Share

Bab 2

Author: Amelia
Esok paginya.

Saat Leo turun ke lantai bawah, Mya sudah menyiapkan sarapan di meja.

Biasanya, Leo selalu menikmati masakannya. Namun hari ini, dia tidak duduk di hadapannya seperti biasanya.

“Mya.” Leo berdiri di sisi meja makan, nada suaranya datar. “Sore ini Hans akan membawakan surat perjanjian cerai untukmu.”

Jari Mya yang memegang sumpit perlahan mengencang. Dia mengangkat wajah menatap Leo dengan mata bening yang tampak tenang. “Kamu mau cerai? Karena Yuki sudah kembali?”

Leo terdiam dua detik, lalu berkata, “Mya, kamu sepertinya lupa. Dalam kontrak pernikahan kita sudah tertulis jelas, aku berhak mengakhiri pernikahan ini kapan saja.”

Benar. Itu memang kenyataan.

Saat awal menikah, mereka memang membuat kesepakatan seperti itu.

Namun, pernikahan selama tiga tahun membuat Mya hampir melupakan kenyataan pahit bahwa pria ini tidak pernah benar-benar mencintainya.

Ujung hidung Mya terasa asam, tapi wajahnya tetap tenang tanpa ekspresi.

“Leo, kamu yakin mau cerai? Kamu nggak akan menyesal?”

“Aku yakin.”

Jawaban itu keluar cepat, tanpa ragu sedikit pun.

Mya mengangguk pelan. “Baik, kalau begitu aku kabulkan keinginanmu.”

Dia memang mencintai Leo, tapi hati pria itu hanya terisi Yuki. Apa pun yang dia lakukan tak akan mengubah takdir perceraian. Memaksa bertahan hanya akan menambah rasa benci.

Tatapan Leo masih menancap pada Mya beberapa saat, kemudian perlahan dialihkan.

Dia mengira Mya akan menangis, marah, atau ribut.

Tak disangka, Mya justru begitu tenang.

Entah kenapa, rasa gusar muncul tanpa alasan.

Leo menarik dasinya kasar, lalu berbalik meninggalkan ruangan.

Ruang makan hanya menyisakan Mya seorang diri.

Dia duduk membeku di kursi hingga akhirnya suara bel terdengar.

Sesuai janji, Hans Lewish selaku asisten pribadi Leo datang membawa dokumen.

“Nyonya, ini perjanjian cerai Anda dan Tuan Leo. Silakan diperiksa.”

Tatapan Hans sempat jatuh pada meja makan yang masih penuh hidangan, lalu bergeser ke wajah pucat Mya. Namun, dia hanya bisa menghela napas diam-diam tak berdaya.

Mya sekadar mengiyakan singkat, mengambil berkas, lalu langsung membuka halaman terakhir.

Tangan yang memegang pena sedikit bergetar, tapi dia tetap menuliskan tanda tangannya dengan tegas.

Hans menerima dokumen itu, menyimpannya hati-hati, lalu mengeluarkan satu map lagi. Di atasnya, tergeletak sebuah kartu bank.

“Nyonya, di dalam rekening ini ada enam puluh miliar. Tuan Leo juga menitipkan pesan bahwa rumah ini menjadi milik Anda.”

Enam puluh miliar adalah kompensasi yang Leo janjikan sejak awal pernikahan. Namun, soal rumah…

Mya memandang sekeliling. Setiap sudut penuh kenangan dirinya bersama pria itu. Setelah bercerai, bagaimana mungkin dia masih sanggup tinggal di sini?

“Aku nggak mau rumah ini. Tolong kembalikan saja.”

“Nyonya, maaf. Tuan Leo sudah memutuskan. Saya tidak punya wewenang untuk menarik kembali.” Hans berhenti sejenak, lalu memberanikan diri menambahkan, “Rumah ini memang sudah hak Anda. Kalau Anda tidak ingin tinggal di sini, Anda bisa menjualnya.”

Pada akhirnya, Mya pun memilih untuk terima. Hans benar. Sebagai seorang asisten, dia tak mungkin bisa mengubah keputusan atasannya. Dia juga tidak mungkin mengganggu waktu sang pewaris Grup Gleinch hanya untuk perkara sebuah vila.

Mya mengira, setelah hari ini, semuanya akan benar-benar berakhir. Dia pikir, pertemuan berikutnya hanya akan terjadi di kantor notaris untuk mengurus formalitas perceraian.

Namun tak disangka, saat menjelang sore, dia menerima panggilan telepon dari Leo.

Saat itu, Mya sedang berkemas. Dia berencana untuk liburan beberapa hari biar tidak bengong saja di rumah.

Saat melihat nama Leo Gleinch terpampang di layar, hati Mya seketika mencelos.

“Mya, rupanya aku telah meremehkanmu.”

Suara Leo terdengar sarkastis sejak detik pertama. Mya tertegun. Dia bahkan tak tahu apa yang sudah dia lakukan hingga membuat pria itu sampai-sampai menelepon dirinya.

“Leo, apa maksudmu?”

“Jangan pura-pura. Nenek menyuruhku membawamu kembali ke rumah keluarga malam ini untuk makan. Jangan bertingkah seolah kamu tak tahu apa-apa!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 100

    Begitu menutup telepon dengan Mya, Selen segera menghubungi sutradara utama.“Pak Robert, Anda perlu memberi saya penjelasan yang memuaskan. Memang benar Mya belum sepopuler artis papan atas, tapi dia adalah artis baru yang segera bekerja sama dengan aktor besar William Cole dan sutradara Isdin Wong. Kami tulus bekerja sama dengan acara Anda, tapi hasilnya justru seperti ini? Cara kerja tim produksi Anda sungguh terlalu sembrono!”Kata-kata Selen membuat sang sutradara tak tahu harus menaruh muka ke mana.Dua bintang tamu cedera bersamaan dalam proses syuting. Hal ini memang tak bisa dibiarkan begitu saja.“Bu Selen, kami sedang melakukan investigasi. Syuting terpaksa berhenti di tengah jalan, kami pun mengalami kerugian besar. Harap bisa saling memahami.”“Pak Robert, kami tentunya akan bersikap profesionalitas dalam hal pekerjaan. Kalau nanti ada syuting ulang, kami siap hadir. Tapi, Mya cedera serius di tengah proses syuting. Juru kamera yang seharusnya mengikutinya malah entah ke m

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 99

    Mya berhenti melangkah.“Untuk apa kamu mengikutiku?”Lift memerlukan kartu akses. Setelah menggesek kartu akses, tombol lantai otomatis menyala. Mya jelas melihat kartu yang digunakan Leo mengarah ke lantai paling atas, sesuai dengan status Leo sebagai CEO Grup Gleinch.Hans masih berdiri di dalam lift sambil menahan tombol pintu terbuka. Wajahnya canggung, tak tahu harus bagaimana bersikap.Dia hanya bisa menahan napas, berusaha mengecilkan keberadaannya.“Tanganmu terluka. Aku akan merawatmu,” kata Leo dengan sikap wajar, pandangan tertuju pada tangan Mya.Mya balik menatap tangannya. “Tanganmu sendiri juga terluka. Bagaimana mau merawatku?”Leo memakai setelan khusus buatan desainer, tak ada yang bisa melihat sebenarnya lengannya sedang dipasang gips.Sebelumnya tangannya selalu diikat perban dan digantung di depan dada. Karena merasa tidak nyaman, dia melepas perbannya.Lukanya berada di bawah siku. Asal berhati-hati dan tidak menggunakan lengan itu, tangannya boleh tak diperban.

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 98

    “Kak Yuki, kenapa Pak Leo pergi? Dia bahkan pergi bersama Mya. Apa yang terjadi?” Baru saja selesai bicara, Fani langsung menangkap bercak darah di lantai. Seketika dia menjerit kaget. “Da… darah! Darah dari mana ini!”“Keluar! Keluar dari sini!”Kata-kata Fani semakin memicu amarah Yuki. Yuki meraih bantal di belakang dan melemparkannya ke arah Fani. Fani terkejut dan langsung lari terbirit-birit keluar kamar.…Dokter membalut luka Mya sambil menghela napas panjang. “Kenapa bisa begini? Belum lama keluar rumah sakit, kamu sudah terluka lagi? Nona, jangan menganggap enteng hanya karena tidak kena tulang. Tangan punya banyak pembuluh halus. Kalau sampai infeksi, kamu akan sengsara.”Mya mendengarkan dengan tenang, tidak menyahut.Leo yang berdiri di samping merasa sangat bersalah. Dia mendengarkan setiap instruksi dokter dengan saksama.Setelah selesai diperban, Mya langsung meninggalkan rumah sakit. Leo dan Hans mengikutinya di belakang.Angin malam yang menusuk tulang berhembus kenca

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 97

    Perih menusuk menjalar dari telapak tangan Mya. Dia menggigit bibir, berusaha keras menahan diri agar tidak berteriak kesakitan.“Nyonya, tangan Anda!” Hans yang jeli segera melihat perban di tangan Mya kembali merembes darah.Baru saat itu Leo menyadari luka di tangan Mya.“Kenapa dengan tanganmu?”Mya tak ingin Leo mengira dirinya sedang berpura-pura lemah. Oleh karena itu, dia terus menyembunyikan lukanya di balik lengan baju. Saat terjatuh tadi, naluri tubuh membuatnya menumpu dengan telapak tangan. Akhirnya, soal lukanya terkuak juga.Leo buru-buru melangkah maju, berniat memeriksa luka di tangannya sekaligus membantunya bangkit.Dia tak bermaksud mendorong Mya sampai terjatuh. Tindakan Mya yang tiba-tiba menampar Yuki membuatnya refleks menjauhkan Mya.Kini, penyesalan sudah menyesakkan dadanya.Sebelum dia sempat mengucapkan permintaan maaf, suara dingin Mya sudah memotong lebih dulu.“Jangan sentuh aku!” Mya menatapnya dengan mata yang merah, lalu melontarkan sekata demi sekata

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 96

    “Kenapa? Tidak mau? Kamu tetap mau aku minta maaf padanya, membiarkan harga diriku diinjak-injak olehnya?” Mya sangat kecewa, mata memerah. “Leo, bagaimanapun juga aku sudah menemanimu tidur selama tiga tahun. Masa mudaku selama tiga tahun ini sama sekali tidak ada nilainya bagimu?”Leo terdiam, pikirannya kacau. Dia hanya meminta Mya untuk minta maaf. Lagipula, Mya sudah menampar Yuki dan mencederainya. Bukankah memang seharusnya minta maaf?Kenapa malah tiba-tiba ungkit harga diri dan masa muda?“Mya, aku sudah bicara dengan Yuki. Asal kamu minta maaf, dia tidak akan menuntutmu.”Tuntut?Konyol sekali!Memangnya Yuki berani menuntut dirinya?Yuki bisa bersikap arogan hanya karena tahu ada Leo yang membelanya.Mya menatap Yuki tanpa ekspresi. “Kalau Nona Yuki ingin menuntutku secara pidana, silakan saja. Grup Gleinch punya tim pengacara yang selalu siap sedia. Kalau kamu bisa membuatku benar-benar masuk penjara, aku akui dirimu hebat.”Yuki menampilkan wajah polos, menoleh pada Leo da

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 95

    Fani berjaga di depan pintu kamar rawat. Begitu melihat Mya datang, dia segera menghadang.“Untuk apa kamu datang ke sini!” Wajahnya penuh kewaspadaan, tatapannya tajam pada Mya.Mya tersenyum tipis. “Atas perintah Pak Leo, aku datang untuk meminta maaf pada Nona Yuki.”Mendengar itu, Fani langsung merasa puas. “Akhirnya tahu takut juga, ya? Berani-beraninya kamu menyinggung Kak Yuki. Kamu nggak mau berkarir di dunia hiburan lagi?”Mya sama sekali tidak tersulut emosi. Justru Hans yang hampir tak bisa menahan diri untuk membalas, tapi Mya mencegahnya dengan sebuah tatapan.Fani tahu Hans adalah asisten pribadi Leo, jadi dia buru-buru menampilkan senyum manis yang dikiranya enak dilihat.Hans mendengus dingin. “Awas!”Fani tak habis pikir. Dia mengira Hans terbiasa berinteraksi dengan kalangan elit, jadi meremehkan dirinya yang hanya seorang asisten biasa.Oleh karena itu, dia tidak berani banyak bicara dan hanya menyingkir.Hans mendorong pintu, lalu memberi isyarat hormat pada Mya unt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status