Home / Romansa / Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang / Bab 1. Pertemuan Pertama yang Tak Disadari

Share

Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang
Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang
Author: Dera Tresna

Bab 1. Pertemuan Pertama yang Tak Disadari

Author: Dera Tresna
last update Last Updated: 2025-05-07 23:54:01

Sebuah ambulans dengan bunyi sirine yang memekakkan telinga berhenti di depan ruang unit gawat darurat. Seorang pasien diturunkan dengan oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya.

Seorang wanita muda menangis terisak sambil mengikuti dokter dan perawat yang mendorong ranjang pasien untuk mendapatkan pertolongan. Namanya Laura.

“Tolong mamaku, Dokter! Jangan sampai dia meninggalkanku sendiri di dunia ini!” pinta Laura kepada salah seorang dokter yang menangani mamanya.

“Aku akan berusaha sebaik mungkin,” kata dokter itu, lalu pergi untuk menangani Mama Laura.

“Keluarga Nyonya Alicia,” seru seorang perawat, berhasil membuat Laura menoleh.

“Saya putri Nyonya Alicia,” ucap Laura sambil berjalan cepat mendekati perawat.

“Silakan Nona isi formulir ini dan segera ke bagian administrasi agar pasien bisa langsung ditangani,” ucap perawat tersebut.

“Aku akan segera ke sana,” ucap Laura yang kemudian berlari ke bagian administrasi.

Laura mengira semua akan berjalan dengan lancar, sayangnya bagian administrasi meminta uang muka untuk pengobatan mamanya. Saat ini mamanya hanya diberikan pertolongan pertama dan Laura tahu itu tidak akan dapat terselamatkan. Sedangkan ia? Kondisinya sama sekali tidak memiliki uang untuk pengobatan.

“Tidak bisakah aku diberi waktu mencari uang yang diminta, tapi aku mohon selamatkan mamaku terlebih dahulu,” pinta Laura.

“Maafkan kami, Nona. Ini sudah menjadi prosedur rumah sakit, kami tidak bisa melanggarnya,” ucap bagian administrasi rumah sakit.

Laura tidak menyerah begitu saja, dia masih berusaha membujuk, dan meluluhkan orang di depannya, berharap mamanya bisa mendapat pengobatan terlebih dahulu. Tanpa Laura tahu, di belakangnya telah berdiri seorang pria yang juga mengantri untuk mengurus administrasi. Nama pria itu Nicholas.

Entah berapa kali Nicholas melihat jam tangan. Dia harus menghadiri pertemuan penting, tetapi tampaknya harus ditunda akibat ulah wanita yang mengemis minta dikasihani oleh petugas rumah sakit.

“Shiiit!” umpat Nicholas tidak sabar, lalu menarik tubuh Laura dan menyingkirkannya.

“Hei, Tuan! Aku belum selesai bicara dengan petugas itu!” seru Laura tidak terima ketika ada seorang pria menyingkirkannya begitu saja dari antrian. Ini urusan hidup dan mati mamanya, dia akan melakukan apa saja agar orang tuanya selamat.

“Kamu menghalangi jalanku dan membuatku terlambat menghadiri pertemuan penting,” ucap Nicholas di balik kacamata hitamnya yang membuat Laura tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas.

Belum sempat Laura menyanggah, Nicholas langsung membuat Laura bungkam.

“Berapa uang yang wanita itu butuhkan? Aku akan membayarnya sekalian,” ucap Nicholas.

“Kamu? Mau membayar biaya rumah sakit mamaku?” tanya Laura hampir tidak percaya. “Dengan apa aku harus menggantinya? Aku akan mengangsurnya setiap bulan.”

“Tidak perlu. Lagi pula aku tidak benar-benar berniat membantumu. Waktuku sangat berharga dan kamu sudah membuat waktuku terbuang sia-sia. Jika kamu terus bermasalah dengan biaya rumah sakit ini, tentu akan membuatku terus mengantri dan kehilangan lebih banyak uang dari sekedar biaya rumah sakitmu,” ucap Nicholas.

Setelah mengatakan hal tersebut, pria itu meninggalkan Laura begitu saja, berhasil membuat Laura berdiri mematung, menatap kepergian pria itu. “Bagaimana ada pria sesombong itu, huh?” gumamnya.

Meskipun begitu Laura merasa senang karena berkat pria sombong itu, uang muka untuk pengobatan mamanya dapat dibayar. Sayangnya dia tidak begitu memperhatikan pria itu sehingga tidak mengenali wajahnya. Jika mereka bertemu lagi, bisa dipastikan mereka tidak akan saling kenal.

*

“Bagaimana keadaanmu, Tomshon?” tanya Nicholas kepada pria yang selama ini merawatnya dan sudah dia anggap seperti orang tuanya sendiri.

Tomshon telah bekerja sepanjang hidupnya pada keluarga Pierre, bahkan sebelum Nicholas lahir. Naas, suami istri Pierre mengalami kecelakaan pesawat saat putra tunggal mereka baru berumur 15 tahun. Semenjak saat itu, Tomshon mengasuh Nicholas dan menganggapnya sebagai putranya sendiri.

“Aku baik-baik saja. Pergilah! Pertemuan itu sangat penting untukmu. Aku tidak ingin kamu kehilangan jutaan dollar karena aku, Tuan Nicholas,” ucap Tomshon.

“Jaga kesehatanmu, aku tidak ingin menemukanmu tergeletak lagi di lantai karena kelelahan dan dehidrasi akut,” tegur Nicholas.

“Terima kasih telah memperhatikan kesehatanku,” ujar Tomshon.

“Jangan salah paham. Aku hanya tidak ingin pekerjaanku berantakan karena kamu harus terbaring di rumah sakit,” ucap Nicholas menutupi rasa khawatirnya pada pria yang sudah menemaninya hampir di sepanjang hidupnya.

“Kalau begitu, pergilah! Pertemuanmu akan segera dimulai.”

Nicholas akhirnya pergi menjauh dan meninggalkan Tomshon. Tomshon menatap kepergian pria itu dengan tatapan penuh arti. Dia tahu jika pria itu sangat khawatir padanya, tetapi berusaha keras untuk menyembunyikannya.

“Tuan Tomshon, kami akan memindahkan Anda ke kamar rawat karena kondisi Anda sudah stabil,” ucap petugas medis berhasil membuyarkan lamunan pria itu.

“Ya, tentu saja. Berada di ruang gawat darurat sangat menyeramkan. Aku sudah tidak sabar berada di ruangan yang lebih baik daripada di sini,” kata Tomshon.

Petugas medis mendorong ranjang Tomshon, bersamaan dengan ranjang Mama Laura yang masuk ke ruangan tersebut menggantikan tempat Tomshon. Mata pria itu sempat menangkap wajah seorang wanita dengan mulut dan hidung tertutup alat bantu oksigen.

Sekilas Tomshon mengenali wajah wanita itu. Wanita yang pernah ada di masa lalunya, tetapi sepertinya mustahil. Apakah mungkin hanya halusinasinya saja?

Dia sudah berusaha untuk melihat, tetapi sayangnya kepalanya berdenyut sangat sakit. Tomshon pun memejamkan mata dan membiarkan petugas medis memindahkannya di kamar rawat inap.

*

Beberapa bulan kemudian …

“Apakah kamu yakin akan melakukannya? Jika Caroline tidak seperti yang diharapkan, apakah kamu siap menerima kenyataan?” tanya Tomshon khawatir dengan rencana Nicholas Giordano Pierre.

“Sangat yakin, setelah 2 kali dikhianati wanita, kali ini aku pastikan tidak akan terulang kembali. Jika Caroline benar-benar setia padaku, maka aku akan segera melamarnya, tetapi jika dia terpikat oleh orangmu itu, aku akan segera mengakhiri hubungan kami,” kata Nicholas dingin.

“Baiklah, aku akan mencari pria yang bisa menarik perhatian Caroline,” kata Tomshon lalu undur diri dari hadapan Nicholas.

Setelah Tomshon pergi, tatapan kosong terlihat di wajah Nicholas. Bayangan masa lalu kembali muncul.

Lea adalah wanita pertama yang membuat hatinya berdebar. Saat itu, dia masih menjalani pendidikan kuliah di semester enam. Lea adalah adik tingkat tetapi berbeda jurusan. Mereka bertemu di kegiatan kampus yang diadakan menjelang libur semester. Dari awal bertemu, dirinya merasa cocok dan tidak lama kemudian mereka menjalin hubungan.

Awalnya hubungan mereka berjalan lancar, mereka dikenal sebagai pasangan serasi. Hal tersebut membuat Nicholas bangga sehingga setelah lulus kuliah, Nicholas berencana menikahi kekasihnya. Meski belum bekerja, tetapi dengan kekayaan orang tuanya yang melimpah, dia tidak akan kesulitan menghidupi anak dan istrinya.

Sampai suatu ketika, dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Lea dengan teman prianya. “Aku menjalin hubungan dengan Nicholas demi uangnya saja, pria yang aku cintai adalah dirimu,” ujar wanita itu.

Tanpa ragu, Nicholas langsung memutuskan hubungan dengan Lea. Semenjak saat itu, dia tidak pernah berhubungan dengan wanita secara serius.

Setelah meneruskan warisan orang tuanya dan memegang bisnis yang besar, banyak wanita mengantri untuk menjadi kekasihnya. Namun buat Nicholas semua wanita itu hanyalah teman tidur satu malam, tidak lebih dari itu. Tidak pernah ada satu wanita pun yang singgah di hatinya.

Wanita kedua yang serius dengannya adalah Carmel. Sama-sama menggeluti bisnis, mereka berpacaran hampir enam bulan.

Carmel adalah artis dengan paras yang cantik dan seksi. Jangan ditanya kemampuannya di ranjang, dia wanita yang sangat berpengalaman. Kebetulan salah satu produk dalam bisnis Pierre mempunyai kontrak kerja sama dengan Carmel. Seperti halnya bisnis, Nicholas membuat syarat agar hubungannya tetap berjalan dengan baik. Dia melarang Carmel untuk tidak berhubungan dengan pria manapun saat menjadi kekasihnya.

Namun Carmel terlalu serakah, setelah wanita itu dipromosikan menjadi bintang papan atas, dia melemparkan diri ke produser yang membantunya. Akhirnya hubungannya kandas tanpa rasa sesal sedikit pun.

Berbeda dengan wanita ketiga yang bernama Caroline, mereka sudah berhubungan selama satu tahun dan wanita itu tidak pernah berbuat macam-macam, namun keraguan masih mengusik hati Nicholas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 10. Dongeng di Kehidupan Nyata

    Dave duduk di depan sebuah perapian, matanya fokus pada layar laptop ditemani secangkir kopi panas yang masih mengepul. Pria itu terlihat serius dengan pekerjaan.Awalnya Laura segan untuk menyapa, tetapi tidak mungkin dia berlalu begitu saja seperti orang yang tidak tahu sopan santun.“Selamat pagi,” kata Laura menyapa suaminya.Dave masih terdiam tanpa menjawab sapaan istrinya.Laura menghela napas berat bersikap sabar merespon sikap suaminya, dia berniat meninggalkan Dave yang mungkin sedang tidak mau diganggu.“Duduklah, ada kopi dan coklat panas yang bisa kamu minum untuk menghangatkan tubuhmu.” Tiba-tiba terdengar suara Dave yang cukup mengejutkan.Mata Laura melirik ke tempat duduk yang suaminya tawarkan, rasa ragu mengusik karena di situ hanya terdapat satu sofa panjang dengan meja di depannya, tidak ada tempat duduk lain di dekat Dave. Sedangkan beberapa meter di depan meja tersebut terdapat perapian yang hangat.Sedikit ragu, dia mendekati suaminya dan duduk di sampingnya. D

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 9. Tempat Tinggal Impian Masa Kecil

    Hari menjelang malam saat Dave mengajak Laura ke suatu tempat, mobil yang mereka tumpangi semakin menjauh dari kota. Lampu-lampu malam yang biasanya bertaburan seperti bintang, mulai tidak terlihat.Jalanan mulai menanjak dan gelap, udara juga terasa semakin dingin. Di kanan dan kiri jalan, tidak terlihat lagi gedung pencakar langit, tetapi pepohonan rindang yang berdiri kokoh dalam kegelapan.“Dave, kamu akan membawaku ke mana?” tanya Laura sedikit takut. Dia menunggu jawaban, tetapi tidak ada jawaban dari pria itu, membuat ketakutannya semakin bertambah besar.Dalam hati Laura berdoa, semoga suaminya bukanlah pembunuh berdarah dingin, mengingat tempat mereka berada sekarang adalah tempat terpencil dan benar-benar jauh dari perkotaan. Jika Dave membunuhnya, mungkin mayatnya tidak akan ditemukan.Laura mulai berpikir keras dan membuat skenario jika nanti ternyata suaminya adalah penculik atau pembunuh.Matanya mulai bergerak mencari jalan keluar, mencari apa yang bisa dilakukan untuk

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 8. Pernikahan yang Berbeda

    Dave memasuki ruangan dan melihat wanita berbaju merah yang sangat kontras dengan ruangan yang didominasi oleh warna putih. Gaun itu sangat pas dan serasi dengan tubuh Laura. Memperlihatkan lekuk tubuh wanita itu yang indah.Tubuh Dave sempat membeku saat sepasang mata amber mengunci tatapannya. Wajah Laura cantik dan terkesan lembut. Gadis yang kemarin dia sebut sebagai gadis ingusan, ternyata adalah gadis yang tidak mungkin bisa Dave tolak.Dave tahu jika Laura merasa gugup, terlihat dari cara gadis itu meremas jemari tangannya. Perlahan Dave mendekatinya dan berhenti tepat di hadapannya.“Laura?” sapa Dave dengan suara berat.“Dave?” tanya Laura.“Ya, aku Dave,” jawab Dave.“Senang bertemu denganmu, Dave,” balas Laura basa-basi.“Bisakah kita menggunakan bahasa yang tidak begitu formal?” saran Dave.“Mungkin aku hm ... harus belajar untuk hal tersebut karena kita belum saling kenal,” jawab Laura.Setelah mereka berbincang sejenak, Dave menggandeng lengan Laura membuatnya terkejut.

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 7. Penampilan Anggun Menambah Rasa Percaya Diri

    Hari ini adalah hari ke lima semenjak pemeriksaan kesehatan Laura dilakukan, tetapi Tomshon belum juga datang untuk menemui gadis itu.Laura mulai bosan terkurung di kamar hotel yang mewah tanpa melakukan kegiatan apa pun selain makan, minum dan tidur serta berkeliling di area hotel. Dia tidak bisa pergi jauh karena anak buah Tomshon selalu mengikutinya saat dia keluar dari kamar.“Apakah aku memiliki penyakit yang mematikan sehingga kemungkinan pernikahan ini dibatalkan? Atau wajahku terlalu jelek sehingga majikan Tomshon tidak menyukaiku? Lalu aku harus pergi ke mana jika pernikahan ini dibatalkan?” batin Laura.“Wait! kenapa aku jadi menginginkan pernikahan ini?” gumamnya lagi tidak habis pikir dengan isi kepalanya yang mulai tidak masuk akal.“Jika pernikahan ini dibatalkan, aku harus mencari pekerjaan. Aku yakin Tomshon bisa mencarikanku pekerjaan yang baik,” ucapnya lagi untuk menenangkan diri.Suara ketukan pintu kamar, membuat tubuh Laura terlonjak kaget dan lamunannya pun buy

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 6. Tak Ingin Dikasihani

    “Maaf, hari ini aku tidak bisa menemanimu untuk membeli apa yang kamu butuhkan, supir akan mengantarmu. Pilihlah beberapa pakaian yang bagus agar majikanku menyukaimu. Gunakan saja kartu yang sudah aku berikan untuk membayar,” kata Tomshon.Sadar jika tidak mempunyai pakaian yang layak, maka Laura mengangguk setuju.“Selamat beraktivitas Tomshon. Jangan khawatirkan aku karena aku akan belanja sangat banyak dan memanfaatkan kartumu dengan baik. Aku tidak bertanggung jawab jika kartumu mencapai limit,” gurau Laura sambil tersenyum penuh arti.Tomshon tersenyum mendengar perkataan Laura. “Selamat bersenang-senang. Tiga hari lagi, kita akan bertemu.”“Apakah itu berarti selama tiga hari ini, aku masih boleh menginap di hotel mewah itu lagi?” tanya Laura penuh harap.“Tentu saja.”Mendengar hal tersebut, Laura melompat kegirangan. Lagi-lagi Tomshon dibuat tersenyum oleh tingkah gadis polos itu.Supir Tomshon menurunkan Laura di sebuah butik yang dia yakini semua barang yang ada di sana pas

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 5. Pemeriksaan yang Seharusnya Tidak Perlu

    Kening Laura mengernyit dalam. “Apa ini?” tanyanya sambil membolak-balikkan kartu berwarna emas itu di tangannya.“Anggap saja itu kartu kredit yang bisa kamu gunakan untuk membeli semua yang kamu mau.”“Aku tidak membutuhkan kartu kredit. Jika aku bisa makan dan tidur dengan gratis di sini, itu sudah lebih dari cukup,” ujar Laura sambil menyerahkan kembali kartu tersebut pada Tomshon.“Simpanlah! Hanya untuk berjaga-jaga. Kamu tidak harus menggunakannya jika memang tidak membutuhkan sesuatu.”Laura berpikir sejenak dan akhirnya menerima kartu tersebut. “Baiklah, terima kasih untuk kartunya,” kata Laura.“Sama-sama,” balas Tomshon.Setelah mengatakan hal tersebut, pintu mobil dibuka oleh anak buah Tomshon. “Masuklah!”“Apakah kamu tidak ikut masuk?” tanya Laura.“Apakah kamu berharap aku masuk ke sana bersamamu?” goda Tomshon.“Bukan itu maksudku,” jawab Laura salah tingkah.“Selamat malam, tidurlah yang nyenyak. Besok pagi aku akan menjemputmu untuk mempersiapkanmu menjadi calon istr

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 4. Tawaran Takdir

    Pria asing yang baru saja menolong Laura seketika menahan pergelangan gadis itu.“Lepaskan aku, aku mohon,” pinta Laura sambil menangis, tetapi pria itu tetap menahan tangan Laura.“Berikan gadis itu padaku!” kata Martinez dengan kasar, ketika sudah berada di hadapan putrinya dan seorang pria tua di sampingnya.“Bicaralah baik-baik jika kamu sedang berhadapan dengan seorang gadis,” kata pria itu dengan tenang, tetapi tegas.“Itu bukan urusanmu. Dia putriku, jadi aku berhak melakukan apa pun padanya.”“Dia bukan papaku. Dia hanya pria pemabuk yang menikahi ibuku,” kata Laura dengan marah.“Diam kamu! Dasar anak durhaka!” umpat Martinez.“Dia ingin menjualku kepada para pria hidung belang di sana. Aku mohon, biarkan aku pergi. Aku tidak sudi melayani mereka,” kata Laura memohon sambil menangis terisak, tetapi pria itu hanya mengerutkan kening dan menahan lengan Laura.“Berikan wanita itu padaku! Atau aku akan menyerahkan padamu jika kamu mampu membayarnya,” kata Martinez mengalihkan tuj

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 3. Bertemu dengan Pria Asing

    Caroline meremas jari tangan mulai ragu dengan pendiriannya. Matanya terus menatap nilai uang di hadapannya sambil memikirkan segala resiko yang akan dia dapatkan jika mengkhianati Nicholas.Rasa ragu pun lenyap ketika bujuk rayu Alex meresap dalam dirinya, dengan tangan gemetar jari Caroline menekan tombol tersebut.Nicholas mengumpat keras melihat rekaman video Caroline dan Alex. Ingin rasanya dia menghancurkan semua benda yang berada di sekelilingnya.Melihat reaksi Tuannya, Tomshon berkata, “Kamu tidak harus melihatnya.”“Tidak, aku ingin melihatnya secara langsung jika wanita jalang itu mengkhianatiku,” kata Nicholas dingin.Tomshon yang tahu semua yang telah Nicholas alami, merasa prihatin dengan yang terjadi saat ini. Dia tidak tega harus melihat pria itu menyaksikan sendiri perselingkuhan kekasihnya.Alex yang telah merencanakan semuanya, dia memasang kamera di kamar hotel yang akan mereka gunakan. Tomshon memejamkan mata saat Caroline dan Alex masuk ke kamar tersebut dan mula

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 2. Ujian Kesetiaan yang Harus Dilewati

    Selama berpacaran dengan Caroline, Nicholas tidak pernah memberikan uang atau barang berharga yang berlebihan. Bukan karena pelit, tetapi dia ingin tahu seberapa setia Caroline padanya meski dak melimpahi wanita itu dengan kekayaan.Setelah satu tahun berlalu Caroline ternyata tetap setia, tapi mengingat pengalaman cintanya bersama Lea dan Carmel yang berakhir pengkhianatan, Nicholas membuat ujian terakhir untuk kekasihnya itu.Jika Caroline lolos, maka tanpa ragu dia akan langsung melamar dan menikahinya dan apa yang dimiliki saat ini akan menjadi milik Caroline.Nicholas yakin, Caroline tidak akan pernah menyangka seberapa kaya dirinya karena dia adalah seorang Pierre.Beberapa hari kemudian Tomshon membawa foto seorang pria dengan wajah tampan ke hadapan Nicholas. Pria pilihan Tomshon ini yang akan bersandiwara mendekati Caroline dan merayunya. Tidak hanya disitu saja, jika berhasil tidur dengan Caroline maka dia akan mendapatkan uang yang banyak dari Nicholas.“Ini pria yang kamu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status