Home / Romansa / Pengganti Hati Sang Mafia / Elena Dimanipulasi

Share

Elena Dimanipulasi

Author: Novita Ledo
last update Last Updated: 2025-12-04 07:02:15

Elena berdiri mematung. Nafasnya terpotong setengah jalan, seperti ada tangan tak terlihat yang menekan dadanya.

Andrian tidak langsung bicara. Ia menatap layar ponselnya lama… terlalu lama. Bukan karena terkejut, melainkan seperti sedang memilih kalimat yang paling menguntungkan.

Dan itu, justru bikin Elena sadar satu hal.

Ada yang salah.

Ada yang sangat salah.

“Apa maksudmu bukan hanya Leon yang dijebak?” suara Elena terdengar lebih rendah dari yang ia kira.

Andrian mengunci ponselnya pelan, lalu memasukkan ke saku jubah mandinya. Gerakannya halus, terkontrol—tapi Elena merasa seperti sedang menonton seseorang yang sudah menyiapkan skenario berkali-kali di kepalanya.

Lalu ia mendekat.

“Elena…” Andrian menautkan jemarinya di belakang punggung, langkahnya tenang seperti detak jam di ruangan mahal itu. “Kamu harus mendengar ini tanpa panik.”

“Jawab saja.” Elena menatap tajam. “Ayah saya dimana?”

Andrian menghela napas seolah itu masalah kecil. “Ayahmu aman. Untuk sekarang.”

Elena meneg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Kesalahan fatal Sofia

    Kesalahan yang Tidak Pernah DiperhitungkanKesalahan terbesar Sofia bukanlah mempercayai Lisa.Bukan pula menggerakkan bidak terlalu cepat.Kesalahannya adalah mengira semua pria di papan permainan ini ingin menang.Padahal ada satu yang hanya ingin menghancurkan papan.****Lisa berhasil membuat Elena tak tersadarkan diri, ia kemudian menelepon seseorang untuk membawa Elena pergi menjauh."Akhirnya dia beres juga," ucapnya dengan nada bangga.Ditempat lain, Victor berdiri di ruang rawat pribadi rumah sakit internasional itu dengan wajah tenang, nyaris sopan. Jas abu-abu gelapnya rapi, kancing manset berkilat pelan di bawah lampu putih yang dingin.Di ranjang, Elena tertidur dengan infus terpasang. Wajahnya pucat, nafasnya teratur—obat penenang dosis ringan, cukup untuk membuatnya patuh, tidak cukup untuk meninggalkan jejak mencurigakan.Sofia yang mengatur semuanya.Victor menatap perempuan itu lama. Lalu tersenyum tipis.“Cerdas,” gumamnya. “Terlalu cerdas untuk perempuan seusiamu.

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Teman yang menghancurkan

    Lorong itu menelan langkah Sofia, tapi pikirannya justru semakin bising.Pintu ruang kerja tertutup di belakangnya seperti liang kubur, rapat, kedap, tak memberi jalan kembali. Di balik pintu itu, peta kekuasaan masih menyala, ikon-ikon masih menunggu digerakkan. Namun malam ini, Sofia tidak kembali ke meja kaca hitam. Ia menuju apartemen pribadinya—tempat ia biasa menyusun rencana yang tidak boleh diketahui siapa pun. Bahkan Andrian.Ruangan itu remang. Tirai tebal menahan kota, seolah Sofia sedang mengurung dunia di luar kehendaknya. Ia menuang wiski, tanpa es. Cairan itu bergetar ringan di gelas, kontras dengan tangannya yang tenang.'Elena'Nama itu muncul lagi. Bukan di layar. Di dada.Sofia mendengus pelan. Bukan marah—lebih ke jijik pada dirinya sendiri karena membiarkan satu nama mengganggu struktur yang selama ini tak pernah bocor.Ia mengambil ponsel ketiga. Yang tidak pernah menyimpan kontak dengan nama. Hanya angka dan kode.Satu panggilan.“Terlambat,” suara perempuan di

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Elena semakin dibenci

    Seusai mengamati, Sofia kembali ke apartemen. Dia tidak pernah menyukai kejutan.Bukan karena ia tidak bisa menghadapinya, tetapi karena kejutan adalah bukti bahwa seseorang berani bermain di luar rencananya.Di ruang kerja pribadinya, sebuah lantai tersembunyi di balik klub yang sama—Sofia berdiri di depan meja kaca hitam. Lampu redup. Tidak ada jendela. Dunia luar sengaja diputus agar pikirannya tetap tajam.Di atas meja, peta kota distrik utara dan selatan diproyeksikan secara digital. Jalur distribusi, titik aman, zona abu-abu—semuanya tertata rapi. Ini bukan sekadar peta kota. Ini adalah anatomi kekuasaan.“Langkah pertama,” gumamnya, “isolasi.”Ia menggeser satu ikon kecil—ikon yang mewakili Mira.“Kedua,” ikon Rani menyusul, “dorongan.”Sofia berhenti sejenak. Matanya mengeras saat ikon ketiga muncul—Elena. Tidak ia sentuh. Belum.“Dan terakhir,” katanya dingin, “Leon.”Pintu di belakangnya terbuka tanpa suara.Bukan Andrew.Sofia langsung tahu.Aroma yang masuk berbeda—lebih t

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Target baru

    Di distrik selatan tidak pernah benar-benar tidur. Lampu neon memantul di genangan air hujan, membelah bayangan gedung-gedung tua seperti bekas luka yang tak sempat sembuh. Di lantai atas sebuah klub privat yang hanya bisa dimasuki oleh nama-nama tertentu, Sofia berdiri di depan jendela kaca besar, memutar gelas kristal berisi minuman bening.Gaunnya hitam, sederhana, tapi potongannya presisi, jenis pakaian yang tidak meminta perhatian, tapi tetap mendapatkannya. Rambutnya di gerai rapi, lehernya kosong tanpa perhiasan. Sofia sudah lama belajar bahwa kekuatan sejati tidak perlu banyak hiasan.Di belakangnya, musik jazz mengalun pelan. Bukan untuk hiburan. Hanya penanda bahwa ruangan ini masih berada di dunia orang hidup.“Jadi… dia masih hidup.”Suara itu datang dari sofa kulit di sudut ruangan. Seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka tipis di pipi kiri menyeringai samar. Andrew. Salah satu orang yang dulu ikut berdiri di altar yang sama dengannya, bukan sebagai tamu, melainkan

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Jangkar yang Tidak Terlihat

    Api di perapian mulai meredup ketika malam benar-benar menguasai bunker itu. Hujan di luar masih turun, lebih pelan, seperti sisa amarah yang belum sepenuhnya reda. Elena terbangun dengan kepala terasa berat, tubuhnya masih terbungkus jaket Leon yang kebesaran.Ia sempat lupa di mana dirinya berada, hingga aroma beton lembap, kayu terbakar, dan sesuatu yang pahit langsung mengembalikannya pada kenyataan.Leon berdiri tidak jauh darinya, membelakangi perapian. Ia sedang berbicara lewat ponsel, suaranya rendah dan terkontrol.“Pastikan jalur utara bersih. Kalau Victor bergerak, aku ingin tahu sebelum dia berpikir.”Hening sejenak.“Tidak. Jangan sentuh gadis itu.”Leon menutup panggilan, lalu menoleh. Tatapannya langsung berubah saat menyadari Elena sudah terbangun.“Kamu tidur?” tanyanya, lebih lembut dari yang Elena kira bisa Leon lakukan.Elena mengangguk pelan. “Sedikit.”Leon menghampiri, meletakkan segelas air hangat di meja kecil. “Minum. Kamu gemetar.”Elena mengikuti tanpa prot

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Jangkar yang Dalam

    Dua jam kemudian, mobil mewah Leon berhenti di depan sebuah rumah tua di pinggir kota. Bukan rumah biasa, melainkan seperti bungker yang disamarkan, tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi. Jendela-jendela yang gelap dan dinding batu yang tebal memberikan kesan kokoh sekaligus misterius."Tempat ini... terpencil sekali," kata Elena, saat Leon membimbingnya masuk melalui pintu baja yang terkunci rapat. Begitu masuk, udara dingin yang menusuk langsung menyergap. Interiornya jauh dari kesan mewah. Hanya perabot dasar, sebuah perapian yang belum menyala, dan dinding beton ekspos yang telanjang."Ini aman," jawab Leon singkat, tanpa menoleh. "Tidak ada yang tahu tempat ini kecuali aku."Elena mengangguk pelan. Ia melepas mantelnya yang basah kuyup karena hujan deras yang mengiringi pelarian mereka. Setiap detail pelarian itu masih segar dalam benaknya: suara tembakan yang memekakkan telinga, derit ban yang berdecit, dan bagaimana Leon, dengan kecepatan luar biasa, me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status