Share

Bab 07

Penulis: Titi Awy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-11 18:44:52

Hafsa sudah menyiapkan pakaian Elang sedari tadi dan dia juga sudah menunggu Elang yang tak kunjung keluar mungkin sudah setengah jam Elang didalam kamar mandi membuatnya cemas dan panik.

"Aduh lama banget mandinya melebihi gadis, masa aku harus menunggu disini terus atau... dia kenapa-napa lagi, aduuh gimana ini?" gumam Hafsa pada dirinya sendiri mondar mandir didepan kamar mandi.

Lalu tak lama kemudian pintu diketuk dari luar

Tok tok tok

Hafsa segera membuka pintunya dan ternyata Melati datang membawakan sarapan untuk tuan mudanya.

"Melati,."

"Hafsa ini sarapan tuan muda Elang."

"Apa emang harus diantar?"

"Sepertinya begitu, aku hanya mengerjakan perintah."

"Oh... begitu tuan muda suka sarapan dikamarnya. Baiklah sini terimakasih yah!" Hafsa menerima sarapan itu yang dibawa dengan troling."

"Eh ngomong-ngomong tuan muda sudah bangun." tanya Melati sambil melongok kedalam.

"Sudah dia lagi berendam."

"Berendam."

"Iya, berendamnya lama banget lagi!" bisik Hafsa pelan.

"Hihihi namanya juga orang kaya" Melati terkikik geli membalasnya.

"Sudah sudah cepat kembali nanti dimarahi lagi." kata Hafsa mengakhiri.

"Iya. daah!".

Hafsa menutup pintu dan membawa troling berisi makanan itu kedalam dan melihat kamar mandi masih menutup dan Elang belum memanggilnya.

"Aduh.. kok lama sekali dia belum keluar juga. Apa ku ketuk saja yah pintunya." kata Hafsa berinisiatif.

Lalu dia mendekati pintu kamar mandi dan mencoba mengetuknya sekali dengan pelan.

tok tok tok

"Tuan...!" tak ada sahutan, coba lagi.

"Tuan....!" berbicara lebih keras tetap tak ada sahutan.

"Tuan apa anda baik-baik saja?" dengan lebih keras Hafsa menggedor pintu kamar mandi sehingga yang didalam terbangun dan terganggu.

"Sial, pengasuh itu mengganggu ketenangan ku saja " kesal Elang karena kenyamanannya diganggu.

"Ada apa?" sahut Elang dengan suara keras juga.

"Tuan sedang apa? apa tuan baik-baik saja kenapa lama sekali?" ucap Hafsa dibalik pintu.

"Jangan banyak bicara cepat bantu aku." jawab Elang ketus, setelah Hafsa masuk dia akan memarahi pelayan itu.

Hafsa kemudian membuka pintu sesuai perintah terlihat Elang sudah duduk dibak mandinya dengan bertelanjang dada tentunya

Hafsa bahkan sampai memalingkan wajahnya.

"Ada yang bisa saya bantu tuan."

"Kau sudah merusak mood berendamku, dan berani sekali kau berteriak kepadaku, apa kau ingin dipecat?" ucap Elang dingin dan tajam.

Hafsa langsung bereaksi, "Tidak tuan tidak, aku masih membutuhkan pekerjaan ini. Tadi itu aku hanya khawatir kalau tuan kenapa-napa karena tuan tidak memanggilku makanya aku berinisiatif memanggil tuan." ucap Hafsa takut-takut.

"Aku tidak butuh alasanmu, lain kali jika tidak aku panggil maka kau jangan berteriak-teriak, mengerti." Hafsa mengangguk tapi teringat Elang tidak bisa melihat segera dia menjawab.

"Iya tuan saya mengerti.!"

"Sudah sekarang bantu aku berdiri."

Hah, Hafsa melongo bantu berdiri yang ada dipikirannya kalau Elang sedang polos mana mungkin dia melakukannya kalau terlihat anu nya bagaimana?.

"Kenapa kau diam saja? bantu aku cepat."

"Ta-pi tuan aku masih polos, aku tidak mau mataku ternodai." ucap Hafsa terbata.

Elang tersenyum miring, baru kali ini ada pelayan yang menolak perintahnya dalam keadaan seperti ini biasanya tanpa diperintah pun mereka akan dengan senang hati melakukannya.

"Kau benar-benar ingin dipecat?"

"Ti-dak tuan."

"Lalu kenapa kau banyak alasan? aku tidak peduli kau masih polos atau tidak karena aku tidak bisa melihat reaksimu. Bisa saja kau hanya pura-pura lalu kau malah tergiur dengan tubuhku." ucap Elang tersenyum sinis.

Mendengar perkataan Elang membuat harga dirinya tersakiti dia tidak terima.

"Tuan, jangan sembarangan bicara yah! aku tidak seperti itu, kalau tuan berfikiran begitu tentangku baiklah lebih baik tuan pecat saja aku." ucap Hafsa dengan emosi.

Elang semakin tersenyum sinis.

"Baiklah kalau kau maunya begitu, sekarang juga coba kau buktikan membantuku tanpa menyentuhku."

Hafsa kembali melongo membantu tanpa menyentuh bagaimana caranya?.

"Bagaimana caranya tuan?" tanya Hafsa bingung.

"Terserah dirimu, aku tidak peduli!" ucap Elang ingin mengerjai Hafsa.

Hafsa kemudian berfikir bagaimana caranya membantu tanpa menyentuh. Ah dia mendapatkan ide kemudian dia mencari plastik untuk menutupi kedua tangannya lalu bersiap untuk membantu Elang.

"Oke, saya sudah siap tuan!" sini aku bantu."

Elang mengernyit, "Apa yang kau gunakan?"

"Sudah yang pentingkan tidak menyentuh kulit secara langsung, ayo cepat tuan nanti tuan kedinginan. Siapa yang repot? tentu aku." celoteh Hafsa membuat Elang melebarkan mata.

'Kenapa jadi aku yang dikerjai' batin Elang pada dirinya sendiri.

"Aku janji akan tutup mata dan tidak akan melihat apapun."

Kemudian Hafsa membantu Elang berdiri dengan tangan menggunakan plastik yang dia temukan.

Tanpa melihat apapun yang sebenarnya Elang memakai celana dalam tetapi tetap saja ada yang menonjol dibalik celana itu dan Hafsa pun pasti bisa melihatnya.

Dibilasnya tuan muda dengan air shower dan dibantu Hafsa masih dengan memejamkan mata.

Elang tau bahwa pengasuhnya ini jujur dan tidak dibuat-buat. Setelah selesai membilas Elang dibantu Hafsa menggunakan jubah handuknya lalu mendudukkannya dikursi roda dan matanya sudah terbuka saat sudah memakai jubah handuk itu.

Kemudian membantunya keluar dari kamar mandi.

"Tuan sarapan tuan sudah siap, ingin makan dulu atau pakai baju dulu." tawarnya tersenyum.

"Aku ingin berpakaian dulu." jawab Elang.

Kemudian Hafsa menyerahkan pakaiannya.

"Ini tuan!".

"Aku bisa pakai sendiri, kau berbalik lah." kata Elang datar dan memang dia bisa memakai pakaiannya sendiri.

"Baik tuan." Hafsa membelakangi kemudian.

"Sudah." tanya Elang memastikan.

"Sudah."

Elang memakai baju dengan perlahan sampai selesai memang butuh waktu yang lama namun dia berhasil melakukannya."

"Sudah." ucap Elang.

Hafsa kemudian berbalik mendapati Elang yang sudah siap dan semuanya rapih.

"Wah tuan bisa memakai baju sendiri hebat" puji Hafsa bertepuk tangan.

"Tidak usah berlebihan, cepat suapi aku." ucap Elang membuat Hafsa mendengus sebal.

"Baik tuan!".

Tanpa basa basi lagi Hafsa dengan telaten menyuapi Elang makan dengan lahapnya benar-benar seperti bayi besar tapi Hafsa senang melakukannya.

Hafsa mengagumi Elang yang begitu tampan baru ini dia melihat lelaki tampan disekitarnya tapi sayangnya tuan muda nya berhati dingin tapi menurut Hafsa tidak kejam hanya ketus saja.

tok tok tok

Pintu diketuk seseorang.

"Sebentar tuan aku bukakan pintu." Hafsa berjalan mendekati pintu dan membukanya terlihat Rey yang sudah rapih dan tampan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 2

    Seusai pernikahan Rey dan Melati, Rey membopong Melati dan orang tuanya ke kediaman rumah Mala untuk sekedar menginap beberapa hari di sana sebelum kembali ke kampung halaman.Kini Melati tidak menjadi pelayan koki untuk Elang lagi karena sekarang menjadi nyonya Rey, tapi Rey masih mengabdi pada Elang padahal Rey juga punya perusahaan sendiri warisan dari ayahnya yang saat ini sedang dikelola oleh ibunya.Ibu nya juga tidak memaksa Rey untuk terburu-buru memimpin perusahaan itu, Mala sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Rey.Sedang Raka tentu saja anak muda itu belum pantas untuk mengelola perusahaan besar itu.Beberapa hari kemudian orang tua Melati memutuskan untuk pulang karena di rasa sudah terlalu lama berada di kota, mereka tentu saja merindukan kampung halaman mereka terutama kebun mereka.Untung saja mereka sudah menitipkan perkebunan itu pada tetangga dekatnya untuk menjaga dan merawat kebunnya jadi mereka tidak perlu kha

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 1

    "Sayang, bagaimana rasanya?." tanya Elang pada istrinya sambil menyentuh lembut perut Hafsa yang sudah membesar itu."Rasanya luar biasa kak, apalagi jika gerakannya aktif aku terkadang ingin tertawa sambil menangis sendiri." jawab Hafsa tersenyum geli kala mengingat kejadian dimana bayi nya aktif bergerak di dalam perut."Seperti itukah sayang, jagoan kita sangat aktif sekali ternyata." seru Elang tersenyum bahagia. Karena sudah mengecek bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki."Ahh..." tiba-tiba si kecil menendang perut ibunya sampai terlihat kakinya di permukaan kulit Hafsa."Sayang lihat kakinya lucu sekali." Elang berseru senang, begitu terharu menyaksikan bayi yang aktif bergerak itu.Perut Hafsa memang sudah besar sudah berusia 9 bulan lebih dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan.Perut yang awalnya hanya sakit biasa mendadak terus berdenyut hingga tiada henti membuat Hafsa terus berteriak kesakitan."Akhh

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Pengumuman

    Assalamualaikum para reader setia author, cerita 'Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta' akhirnya tamat juga meski dalam menulis banyak sekali hiatusnya tapi author seneng sudah menyelesaikan karya yang satu ini.Maafkan author kalo ending nya mungkin ada yang tidak berkenan di hati kalian, author cuma berharap kalian semua suka dengan cerita author ini.Daaannn......Pasti ada yang menunggu deh saat-saat kebersamaan Rey sama Melati tenang author akan kasih bonus buat kalian setelah ini author akan kasih extra part untuk sedikit kisah romantis antara Elang dan Hafsa juga Rey dan Melati.Mungkin itu saja kata-kata dari author.Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.Ramadhan KareemSalam sayang authorTitiawy

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 125

    Lalu saat di ambang pintu, Meliana datang dengan wajah yang penasaran karena dirinya lama sekali mendapat kabar dari Diana yang tak kunjung mengabarinya alhasil dia ingin melihat langsung apa yang terjadi.Seketika Meliana terbengong dengan apa yang ia lihat, Diana di seret paksa oleh orang yang tidak dia kenal. Dia juga melihat Elang berdiri di samping ranjang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya, dan hanya menyaksikan nya saja."Diana apa yang terjadi?." tanya Meliana namun tak di jawab oleh Diana.Diana diam saja merasa enggan untuk menjelaskan terlebih mereka baru kenal.Galang yang merasa jengah langsung menarik pergelangan tangan Meliana dan ingin membawanya keluar namun Meliana langsung memberontak."Eh! apa-apaan ini. Lepaskan!." teriak Meliana di depan wajah Galang."Lepas, kenapa aku di tarik?." tanya lagi karena mereka semua diam saja.Galang yang benar-benar jengah segera membalas dengan di

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 124

    Diana dan Meliana membawa Hafsa ke kamar hotel yang sudah mereka pesan, mereka juga membawa Hafsa juga sangat hati-hati sampai benar-benar tidak ada yang melihat.Benar-benar suatu keberuntungan bagi mereka bisa lolos begitu saja dan membawa Hafsa yang sudah pingsan ke kamar itu."Cepat buka pintunya!." perintah Diana.Buru-buru Meliana membuka pintu itu dan kemudian terbuka, mereka pun masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat."Hah.. akhirnya." Diana merasa puas sudah membawa Hafsa dan di baringkan nya di tempat tidur, dia juga melepaskan gaun di tubuh Hafsa di bantu Meliana dan akhirnya Hafsa hanya memakai tank top dan celana pendek saja di balik selimut itu."Kau sudah siapkan pria nya?." tanya Diana memastikan."Sudah, kau tidak perlu khawatir."Baiklah, sekarang aku harus kembali dan memberi tahu Elang, dia pasti akan langsung menceraikan istrinya di depan semua orang. Hahaha." ucap Diana ter

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 123

    Berbagai acara pernikahan pun telah selesai kini tinggal para tamu mengucapkan selamat kepada pengantin."Melati selamat yah! akhirnya kau menikah juga dengan Rey." ucap Hafsa senang."Terimakasih." jawab Melati tersenyum cerah."Selamat Rey akhirnya kau tidak jadi jomblo abadi." ucap Elang meledek."Sama-sama tuan,.""Hey, ini bukan waktu bekerja. Kenapa kau selalu memanggilku tuan?." kata Elang sedikit tidak terima."Maaf, aku sudah terbiasa." jawab Rey santai."Hem.. ya sudahlah terserah dirimu.""Ngomong-ngomong kalian bisa minggir tidak, di belakang sudah antri." ujar Melati pada Hafsa dan Elang.Hahh ternyata di belakang sudah banyak yang ngantri."Sayang, ayo kita pergi dari sini." Hafsa hanya mengangguk.Setelah agak menjauh, Elang mulai berbicara, "Sayang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?." Hafsa senang dia menduga bahwa yang ingin bertemu dengannya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status