Short
Pekerjaan Memalukan

Pekerjaan Memalukan

By:  FrauroraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
3views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Hari sudah larut malam dan aku sedang berbaring di atas sebuah ranjang besar nan empuk. Tanganku diikat di kepala tempat tidur. Di depanku tampak sesosok pria yang tidak terlihat begitu jelas. Tidak jauh dari situ, kamera sudah dipasang. Lampunya yang berwarna merah tampak berkedip. Pria itu memegang seekor tikus kecil yang mencicit sambil tertawa dengan jahat. "Bagaimana biasanya kamu menunjukkannya di depan kamera? Sini kubantu."

View More

Chapter 1

Bab 1

Hari sudah larut malam dan aku sedang berbaring di atas sebuah ranjang besar nan empuk.

Tanganku diikat di kepala tempat tidur. Di depanku tampak sesosok pria yang tidak terlihat begitu jelas.

Tidak jauh dari situ, kamera sudah dipasang. Lampunya yang berwarna merah tampak berkedip.

Pria itu memegang seekor tikus kecil yang mencicit sambil tertawa dengan jahat.

"Bagaimana biasanya kamu menunjukkannya di depan kamera? Sini kubantu."

...

Namaku Agatha Naran, seorang pemilik toko online.

Aku memutuskan untuk mendirikan bisnisku sendiri setelah lulus kuliah karena aku tidak terbiasa dengan lingkungan kerja.

Aku memulai bisnisku dengan berjualan pakaian. Sayangnya, pakaian yang kujual itu sering dikembalikan oleh pelanggan dan produk-produk yang sedang populer mudah sekali untuk ditiru. Aku bekerja keras selama dua tahun, tetapi keuntungan yang kudapatkan tidak seberapa.

Sampai suatu hari, anjing peliharaanku membawa sebuah alat yang biasanya kugunakan ke depan kamera saat aku sedang siaran langsung. Para penonton siaran langsungku pun sontak membanjiri kolom komentar.

[Apa si pemandu biasanya melakukannya sendiri? Padahal tubuhnya kelihatan molek begitu, sayang sekali ternyata malah memakai barang seperti ini.]

[Ckckck, kenapa kelihatannya ada yang mengkilap? Belum dibersihkan, ya? Apa pemandu satu ini sedang haus sekali? Bagaimana kalau kubantu menghilangkan dahagamu?]

[Apa barang itu juga dijual? Pemandu, cepat beri tahu harganya! Aku mau beli! Biar nanti kuberikan padamu supaya bisa kamu pakai!]

Wajahku sontak menjadi merah padam saat membaca semua komentar berkesan kotor itu. Aku hanya bisa diam walaupun harga diriku membuatku agar tidak menyerah begitu saja.

Aku akhirnya mengambil sebuah keputusan yang impulsif dan mengejutkan.

"Kenapa kalian ribut-ribut sih? Ini adalah produk yang kujual hari ini. Nih, kuunggah tautan pembeliannya sekarang!"

Aku berkata seperti itu karena terbawa emosi, tetapi tidak kusangka tautan yang baru saja kuungah itu ternyata langsung menarik ratusan pesanan.

Setelah itu, ada makin banyak orang yang bergabung dalam siaran langsungku. Mereka mengklik tautan itu entah dengan maksud apa.

Aku benar-benar terkejut melihat jumlah penjualan yang terus meningkat. Keterkejutanku bahkan tetap berlangsung hingga siaran langsungku berakhir.

Aku segera menghubungi produsen yang sama-sama mengeluarkan alat tersebut, lalu mengirimkan ratusan buah persediaan yang mereka miliki.

Barulah pada saat itu aku menyadari bahwa alat semacam ini tidak bisa dikembalikan dengan mudah karena penjualannya bersifat khusus.

Intinya, menjual alat ini membuat pundi-pundiku bertambah.

Meskipun begitu, aku sebenarnya juga menerima banyak pesan yang tidak enak. Ada beberapa orang pria yang sengaja mengirimkan foto tidak senonoh mereka setelah menerima barang itu, lalu ada juga beberapa orang wanita yang mengecapku tidak tahu malu.

Akan tetapi, kuputuskan untuk tetap menjual alat-alat ini setelah melihat saldo di rekening bank-ku yang terus bertambah.

Aku pun segera menghubungi produsen dan mereka mengirimiku sampel dalam jumlah besar. Saat larut malam, aku sengaja melakukan siaran langsung sambil berpose di depan kamera.

"Semuanya, lihatlah barang ini. Bentuknya mirip sekali dengan cokelat batangan, 'kan? Manis sekali."

Aku pun menjilati bibirku dengan kesan menjurus. Aku yang mengenakan kemeja putih dengan dalaman jala dari sutra ini tampak menggoda di depan kamera.

Komentar langsung membanjiri layar. Bahkan ada juga yang memintaku untuk langsung mencobanya.

Ada pula yang mengancam hanya akan memberiku karnaval sebagai bonus apabila aku berani memakai alat ini di depan kamera.

"Ih, Kakak jahat sekali! Sengaja meledekku, ya!"

Aku pura-pura cemberut dengan wajah tersipu, tetapi aku sambil memutar pinggangku dengan perlahan seolah-olah tiba-tiba ada duri yang muncul di kursiku.

Komentar kembali membanjiri layar. Para penonton terus memberikan hadiah, bahkan sampai ada yang mengirimkan roket sebagai bonus.

"Hei, Pemandu, ayo cepatlah! Aku ingin sekali meledakkan roket ini di tubuhmu supaya kamu bisa terbang lebih tinggi lagi!"

Efek dari semua ini membuat napasku pun menderu. Aku bahkan berani membuka kancing kemeja putiku yang paling atas.

Jumlah pesanannya juga sontak meningkat dengan pesat seolah-olah semua pelanggan itu menyemangatiku untuk terus melakukan hal semacam ini.

Aku pun berbaring di atas meja sambil menghadap kamera dan mengeluarkan suara rintihan seperti sedang menangis.

Sesaat kemudian, siaran langsungku diblokir. Alasannya adalah karena kontenku yang terlalu eksplisit. Aku dilarang melakukan siaran langsung selama satu hari.

Akan tetapi, notifikasi itu justru seperti membuatku merasa bebas. Aku merasa tidak tahan lagi, jadi aku akhirnya duduk di atas kursiku dan melanjutkan gerakanku.

Siaran langsungku 'kan sudah usai, jadi aku tidak perlu khawatir terlihat oleh siapa pun.

Akhirnya, aku terkapar di atas kursi dalam kondisi tubuh yang tidak mengenakan sehelai pakaian pun dan menghela napas panjang dengan puas.

Orang bilang kita sebagai penjual harus mencoba produk yang kita jual terlebih dulu jika ingin pelanggan membelinya.

Walaupun ada segi aktingnya saat berada di depan kamera, biasanya aku selalu merasakan sensasi yang tidak bisa kujelaskan dengan kata-kata. Bahkan tidak jarang pada akhirnya aku tidak bisa menahan nafsu.

Sayangnya, aku sudah melajang sejak kuliah karena sibuk bekerja. Pada akhirnya, aku terpaksa mengandalkan barang-barang seperti ini untuk menghilangkan stres.

Saat aku menginjak karpet, tiba-tiba ada semacam sensasi hangat di pergelangan kakiku. Rasanya seperti ada lidah yang menjilati kakiku dengan lembut, lalu bergerak naik ke betisku ....
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status