Share

Sang pewaris tahta

Flashback on ...

   Di sebuah Club' terbesar di Jakarta, yaitu Sword Night Club' yang merupakan tempat para anak-anak konglomerat kelas atas terlihat menghabiskan waktu saat malam hari dengan ditemani para wanita malam. Dan terlihat di dalam ruangan VIP Club' tersebut, ada seorang pria berkulit putih dengan netra pekat elangnya dilengkapi bulu mata lentik serta hidung mancung dan bibir tebalnya dengan badannya yang sixpack dan selalu menjadi idaman para wanita. 

   Pria yang tak lain adalah Adyaksa Ramadhan Atmadja itu adalah pewaris tahta Atmadja Group yang merupakan perusahaan properti terbesar di Jakarta. Dirinya adalah tamu VIP yang setiap hari datang menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama para sahabatnya untuk membuang rasa stres setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya di perusahaan.

   Mempunyai wajah yang tampan, tentu saja membuatnya dengan mudah mendapatkan wanita manapun yang dirinya mau. Namun, hobinya adalah berganti wanita setiap malam. Ia lebih suka berhubungan dengan para wanita malam dengan alasan tidak mau terikat hanya dengan satu wanita, karena setelah ia membayar wanita yang sudah melayani nafsunya, maka urusan langsung selesai dan tidak ada satu pun wanita yang berani menuntutnya macam-macam.

   Adyaksa sudah duduk ditemani oleh seorang wanita cantik dengan body bak gitar spanyol yang memakai baju seksi yang menampilkan lekukan tubuhnya yang menarik setiap mata kaum pria yang menatapnya. Sedangkan di sudut kirinya, ada dua sahabatnya yang bernama Tony dan Rizal yang juga ditemani oleh dua gadis cantik, meskipun tidak secantik wanita yang berada di sebelah Adyaksa.

   Adyaksa menatap ke arah dua sahabatnya dan menikmati whisky yang baru saja diambilkan oleh wanita yang menemaninya. "Bagaimana dengan pekerjaan kalian di kantor? Apakah perusahaan tempat kalian bekerja menaikkan gaji para staf perusahaan? Jika mereka tetap tidak mau menuruti tuntutan para staf perusahaan, lebih baik kalian berdua bekerja saja di perusahaanku!"

   "Sebentar lagi Papaku akan menyerahkan perusahaan padaku. Jadi, kalian bisa bekerja di sana nanti dengan rekomendasi khusus dariku. Tunggu beberapa hari lagi, karena Papa akan pergi ke Swiss untuk memimpin perusahaan baru di sana."

   "Wah ... boleh juga Bro, okelah kalau begitu. Kita berdua bekerja di Perusahaan Atmadja saja. Ternyata banyak untungnya berteman dengan seorang pewaris tahta Atmadja Group," jawab Tony dan dibalas anggukan kepala oleh Rizal yang berada di sebelahnya.

   Adyaksa hanya tersenyum menyeringai saat dua sahabat baiknya semasa kuliah itu memujinya. "Memangnya kalian berdua baru sadar? Sudahlah, tidak perlu membahas ini lagi! Karena aku ingin bersenang-senang dengan wanitaku," ucap Adyaksa yang langsung bangkit dari sofa dan mengedipkan matanya ke arah wanita cantik nan seksi itu.

   "Come on Baby! Berikan yang terbaik hari ini, dan aku akan membayar mahal dirimu atas pelayananmu jika berhasil memuaskanku!"

   "Itu perkara yang mudah Tuan muda Adyaksa," jawab wanita cantik tersebut yang sudah bergelayut manja pada lengan kekar pria tampan yang sangat digilai oleh semua wanita itu. 

   Adyaksa menyunggingkan senyuman smirk dan mulai berjalan ke arah kamar yang berada di sudut sebelah kiri ruangan tersebut. Namun, bunyi pintu yang di dobrak paksa dari luar, membuatnya seketika menolehkan kepalanya ke arah belakang. Dan bisa dilihatnya wajah seorang pria paruh baya yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam penuh kemurkaan.

    "Papa? Buat apa Papa datang ke sini? Ini adalah tempat untuk para anak muda, bukan tempat untuk orang seumuran Papa. Mengganggu aku saja yang sedang ingin bersenang-senang," sarkas Adyaksa dengan sangat kesal. 

   Tanpa memperdulikan rungutan dari putranya, Ryan Atmadja mengarahkan dagunya untuk memberikan kode pada para pengawal pribadinya. Dan seperti yang dimintanya, empat pria dengan badan gempal itu langsung melaksanakan perintah dari majikannya untuk membawa paksa sang tuan muda itu keluar dari ruangan VIP tersebut dan membawanya ke Mansion Keluarga Atmadja.

   Adyaksa tentu saja merasa sangat murka karena tangannya sudah ditahan oleh dua pengawal yang ada di Mansion. Dengan tatapan mata tajam penuh kilatan api, Adyaksa berteriak dengan suara baritonnya.

    "Apa kalian mau mati? Lepaskan tanganku! Aku bisa berjalan sendiri, tidak perlu menahan tanganku! Atau aku habisi kalian berempat!" umpat Adyaksa dengan kemarahannya.

   "Jangan perdulikan perkataannya! Cepat bawa dia pulang ke Mansion!" Dengan nada tegas penuh ancaman, Ryan mengeluarkan titahnya. Kemudian dirinya berjalan keluar dari ruangan VIP yang menurutnya adalah sebuah neraka itu dan diikuti oleh empat anak buahnya yang mengawal putranya.

 *********

   🍃Mansion Keluarga Atmadja 🍃

   Ryan Atmadja sudah berada di ruangan kerjanya dan terlihat ia sedang duduk di kursinya menatap tajam ke arah putra satu-satunya yang terlihat sudah duduk di kursi yang berada di depannya dengan tangan kanan dan kiri ditahan oleh dua pengawal pribadinya.

    "Apa-apaan sih Pa! Maksud Papa melakukan semua ini apa? Kenapa membawaku pulang seperti seorang tahanan saja. Malu-maluin aku di depan sahabatku dan wanitaku saja. Dan ini apa lagi, kenapa kalian berdua masih menahan tanganku? Lebih baik kalian berdua keluar! Aku tidak akan kabur dari sini, jika kalian tetap seperti ini, aku benar-benar akan menghabisi kalian berdua!" sarkas Adyaksa dengan mata penuh kilatan amarah.

  Ryan Atmadja yang merasa sangat terganggu dengan suara teriakan dari putranya itu langsung memberikan kode dengan mengibaskan tangannya pada dua pengawalnya untuk keluar dari ruangan kerjanya. Dan seperti yang diharapkannya, dua pengawalnya berjalan keluar setelah menganggukkan kepala padanya.

   "Papa ingin kamu menikah dengan wanita yang Sholihah yang kelak bisa membuatmu berubah menjadi lebih baik. Semua kenikmatan yang ada di dunia ini bersifat sementara, Putraku. Karena yang kekal adalah kehidupan di akhirat nanti. Papa ingin kita sekeluarga nanti berkumpul di Surganya Allah SWT saat hari akhir nanti. Dan Papa sudah menemukan wanita yang akan menuntunmu kembali ke jalan Allah SWT."

   Adyaksa seketika bangkit dari kursinya dan lagi-lagi ia merasa sangat terkejut mendengar perkataan dari sang Papa. "Apa Pa, menikah? Bahkan aku belum puas bersenang-senang menikmati hidup. Aku tidak ingin menjalani hidup membosankan bersama satu wanita. Aku tidak akan pernah menuruti ide gila Papa, lebih baik batalkan rencana gila Papa itu!"

   Setelah meluapkan emosinya, Adyaksa melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju ke pintu keluar. Namun, baru dua langkah kakinya melangkah, indera pendengarannya menangkap suara bariton dari sang Papa yang mengeluarkan ancamannya.

   "Jika kamu tidak menuruti perintah dari Papa, kamu tidak akan mendapatkan warisan satu peser pun. Karena Papa akan menyumbangkannya di yayasan amal dan juga panti asuhan," hardik Ryan Atmadja dengan netra pekatnya yang menatap tajam ke arah punggung lebar putranya.

   Adyaksa mengepalkan kedua tangannya dan berbalik ke arah pria paruh baya tersebut. "Jadi, Papa sekarang mengancamku?"

   "Anggap saja seperti itu! Karena hanya ini yang bisa Papa lakukan untuk menolongmu dari lembah kenistaan yang akan membuatmu berakhir di Neraka, Putraku. Besok Papa dan Mama akan pergi ke rumah sahabat Papa untuk menentukan tanggal pernikahan kalian. Dia adalah seorang gadis yang sangat luar biasa, karena menghabiskan masa kecilnya hingga dewasa di sebuah pondok pesantren."

   "Tentu saja ilmu agamanya akan membantumu untuk mendapatkan kebaikan dan semoga kamu bisa berubah menjadi seorang Imam yang baik saat berumah tangga nanti," ucap Ryan Atmadja.

   "Jadi aku harus menikah dengan gadis yang membosankan? Astaga Pa, apa tidak ada wanita lain yang lebih baik daripada gadis yang suka memakai pakaian seperti daster kedodoran itu! Aku bahkan masih 25 tahun, tapi Papa sudah memaksaku untuk menikah," sarkas Adyaksa dengan sangat kesal.

   "Jika kamu tidak bersedia menikah dengan putri dari sahabat Papa yang bernama Aisyah, kamu bisa segera angkat kaki dari Mansion!" ancam Ryan pada putranya.

   Adyaksa mengacak frustasi rambutnya, tentu saja saat ini ia merasa sangat kesal mendapatkan ancaman dari sang Papa yang mengarahkan tatapan menghunus kepadanya. Karena tidak mempunyai pilihan lain, akhirnya ia mulai mengungkapkan persetujuannya.

   "Baiklah ... baiklah, aku bersedia menikah. Kalau perlu, besok aku akan menikahinya. Apa Papa puas?"

   Ryan Atmadja mengarahkan ibu jarinya pada putranya dengan seulas senyuman yang terbit di wajahnya. "Bagus, itu baru anak Papa. Mungkin sebelum menjelang Ramadhan, kalian akan menikah. Besok Aisyah pulang dari pondok pesantren, jadi Papa akan langsung meminangnya untukmu. Semoga Aisyah menyetujui niat baik ini."

   "Kalau begitu, aku akan berdoa agar wanita membosankan itu menolak rencana gila ini," ucap Adyaksa dengan tersenyum smirk.

   "Doamu tidak akan pernah dikabulkan oleh Tuhan, tapi doa dari seorang Aisyah, pasti langsung dikabulkan oleh Tuhan. Karena dia adalah seorang gadis yang suci dan murni, ibarat kertas putih yang belum pernah ternoda dengan tinta. Dan Papa berharap dia akan mengikuti jejak Aisyah istri Kanjeng nabi Muhammad SAW."

   Sedangkan Adyaksa hanya berwajah masam saat diejek oleh sang Papa. Tentu saja dirinya hanya bisa mengumpat di dalam hatinya.

   'Sial, aku harus menghabiskan waktuku dengan wanita yang sangat membosankan. Lebih baik nanti aku mengancamnya agar mau menolak rencana pernikahan ini.'

   Flashback off ...

TBC ...

   

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status