“Bagaimana keadaanmu?” tanya Bryan pada Tomshon.“Keadaanku sudah jauh lebih baik, kemungkinan besok aku sudah bisa keluar dari sini,” jawab Tomshon.“Aku senang mendengar kamu sudah baikkan. Bolehkah aku bertanya sesuatu?” ujar Bryan yang membuat Tomshon seketika bersikap waspada.“Tentang apa?” balas Tomshon datar.“Bagaimana kamu dan mamaku bisa berada di satu tempat saat terjadi penembakan tersebut? Aku tidak habis pikir Austin tega melakukannya. Yang aku tahu, dia selalu bersikap baik pada Mama. Hubungan mereka juga baik. Mama tidak pernah mempunyai masalah dengan pria itu,” terang Bryan.“Ceritanya sangat panjang dan sebenarnya target Austin bukan mamamu tetapi akulah targetnya. Mamamu mengorbankan dirinya untuk melindungiku.”“Mama melindungimu?” mata Bryan menatap penuh curiga. “Sebenarnya, apa hubunganmu dengan mamaku? Apakah kalian sudah saling mengenal sebelumnya?”“Ya, kami saling mengenal. Aku adalah anak jalanan yang diangkat sebagai anak oleh Anderson Pierre. Aku dan ma
Ada kemarahan besar yang Nicholas rasakan pada Austin. Melihat perubahan raut muka suaminya, Laura langsung berdiri dari tempat duduknya dan menggenggam tangan suaminya berusaha menenangkan.“Berapa umur pria yang kamu kenal sebagai Austin itu?” tanya Nicholas.“Dia lebih muda darimu tetapi sepertinya tidak jauh berbeda. Mungkin hanya selisih dua atau tiga tahun darimu,” jawab Tomshon.“Apakah ada kemungkinan papaku selingkuh dengan wanita lain dan dia adalah anak di luar nikah?” tanya Nicholas mengungkapkan kemungkinan yang terjadi.“Itu tidak mungkin,” jawab Tomshon begitu yakin.“Jangan membela papaku hanya kalian sangat dekat, Tom!” tegur Nicholas.“Aku tidak membelanya, bukan itu yang membuat aku sangat yakin jika Austin bukanlah anak papamu. Dia tidak mungkin mempunyai anak dari wanita lain karena papamu tidak bisa melakukannya dengan wanita lain.”“Setiap pria bisa melakukan kesalahan, meskipun dia sangat mencintai istrinya.”“Bukan karena itu juga. Hal itu karena papamu ...” T
Bryan mondar-mandir di depan ruang operasi, menunggu Mamanya yang sedang di operasi. Rasanya sudah lama sekali, tetapi operasinya tidak kunjung selesai.“Keluarga Nyonya Susan!” panggil seorang perawat.“Aku,” kata Bryan sambil mendekati perawat tersebut.“Apa hubunganmu dengan Nyonya Susan?” tanya perawat tersebut.“Aku putranya,” jawab Bryan.“Baiklah, aku akan menjelaskan sesuatu. Operasi Nyonya Susan masih berlangsung saat ini dan kemungkinan akan membutuhkan waktu beberapa jam ke depan. Ada beberapa tindakan yang harus kami lakukan dan kamu harus tahu resikonya,” kata perawat tersebut yang kemudian menjelaskan resiko apa saja yang kemungkinan terjadi jika tindakan tersebut diambil.Bryan tidak bisa memikirkan yang lain saat ini. Keselamatan mamanya adalah yang utama. “Baiklah, lakukan apa pun yang terbaik untuk Mama aku, aku akan mengambil semua resikonya,” kata Bryan mengambil keputusan untuk Mamanya.Baru saja perawat yang menangani Mamanya masuk kembali ke ruang operasi, peraw
“Pergilah Tom, aku mohon. Kamu tidak seharusnya di sini,” kata Susan sambil mencucurkan air mata.“Kamu salah Susan, bahkan aku bersyukur saat ini berada di sini. Sehingga aku tahu kebusukanmu. Tidak aku sangk, aku menikahi wanita sepertimu,” kata Tomshon yang berhasil membuat hati Susan sangat sakit.Susan sadar jika dia pantas mendapatkannya, bahkan hukuman ini bukanlah hukuman yang berat untuknya. Dia pantas mendapatkan kebencian dari Tomshon.“Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang Tom. Aku berjanji Fernando dan Joselie akan aman. Sekarang pergilah dari sini, kamu tidak aman di sini,” kata Susan.“Aku tidak akan pergi dari sini sebelum aku bisa membawa Fernando dan Joselie pulang. Nicholas pasti akan sangat terkejut jika tahu mama dan papanya masih hidup.”“Mereka tidak akan mau pergi bersamamu Tom. Percayalah padaku untuk saat ini saja. Masalah yang terjadi terlalu rumit untuk dijelaskan. Aku mohon pergilah, mereka akan baik-baik saja bersamaku,” isak Susan semakin kencang.“Jadi
Tomshon tidak patah semangat, pencariannya tidak lagi tentang Austin tetapi beralih ke wanita dengan seorang bayi yang pernah dia temui. Tomshon merasa begitu bodoh, kenapa waktu itu dia tidak menanyakan nama wanita tersebut?Tetapi kali ini, pencarian Tomshon tidak sesulit saat dia mencari Austin. Rumah ke lima yang dia datangi, mengenal wanita tersebut.“Apakah yang kamu maksud wanita dengan ciri rambut coklat keriting dengan wajah yang cantik?” tanya orang di depan Tomshon.“Ya, betul sekali, dia mempunyai seorang bayi. Apakah kamu mengenalnya?” tanya Tomshon.“Oh. ya, dia baru saja menikah. Itu anak pertamanya. Namanya Sherly,” jawab orang itu.“Apakah kamu tahu di mana dia tinggal?” tanya Tomshon lagi.“Dia tinggal blok ketiga dari sini. Rumah tingkat dengan warna biru laut,” jawab orang tersebut.“Terima kasih atas informasi kamu,” kata Tomshon yang segera pergi ke tempat tersebut.Tomshon bernapas lega saat alamat yang dia dapatkan adalah benar alamat orang yang dia maksud. Tom
Perlahan Tomshon menelusuri lengan Susan.“Aku akan merindukan sentuhan ini. Aku juga akan merindukan aroma ini,” kata Tomshon sambil menghirup aroma tubuh Susan. Tanpa bisa Susan tahan lagi, air matanya sudah mengucur deras.Tomshon mulai melumat bibir istrinya untuk terakhir kali. Susan pun menyambut lumatan bibir Tomshon. Air matanya menciptakan rasa tersendiri dalam ciuman mereka. Rasa sedih dan perih yang menyayat hati, isak tangis terdengar di sela aktifitas bibir mereka.“Maafkan aku, Tom. Aku benar-benar minta maaf,” tangis Susan di pelukan Tomshon.“Bahagialah bersama suamimu. Hubungan kita berakhir sampai di sini,” kata Tomshon dengan rasa yang sangat sakit.Tangis Susan semakin keras, Susan pun menjauh dari tubuh Tomshon. Dia sampai harus membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri, agar erangan tangisannya tidak terdengar oleh siapa pun.Hari itu, Susan melihat Tomshon pergi, melihat punggung Tomshon yang selalu berdiri kokoh, sekarang terlihat membungkuk dengan lesu. Sus