Share

BAB 07

TAP

TAP

TAP

Suara derap langkah kaki Mizan menggema di suasana malam yang sunyi saat memasuki mansion, saat hendak masuk ke kamar dia melewati ruang makan.

"Dia menungguku sampai tertidur disini? pasti tidak nyaman tidur dengan posisi seperti itu." gumam Mizan yang melihat sang istri tertidur di meja makan menunggunya pulang.

"Aku lupa mengabarinya kalau hari ini aku lembur, tidak sempat mengiriminya pesan."Mizan menghampiri Zahra dan membawanya ke kamar.

Saat hendak sampai di kamar Zahra terbangun karena merasa tubuhnya kurang nyaman dan sediki terkejut karena posisinya sedang dalam gendongan sang suami menuju kamar mereka.

"Mas udah pulang." tanya Zahra sedikit cangung.

"Eumm" hanya jawaban singkat sebagai balasannya.

"Kenapa nggak dibangunin aja sih, udah turunin mas." ucap Zahra mencoba turun dari gendongan Mizan.

"Mas udah makan belum? aku hangatkan lagi makanananya. atau mau mandi dulu biar aku siapin air hangatanya.." sambungnya.

Melihat Zahra yang sudah memasak banyak makanan favoritenya sampai tertidur menunggunya, ada rasa tidak tega bila terus mendiaminya.

"Aku akan mandi dulu, tidak perlu menyiapkan air hangat, aku akan mandi air dingin saja." sahutmya.

"Baiklah aku akan siapkan pakaian gantinya dulu lalu baru hangatkan makanannya." Zahra pun masuk ke kamar terlebih dahulu untuk menyiapkan pakaian ganti.

Setelah selesai kini Zahra mulai menunggu Mizan di meja makan sesudah sebelumnya telah menghangatkan makan.

Tidak lama Mizan pun datang dan mulai makan malam yang sudah terlewat karena sekarang sudah hampir tengah malam dengan khitmat tanpa ada pembicaraan apapun.

*****

"Oh bagus ternyata dia punya penyakit." ucap Mira saat melihat data pasien.

"Iya namun aku mohon untuk merahasiakan ini, aku tidak mau sampai izin praktek yang susah payah aku dapatkan lenyap begitu saja karena berita aku memberitahu data pasien yang rahasia ini." ujar sang Dokter memperingati.

"Baiklah itu tidak masalah, aku sudah memberikan tanda terima kasih ke rekeningmu dong, silahkan di check." ucap Mira lalu  sang Dokter pun mengecek mbankingnya dan ternyata ada notifikasi sebuah transaksi transfer.

"Iya sudah masuk." sang Dokter kini kegirangan setelah melihat nominal yang di tranferkan kepadanya, padahal sebelumnya sang Dokter nampak resah dan ragu atas tindakannya tersebut.

"Iya sudah kalau begitu terima kasih atas kerjasamanya Dokter." Mira pun keluar dari ruangan dokter dengan membawa salinan resume data tentang penyakit Zahra.

Setelah mendapatkan informasi yang menurutnya bagus, Mira memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan mulai menyusun rencana agar bisa masuk ke dalam keluarga Mizan dan Zahra tentunya untuk merencanakan balas dendam keluarganya kepada keluarga Mizan.

Mira pun membuka sebuah tirai yang di dalamnya merupakan rangkaian - rangkaian skema rencananya bak seorang detektif yang sedang mencari pelaku sebuah kejahatan.

"Aku harus mengawalinya seperti apa iya kira - kira? kalau berpura - pura menjadi teman mereka sepertinya seru."

"Baiklah sepertinya aku akan mendekati mereka sebagai teman, jadi bisa bermain - main dulu dan membalas dendam secara perlahan.' ucap Mira tersenyum dengan rencananya dan membayangkan penderitaan mereka secara perlahan.

"Hari Sabtu akan ada acara perayaan ulang tahun perusahaan, bisakah kamu datang?"

"Hari Sabtu sekarang?"

"Iya akan aku usahakan kebetulan hari Sabtu nanti aku tidak terlalu sibuk, tapi aku tidak bisa janji takutnya ada hal dadakan penting yang harus diurus, tapi akan aku usahakan datang tepat waktu.

"Baiklah kalau begitu aku berangkat dulu."

"Iya sudah hati - hati di jalan dan semangat bekernya." Zahra pun mengantarkan Mizan sampai ke teras rumah.

Setelah berpamitan kini Zahra membersihkan bekas sarapannya tadi bersama Mizan, dan bersiap menuju butiknya.

TRIIINNGGG

Terdengar suara lonceng pintu berbunyi pertanda seseorang masuk ke dalam butik milik Zahra.

"Selama siang kak, di butik kami." ucap salah satu staff karyawan.

"Selamat siang kak, kalau boleh tahu apakah disini bisa membuat gaun untuk acara formal? tanya Mira.

"Oh bisa sekali kak, apa ingin bertemu langsung dengan pemilik butik ini kak, untuk mendiskusikan ingin gaun yang dirancang seperti apanya."

"Oh tentu boleh suatu kehormatan bisa bertemu dengan pemilik butiknya langsung." ucap Mira nampak antusias.

"Baik kak kalau begitu mari ikut saya duduk di sebelah sana, saya akan memberitahu pemilik butiknya terlebih dahulu." ucap staff karyawan menujuk salah satu sudut tempat yang disediakan disana.

"Oh baiklah." Mira pun mengikuti langkah staff tersebut.

Mira pun duduk di salah satu meja disana dan menuggu salah satu staff karyawan tersebut memanggil Zahra.

"Halo perkenalkan nama saya Zahra pemilik butik ini." ucap Zahra mempekenalkan diri kepada Mira.

"Oh halo saya dengan Mira terima kasih menyempatkan kemari mungkin anda sedang sibuk."

"Tidak terlalu sibuk kok, baiklah kalau begitu kata staff saya anda ingin di buatkan gaun, mbak Mira Ingin di buatkan gaun seperti apa? ini saya memberikan contoh beberapa sample bila berminat." ucap Zahra memperlihatkan katalog desain hasil rancangannya kepada Mira.

Beberapa menit mereka mendiskusikan rancangan gaun seperti apa yang di inginkan oleh Mira, dan membuahkan hasil yang di inginkan.

"Baik mbak apa ada yang ingin di tambahkan lagi motifnya atau masih ada yang kurang?"

"Saya rasa sudah cukup seperti itu sudah sangat cantik gaunnya."

"Baiklah kalau begitu mbak, sesuai kesepakatan gaunnya akan jadi dalam tiga minggu iya mbak mengingat beberapa yang harus sangat detail dan menggunakan jahitan tangan dalam proses pembuatannya."

"Iya tidak masalah, kalau begitu saya membayarnya langsung atau bagaimana?"

"Mbak melakukan DP saja terlebih dahulu sisanya nanti setelah gaunnya sudah selesai dan di rasa sudah sesuai dengan yang mbak inginkan." ucap Zahra memberikan QR CARD kepada Mira dan Mira pun mentransfer uang dpnya sesuai kesepakatan.

"Saya sudah transfernya." ucap Mira memperlihatkan  riwayat transaksinya.

"Baik mbak terima kasih telah mempercayakan butik saya untuk membuat gaun yang mbak inginkan."

"Sama - sama, kalau begitu saya permisi tidak bisa berlama - lama masih ada kegiatan lain." ucap Mira berpamitan.

"Oh iya silahkan, sekali lagi terima kasih mbak dan hati - hati di perjalanan."

"Iya sama - sama saya tunggu hasilnya, kalau begitu saya permisi." Mira pun bergegas keluar dari butik dan di antar oleh Zahra sampai keluar.

"AH...akhirnya kita mulai dari sekarang." ucap Mira tersenyum misterius lalu mulai melajukan mobilnya meninggalkan butik Zahra tersebut.

"Ayo teman - teman kita punya Client baru, dan kita hanya punya waktu tiga minggu dalam mengerjakannya siap iya?" ucap Zahra langsung mengadakan rapat siapa yang bisa membantunya dalam membuat gaun yang di pesan Mira.

"Siap Kak." ucap tim yang akan membantunya merancang gaunnya Mira.

"Baiklah kalau begitu rapat selesai dan kita mulai sekarang juga prosesnya." Zahra dan tim pun kini mulai bersiap.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status