Share

Bab 3

Author: Amelia
Kata-kata Leo penuh dengan ketidakpercayaan. Tanpa menanyakan kebenaran, dia langsung menjatuhkan vonis pada Mya.

Seakan Mya sama sekali tak layak dipahami. Padahal kalau saja Leo benar-benar mau meluangkan waktu mengenali kepribadian Mya, dia pasti akan tahu Mya bukan tipe wanita yang sudi bermain kotor seperti itu.

Lima belas menit kemudian, mobil Leo berhenti di depan vila.

Leo sangat patuh pada neneknya. Kalau neneknya menyuruhnya untuk bawa Mya makan malam di rumah, dia sudah pasti akan menjemput Mya pulang.

Mya tahu betul akan hal ini. Karena itulah, dia sudah menunggu dengan pakaian rapi dan riasan tipis.

Namun di mata Leo, kesiapannya justru jadi bukti rencana busuk. Kalau bukan sudah berniat sebelumnya, kenapa bisa sampai berdandan rapi menunggu?

Kening Leo mengerut, bibirnya terkatup rapat. Dia enggan berbicara dengan Mya.

Mya sempat ingin menjelaskan, setidaknya meluruskan kesalahpahaman. Tapi saat tatapannya bertemu sorot penuh kebencian dari pria itu, kata-kata yang sudah tersusun rapi di kepalanya lenyap begitu saja, tertelan ke dalam kerongkongan.

Dia hanya mengalihkan pandangan ke jendela, sementara pikiran melayang pada momen pertama kali bertemu Leo.

Tiga tahun lalu, dia masih seorang mahasiswi di Fakultas Seni Perfilman. Karena parasnya menawan, dia mendapat kesempatan langka menjadi pemeran pendukung di sebuah film produksi besar.

Di pesta perayaan berakhirnya syuting, dia bertemu Leo untuk pertama kalinya.

Leo datang dikelilingi sutradara dan jajaran pimpinan produksi. Aura pemimpin terpancar jelas, seakan semua cahaya ruangan mengerucut hanya padanya.

Mya pun diam-diam terpana. Bagaimana bisa ada orang setampan itu? Mustahil sekali!

Mungkin tatapannya terlalu terang-terangan, Leo sempat menoleh.

Perhatian Leo hanya sekilas. Satu pandangan singkat dan cepat, bahkan tak sampai satu detik. Namun, waktu sesingkat itu sudah cukup untuk membuat jantung Mya berdebar keras tak terkendali.

Saat itu, Leo belum sepenuhnya mewarisi Grup Gleinch. Dia masih menjabat sebagai CEO Perfilman Starlite, salah satu anak perusahaan Grup Gleinch.

Film yang dibintangi Mya pun merupakan proyek yang dibiayai langsung oleh perusahaan tersebut.

Sebagai pewaris Grup Gleinch sekaligus CEO Perfilman Starlite, Leo selalu dikelilingi banyak perempuan. Bahkan aktris utama film itu pun berusaha mendekatinya.

Malam itu juga, seseorang menjebaknya dengan obat.

Namun, dengan geramnya dia menendang sang aktris utama yang mencoba merayunya. Setelah itu, dia menarik Mya selaku pemeran pendukung dan membawanya ke kamar suite di lantai puncak hotel.

Itu adalah malam pertama Mya tidur dengan seseorang.

Obat yang bekerja di tubuh Leo membuatnya kehilangan kendali, berubah liar dan brutal. Dia tidak peduli pada tangisan maupun permohonan Mya yang berlangsung dari malam hingga menjelang fajar.

Keesokan paginya saat Mya terbangun, Leo sudah menyiapkan sebuah kontrak pernikahan.

Kakak laki-laki Leo baru saja mengalami kecelakaan dan mengalami lumpuh total. Neneknya terpukul hebat hingga jatuh sakit parah dan harus dirawat inap. Beliau hanya punya satu harapan, yaitu melihat cucunya menikah dengan gadis baik-baik sebelum ajal menjemput.

Mya memenuhi semua syarat neneknya. Latar keluarga bersih, reputasi terjaga, tiada skandal. Alhasil, Leo menjatuhkan pilihan padanya.

Bagi kebanyakan perempuan, menjadi istri pewaris Grup Gleinch adalah mimpi yang bahkan tak berani mereka bayangkan.

Tapi, Mya malah menolak. Dia mengharapkan cinta sejati, mendambakan pernikahan yang dilandasi rasa saling mencintai, bukan kesepakatan dingin.

Leo tak memaksa. Dia bersikap lembut, perlahan mendekat, memberi perhatian yang tak terputus. Hingga akhirnya, saat Mya sedikit melonggarkan hatinya, Leo langsung membawanya menemui Nyonya Besar Gleinch, Winnie Sariman, yang juga neneknya Leo.

Wanita tua itu terbaring lemah, tubuh penuh selang dan mesin. Saat melihat sorot matanya yang penuh harap, hati Mya mulai berkompromi.

Tanpa sadar, dia pun mengikuti Leo ke Dinas Catatan Sipil untuk mengurus akta nikah.

Tiga tahun telah berlalu.

Kalau dipikir baik-baik, Leo memang tak pernah menelantarkannya. Kecuali satu hal, Leo tidak pernah mencintainya.

Segala kebutuhan Mya selalu terpenuhi.

Iya. Hanya cinta Leo yang tidak pernah didapatkannya.

Tatapannya kembali ke jendela, menatap satu per satu lampu jalan yang menyala. Tiba-tiba, matanya basah. Tanpa bersuara, dia menyeka ujung matanya, menghapus embun yang nyaris jatuh.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 100

    Begitu menutup telepon dengan Mya, Selen segera menghubungi sutradara utama.“Pak Robert, Anda perlu memberi saya penjelasan yang memuaskan. Memang benar Mya belum sepopuler artis papan atas, tapi dia adalah artis baru yang segera bekerja sama dengan aktor besar William Cole dan sutradara Isdin Wong. Kami tulus bekerja sama dengan acara Anda, tapi hasilnya justru seperti ini? Cara kerja tim produksi Anda sungguh terlalu sembrono!”Kata-kata Selen membuat sang sutradara tak tahu harus menaruh muka ke mana.Dua bintang tamu cedera bersamaan dalam proses syuting. Hal ini memang tak bisa dibiarkan begitu saja.“Bu Selen, kami sedang melakukan investigasi. Syuting terpaksa berhenti di tengah jalan, kami pun mengalami kerugian besar. Harap bisa saling memahami.”“Pak Robert, kami tentunya akan bersikap profesionalitas dalam hal pekerjaan. Kalau nanti ada syuting ulang, kami siap hadir. Tapi, Mya cedera serius di tengah proses syuting. Juru kamera yang seharusnya mengikutinya malah entah ke m

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 99

    Mya berhenti melangkah.“Untuk apa kamu mengikutiku?”Lift memerlukan kartu akses. Setelah menggesek kartu akses, tombol lantai otomatis menyala. Mya jelas melihat kartu yang digunakan Leo mengarah ke lantai paling atas, sesuai dengan status Leo sebagai CEO Grup Gleinch.Hans masih berdiri di dalam lift sambil menahan tombol pintu terbuka. Wajahnya canggung, tak tahu harus bagaimana bersikap.Dia hanya bisa menahan napas, berusaha mengecilkan keberadaannya.“Tanganmu terluka. Aku akan merawatmu,” kata Leo dengan sikap wajar, pandangan tertuju pada tangan Mya.Mya balik menatap tangannya. “Tanganmu sendiri juga terluka. Bagaimana mau merawatku?”Leo memakai setelan khusus buatan desainer, tak ada yang bisa melihat sebenarnya lengannya sedang dipasang gips.Sebelumnya tangannya selalu diikat perban dan digantung di depan dada. Karena merasa tidak nyaman, dia melepas perbannya.Lukanya berada di bawah siku. Asal berhati-hati dan tidak menggunakan lengan itu, tangannya boleh tak diperban.

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 98

    “Kak Yuki, kenapa Pak Leo pergi? Dia bahkan pergi bersama Mya. Apa yang terjadi?” Baru saja selesai bicara, Fani langsung menangkap bercak darah di lantai. Seketika dia menjerit kaget. “Da… darah! Darah dari mana ini!”“Keluar! Keluar dari sini!”Kata-kata Fani semakin memicu amarah Yuki. Yuki meraih bantal di belakang dan melemparkannya ke arah Fani. Fani terkejut dan langsung lari terbirit-birit keluar kamar.…Dokter membalut luka Mya sambil menghela napas panjang. “Kenapa bisa begini? Belum lama keluar rumah sakit, kamu sudah terluka lagi? Nona, jangan menganggap enteng hanya karena tidak kena tulang. Tangan punya banyak pembuluh halus. Kalau sampai infeksi, kamu akan sengsara.”Mya mendengarkan dengan tenang, tidak menyahut.Leo yang berdiri di samping merasa sangat bersalah. Dia mendengarkan setiap instruksi dokter dengan saksama.Setelah selesai diperban, Mya langsung meninggalkan rumah sakit. Leo dan Hans mengikutinya di belakang.Angin malam yang menusuk tulang berhembus kenca

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 97

    Perih menusuk menjalar dari telapak tangan Mya. Dia menggigit bibir, berusaha keras menahan diri agar tidak berteriak kesakitan.“Nyonya, tangan Anda!” Hans yang jeli segera melihat perban di tangan Mya kembali merembes darah.Baru saat itu Leo menyadari luka di tangan Mya.“Kenapa dengan tanganmu?”Mya tak ingin Leo mengira dirinya sedang berpura-pura lemah. Oleh karena itu, dia terus menyembunyikan lukanya di balik lengan baju. Saat terjatuh tadi, naluri tubuh membuatnya menumpu dengan telapak tangan. Akhirnya, soal lukanya terkuak juga.Leo buru-buru melangkah maju, berniat memeriksa luka di tangannya sekaligus membantunya bangkit.Dia tak bermaksud mendorong Mya sampai terjatuh. Tindakan Mya yang tiba-tiba menampar Yuki membuatnya refleks menjauhkan Mya.Kini, penyesalan sudah menyesakkan dadanya.Sebelum dia sempat mengucapkan permintaan maaf, suara dingin Mya sudah memotong lebih dulu.“Jangan sentuh aku!” Mya menatapnya dengan mata yang merah, lalu melontarkan sekata demi sekata

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 96

    “Kenapa? Tidak mau? Kamu tetap mau aku minta maaf padanya, membiarkan harga diriku diinjak-injak olehnya?” Mya sangat kecewa, mata memerah. “Leo, bagaimanapun juga aku sudah menemanimu tidur selama tiga tahun. Masa mudaku selama tiga tahun ini sama sekali tidak ada nilainya bagimu?”Leo terdiam, pikirannya kacau. Dia hanya meminta Mya untuk minta maaf. Lagipula, Mya sudah menampar Yuki dan mencederainya. Bukankah memang seharusnya minta maaf?Kenapa malah tiba-tiba ungkit harga diri dan masa muda?“Mya, aku sudah bicara dengan Yuki. Asal kamu minta maaf, dia tidak akan menuntutmu.”Tuntut?Konyol sekali!Memangnya Yuki berani menuntut dirinya?Yuki bisa bersikap arogan hanya karena tahu ada Leo yang membelanya.Mya menatap Yuki tanpa ekspresi. “Kalau Nona Yuki ingin menuntutku secara pidana, silakan saja. Grup Gleinch punya tim pengacara yang selalu siap sedia. Kalau kamu bisa membuatku benar-benar masuk penjara, aku akui dirimu hebat.”Yuki menampilkan wajah polos, menoleh pada Leo da

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 95

    Fani berjaga di depan pintu kamar rawat. Begitu melihat Mya datang, dia segera menghadang.“Untuk apa kamu datang ke sini!” Wajahnya penuh kewaspadaan, tatapannya tajam pada Mya.Mya tersenyum tipis. “Atas perintah Pak Leo, aku datang untuk meminta maaf pada Nona Yuki.”Mendengar itu, Fani langsung merasa puas. “Akhirnya tahu takut juga, ya? Berani-beraninya kamu menyinggung Kak Yuki. Kamu nggak mau berkarir di dunia hiburan lagi?”Mya sama sekali tidak tersulut emosi. Justru Hans yang hampir tak bisa menahan diri untuk membalas, tapi Mya mencegahnya dengan sebuah tatapan.Fani tahu Hans adalah asisten pribadi Leo, jadi dia buru-buru menampilkan senyum manis yang dikiranya enak dilihat.Hans mendengus dingin. “Awas!”Fani tak habis pikir. Dia mengira Hans terbiasa berinteraksi dengan kalangan elit, jadi meremehkan dirinya yang hanya seorang asisten biasa.Oleh karena itu, dia tidak berani banyak bicara dan hanya menyingkir.Hans mendorong pintu, lalu memberi isyarat hormat pada Mya unt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status