แชร์

Bab 3. Bertemu dengan Pria Asing

ผู้เขียน: Dera Tresna
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-05-08 14:19:24

Caroline meremas jari tangan mulai ragu dengan pendiriannya. Matanya terus menatap nilai uang di hadapannya sambil memikirkan segala resiko yang akan dia dapatkan jika mengkhianati Nicholas.

Rasa ragu pun lenyap ketika bujuk rayu Alex meresap dalam dirinya, dengan tangan gemetar jari Caroline menekan tombol tersebut.

Nicholas mengumpat keras melihat rekaman video Caroline dan Alex. Ingin rasanya dia menghancurkan semua benda yang berada di sekelilingnya.

Melihat reaksi Tuannya, Tomshon berkata, “Kamu tidak harus melihatnya.”

“Tidak, aku ingin melihatnya secara langsung jika wanita jalang itu mengkhianatiku,” kata Nicholas dingin.

Tomshon yang tahu semua yang telah Nicholas alami, merasa prihatin dengan yang terjadi saat ini. Dia tidak tega harus melihat pria itu menyaksikan sendiri perselingkuhan kekasihnya.

Alex yang telah merencanakan semuanya, dia memasang kamera di kamar hotel yang akan mereka gunakan. Tomshon memejamkan mata saat Caroline dan Alex masuk ke kamar tersebut dan mulai saling menyentuh.

Berbeda dengan Nicholas yang tetap menatap layar di depannya dengan rasa marah yang memuncak. Apalagi saat mendengar Caroline mendesah keras di bawah Alex yang sedang menindih dan bergerak di atasnya. Tidak tahan lagi dengan apa yang dilihatnya, Nicholas membanting layar di depannya.

“Tinggalkan aku sendiri Tom,” kata Nicholas dengan nada yang menakutkan.

Tanpa berkata apapun, Tomshon segera pergi meninggalkan Nicholas sendiri.

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, wajah Nicholas berubah menjadi sangat dingin. Tomshon yang melihatnya, merasakan situasi yang tidak nyaman saat bersama pria itu.

“Hentikan semua kemudahan yang sudah Caroline terima selama ini. Larang dia untuk masuk ke ruanganku. Aku tidak ingin melihatnya lagi,” perintah Nicholas.

“Dengan senang hati,” jawab Tomshon.

“Satu hal lagi. Carikan aku wanita untuk kujadikan istri,” kata Nicholas.

“Maksud kamu?” tanya Tomshon mengernyit terkejut.

“Aku tidak suka mengulangi perintahku, carikan saja wanita yang bisa aku nikahi tidak peduli siapa orangnya. Pastikan dia tidak memiliki penyakit dan pilih yang cerdas karena dia mungkin akan menjadi ibu dari anak-anakku.”

Meskipun Tomshon sedikit ragu dengan keputusan Nicholas tetapi dia tetap menjawab patuh seperti biasanya, “Baiklah, akan aku lakukan sesuai kemauanmu.”

“Jangan beritahu identitasku pada wanita itu, panggil saja aku Dave, kubur nama Nicholas saat kamu sedang bersama wanita itu. Aku tidak ingin dia menjadi sombong karena menikahi seorang Pierre,” kata Nicholas.

“Tapi wajahmu sudah familiar di berbagai berita dan internet, aku tidak yakin jika wanita tersebut tidak mengenalimu,” kilah Tomshon.

“Akan aku pastikan dia tidak akan melihat wajahku dan tidak akan tahu siapa pria yang dinikahinya,” jelas Nicholas dengan senyum sinisnya.

Ide Nicholas, membuat Tomshon ragu. Tuannya telah bermain api, dia takut pria itu akan terbakar sendiri. Meskipun begitu, dia tetap menjalankan perintah tuannya.

*

Seorang gadis muda dengan wajah sendu, sedang duduk di atas ranjang sambil mendekap sebuah foto. Foto tersebut adalah foto mamanya yang beberapa hari lalu telah meninggalkan dia untuk selamanya.

Setelah berjuang melawan penyakitnya selama hampir 2 tahun akhirnya mamanya menyerah. Meskipun hatinya sedih dan sangat kehilangan, tetapi ada sedikit kelegaan karena sekarang mamanya sudah tidak merasakan sakit lagi.

Gadis itu bernama Laura Aurelie. Sekarang dia harus tinggal berdua bersama Papa tirinya dan itu sangat menakutkan. Papa tirinya seorang pemabuk berat dan juga penjudi, setiap hari dia selalu pulang dengan keadaan mabuk.

Laura takut jika pria itu akan berbuat sesuatu yang tidak diinginkan, apalagi akhir-akhir ini dia mendengar banyak berita seorang anak yang diperkosa oleh papanya sendiri. Dia menjadi paranoid karena berita tersebut.

Untuk jaga diri, dia selalu mengunci pintu kamar jika ada papanya di rumah. Hidupnya menjadi tidak tenang setelah mamanya meninggal. Dia tidak bisa terus seperti ini karena itulah beberapa hari ini dia sibuk mencari pekerjaan.

Jika sudah mendapat pekerjaan, dia akan segera mencari tempat tinggal sendiri. Meskipun mempunyai gelar sarjana dengan nilai cumlaude, tidak membuat Laura mudah mendapatkan pekerjaan. Dia harus menunggu beberapa panggilan dan jadwal wawancara tetapi belum juga ada yang memberinya kepastian.

Sampai suatu malam, apa yang ditakutkannya terjadi. Papanya pulang dengan keadaan marah. Dia mengancam akan mendobrak pintu kamar jika tidak membukanya. Dengan rasa takut dan tubuh gemetar, Laura membuka pintu kamar.

Jika memang malam ini adalah akhir dari semua yang dia pertahankan, maka dia pasrah kehilangan apa yang dia jaga selama ini.

Setelah berhasil masuk ke kamar Laura, dia menarik paksa gadis itu keluar dari kamar. Laura memberontak tetapi kekuatannya tidak seberapa dibanding kekuatan Papanya. Dengan menangis terisak, Laura mengikuti ke mana papanya membawanya.

Dia merasa heran ketika papanya membawanya ke sebuah klub malam. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan pria itu, ternyata di sana sudah berkumpul beberapa pria yang telah menunggu.

“Ini putriku, dia masih perawan. Siapa yang menawar paling tinggi, dia yang akan mendapatkannya,” kata pria itu menawarkan Laura pada para hidung belang, membuat Laura terhenyak.

“Aku tidak mau!” berontak Laura.

“Diam! Anak durhaka! Aku sedang butuh banyak uang saat ini, kalau aku tidak membayar hutangku malam ini, maka kita berdua akan mati,” kata papanya yang membuat Laura semakin terkejut.

“Kamu saja yang mati,” umpat Laura kasar.

Papanya tertawa keras mendengar umpatan putrinya. “Jika aku mati, mereka tetap akan membawamu dan menjadikanmu wanita jalang untuk menutup semua hutangku, jadi percuma saja.”

“Aku tidak mau!” seru Laura.

“Keputusan ada di tanganmu, menjual keperawananmu malam ini untuk melunasi hutangku atau membiarkanku mati dan mereka akan mengejarmu serta menjadikanmu wanita jalang.” Mendengar hal tersebut, Laura hanya bisa menangis dalam cengkeraman papanya.

“Aku buka dengan harga seratus juta,” kata Papa Laura mulai membuka harga dan semua pria di depan Laura tertawa puas.

“Putrimu sangat cantik,” kata salah seorang pria yang ada di sana.

“Benarkah dia masih perawan? Jangan-jangan dia hanya wanita jalang yang kamu bilang masih perawan,” sambung pria lain yang membuat Laura merasa direndahkan dan terhina.

“Lepaskan aku!” teriak Laura tetapi tidak digubris oleh Papanya.

“Aku akan membayar dua puluh juta jika dia benar-benar masih perawan. Jika kamu menipuku, kamu harus menggantinya dua kali lipat,” tawar seorang pria.

“Baiklah, aku terima dua puluh jutamu, ambillah dan lakukan apa yang kamu mau pada putriku!” ujar Papa Laura kepada pria botak dengan perut buncit yang membuat Laura jijik.

Saat papanya ingin menyerahkannya ke pria botak tersebut, Laura menggigit tangan papanya kemudian berlari sekencang mungkin berharap bisa lolos dari pria itu. Sayangnya keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Kaki Laura tersandung kaki meja, membuat tubuhnya linglung dan hilang keseimbangan.

Dia menutup mata, bersiap merasakan kerasnya lantai marmer yang menghantam tubuhnya. Namun, sebelum tubuhnya menyentuh lantai, sebuah tangan menangkapnya.

“Ini bukan stadion di mana kamu bisa berlarian seenaknya, Nona,” suara bariton seorang pria menegur Laura.

“Maafkan aku, terima kasih telah menolongku,” ucap Laura sambil berusaha berdiri tegak dan melihat seorang pria tua menolongnya.

“Kamu baik-baik saja?” tanya pria tersebut.

“Aku baik-baik saja, tetapi aku harus pergi sekarang juga sebelum pria itu menangkapku,” jawab Laura dengan buru-buru.

Belum sempat Laura pergi, sebuah teriakan terdengar dari belakang tubuhnya.

“Hentikan gadis itu! Jangan biarkan dia pergi dariku!” Suara Martinez, Papa tiri Laura terdengar lantang.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 379. Akhir yang Bahagia (The End)

    “Sabarlah Sayang, ini tidak akan sakit,” Spencer menyakinkan istrinya.Queen mengangguk percaya pada suaminya. “Ya, aku bisa merasakanmu sekarang.”Dia kemudian membuka kakinya lebih lebar untuk menerima penyatuan suaminya. Hatinya berdesir saat akhirnya milik Spencer tenggelam sempurna di dalamnya.“Sakitkah ...?” tanya Spencer khawatir.Queen menggeleng menjawab pertanyaan suaminya, wajahnya bersemu merah karena malu. “Bergeraklah, aku bisa menerimamu,” ujarnya.Yakin jika Queen bisa beradaptasi dengan miliknya, Spencer menggerakkan pinggulnya, mendorong miliknya agak bisa masuk lebih dalam lalu menariknya kembali, dia melakukannya dengan berulang dengan tempo lambat.Mata mereka saling mengunci, menciptakan sensasi dan getar di hati. Keduanya bergerak alami, saling menerima dan memberi. Spencer masih sangat berhati-hati pada istrinya, memperlakukannya seperti porselin yang gampang pecah, hal itu membuat Queen gemas.Kaki Queen melingkar ke pinggang suaminya, membuat penyatuan mere

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 378. Yang Ditunggu Akhirnya Tiba

    Olivia juga hidup bahagia dengan Aaron. Aaron menjadi sosok pria yang sangat bertanggung jawab dan selalu melindungi Olivia. Meski mereka hanya memiliki Leonard sebagai buah hati mereka, tapi kehidupan ranjang mereka selalu panas.Bersama Aaron, Olivia yang dulu adalah gadis lugu, ternyata mempunyai banyak hal yang selalu membuat pria itu mengaguminya, khususnya saat mereka sedang berdua di dalam kamar. Tidak heran jika Leonard sering protes dengan sikap Papa Mamanya yang terkadang tidak tahu tempat.Leonard dan Clara adalah pengantin muda yang sedang menunggu kelahiran anak mereka yang umur kehamilannya hampir sama dengan umur kehamilan Letichia. Sebagai pengantin muda, Leonard selalu mempunyai cara untuk memanjakan Clara.Apalagi dengan kejadian di mana dia hampir saja mati, membuat dia ingin selalu membahagiakan Clara. Clara sangat bahagia dan merasa beruntung mendapatkan Leonard. Tidak sia-sia dia mencintai Leonard semenjak dari kecil karena saat mendapatkannya, dia selalu dibawa

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 377. Arti Sebuah Keluarga

    “Baiklah karena Queen sudah setuju, Senin besok aku akan mengurus semuanya,” kata Spencer.“Kenapa buru-buru, kita bisa menyiapkannya sambil jalan saja, tidak harus di hari Senin besok,” balas Queen.“Waktunya akan sangat mepet jika kita tidak segera menyiapkan semuanya.”Saat mendengar jawaban tersebut, seketika Queen menghentikan kegiatan makannya. Sepertinya ada yang dia lewatkan saat menyetujui rencana pernikahan ini, ditambah lagi respon cepat semua keluarga Pierre.Queen kemudian mendekat bibirnya ke telinga Spencer dan berbisik. “Memangnya kapan kita akan menikah?”“5 hari lagi di hitung dari hari ini,” jawab Spencer santai.“APAAA?” teriak Queen yang hampir tersedak dengan makanannya sendiri, beruntung Spencer dengan cepat mengambilkan dia minum sehingga dia tidak sampai mempermalukan dirinya sendiri.Teriakan Queen membuat semua yang di meja makan terdiam dan menghentikan acara makan mereka. Rasanya seperti waktu yang berhenti mendadak, tapi beberapa detik kemudian semua oran

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 376. Pengumuman Pernikahan

    Mata Queen langsung berkabut mendengar lamaran Spencer. Dia tidak mengira jika pria itu akan mengulang kembali melamarnya setelah semua yang mereka lewati. Dia mengira Spencer masih butuh waktu untuk melakukannya karena keadaannya yang belum stabil.Tidak langsung menjawab, Queen mendekati Spencer lalu mengecup singkat bibir pria itu, membuat Spencer membeku untuk sesaat.Spencer sadar jika Queen yang sekarang berbeda dengan yang dulu, saat ini Queen bukanlah gadis lugu dengan ego yang tinggi. Queen yang sekarang adalah wanita dewasa yang bijaksana dan pemberani, hal ini adalah cobaan berat baginya untuk tidak menyentuh wanita itu sebelum mereka menikah.Namun dia menyukai kenyataan dan perubahan itu, dia yakin hari-hari yang akan dia lewati bersama Queen akan sangat berwarna.“Lalu apa jawabanmu?” desak Spencer atas lamarannya.“Aku tidak akan menolak lamaran seorang pria tampan dan kaya raya sepertimu Spencer. Dan YA … tentu saja aku bersedia menikah denganmu,” jawab Queen membuat d

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 375. Lamaran Kedua

    Spencer memakan masakkan wanita yang dicintainya tersebut dengan lahap. Entah karena perutnya lapar atau memang masakan Queen benar-benar lezat.“Apakah masakanku rasanya enak?” tanya Queen.“Ya, sangat enak. Seandainya aku bisa memakannya setiap hari, itu adalah sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya,” pancing Spencer.Queen hanya tersenyum mendengar perkataan Spencer kemudian mengusapkan ibu jarinya ke bibir pria itu membersihkan makanan yang belepotan.“Cara makanmu seperti anak kecil, belepotan ke mana-mana. Cepat habiskan makananmu, aku ingin bicara tentang sesuatu setelah kamu makan.”“Tentang apa Queen?” Tiba-tiba ada rasa khawatir yang merayap di hati Spencer, takut jika semua kebaikan Queen pagi ini hanyalah kamuflase yang kemudian berakhir dengan sangat menyakitkan.“Nanti akan aku ceritakan padamu, makanlah dulu!”Setelah mendengar perkataan Queen yang tampak serius, Spencer menghentikan kegiatan makannya karena apa yang dia makan seketika berubah menjadi gumpalan

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 374. Memberanikan Diri Meraih Kebahagiaan

    Perkataan Queen terpotong saat Spencer dengan cepat melumat bibirnya. Dia yang biasanya memberontak, hanya terdiam karena memang sudah lelah menghindar dari pria itu. Dia hanya menangis terisak menerima perlakuan Spencer.Tangan Queen meremas baju depan Spencer, saat bibir pria itu menyapu dan menjelajahinya. Matanya terpejam merasakan rasa manis bibir Spencer yang dirindukan selama ini. Air matanya tidak berhenti mengalir. Dia sadar, sejauh apa pun dia menghindar, hanya pria inilah yang mampu meluluhkan hatinya.Spencer merasa senang merasa Queen tidak menolaknya. Meski kepalanya terasa pening dan matanya berat, dia mencoba untuk terus tersadar. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kali ini.Spencer menarik Queen ke dalam pelukannya dan melingkarkan tangannya ke pinggang wanita itu. Dengan sisa kesadarannya, dia membawa Queen ke sofa ruang depan apartemen, kemudian menindih tubuh wanita itu di sana.Jantung Queen berdetak kencang saat tahu apa yang akan Spencer lakukan. Kali ini

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status