Inicio / Romansa / Pengganti Hati Sang Mafia / Teman yang menghancurkan

Compartir

Teman yang menghancurkan

Autor: Novita Ledo
last update Última actualización: 2025-12-22 21:57:43

Lorong itu menelan langkah Sofia, tapi pikirannya justru semakin bising.

Pintu ruang kerja tertutup di belakangnya seperti liang kubur, rapat, kedap, tak memberi jalan kembali. Di balik pintu itu, peta kekuasaan masih menyala, ikon-ikon masih menunggu digerakkan. Namun malam ini, Sofia tidak kembali ke meja kaca hitam. Ia menuju apartemen pribadinya—tempat ia biasa menyusun rencana yang tidak boleh diketahui siapa pun. Bahkan Andrian.

Ruangan itu remang. Tirai tebal menahan kota, seolah Sofia sedang mengurung dunia di luar kehendaknya. Ia menuang wiski, tanpa es. Cairan itu bergetar ringan di gelas, kontras dengan tangannya yang tenang.

'Elena'

Nama itu muncul lagi. Bukan di layar. Di dada.

Sofia mendengus pelan. Bukan marah—lebih ke jijik pada dirinya sendiri karena membiarkan satu nama mengganggu struktur yang selama ini tak pernah bocor.

Ia mengambil ponsel ketiga. Yang tidak pernah menyimpan kontak dengan nama. Hanya angka dan kode.

Satu panggilan.

“Terlambat,” suara perempuan di
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Kesalahan fatal Sofia

    Kesalahan yang Tidak Pernah DiperhitungkanKesalahan terbesar Sofia bukanlah mempercayai Lisa.Bukan pula menggerakkan bidak terlalu cepat.Kesalahannya adalah mengira semua pria di papan permainan ini ingin menang.Padahal ada satu yang hanya ingin menghancurkan papan.****Lisa berhasil membuat Elena tak tersadarkan diri, ia kemudian menelepon seseorang untuk membawa Elena pergi menjauh."Akhirnya dia beres juga," ucapnya dengan nada bangga.Ditempat lain, Victor berdiri di ruang rawat pribadi rumah sakit internasional itu dengan wajah tenang, nyaris sopan. Jas abu-abu gelapnya rapi, kancing manset berkilat pelan di bawah lampu putih yang dingin.Di ranjang, Elena tertidur dengan infus terpasang. Wajahnya pucat, nafasnya teratur—obat penenang dosis ringan, cukup untuk membuatnya patuh, tidak cukup untuk meninggalkan jejak mencurigakan.Sofia yang mengatur semuanya.Victor menatap perempuan itu lama. Lalu tersenyum tipis.“Cerdas,” gumamnya. “Terlalu cerdas untuk perempuan seusiamu.

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Teman yang menghancurkan

    Lorong itu menelan langkah Sofia, tapi pikirannya justru semakin bising.Pintu ruang kerja tertutup di belakangnya seperti liang kubur, rapat, kedap, tak memberi jalan kembali. Di balik pintu itu, peta kekuasaan masih menyala, ikon-ikon masih menunggu digerakkan. Namun malam ini, Sofia tidak kembali ke meja kaca hitam. Ia menuju apartemen pribadinya—tempat ia biasa menyusun rencana yang tidak boleh diketahui siapa pun. Bahkan Andrian.Ruangan itu remang. Tirai tebal menahan kota, seolah Sofia sedang mengurung dunia di luar kehendaknya. Ia menuang wiski, tanpa es. Cairan itu bergetar ringan di gelas, kontras dengan tangannya yang tenang.'Elena'Nama itu muncul lagi. Bukan di layar. Di dada.Sofia mendengus pelan. Bukan marah—lebih ke jijik pada dirinya sendiri karena membiarkan satu nama mengganggu struktur yang selama ini tak pernah bocor.Ia mengambil ponsel ketiga. Yang tidak pernah menyimpan kontak dengan nama. Hanya angka dan kode.Satu panggilan.“Terlambat,” suara perempuan di

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Elena semakin dibenci

    Seusai mengamati, Sofia kembali ke apartemen. Dia tidak pernah menyukai kejutan.Bukan karena ia tidak bisa menghadapinya, tetapi karena kejutan adalah bukti bahwa seseorang berani bermain di luar rencananya.Di ruang kerja pribadinya, sebuah lantai tersembunyi di balik klub yang sama—Sofia berdiri di depan meja kaca hitam. Lampu redup. Tidak ada jendela. Dunia luar sengaja diputus agar pikirannya tetap tajam.Di atas meja, peta kota distrik utara dan selatan diproyeksikan secara digital. Jalur distribusi, titik aman, zona abu-abu—semuanya tertata rapi. Ini bukan sekadar peta kota. Ini adalah anatomi kekuasaan.“Langkah pertama,” gumamnya, “isolasi.”Ia menggeser satu ikon kecil—ikon yang mewakili Mira.“Kedua,” ikon Rani menyusul, “dorongan.”Sofia berhenti sejenak. Matanya mengeras saat ikon ketiga muncul—Elena. Tidak ia sentuh. Belum.“Dan terakhir,” katanya dingin, “Leon.”Pintu di belakangnya terbuka tanpa suara.Bukan Andrew.Sofia langsung tahu.Aroma yang masuk berbeda—lebih t

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Target baru

    Di distrik selatan tidak pernah benar-benar tidur. Lampu neon memantul di genangan air hujan, membelah bayangan gedung-gedung tua seperti bekas luka yang tak sempat sembuh. Di lantai atas sebuah klub privat yang hanya bisa dimasuki oleh nama-nama tertentu, Sofia berdiri di depan jendela kaca besar, memutar gelas kristal berisi minuman bening.Gaunnya hitam, sederhana, tapi potongannya presisi, jenis pakaian yang tidak meminta perhatian, tapi tetap mendapatkannya. Rambutnya di gerai rapi, lehernya kosong tanpa perhiasan. Sofia sudah lama belajar bahwa kekuatan sejati tidak perlu banyak hiasan.Di belakangnya, musik jazz mengalun pelan. Bukan untuk hiburan. Hanya penanda bahwa ruangan ini masih berada di dunia orang hidup.“Jadi… dia masih hidup.”Suara itu datang dari sofa kulit di sudut ruangan. Seorang pria bertubuh besar dengan bekas luka tipis di pipi kiri menyeringai samar. Andrew. Salah satu orang yang dulu ikut berdiri di altar yang sama dengannya, bukan sebagai tamu, melainkan

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Jangkar yang Tidak Terlihat

    Api di perapian mulai meredup ketika malam benar-benar menguasai bunker itu. Hujan di luar masih turun, lebih pelan, seperti sisa amarah yang belum sepenuhnya reda. Elena terbangun dengan kepala terasa berat, tubuhnya masih terbungkus jaket Leon yang kebesaran.Ia sempat lupa di mana dirinya berada, hingga aroma beton lembap, kayu terbakar, dan sesuatu yang pahit langsung mengembalikannya pada kenyataan.Leon berdiri tidak jauh darinya, membelakangi perapian. Ia sedang berbicara lewat ponsel, suaranya rendah dan terkontrol.“Pastikan jalur utara bersih. Kalau Victor bergerak, aku ingin tahu sebelum dia berpikir.”Hening sejenak.“Tidak. Jangan sentuh gadis itu.”Leon menutup panggilan, lalu menoleh. Tatapannya langsung berubah saat menyadari Elena sudah terbangun.“Kamu tidur?” tanyanya, lebih lembut dari yang Elena kira bisa Leon lakukan.Elena mengangguk pelan. “Sedikit.”Leon menghampiri, meletakkan segelas air hangat di meja kecil. “Minum. Kamu gemetar.”Elena mengikuti tanpa prot

  • Pengganti Hati Sang Mafia   Jangkar yang Dalam

    Dua jam kemudian, mobil mewah Leon berhenti di depan sebuah rumah tua di pinggir kota. Bukan rumah biasa, melainkan seperti bungker yang disamarkan, tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan yang menjulang tinggi. Jendela-jendela yang gelap dan dinding batu yang tebal memberikan kesan kokoh sekaligus misterius."Tempat ini... terpencil sekali," kata Elena, saat Leon membimbingnya masuk melalui pintu baja yang terkunci rapat. Begitu masuk, udara dingin yang menusuk langsung menyergap. Interiornya jauh dari kesan mewah. Hanya perabot dasar, sebuah perapian yang belum menyala, dan dinding beton ekspos yang telanjang."Ini aman," jawab Leon singkat, tanpa menoleh. "Tidak ada yang tahu tempat ini kecuali aku."Elena mengangguk pelan. Ia melepas mantelnya yang basah kuyup karena hujan deras yang mengiringi pelarian mereka. Setiap detail pelarian itu masih segar dalam benaknya: suara tembakan yang memekakkan telinga, derit ban yang berdecit, dan bagaimana Leon, dengan kecepatan luar biasa, me

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status