Crash!!!
Satu kepala telah melayang, tebasan itu telah memisahkan antara tubuh dan kepala Barnard.
Azazel memberikan pandangan hina terhadap pria itu, sayangnya tidak ada yang melihat kejadian tersebut akibat ledakan yang sebelumnya terjadi yang meratakan semua makhluk yang ada di sekitar.
“Huh… sungguh kau adalah lawan yang lumayan merepotkan!”
Azazel tiba-tiba terkejut dengan kemunculan sosok misterius yang sudah menggenggam pedang milik Barnard.
Sosok itu memakai topeng berwarna putih, dari penampilannya yang serba putih orang tersebut bukanlah orang biasa.
“Siapa kau ini?” tanya Azazel dengan nada geram.“Maaf telah mengganggu kemenangan yang seharusnya bisa kau dapatkan, tapi sepertinya ini memang harus diakhiri!”
“Diakhiri? Apa maksudmu? Apa tujuan sebenarnya dirimu itu?”Seluruh tubuh Azazel sudah kembali meregenerasi, kekuatan di dalam tubuhnya telah kembali pulih. Kapanpun dirinya siap untuk melakukan serangan.
“Aku akan mengakhiri zaman kejayaan di dunia ini, kau harus siap untuk sebuah gelombang besar!”
Pedang itu dicabut oleh pria tersebut, sungguh mengejutkan. Azazel sangat mengetahui kalau pedang itu memiliki bobot yang sangat berat hingga banyak orang yang akan kesulitan dalam mengangkatnya.
Menjadi tegang Azazel menyaksikan hal itu, dirinya mulai memasang posisi bersiap untuk melakukan pertarungan.
Whoosh!!!
“Cepat!”
Hanya dalam hitungan detik saja orang tersebut telah melakukan gerakan secara instant berada di depan Azazel.“Argh….”
Tubuh Azazel telah berhasil ditusuk oleh pria itu, tusukan begitu kuat hingga menembus tubuhnya.“Sekarang kau akan mengalami hal yang sama seperti dahulu!”Mata Azazel mulai menjadi rabun, dirinya mencoba untuk tetap mempertahankan kesadaran. Pedang itu dilepaskan yang membuat tubuhnya seketika terjatuh. Perlahan matanya memandang mata orang tersebut, celah topeng memancarkan tatapan tajam.
“Ugh… apa yang sebenarnya kau lakukan?”
“Hehehe… aku sudah bilang kalau ini merupakan akhir dari dirimu!”Kelopak mata Azazel mulai tertutup.Pria bertopeng itu mengeluarkan sayap putih bersih bersinar di belakang tubuhnya, secepat kilat dia terbang dari lokasi tersebut.
Perlahan kehancuran area terjadi, semua makhluk yang hidup pada zaman itu mengalami musibah yang cukup buruk.
Meteor berjatuhan yang melenyapkan berbagai macam kehidupan, mereka yang bertahan tidak lebih dari 10%.
Waktu berjalan dan mulai kehidupan baru terbentuk. Mereka semua mulai merangkai kehidupan demi masa depan.
“Ugh?” Matanya terbuka lebar, semua yang ada di depan matanya hanya ruangan hampa. Tubuhnya seolah melayang. “Di-Di mana aku?”
Cahaya terang muncul yang menyilaukan mata, perlahan cahaya itu mulai mewujudkan sosok yang begitu terang.
“Selamat datang ke dalam dunia kehampaan! Aku sudah melihat kalau dirimu telah mengalami mati untuk yang kedua kalinya!”
“Mati untuk yang kedua kalinya? Apa maksudmu?” Azazel memandangi cahaya itu dengan serius.“Kau telah kehilangan kehidupan untuk yang kedua kalinya, Azazel nama milikmu itu mengandung makna yang cukup kuat! Aku akan membuat dirimu mendapatkan makna yang sesuai, kau akan hidup sebagai makhluk yang bertugas menghakimi semua makhluk yang telah merusak dunia ini! Namun, kau akan dianggap sebagai makhluk yang mengerikan. Kau harus siap untuk hal itu!”
“Apa yang kau bicarakan? Aku tidak ingin dilahirkan kembali, kehidupan di dunia membosankan! Apa kau pikir membunuh, menyiksa, atau menghakimi makhluk lain adalah hal yang menyenangkan?”“Tidak, semua tergantung dari creature itu sendiri! Kau telah mendapatkan peran sebagai makhluk yang membawa kematian, kau tidak akan menemukan kematian yang abadi justru kau yang harus memberikan kematian yang abadi kepada seluruh makhluk!”
“Kau ini siapa? Aku tidak akan menuruti keinginan dari dirimu itu!” Azazel berusaha untuk kembali berdiri, dirinya sudah cukup muak untuk menjadi pion orang lain.Makhluk bercahaya itu mengarahkan telapak tangannya kepada Azazel. “Kau sudah ditugaskan untuk hal ini, dan sekali lagi kau akan hidup sebagai makhluk yang memberikan penghakiman berupa kematian yang sejati!”
Azazel ditabrak energi yang begitu besar, tubuhnya seolah didorong hingga jatuh ke dalam jurang yang tidak berujung.
“Sial, sekali lagi aku harus menjalani kehidupan di dunia yang sangat menyebalkan itu!”
Perlahan mulai menghilang kesadaran Azazel.
***
Gadis berambut biru dan bermata biru sedang memetik buah di kebun, kebetulan ini adalah musim panen yang telah ditunggu-tunggu.
“Panen kali ini sangat banyak, pasti banyak yang bisa dijual!”
Krsk…Gadis itu mendengar suara aneh, perlahan dia mendekati sumber suara itu. Suaranya berasal dari bagian perbatasan kebut.
“Huh….” Matanya dibuat terkejut dengan wujud seorang pria yang telah tergeletak di sana.
Tanpa banyak basa-basi segera dia membawa pria tersebut ke dalam rumahnya. Pria asing itu hanya memakai celana yang cukup pendek dengan tubuh yang tidak memakai pakaian.
“Siapa dia ini?” Dengan serius dirinya menatap tubuh kekar pria itu. Sebagai wanita dirinya merasakan sebuah hal yang aneh, memang wanita memiliki sebuah kepandaian untuk menyembunyikan hawa nafsu. “Tidak, tidak, kenapa aku berpikiran hal kotor seperti itu!”
Gadis itu memilih untuk keluar dan melanjutkan pekerjaan yang telah dirinya lakukan.
“Kehidupan berakhir akibat kematian, dan kematian merupakan jalan untuk menemukan kedamaian!” Tanpa sengaja Azazel mengatakan kalimat itu di saat dirinya hendak bangun dari pingsannya. “Di-Di mana aku sekarang? Kenapa aku tidak memakai baju? Benar, makhluk itu sebenarnya apa yang dia rencanakan?”
Azazel segera berjalan ke arah jendela, dirinya ingin tahu di mana lokasinya sekarang. Semua yang terjadi tidak seperti sebelumnya, terakhir kali dirinya hilang ingatan. Namun, dirinya masih mengingat apa yang terjadi saat ini.“Benar, di mana pedang itu?” Azazel melirik ke sekitar, pedang dicarinya merupakan pedang yang telah dirinya buat dari berbagai macam energi yang telah dikumpulkan hingga pedang itu bagaikan belahan jiwanya. Tapi, sekarang pedang itu sudah tidak ada di tangannya. “Sial, ini artinya aku harus melakukannya tanpa bisa bertindak seperti biasanya!”
“Uh?”Suara seorang gadis terdengar, perlahan Azazel menoleh yang wajahnya masih dalam keadaan marah.
“Jadi gadis ini yang telah menolong diriku!”
Gadis itu mencoba untuk tetap tenang, dirinya membawa keranjang yang di dalamnya banyak buah apel. Keranjang itu diletakkan di atas meja.Dia lalu menatap Azazel dengan wajah sedikit malu-malu. “Ano… bisakah Anda beritahu siapa diri Anda ini?”
Azazel tidak paham apa yang membuat gadis itu terdengar begitu gugup. “Namaku adalah Azazel, aku merupakan makhluk yang tidak diinginkan oleh dunia ini!”Terdengar aneh apa yang dikatakan oleh Azazel.“Eh?”
Azazel menghela napasnya, dirinya sadar kalau ucapan tersebut cukup sulit untuk dicerna.“Sekarang ini siapa dirimu?”
“Aku Layza, aku merupakan gadis yang bekerja di perkebunan!”“Begitu rupanya, lalu bagaimana kau menemukan diriku?”“Aku menemukan dirimu terjatuh di lokasi dekat kebun yang saat itu sedang pingsan!”Mata Azazel sedikit menyipit. “Jadi begitu!”___To Be Continued__Azazel mencoba untu mengabaikan tugas yang telah diberikan kepadanya, dia tidak ingin terpengaruh oleh ucapan makhluk putih itu. Dia ingin menjalani hidup damai tanpa adanya hal buruk seperti terjadi di masa lalu.Bersama Layza, Azazel berkerja di perkebunan. Sudah 2 minggu sejak dirinya tiba di sana, semua orang memberikan sambutan hangat.Azazel tidak begitu peduli dengan apa yang dikatakan oleh orang lain.Sekarang adalah jam istirahat, mereka duduk di dekat gubuk kecil untuk menikmati pemandangan indah dari perkebunan.“Berapa lama kau telah bekerja di sini?” tanya Azazel terhadap Layza.“Aku bekerja di sini sudah lebih dari 5 tahun, desa tempat tinggalku memang terbiasa untuk memanen dam merawat perkebunan ini sehingga kebanyakan akan mejadi pekerja di sini!” balas Layza.“Hmm… begitu rupanya! Apa kau tidak ingin mencoba mencari pekerjaan lain, atau bisa pergi ke daerah lain yang mungkin ingin kau kunjungi!”“Kenapa kau bertanya seperti itu?”“Tidak, aku hanya ingin bertanya saja
Perlahan langkah kaki Azazel mendekatinya, tatapan penuh dengan kemarahan begitu terpancar. Prajurit itu terus mengucurkan air keringat, matanya menangkap sebuah kemegahan dari kengerian di dalam tubuh Azazel.“Kau tahu aku sangat berterima kasih kepada dirimu!”“Eh?”“Berkat dirimu sekarang aku sudah ingat apa tujuanku sebenarnya, aku hampir saja lupa untuk melakukan yang seharusnya sudah aku lakukan!”Prajurit itu mencoba untuk menghela napasnya. “Apakah kau akan membiarkan aku hidup?”Azazel terdiam untuk sejenak, matanya terus memancarkan kemarahan yang sangat tinggi.“Berikan aku alasan untuk apa membiarkan dirimu hidup?” tanya Azazel.“Aku ini memiliki istri dan anak, jika aku mati maka mereka akan sedih! Aku juga akan berjanji untuk menembus segala dosa yang telah aku lakukan hari ini!”Mata Azazel melihat senyuman yang penuh dengan tatapan penuh harapan. “Baiklah, tapi aku di sini bukanlah makhluk yang akan bisa melihat dirimu bisa memegang janji itu! Kau tahu kalau kematian
Azazel mencoba untuk mencari tahu apa yang harus dirinya lakukan, mudah bagi dirinya untuk bertindak. Namun, mengingat kalau ini semua adalah keinginan dari makhluk itu membuat dirinya menjadi muak.Ingin rasanya Azazel langsung mendatangi orang tersebut dan mencabik-cabik tubuhnya.“Huh... kenapa aku harus dihadapkan dengan sebuah hal seperti ini lagi? Apakah tidak akan ada lagi hal yang bisa aku lakukan? Hmm... terserahlah, mungkin ini sudah menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk orang seperti diriku!”Dia mengerti kalau mengeluh hanya akan menambah rumit maslah, dalam hal ini dirinya ingin menjadi lebih tenang dan bijak.Dari kejauhan Azazel melihat banyak orang yang sedang berkumpul dengan pandangan yang terus menatap papan di depan mereka.“Uh? Apa yang sedang mereka perdebatkan?” Mata Azazel sedikit membesar, di sana memberitahu kalau sekarang ini sedang terjadi tindakan invasi oleh kerajaan timur.Untuk membayangkan hal ini saja semuanya sangat sulit.“Ayo kalian cepat bawa
Crash....Tebasan maut yang berasal dari tangan yang telah dilapisi energi khusus telah diberikan oleh Azazel, tidak ada yang dapat bertahan dari serangan tersebut.Gadis kecil itu memberanikan diri untuk membuka matanya, dan di sana sudah ada seorang pria yang sangat tegap berdiri dengan pandangan mata yang menatap lurus ke depan.“Apa kau bisa bergerak?” tanya Azazel dengan nada dingin.Gadis tersebut memberikan anggukan.“Bagus, sekarang kau pergilah ke tempat yang aman!”“T-Tapi....” Gadis itu memberikan pandangan yang penuh dengan permohonan.“Tenang saja, aku yang akan mengawal dirimu! Kau hanya perlu pergi ke arah evakuasi!”“B-Baik....”Mulai gadis itu berlari sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Azazel.“Sial, apa yang aku lakukan ini? Aku ini bukanlah makhluk yang seharusnya menjadi seseorang yang dengan perasaan sentimental!”Satu monster berukuran besar telah muncul, di pundaknya terdapat satu mace berukuran besar. Matanya satu besar langsung menatap gadis kecil yang tert
Dengan kemunculan Aster, semua monster yang telah menjadi bencana telah berhasil dikalahkan, dia bagaikan sebuah cahaya terang yang datang untuk menyinari semua orang.Semua monster yang telah menyerang berhasil dikalahkan, Icarus dan pasukannya hanya perlu menghabisi monster yang berada di dalam lingkungan kota.Jumlah mereka sudah mencapai lebih 200, dan korban yang tewas juga lebih dari 50 orang. Meski ini kecil, namun kegagalan tetaplah kegagalan.Berita tentang ini mungkin akan menjadi hal yang sangat menjanjikan bagi area lain, Eunzalaria saat ini sedang menghadapi masa peperangan. Banyak kerajaan lain yang pastinya akan mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi.Aster disambut dengan sangat baik oleh semua orang yang ada di kota itu, dirinya telah dianggap sebagai sosok yang begitu hebat. Namanya telah terkenal sebagai orang yang selalu saja memberikan sebuah cahaya kehidupan.“Yang Mulia Alstein!” Aster membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepada pria tua itu.
Dengan kemunculan Aster, semua monster yang telah menjadi bencana telah berhasil dikalahkan, dia bagaikan sebuah cahaya terang yang datang untuk menyinari semua orang.Semua monster yang telah menyerang berhasil dikalahkan, Icarus dan pasukannya hanya perlu menghabisi monster yang berada di dalam lingkungan kota.Jumlah mereka sudah mencapai lebih 200, dan korban yang tewas juga lebih dari 50 orang. Meski ini kecil, namun kegagalan tetaplah kegagalan.Berita tentang ini mungkin akan menjadi hal yang sangat menjanjikan bagi area lain, Eunzalaria saat ini sedang menghadapi masa peperangan. Banyak kerajaan lain yang pastinya akan mengambil keuntungan dari peristiwa yang terjadi.Aster disambut dengan sangat baik oleh semua orang yang ada di kota itu, dirinya telah dianggap sebagai sosok yang begitu hebat. Namanya telah terkenal sebagai orang yang selalu saja memberikan sebuah cahaya kehidupan.“Yang Mulia Alstein!” Aster membungkukkan tubuhnya untuk memberikan hormat kepada pria tua itu.
Azazel memasuki wilayah kota yang cukup ramai, dan ini tidak seperti kota sebelumnya yang terlalu banyak kriminal. Di sini semua orang hidup dengan damai, bisa dilihat dari wajah mereka yang dipenuhi kebahagiaan.Dia berdiri di depan satu bangunan yang mengidentifikasi kalau itu adalah bangunan dari guild petualang.Memasukinya sudah banyak orang yang berkumpul, suasana ramai menjadi hal yang cukup wajar.“Selamat datang!” Maid guild telah memberikan hormat kepada dirinya. “Apa ada yang bisa saya bantu?”“Ya, aku ingin mendaftar menjadi seorang petualang!”“Oh, petualang! Baiklah, aku akan memberikan Anda beberapa formulir yang harus Anda isi!”Dua formulir kemudian telah tiba, Azazel terdiam sejenak di depan formulir itu. Teringat waktu itu saat dirinya masih seorang amatir yang tidak mengerti apa-apa, dia bahkan bingung bagaimana cara menulis namanya sendiri.“Anda hanya perlu mengisi semua informasi yang ada di dalam kertas ini!”“Aku mengerti!” Azazel mencari tempat duduk untuk me
Azazel masih berada di bagian belakang, dirinya memantau apa yang akan terjadi terhadap dua rekannya yang ada di depan.“Aku tidak menyukai tempat ini!” gumam Tania.Dilihat dari mana pun area tersebut memang terlihat menyeramkan, tidak akan ada yang mau menganggap kalau ini adalah lokasi yang memiliki sebuah ketenangan di dalamnya.Lilia terus menggigil sembari memegangi tongkat. “Aku harap kalau monster tidak ada di sini!”Mata Azazel hanya melirik ke arah samping, teringat dirinya kalau dulu dia sering merasakan hal ini.Semua yang terjadi pada waktu itu hanya sebuah kenangan yang tidak ingin lagi dirinya ingat.“Huh... mungkin aku yang terlalu lama memikirkan hal tersebut!”Joey berhenti, secara mendadak semuanya menjadi heran.“Tunggu, apa yang kau lakukan?” tanya Tania dengan nada heran.“Ssst... ada sesuatu di depan sana!”“Monster?”“Tidak, dapat memastikan apa yang ada di depan sana! Namun, auranya sangat terasa aneh!”Tidak beberapa lama kemudian sosok monster yang dimaksud