Share

2 Pengusiran

Author: Mimi Lita
last update Last Updated: 2024-02-23 22:16:50

“Sekarang aku harus bagaimana Lex? Sebenarnya semalam apa yang terjadi?” Renata bertanya dengan tatapan mata yang menerawang hampa. Dia menatap ke jendela luar dan terlihat pucat.

Alex, dia mencoba mengingat kejadian semalam. Namun, ingatannya hanya berhenti pada saat dia mengantar Renata memesan kamar hotel. Setelahnya, yang dia ingat adalah kejadian pagi tadi di mana dia dihajar oleh tunangan nona majikannya.

“Sshh ....” Alex mendesis memegangi sudut bibirnya yang terasa begitu perih dan ngilu. “Aku juga sama sekali tidak tahu, yang aku ingat semalam di acara pesta itu semuanya baik-baik saja. Kita memang minum, tapi aku tidak minum sebanyak itu sampai bisa mabuk dan hilang kesadaran.”

Renata melirik sinis pada pengawalnya itu lalu memukul kepala Alex dengan tas tangannya. Satu-satunya benda yang ia miliki saat itu.

“Argh! Semua ini gara-gara kau!” Rena melampiaskan kemarahannya.

“Aduh! Hentikan! Apa kurang puas melihatku dihajar oleh tunanganmu tadi hah?” sembur Alex sembari mencekal pergelangan tangan nona majikan.

Renata berhenti, namun dengan air mata yang jatuh berderai. Dia kembali meneteskan air mata saat teringat dengan hancurnya hubungannya. Hubungan yang sudah terjalin lama harus kandas oleh sesuatu yang tak masuk akal.

“Apa semalam kau benar-benar melakukannya di atas tubuhku?” gumam Renata dengan wajah yang menunduk.

“Nona, aku tidak mengingatnya. Semuanya samar dan terjadi begitu saja. Maaf sebelumnya, aku ingin menanyakan sesuatu tetapi kau jangan marah ya.” Alex memikirkan hal ini sedari mereka keluar dari hotel tadi.

“Apa kau masih perawan kemarin?”

Pertanyaan itu sontak membuat Renata menjadi emosi. Pertanyaan yang sederhana namun cukup membuatnya tersudut dan terlihat rendah di mata pria.

“Apa maksudmu! Kau pikir aku ini apa? Kau juga ‘kan yang selama ini mengawalku? Apa pernah membiarkanku berduaan hanya bersama Justin? Tidak ‘kan?” tukas Renata sangat marah dan Alex menggeleng cepat dengan raut bersalah.

Renata menatap lekat kedua manik Alex. “Kau yang telah merusaknya semalam Lex. Kau tahu, ini sakit sekali!”

Renata berbicara seperti itu sambil menjambak rambut Alex yang bisa pasrah tanpa berani melawan.

“Ampun Nona, iya maafkan aku. Aku sama sekali tidak sadar. Aku bahkan tidak tahu bagaimana kita melewatinya semalam, apa kau ingat?” Alex bertanya dan Renata hanya bisa tertegun. Dia lalu menggeleng.

“Tidak sama sekali, aku hanya ingat kita sama-sama menikmatinya. Jujur kukira itu hanya sekedar mimpi tadinya.” Renata mengakui apa yang dirasakannya semalam.

Sial sekali bukan? Kalau memang keduanya sama-sama tidak mengingat dan melakukannya hanya seperti di dalam mimpi, itu berarti mereka sama-sama berada di bawah pengaruh obat. Tetapi siapa yang melakukan itu?

****

Terhenti mobil yang Alex sewa di depan gerbang kediaman Harisson. Satpam depan sudah mencegat mobil keduanya yang begitu asing dan sama sekali tidak pernah masuk ke dalam perumahan tersebut.

“Maaf, pesan tuan tadi nona dan kau tidak boleh masuk Lex. Tuan menitipkan koper ini di sini,” Satpam tersebut membawakan koper Renata.

Renata langsung turun dan bertanya pada Satpam. Dia tidak mengira kalau akan sampai seserius ini mengusirnya. Dia pikir kemarahan ayahnya tadi hanya seperti kemarahan sementara. Akan tetapi nyatanya justru sangat nyata.

“Apa Bapak serius mengatakan ini? Apa ibu saya juga tidak mau keluar menemui saya?” tanya Renata pada Satpam yang berusaha untuk menemui ibunya sebelum pergi.

“Maaf, tetapi selain tuan yang menitipkan koper ini, sama sekali tidak ada  yang lain lagi.” Satpam menjawabnya dengan datar.

Kecewa dan sedih, itulah perasaan Renata. Keluarganya sama sekali tidak ada yang sudi lagi menemuinya. Dia tahu semua itu karena pengaruh sang ayah semata. Ibu dan adiknya tidak akan bersikap seperti itu padanya.

Renata nyaris bersimpuh di jalanan dan Alex dengan sigap menangkapnya. Dia masih tetap berusaha menjalankan tugasnya sebagai pengawal yang bertanggung jawab. Terlebih, semenjak kejadian semalam.

“Aku harus pergi ke mana lagi Lex?” tanya Rena dengan tatapan mata yang begitu hampa menggambarkan kesedihan di jiwa.

*****

Dua orang itu berkeliling kota awalnya dengan maksud untuk mencari hunian untuk Rena. Namun, setiap kali mendapatkan tempat, Rena selalu saja membatalkannya. Dia selalu menolaknya dengan berbagai alasan.

Pertama mereka mendapatkan apartemen yang kecil dan biaya sewanya murah. Rena bilang itu terlalu jauh dari tempat tinggal Alex dan dia menolaknya. Berpindah lagi sampai malam tiba. Alex yang kesal lalu menepikan mobil sewaan itu di basement apartemennya.

“Bagaimana besok lagi kita mencari tempatnya? Sekarang kita beristirahat dulu di apartmenku Nona.” Alex menatap lekat Renata.

“Sebenarnya, aku tidak mau jauh darimu Lex. Aku takut tinggal sendirian di dalam rumah tanpa siapapun. Lalu, kalau nantinya aku hamil bagaimana? Pokoknya kau harus bertanggung jawab!”

Alex sempat membuang muka lalu menghela nafasnya jengah. Dia terkadang merasa stress dengan sikap dan perilaku Renata yang terlalu manis bak tuan putri. Renata terlalu lembek di mata Alex.

“Kita baru melakukannya sekali Nona, perlu usaha berkali-kali supaya benih itu jadi. Kalau hanya sekali kemungkinan besar tidak akan semudah itu jadi.” Alex menjawabnya dengan perasaan dongkol.

Renata membulatkan matanya. Baginya Alex saat ini adalah orang yang wajib menopang hidupnya. Sebab, karena Alex-lah dirinya terlantar dan menjadi sebatang kara.

“Begitu ya?” Renata seperti tengah berusaha mencerna apa yang baru saja Alex katakan. “Tapi kau tetap harus bertanggung jawab atas aku. Gara-gara kau meniduriku keluargaku mengusirku Lex. Mau bagaimana aku sekarang?” pekik Renata kesal.

Benar memang, andai saja Alex dan Renata tidak tidur bersama dan melakukan itu semalam. Pastinya tidak akan jadi seperti ini bukan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengawalku Suamiku     Bagian 63. End

    “Kamu?”Pertanyaan dan sorot mata terkejut Rena pendarkan. Justin yang menariknya menarik senyuman. Pria yang jauh di dalam lubuk hatinya masih sangat mencintai Renata itu rupanya tak bisa pergi begitu saja dari bayang-bayang manisnya masa lalu mereka.“Iya, ini aku Rena. Aku ingin bicara denganmu.”“Bicara apa lagi Justin, semuanya sudah selesai di antara kita.” Renata menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Dia sama sekali tidak terlihat tegang. Dia terlihat santai menyikapi Justin.Hanya saja, pria di sebelahnya itu sedang berpacu kencang jantungnya, ingatan akan hubungan mereka yang begitu indah kembali. Seperti semuanya kompak bersorak dan membuatnya merasakan ledakan kebahagiaan.Justin mengira, Renata akan membalas cintanya. Dia mengira Renata akan kembali dalam pelukannya. Sayangnya ....“Rena, aku ingin minta maaf tentang malam itu. Seharusnya aku tidak percaya begitu saja pada Derina. Seharusnya aku mencari tahu lebih banyak kebenarannya.”Renata tersenyum, dia lalu meno

  • Pengawalku Suamiku      Bagian 62. Justin yang Tak Bisa Melupakan

    “Apa sudah mengering Dude?” tanya Alex kepada sahabatnya yang baru saja memeriksa dan melepaskan perban di perut Renata setelah 3 bulan pasca melahirkan.“Sudah, baik sekali. Hanya tinggal rajin mengoleskan salep ya. Tapi meski begitu tetap harus diperhatikan untuk gerak dan juga angkat-angkat barangnya. Jangan terlalu memaksakan Rena,” kata Dude memberikan nasehatnya.Renata mengangguk pelan, dia duduk bersandar di headboard sementara Alex yang menggendong baby Ryuga. Ayah satu anak itu begitu perhatian kepada istri dan buah hatinya.“Dengarkan itu Sayang, jangan suka memaksakan. Kamu itu suka sekali membantah kalau diperingatkan.” Alex menimpali.“Siapa yang keras kepala, aku hanya merasa aku bisa ya sudah aku kerjakan. Ke sinikan Ryu, aku rasa dia haus.” Renata mengulurkan tangannya meminta Ryuga dari sang suami.“Baiklah, ikut ibumu ya. Ayah akan bicara dengan Dokter.” Alex memberikan Ryuga setelah sebelumnya mencium hangat kening buah hatinya.Alex dan Dude keluar meninggalkan k

  • Pengawalku Suamiku     Bagian 61. Maafkan Papa Nak 

    “Iya, kamu memang anak kandung dari tuan Andreas.” Nyonya Rima mengakui hal itu di meja makan saat dirinya dan keluarga barunya duduk di sana.Randy, dia mengatur nafasnya, berusaha untuk tidak menggebrak meja. Kepalanya terasa mendidih. Desirannya terasa sampai ke ubun-ubun.Kedua tangannya mengepal di atas meja, dengan rahang yang mengeras, dia menahan amarah. Menatap dua orang yang duduk di hadapannya sambil berpegangan tangan dan sesekali bertukar pandang dengan romantis.“Jadi aku ini anak hasil perselingkuhan?” tanya Randy dengan tatapan nyalang.“Tidak sepenuhnya seperti itu, Harrison juga berselingkuh, dia bahkan sampai mempunyai Derina Randy. Dan kita terlantar gara-gara itu. Lalu apa salah kalau ibu mencari kebahagiaan ibu?” tanya nyonya Rima tanpa rasa bersalah sama sekali.“Ibu juga manusia Randy, selama ini ibu hanya terbuka tentang sikap Harisson kepada kakakmu. Tapi, kakakmu juga tidak tahu kalau kamu adalah darah daging suamiku ini,” kata nyonya Rima sambil menatap waj

  • Pengawalku Suamiku     Bagian 60. Randy anak Andreas

    Laut yang begitu tenang adalah suatu pertanda badai besar akan datang. Begitupun dengan kehidupan, semuanya mempunyai gelombangnya, semuanya mempunyai rintangannya.Di Aulin Company.Alex terdiam membaca caption pada sebuah postingan. Dahinya mengerut berkali-kali. Otaknya menegang, seperti mencerna dengan begitu sulit setiap apa yang dibaca.Alex ingat betul bagaimana ketika dirinya mendatangi Lyra dengan tujuan ingin memperbaiki hubungan mereka. Lyra, justru sedang bersama dengan pria yang usianya lebih tua darinya. Dia menganggap Alex seperti angin lalu, bahkan setelah keributan terjadi pun matanya seolah enggan untuk melirik walau hanya sedetik.“Biarkan, dia mau mati atau apa paun itu sama sekali bukan urusanku. Aku sudah selesai dengannya. Jangan pernah kamu hadirkan lagi dia di dalam hidupku Frans!” tegas Alex memperingatkan.Dia berbalik menghadap ke jendela luar. Tatapan penuh kemarahan yang berpendar membuatnya gusar. Kedua tangannya saling bertaut namun rahangnya gemeretak.

  • Pengawalku Suamiku      Bagian 59. Hotel dan Hadiah untuk Rena 

    “Kalian pulanglah, aku dan istriku akan menginap di hotel,” kata Alex kepada Lily dan Frans.Lily yang duduk di kursi dalam ruangan Frans itu terkejut. Dia sama sekali tidak berani tidur di rumah itu sendirian, Randy tidak mesti pulang ke rumah itu setelah hubungannya dengan nyonya Rima membaik. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah barunya.Sementara di rumah itu selain Lily tidak ada lagi asisten yang lain. Tidur di rumah besar itu sendirian, sama seperti uji nyali. Lily tidak berani melakukannya terlebih hanya berdua saja dengan baby Ryu.“Tuan, mana aku berani,” aku Lily dengan raut takut. Belum apa-apa dia sudah ketakutan.Rumah baru Alex memang sangatlah besar. Tiga kali lipat dari apartemennya. Pembelian rumah baru itu dilakukannya supaya tidak diungkit lagi oleh saudara tiri mendiang ayahnya, tuan Harry Fernando, orang yang selalu saja mencari celah untuk bisa menguasai peninggalan tuan August.“Frans, kamu temani dia.”Frans langsung menunjuk hidungnya dengan ekspresi

  • Pengawalku Suamiku      Bagian 58 Cake Spesial

    Aulin CompanyAlex membuka laci meja kerjanya, dia menggeledah satu persatu. Dia lupa tadi Renata mengatakan supaya dia mencarinya di meja kerjanya. Renata tidak menyebutkan tempat yang spesifik sementara di meja kerja itu ada beberapa laci dan juga banyak sekali tumpukan berkas.“Diselipkan di mana,” gumam Alex sambil terus mencari.Matanya tidak melihat ke sebuah kertas yang terselip di bagian bawah pot bunga di sudut mejanya. Selama mencari, jantungnya berdegup kencang karena begitu bahagia. Wanita yang dulu di dambakannya, kini secara terang-terangan membalas cintanya setelah begitu banyak badai mereka lalui bersama.“Mungkin itu hanya sebuah klu!” seru Frans dari balik lemari, dia juga ditugaskan untuk mencari hadiah yang katanya Renata sembunyikan.“Mungkin saja, tolong segera cari Frans. Ini kali pertama ulang tahunku diperingati oleh wanita yang aku sayangi setelah sekian lama.”Frans mencibik dengan garis senyuman di bibirnya yang begitu tipis. Dia bukan merendahkan, dia hany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status