Konglomerat Terpikat Tukang Donat

Konglomerat Terpikat Tukang Donat

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-07-31
Oleh:  EstrianaTamsirBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
29Bab
421Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Konglomerat ini tanpa sengaja ditolong oleh gadis penjual donat. Dia memang sedang mencari calon istri untuk putra tunggalnya. Dia ingin menjadikan gadis itu calon menantunya. Ia harus menelan kekecewaan, gadis itu ternyata ....

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 Gadis Penjual Donat

#1

"Zam, lekaslah nikah! Mama sudah pengen nimang cucu!"

Azam Malik menghela napas panjang. Sudah berapa kali ia mendengar tuntutan dari mamanya? Lebih dari sepuluh kali, mungkin.

"Ma," katanya dengan nada lelah, "semua wanita yang kukenalkan ke Mama kenapa ditolak?"

Bu Sandra, hanya mengangkat bahu. "Itu karena Mama nggak suka," jawabnya ringan.

Azam mendesah. Begitulah selalu. Setiap wanita yang ia bawa pulang, entah itu dokter, pengusaha, dosen, bahkan model, tidak ada satu pun yang lolos dari seleksi ketat mamanya. Ada yang kurang cantik, kurang berpendidikan, kurang sopan, ataupun kurang kaya. Semua selalu ada kurangnya.

"Ya sudah," ucap Azam akhirnya, memutuskan menyerah, "Mama aja yang cariin."

Seulas senyum kemenangan terlihat di wajah wanita paruh baya itu. "Oke, mulai hari ini, Mama akan berburu calon menantu!"

Sebagai istri konglomerat sukses, Bu Sandra tentu harus menjaga nama baik keluarga. Menantu yang dipilihnya harus memiliki kecantikan, kepintaran, serta keanggunan. Namun, sejauh ini, tak ada satu pun wanita dari kalangan menengah ke atas yang cocok dengan kriterianya itu.

Tiba-tiba, ia teringat percakapan dengan teman lamanya saat reuni SMA bulan lalu.

"Menantu terbaik kadang datang dari tempat yang tak terduga, Sandra. Jangan hanya cari dari kalangan atas. Kadang, justru yang sederhana lebih tulus."

Bu Sandra mendengkus saat itu. "Sama aja, Mel. Orang miskin itu lebih gampang silau lihat kemewahan."

Sudah belasan wanita pilihannya dari kalangan atas ditolak Azam. Apa memang benar kata temannya? Mungkin, kali ini, ia harus menurunkan standar dan mencoba mencari menantu dari kalangan menengah ke bawah.

***

Pagi itu, Bu Sandra berdiri di depan cermin, menatap bayangannya sendiri. Biasanya, ia selalu mengenakan pakaian mahal dengan perhiasan berkilauan. Namun, kali ini ia melepas semua itu. Ia hanya mengenakan kaos oblong longgar dan celana kulot hitam. Rambutnya disanggul sederhana, wajahnya polos tanpa make-up.

Bi Arum, asisten rumah tangganya, mengerutkan kening. "Bu, mau ke mana pakai baju seperti itu?"

"Tolong suruh Mang Asep siapkan mobil, Bi!" titah Bu Sandra tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Saat mobil berjalan, Mang Asep sempat melirik dari kaca spion. "Bu, kita mau ke mana?"

"Pasar."

Mang Asep mengerjapkan mata, terkejut. "Lho, biasanya Bi Arum yang belanja, Bu."

"Bi Arum lagi sibuk, Mang," kilahnya.

Bu Sandra tidak tahu pasti di mana harus mencari calon menantu dari kalangan menengah ke bawah. Ia yakin, di pasar tradisional ada banyak orang dari kalangan itu. Mungkin ia akan menemukan seseorang yang menarik perhatiannya. Siapa tahu?

Setibanya di sana, Bu Sandra membaur dengan ibu-ibu yang berdesakan saat melewati lorong pasar yang sempit. Aroma tak sedap terhidu saat ia melewati los tempat penjualan daging dan ikan yang becek.

Lalu, matanya menangkap antrean panjang di sebuah gerobak soto. Aroma kuah yang kaya rempah menguar di udara. Perutnya mendadak keroncongan. Tanpa pikir panjang, ia pun ikut antre.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya ia duduk dengan semangkuk soto di hadapannya. Begitu sendok pertama menyentuh lidahnya, ia terkejut. Rasanya luar biasa! Gurih, hangat, dan penuh cita rasa. Tak butuh waktu lama baginya untuk menghabiskan seluruh isi mangkuk.

Namun, ketika hendak membayar, ia merogoh tasnya dan menemukan kenyataan yang mengejutkan. Dompet dan ponselnya tidak ada!

"Maaf, Mas," ucap Bu Sandra dengan panik, "dompet saya ketinggalan."

Seorang ibu ber-make-up tebal yang duduk di sebelahnya langsung mencibir. "Ah, modus! Orang miskin memang banyak akal!"

Bu Sandra membelalak. Miskin? Dia dibilang miskin?

Ibu-ibu itu tertawa sinis. "Udah deh, kalau nggak bisa bayar, sana cuci piring!"

Bu Sandra mengepalkan tangan. Emosinya sudah meluap. "Enak saja! Seumur hidup saya nggak pernah cuci piring, ya!"

"Udah miskin belagu!"

Emosi Bu Sandra meluah tak tertahankan. "Seluruh isi pasar juga saya sanggup beli!"

Ibu itu tertawa kencang, meremehkan, Bu Sandra makin emosi. Di saat situasi memanas, sebuah tangan menyodorkan selembar uang lima puluh ribu kepada penjual soto.

"Buat bayar soto Ibu ini, Mas," ucap seorang gadis dengan suara lembut.

Bu Sandra spontan menoleh. Seorang gadis berhijab berdiri di belakangnya, tersenyum ramah. Mata sendunya dinaungi alis tebal dengan bulu mata lentik alami. Hidungnya mancung, wajahnya bersih tanpa polesan make-up. Wanita paruh baya itu tertegun. Bagaimana mungkin di pasar becek dia bisa menemukan gadis cantik berspek bidadari?

"Kamu siapa?" Bu Sandra bertanya, masih terkejut. Ia memindai penampilan gadis itu dari ujung kaki yang bersandal jepit hingga ujung kepala yang tertutup hijab lusuh

Gadis itu tersenyum manis. "Saya Vio, Bu."

Seorang penjual jamu gendong datang menyela, "Vio, tumben belum pulang? Kamu nggak jemput Rosi?"

"Aku jualan donat dulu, Mbok. Dikit lagi abis. " Gadis itu mengangkat keranjang plastik yang dibawanya.

Bu Sandra menatap keranjang yang penuh dengan donat bertopping warna-warni menggugah seleranya.

"Ibu mau coba?" Vio mengambil tiga donat dan menyodorkannya.

Bu Sandra terlihat canggung. "Tapi saya nggak bawa dompet."

Gadis itu memasukkan tiga buah donat ke dalam kantong plastik, lalu menyodorkannya. "Ini gratis buat Ibu," ujar gadis itu ringan.

Belum sempat Bu Sandra mengucapkan terima kasih, gadis itu keburu pergi.

Wanita berusia setengah abad itu tersenyum tipis. Pertemuan itu sangat berkesan di hatinya. Seumur hidupnya, ia belum pernah bertemu orang setulus gadis penjual donat itu dalam menolong orang.

Gadis itu cantik, sederhana, baik hati, dan suka menolong. Bu Sandra sedang mempertimbangkan untuk menjadikan gadis itu kandidat menantu idamannya.

Keesokan harinya, Bu Sandra kembali ke pasar. Ia ingin menemui gadis penjual donat itu untuk membayar utang sotonya. Namun, setelah berkeliling pasar cukup lama, ia tak berhasil menemukan gadis itu.

"Bu, lihat gadis penjual donat?" tanyanya kepada wanita tua penjual jamu gendong.

"Sudah pulang, Bu. Donatnya sudah habis."

Bu Sandra menghela napas kecewa. Rupanya, ia datang kesiangan. Ia pun berbalik menuju mobil. Pikirannya masih melayang-layang pada gadis penjual donat itu.

Di seberang jalan, Mang Asep sudah menunggu di samping mobil. Bu Sandra melangkah ke tepi jalan, mencari celah di antara padatnya lalu lalang kendaraan yang melintas. Ketika dirasa jalanan cukup aman, ia pun mulai menyeberang.

Tiba-tiba bunyi klakson nyaring terdengar memekakkan telinga. Matanya membelalak saat melihat sepeda motor melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Kakinya kaku. Napasnya tercekat. Ia tidak tahu harus mundur atau maju.

Saat ia sudah pasrah, sebuah tangan menarik lengannya dengan kuat ke belakang.

Bruk!!!

Sepeda motor itu melesat nyaris menyenggol tubuhnya. Bu Sandra jatuh ke pelukan seseorang. Napasnya memburu.

"Ibu nggak apa-apa?"

Suara itu terdengar lembut, penuh kekhawatiran. Bu Sandra menoleh, dan matanya membulat. Orang yang sudah menyelamatkan nyawanya ternyata ....

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
29 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status