Share

Bab 4

Author: Amelia
Kediaman lama Keluarga Gleinch terletak di wilayah barat Kota Dili, kawasan paling sunyi yang bahkan dalam radius puluhan kilometer hanya ada satu rumah besar itu.

Bukan sekadar rumah, lebih tepatnya harus disebut sebuah vila. Usia yang panjang membuat bangunan tua itu memancarkan wibawa, simbol jelas dari status dan kekuasaan Keluarga Gleinch.

Di ruang makan, Aston Gleinch duduk di kursi utama. Di sisi kirinya ada Nyonya Winnie yang tubuhnya sudah renta, sementara di sisi kanannya ada Yenny Alba alias ibunya Leo.

Mya duduk di samping Nyonya Winnie, sedangkan Leo duduk tepat di seberangnya.

Suasana makan malam terasa ganjil. Hening yang mengendap di udara mengingatkan Mya pada badai yang siap pecah kapan saja. Selama tiga tahun menikah ke keluarga ini, jarang sekali dia mengalami ketegangan seperti ini.

Dia menundukkan kepala dan makan tanpa bersuara, berusaha mengecilkan keberadaannya.

Tiba-tiba, Aston meletakkan sendoknya. Dalam keheningan yang bisa membuat jarum jatuh pun terdengar, denting sendok terdengar begitu nyaring.

“Leo, Mya. Kapan kalian berencana punya anak?”

Meski sudah pensiun dari urusan perusahaan, kewibawaan Aston sebagai kepala keluarga masih jelas melekat. Wajahnya yang mirip Leo terlihat sedemikian matang dan gagah karena telah ditempa oleh waktu dan pengalaman hidup.

Mya refleks mengangkat kepala menatap Leo di seberang.

Leo juga memandangnya. Saat mata mereka bertemu, Mya bisa melihat jelas tatapan Leo yang sarat curiga.

Apakah Leo sedang berpikir bahwa dia sengaja mengungkit soal anak agar bisa mempertahankan hubungan nikah?

Apakah di mata Leo, dia benar-benar wanita licik?

Kalau dia memang berniat begitu, bukankah dia bisa melakukannya sejak lama? Dia bahkan bisa melubangi kondom untuk hasil lebih instan…

Mya tidak menghindar. Sebaliknya, dia justru membalas tatapan Leo dengan berani.

Leo tampak terkejut, lalu memalingkan wajah.

Yenny ikut menimpali, “Leo, kamu dan Mya sudah menikah selama tiga tahun. Kini sudah saatnya kalian punya anak. Nenekmu sudah semakin tua, tentu ingin segera menggendong cicit. Betul, Bu?”

Nyonya Winnie segera mengangguk. “Betul sekali. Aku sudah menunggu tiga tahun. Cepatlah, beri aku seorang cicit. Kalau tidak, nanti aku sudah terlalu lemah untuk menggendong bayi kalian.”

Mya meletakkan sendok garpunya. Tangannya yang tersembunyi di bawah meja mengepal erat.

Dia tidak melakukan apa pun, tapi kenapa harus menanggung kecurigaan dari Leo?

Dia menarik napas dalam-dalam. Seakan sudah membuat keputusan, dia menatap para tetua Keluarga Gleinch dengan tatapan mantap. “Ada satu hal yang harus saya sampaikan pada kalian. Sebenarnya, saya dan Leo sudah…”

“Kalian terburu-buru sekali.” Ucapan Mya langsung dipotong oleh Leo. “Kami masih muda. Urusan anak tidak perlu terburu-buru.”

Aston menoleh pada Leo dengan ekspresi dingin. “Kamu hanya tidak terburu-buru atau sebenarnya tidak mau punya anak sama sekali?”

“Ayah, apa maksud Anda?” Leo balik bertanya.

“Leo, jangan kira aku tidak tahu. Yuki sudah kembali. Aku sudah memperingatkanmu, perempuan itu tidak akan pernah diterima di Keluarga Gleinch. Jadi lebih baik kamu jauhi dia!”

Leo meletakkan sendok garpunya dengan kasar, lalu menatap tajam ke arah Mya. “Kamu yang memberi tahu mereka?”

Wajah Mya seketika pucat.

“Memangnya kami perlu diberi tahu Mya? Beritanya sudah tersebar di mana-mana!”

“Leo.” Yenny yang biasanya lembut pun kini mengeraskan suara. “Dalam hal ini, aku sependapat dengan ayahmu. Kamu sudah menikah, Mya begitu baik, jangan sampai membuatnya kecewa.”

“Dia nggak akan berani!” potong Nyonya Winnie, wajah tuanya penuh ketegasan.

Selama tiga tahun pernikahan, Mya sering menemani Nyonya Winnie di rumah sakit. Hubungan mereka bukan hanya cucu menantu dan nenek, tapi sudah seperti keluarga sejati. Kemudian, kesehatan Nyonya Winnie berangsur membaik.

Jadi, dari semua orang di Keluarga Gleinch, Nyonya Winnie adalah orang yang paling menyayangi Mya.

Tangannya yang keriput menggenggam jemari Mya yang dingin, memberi kehangatan.

“Mya, jangan takut. Nenek tidak akan membiarkan dia menyakitimu.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 100

    Begitu menutup telepon dengan Mya, Selen segera menghubungi sutradara utama.“Pak Robert, Anda perlu memberi saya penjelasan yang memuaskan. Memang benar Mya belum sepopuler artis papan atas, tapi dia adalah artis baru yang segera bekerja sama dengan aktor besar William Cole dan sutradara Isdin Wong. Kami tulus bekerja sama dengan acara Anda, tapi hasilnya justru seperti ini? Cara kerja tim produksi Anda sungguh terlalu sembrono!”Kata-kata Selen membuat sang sutradara tak tahu harus menaruh muka ke mana.Dua bintang tamu cedera bersamaan dalam proses syuting. Hal ini memang tak bisa dibiarkan begitu saja.“Bu Selen, kami sedang melakukan investigasi. Syuting terpaksa berhenti di tengah jalan, kami pun mengalami kerugian besar. Harap bisa saling memahami.”“Pak Robert, kami tentunya akan bersikap profesionalitas dalam hal pekerjaan. Kalau nanti ada syuting ulang, kami siap hadir. Tapi, Mya cedera serius di tengah proses syuting. Juru kamera yang seharusnya mengikutinya malah entah ke m

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 99

    Mya berhenti melangkah.“Untuk apa kamu mengikutiku?”Lift memerlukan kartu akses. Setelah menggesek kartu akses, tombol lantai otomatis menyala. Mya jelas melihat kartu yang digunakan Leo mengarah ke lantai paling atas, sesuai dengan status Leo sebagai CEO Grup Gleinch.Hans masih berdiri di dalam lift sambil menahan tombol pintu terbuka. Wajahnya canggung, tak tahu harus bagaimana bersikap.Dia hanya bisa menahan napas, berusaha mengecilkan keberadaannya.“Tanganmu terluka. Aku akan merawatmu,” kata Leo dengan sikap wajar, pandangan tertuju pada tangan Mya.Mya balik menatap tangannya. “Tanganmu sendiri juga terluka. Bagaimana mau merawatku?”Leo memakai setelan khusus buatan desainer, tak ada yang bisa melihat sebenarnya lengannya sedang dipasang gips.Sebelumnya tangannya selalu diikat perban dan digantung di depan dada. Karena merasa tidak nyaman, dia melepas perbannya.Lukanya berada di bawah siku. Asal berhati-hati dan tidak menggunakan lengan itu, tangannya boleh tak diperban.

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 98

    “Kak Yuki, kenapa Pak Leo pergi? Dia bahkan pergi bersama Mya. Apa yang terjadi?” Baru saja selesai bicara, Fani langsung menangkap bercak darah di lantai. Seketika dia menjerit kaget. “Da… darah! Darah dari mana ini!”“Keluar! Keluar dari sini!”Kata-kata Fani semakin memicu amarah Yuki. Yuki meraih bantal di belakang dan melemparkannya ke arah Fani. Fani terkejut dan langsung lari terbirit-birit keluar kamar.…Dokter membalut luka Mya sambil menghela napas panjang. “Kenapa bisa begini? Belum lama keluar rumah sakit, kamu sudah terluka lagi? Nona, jangan menganggap enteng hanya karena tidak kena tulang. Tangan punya banyak pembuluh halus. Kalau sampai infeksi, kamu akan sengsara.”Mya mendengarkan dengan tenang, tidak menyahut.Leo yang berdiri di samping merasa sangat bersalah. Dia mendengarkan setiap instruksi dokter dengan saksama.Setelah selesai diperban, Mya langsung meninggalkan rumah sakit. Leo dan Hans mengikutinya di belakang.Angin malam yang menusuk tulang berhembus kenca

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 97

    Perih menusuk menjalar dari telapak tangan Mya. Dia menggigit bibir, berusaha keras menahan diri agar tidak berteriak kesakitan.“Nyonya, tangan Anda!” Hans yang jeli segera melihat perban di tangan Mya kembali merembes darah.Baru saat itu Leo menyadari luka di tangan Mya.“Kenapa dengan tanganmu?”Mya tak ingin Leo mengira dirinya sedang berpura-pura lemah. Oleh karena itu, dia terus menyembunyikan lukanya di balik lengan baju. Saat terjatuh tadi, naluri tubuh membuatnya menumpu dengan telapak tangan. Akhirnya, soal lukanya terkuak juga.Leo buru-buru melangkah maju, berniat memeriksa luka di tangannya sekaligus membantunya bangkit.Dia tak bermaksud mendorong Mya sampai terjatuh. Tindakan Mya yang tiba-tiba menampar Yuki membuatnya refleks menjauhkan Mya.Kini, penyesalan sudah menyesakkan dadanya.Sebelum dia sempat mengucapkan permintaan maaf, suara dingin Mya sudah memotong lebih dulu.“Jangan sentuh aku!” Mya menatapnya dengan mata yang merah, lalu melontarkan sekata demi sekata

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 96

    “Kenapa? Tidak mau? Kamu tetap mau aku minta maaf padanya, membiarkan harga diriku diinjak-injak olehnya?” Mya sangat kecewa, mata memerah. “Leo, bagaimanapun juga aku sudah menemanimu tidur selama tiga tahun. Masa mudaku selama tiga tahun ini sama sekali tidak ada nilainya bagimu?”Leo terdiam, pikirannya kacau. Dia hanya meminta Mya untuk minta maaf. Lagipula, Mya sudah menampar Yuki dan mencederainya. Bukankah memang seharusnya minta maaf?Kenapa malah tiba-tiba ungkit harga diri dan masa muda?“Mya, aku sudah bicara dengan Yuki. Asal kamu minta maaf, dia tidak akan menuntutmu.”Tuntut?Konyol sekali!Memangnya Yuki berani menuntut dirinya?Yuki bisa bersikap arogan hanya karena tahu ada Leo yang membelanya.Mya menatap Yuki tanpa ekspresi. “Kalau Nona Yuki ingin menuntutku secara pidana, silakan saja. Grup Gleinch punya tim pengacara yang selalu siap sedia. Kalau kamu bisa membuatku benar-benar masuk penjara, aku akui dirimu hebat.”Yuki menampilkan wajah polos, menoleh pada Leo da

  • Pengejaran Cinta Usai Diceraikan   Bab 95

    Fani berjaga di depan pintu kamar rawat. Begitu melihat Mya datang, dia segera menghadang.“Untuk apa kamu datang ke sini!” Wajahnya penuh kewaspadaan, tatapannya tajam pada Mya.Mya tersenyum tipis. “Atas perintah Pak Leo, aku datang untuk meminta maaf pada Nona Yuki.”Mendengar itu, Fani langsung merasa puas. “Akhirnya tahu takut juga, ya? Berani-beraninya kamu menyinggung Kak Yuki. Kamu nggak mau berkarir di dunia hiburan lagi?”Mya sama sekali tidak tersulut emosi. Justru Hans yang hampir tak bisa menahan diri untuk membalas, tapi Mya mencegahnya dengan sebuah tatapan.Fani tahu Hans adalah asisten pribadi Leo, jadi dia buru-buru menampilkan senyum manis yang dikiranya enak dilihat.Hans mendengus dingin. “Awas!”Fani tak habis pikir. Dia mengira Hans terbiasa berinteraksi dengan kalangan elit, jadi meremehkan dirinya yang hanya seorang asisten biasa.Oleh karena itu, dia tidak berani banyak bicara dan hanya menyingkir.Hans mendorong pintu, lalu memberi isyarat hormat pada Mya unt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status