Share

Tiga Peraturan

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2024-04-20 13:48:02

"Kalau begitu aku akan mengatakan peraturan lainnya selain yang tertulis di kontrak. Kuharap kamu mendengarkan dan memahami apa yang kukatakan sekarang, karena tidak akan ada maaf kalau kamu melanggarnya."

Claudia tidak tahu peraturan seperti apa yang ingin disampaikan Malven, tapi melihat betapa serius raut wajah pria itu, sepertinya itu peraturan yang cukup sulit ditaati.

'Apa dia menyuruhku untuk bangun jam tiga pagi setiap hari?'

"Iya, Pak, saya mendengarkan."

Malven berdecak pelan, jelas berusaha keras untuk menutupi ketidaksukaannya pada Claudia.

"Pertama, jangan pernah memasuki kamarku atau ruang kerjaku, juga perpustakaan pribadiku."

Claudia mengerjap pelan, bukankah hal yang wajar untuk tidak masuk ke daerah privasi majikan? Apalagi status Claudia di sini sebagai pengasuh Raga, bukannya pembantu rumah tangga, jadi bukankah sudah pasti Claudia tidak akan masuk ke ruangan-ruangan yang baru saja Malven sebutkan?

"Baik, Pak, saya mengerti." Claudia mengangguk meski merasa aneh dengan peraturan pertama yang didengarnya, karena tanpa perlu dijadikan aturan, hal seperti itu pasti tidak akan terjadi.

"Lalu, kamu di sini sebagai pengasuh Raga. Jadi, meski kamu akan ikut makan bersamaku dan Raga, atau bermain bersamanya di kantorku, ingatlah kalau statusmu hanya seorang pengasuh."

Kata-kata yang terdengar lebih dingin dari sebelumnya membuat Claudia mau tidak mau merasa jengkel. Kenapa hal-hal yang sudah pasti itu dijadikan aturan?!

"Kalau begitu saya boleh menolak kalau seandainya nyonya Dera atau pelayan lain meminta bantuan saya untuk melakukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan 'mengasuh' tuan muda, kan?" Claudia kembali menatap lurus pada Malven. "Saya harap Anda mengatakan hal itu juga ke pekerja yang lain, Pak, agar saya hanya fokus dengan pekerjaan sebagai pengasuh saja."

Menghindari bully dan masalah tidak penting. Terkadang Claudia mendengar laporan dari para pengasuh maupun asisten rumah tangga yang dikirimkannya tentang senioritas dan pekerjaan yang tidak sesuai. Tidak sedikit yang harus melakukan bersih-bersih atau memasak padahal job desk-nya adalah babysitter, hanya karena tidak berani menolak perintah pekerja lain yang sudah lebih dulu di sana.

Malven yang sempat tertegun mendengar permintaan Claudia akhirnya berdeham pelan. "Kamu tidak perlu khawatir masalah itu, Dera bukan orang yang akan membiarkan rumah ini menjadi tempat tidak nyaman untuk bekerja."

Claudia mengangguk, syukurlah kalau lingkungan kerja di rumah ini baik. Meski Claudia sudah melihatnya hari ini tentang para pekerja yang ramah dan baik, tapi siapa yang tahu sifat asli seseorang? Claudia bahkan tidak bisa menebak pria yang sudah menjadi kekasihnya selama tujuh tahun, apalagi orang yang baru ditemui.

"Apa ada yang lainnya, Pak?" Claudia bertanya setelah beberapa saat Malven terdiam, raut wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Satu lagi, tentang panggilan Raga padamu."

Panggilan?

"Raga masih sangat kecil ketika kehilangan ibunya, jadi dia sangat haus akan kasih sayang seorang ibu. Meski begitu, tidak peduli seakrab apa pun kalian, jangan pernah menyuruh atau membiarkan Raga memanggilmu ibu atau mama. Kalau aku sampai menerima laporan ada hal seperti itu, kamu akan langsung dipecat."

Ehm ... sebenarnya apa yang sedang terjadi? Jujur saja sejak tadi Claudia kebingungan. Ada tiga peraturan yang tidak boleh ia langgar, tapi bukankah tiga hal itu adalah hal yang memang semestinya tidak dilakukan?

Pertama, tidak ada alasan bagi seorang pengasuh untuk masuk ke kamar atau ruangan pribadi tuannya. Kedua, memangnya ada orang yang lupa statusnya sebagai pengasuh hanya karena sering menemani tuan muda yang dirawatnya makan bersama orang tuanya? Lalu peraturan ketiga tentang panggilan itu juga, bukankah lucu kalau meminta atau membiarkan anak yang diasuh untuk memanggil ibu? 

Memangnya ada yang melakukan itu?!

“Jika tidak ada pertanyaan lain, kamu boleh keluar.”

Usai Claudia mendengar titah itu, ia bangkit dan undur diri.

“Tuan Muda ada di kamarnya, sejak tadi tidak mau keluar dan ini kesempatanmu untuk berkenalan dengannya. Tolong bujuk dia untuk keluar dan sarapan.”

Itulah yang dikatakan kepala ART pada Claudia setelah ia keluar dari ruangan.

Claudia kemudian mengikuti Dera menaiki tangga menuju lantai dua. Kamar utama yang ditempati tuan rumah berada di lantai dua. 

Lalu, kamar sang tuan muda berada tepat di depan kamar utama.

“Tuan Muda, saya mengantarkan pengasuh baru Anda.”

Pintu dibuka dan Claudia bisa melihat seorang anak lelaki berusia 4 tahun sedang duduk di sofa dekat jendela sambil membaca buku. Meski tahu Dera dan Claudia memasuki kamarnya, ia tetap tidak menoleh.

“Tuan Muda—“

“Aku tahu, Dera, aku sudah dengar. Pergi saja sana, tinggalkan dia, kamu juga punya pekerjaan kan?”

Jawaban dingin dan terdengar agak serak itu membuat Claudia tersentak. Raga tidak bertindak seperti anak-anak seusianya, berbeda sekali dengan Raga yang Claudia temui beberapa hari lalu.

"Pastikan bujuk Tuan Muda untuk keluar kamar dan memakan sarapannya," bisik Dera sebelum meninggalkan kamar.

Claudia menghela napas, mengingat kembali salah satu aturan yang disampaikan Dera. Raga tidak diperbolehkan makan di kamar kecuali sedang sakit. Peraturan untuk selalu makan di meja makan merupakan hal penting yang harus Claudia ingat.

"Tuan Muda, perkenalkan saya Claudia, Anda boleh memanggil saya Cla." Claudia berdiri di belakang Raga yang masih bergeming tanpa menjawab sapaan Claudia.

Kalau tidak melihat bagaimana tangan mungil itu memegang bukunya terlalu erat, juga suara serak yang tadi menjawab Dera, Claudia mungkin tidak akan tahu kalau tuan mudanya baru saja menangis. Melihat bagaimana ia pura-pura membaca buku seperti orang dewasa membuat Claudia tidak tahan.

"Tuan Muda Raga, coba lihat ke sini dulu," bisik Claudia sembari berlutut di samping Raga. "Saya sudah datang ke sini seperti yang Tuan Muda inginkan, tapi kenapa saya diabaikan?"

Kalau Raga dibiasakan dan diperlakukan seperti orang dewasa, maka Claudia juga bisa memulainya dengan cara yang sama.

Kata-kata Claudia membuat anak lelaki itu perlahan menoleh, matanya yang sebagian tertutup rambut tampak terkejut. 

"Kakak?" tanyanya dengan suara pelan.

Claudia tersenyum, kepalanya mengangguk. Tangan wanita terulur untuk menyibak rambut Raga, membuatnya bisa melihat dengan jelas jejak air mata dan mata Raga yang sedikit sembab.

"Kamu menangis lagi? Kenapa setiap kali kita bertemu, kamu selalu menangis?"

"Kakak!"

Terkejut dengan reaksi Raga yang tiba-tiba melompat dan memeluknya, Claudia yang hampir hilang keseimbangan akhirnya terkekeh pelan, membalas pelukan erat dari anak lelaki yang akan menjadi tuan kecilnya. 

Sepertinya Claudia akan menyayangi pria kecil ini selama ia bekerja di sini. Oleh karena itu, Claudia bertekad memegang teguh tiga aturan yang tadi ia dengar. Toh, itu tidak sulit.

Atau paling tidak, itulah yang Claudia harapkan. 

Hingga beberapa minggu kemudian, saat Claudia terkapar akibat ia tanpa sengaja minum untuk melupakan pernikahan mantan tunangannya, sesuatu yang tidak terduga terjadi. 

“Claudia ….”

Suara rendah yang diikuti dengan rentetan kecup dan cium di wajah dan ceruk lehernya, membangunkan Claudia dari tidurnya.

“Siapa– Nggh–”

Saat merasakan sentuhan sang pria di tubuhnya, Claudia memaksakan diri untuk membuka mata, dan di sana, tengah mengungkung dirinya di bawah lampu temaram, adalah wajah tampan memukau yang begitu dia kenali.

“P-Pak Malven!?”

Apa yang pria itu lakukan di kamarnya, dalam kondisi seperti ini!?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Imron Jember
okey di Tungjsksnidi jdjje
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Ekstra 3 - Kebahagiaan yang Sempurna (Final)

    “Tidak ada yang tertinggal, kan?”Claudia menoleh ke arah pintu saat Malven datang. “Sepertinya tidak ada, aku sudah memeriksa berkali-kali agar barang-barang penting Asya tidak tertinggal.”Malven yang tampak formal dengan kemeja putih yang dibalut jas hitam, mendekat ke arah istrinya. “Kalau begitu ayo pergi. Tuan Putri kecil itu sejak tadi sudah bertanya ratusan kali pada Raga kapan kita akan berangkat,” ucap Malven sembari menarik tubuh Claudia, mencium pipi wanita yang kini mengenakan gaun hitam panjang tanpa lengan.Rambut Claudia ditata rapi, hasil pekerjaan pelayan sejak subuh, jadi saat Malven mulai mengendus lehernya, Claudia segera menjauh. “Tolong jangan merusak riasan dan rambuttku,” peringat Claudia seraya berjalan menjauhi Malven.Malven mendengus, agak tidak suka membayangkan istrinya yang seksi dan cantik itu dilihat orang lain, tapi kalau Malven melarang Claudia untuk berpenampilan menawan seperti itu di hari penting ini, maka pria itu pasti sudah mendapat cubitan ‘sa

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Ekstra 2 - Ravisya Bintang Pranaja

    “Momma!”Claudia mendongak saat Raga membuka pintu ruang kerjanya, tersenyum lembut pada putranya yang baru saja pulang dari sekolahnya.“Halo, jagoan! Gimana sekolahnya hari ini?” Claudia bangkit dari kursi kerjanya, pindah ke sofa dan merentangkan tangan untuk memeluk Raga.“Seru banget!” ujar Raga sembari mendekat dengan cepat, memeluk leher Claudia dan menghela napas lega—seolah benar-benar sedang beristirahat di rumah. Sekarang bagi Raga, rumah adalah tempat dimana Claudia berada.“Wah, Momma jadi penasaran nih! Sini duduk, cerita sama Momma hari ini Raga melakukan apa saja di sekolah.”Raga menurut, duduk di sisi Claudia dan mulai berceloteh, menceritakan setiap detail aktivitasnya di sekolah hari ini. Sepanjang Raga bercerita, Claudia tidak pernah mengalihkan tatapannya, juga senyumnya yang selalu terukir saat melihat Raga.Sejak usia kandungannya memasuki tujuh bulan, Claudia mulai mengurangi aktivitasnya. Selain karena kakinya membengkak, Claudia juga sering mengalami keram d

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Ekstra 1 - Memaafkan dan Merelakan

    Ting! Suara khas itu terdengar saat pintu kafe didorong dari luar. Beberapa remaja masuk ke dalam kafe yang sedang ramai, suara mereka terdengar ceria dan penuh tawa. Tidak hanya para remaja itu, kafe memang dipenuhi dengan berbagai obrolan santai dari para pengunjungnya yang beragam.Salah satu pengunjung di sana adalah Claudia yang sedang termenung di sudut, menatap pada jendela yang memperlihatkan padatnya lalu lintas. Cuaca di luar sangat cerah dan panas, tidak sesuai dengan raut wajah Claudia yang murung. Hari ini adalah sidang akhir untuk Deon, dan entah bagaimana Malven menemukan berbagai kecurangan dan kejahatan yang pernah Deon lakukan selama di perusahaannya, juga perlakuan semena-mena terhadap bawahan dan mendapatkan kesaksian dari banyak orang hingga Claudia maupun Raga tidak perlu menunjukkan wajah di pengadilan. Malven mengatakan jika Deon akan dihukum maksimal delapan tahun penjara dengan tuntutan utama kekerasan dan upaya penculikan terhadap Ragava Lintang Pranaja.

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   After Married

    “Malven?” Claudia memanggil pelan saat tidak menemukan suaminya di sisi tempat tidur. Wanita itu melihat jam dan mengernyit. Ke mana Malven pergi dini hari begini? Melihat suasana yang hening, sepertinya Malven juga tidak ada di kamar mandi.Rasa kantuk yang terlanjur hilang membuat Claudia memutuskan untuk turun dari ranjang, menarik luaran baju tidurnya sebelum berjalan menuju pintu. Claudia sempat memeriksa kamar Raga, tapi tidak ada Malven di sana, hanya ada Raga yang tidur lelap.“Apa dia di bawah?” Claudia bergumam sembari menyusuri koridor dan menuruni tangga, cukup yakin suaminya ada di lantai satu ketika melihat seluruh lampu yang menyala.“Malven?” Claudia memanggil saat mendengar sebuah suara.Wanita itu semakin mengernyit saat menyadari arah suara yang cukup berisik itu berasal dari dapur. Ada dua dapur di kediaman Pranaja. Satu berada di luar rumah utama yang biasa digunakan oleh para pelayan untuk memasak, satu lagi berada tidak jauh dari ruang makan, dibuat khusus untuk

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Peran Baru

    "MOMMA!" Claudia yang mendengar teriakan itu langsung berlari, menghampiri Raga yang melambai sambil melompat di dekat gerbang arrival hall, bersama Sean dan Vall di sisinya. "Sayangnya Momma!" Raga langsung melompat ke pelukan Claudia saat wanita itu akhirnya tiba di depannya. "Aku kangen Momma! Kenapa lama banget perginya?" "Momma juga kangen Raga, kangeen banget! Maaf ya sudah meninggalkan kamu sendirian, nanti kita main ke banyak tempat berdua sebagai gantinya." "Digandeng saja," Malven segera menyela saat melihat Claudia hampir menggendong Raga. Pria yang ditinggalkan sejak Raga berteriak itu, ikut berjongkok di samping Claudia. "Momma sedang tidak bisa mengangkat sesuatu yang berat, jadi kalau kamu mau digendong, dengan Papa saja."Raga mengerjap, baru ingat jika saat ini ada bayi yang harus dijaga dalam perut Claudia. "Mau dituntun Momma aja, nggak mau sama Papa."Mendengar jawaban putranya, Malven tanpa sadar mengernyit. Sejak kehadiran Claudia, rasanya ia tidak lagi menj

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   À Jamais Ensemble

    Malven tidak langsung menjawab. Ia berjalan ke minibar, menuang segelas kecil anggur putih dan menyeduh teh mawar lalu menyerahkannya pada Claudia. Claudia menerima tehnya, lalu mereka duduk berdampingan di sofa. Tangan besar Malven melingkar di bahu Claudia. Ia sepenuhnya mengerti karena salah satu orang yang membuat ketakutan itu tercipta adalah dirinya sendiri. Malven meninggalkan Claudia tanpa kabar setelah mereka kembali dari Vietnam. “Sepertinya aku juga takut,” katanya pelan. “Tapi, bukan karena hal-hal indah akan pergi. Aku takut kalau aku tidak cukup untuk membuat kamu yang bersamaku merasa bahagia.” Claudia menoleh, menatap dalam pada Malven. Wajah Malven tampak jujur, terbuka, dan untuk sesaat, Claudia bisa melihat dirinya sendiri dalam keraguan laki-laki itu. Bukan sebagai dua orang yang sedang jatuh cinta di Paris, tapi sebagai dua manusia yang sama-sama sedang mencoba. “Aku tidak tahu masa depan akan jadi seperti apa,” Claudia berbisik, “Tapi hari ini ... kamu cukup.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status