarang. Dallen tidak mau keadaan ibunya memburuk jika tahu kalau Hannah dibawa pergi oleh Dave.

"Aku akan menyelesaikan masalah ini." Dallen pun buru-buru menyudahi telepon itu, kemudian kembali mendekat pada ibunya.

"Ibu, aku harus pergi untuk mengurus sesuatu. Aku akan kembali secepatnya." Dallen bicara singkat dan setelahnya langsung pergi.

***

"Anda siapa?" pertanyaan ini akhirnya keluar dari bibir Elena.

Sampai detik ini, Elena masih tidak tahu siapa sebenarnya pria yang mengambil Hannah. Perbuatan pria itu tidak bisa dicegah dan ia malah dipaksa untuk ikut, katanya untuk menjaga Hannah.

"Aku Dave, supupu dari Dallen. Mulai sekarang, kau akan bekerja padaku dan tugasmu masih sama." Dave menjawab dengan tegas.

Setelah mengetahui kalau wanita yang mencegahnya membawa Hannah adalah pengasuhnya, maka Dave memutuskan untuk membawanya juga. Dave tahu kalau Hannah sedang demam, tapi Dallen sama sekali tidak peduli padanya. Itulah yang membuat Dave tidak tahan lagi dengan sikap kakak sepupunya itu.

"Apa Bu Liana sudah mengetahui hal ini? Beliau sedang sakit dan saat ini ...."

"Aku sudah mengabari Bibi Liana tentang hal ini. Bahkan aku adalah orang pertama yang tahu tentang penyakitnya."

Elena tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat ini. Elena pikir, Liana tidak tahu apa-apa karena sedang dalam keadaan sakit, tapi ternyata Dave bahkan sudah bicara dengannya.

"Bagaimana mungkin Bu Liana mengizinkan Anda membawa Hannah pergi begitu saja?"

"Bibi Liana memang belum mengatakan ya, tapi Dallen bahkan sudah berencana pergi dari rumahnya agar bisa jauh dari Hannah. Jadi, bukankah akan lebih baik jika Hannah bersamaku?" balas Dave.

"Dia begitu benci pada putrinya sendiri sampai ingin meninggalkannya." Elena menjadi semakin sedih sekarang.

Seiring berjalannya waktu, Elena semakin melihat kalau Dallen adalah cerminan ayahnya. Elena selalu berharap hanya akan ada satu pria seperti ayahnya di dunia ini, tapi sekarang Tuhan memberikan duplikatnya.

"Dave!" sebuah suara yang keras kini terdengar di rumah Dave.

Dave mengenali suara itu, begitu juga dengan Elena. Dave langsung keluar dari kamar Hannah untuk menemui seseorang yang memgusik ketenangan rumahnya. Dave yakin kalau Dallen akan datang, tapi tidak menduga kalau dia akan berteriak seperti ini.

"Apa Tuan Dallen datang untuk menjemput Hannah? Apa dia sungguh akan melakukannya?" gumam Elena sembari menatap Hannah yang masih tidur.

Dave menuruni satu persatu anak tangga dan di bawah Dallen terlihat sudah menunggunya. Keterpaksaan itu terlihat jelas dari wajah Dallen karena Dave tahu segalanya.

Jauh di dalam hatinya, Dave menunggu momen di mana Dallen akan menyesali semua perbuatannya pada Hannah. Menyesali, bukan menyadari. Dave ingin melihat Dallen hidup dalam penyesalan karena berani menyebut Hannah sebagai anak pembawa sial.

"Ada perlu apa kau datang ke sini?" tanya Dave yang saat ini berdiri di depan Dallen.

"Aku datang untuk mengambil anak itu."

"Tidak ada yang bernama anak itu di sini. Siapa yang sebenarnya kau cari?"

Dallen terlihat begitu kesal, tapi ia mencoba mengendalikan diri. "Hannah. Aku datang untuk membawanya pulang." Sampai akhirnya, Dallen menyebut nama putrinya lagi.

Dave terlihat tersenyum tipis. "Aku kira kau senang jika Hannah tidak ada lagi di rumahmu lagi. Kau juga berniat pergi dari rumah, kan?"

Ya, Dallen menunggu semua momen yang Dave katakan tadi. Namun, situasinya begitu sulit saat ini sampai ia tidak bisa merayakannya.

"Kesehatan Ibuku menjadi lebih buruk dari yang aku perkirakan, jadi tidak baik jika anak itu ... maksudku Hannah pergi meninggalkan rumah saat ini, apalagi kau begitu ingin membawanya ke luar negeri."

"Aku sudah tahu. Aku yang mengantar Bibi ke rumah sakit tadi pagi karena kau tidak pernah di rumah." Dave dengan cepat membalas ucapan Dallen.

"Aku juga mendengar kalau Bibi jatuh pingsan karena keadaannya yang terus memburuk. Bibi harus menerima prngobatan, jadi biar aku yang menjaga Hannah. Kau juga tidak perlu merasa terbebani dengan kehadirannya" ucap Dave lagi.

Dallen mulai muak terus bicara seperti ini. "Kamarmya ada di atas, kan?" jadi, Dallen akan langsung mencari keberadaan Hannah.

"Dasar bodoh." Dave pun sempat berguman, lalu mengikuti langkah Dallen.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status