Pengorbanan untuk Suamiku

Pengorbanan untuk Suamiku

Oleh:  Dianning  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aisyah merasa sangat bahagia saat bisa kembali ke rumah dan berkumpul bersama dengan keluarganya setelah berada di pondok pesantren selama 6 tahun. Namun, hari bahagianya itu berubah menjadi hari yang paling menyakitkan baginya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka dijodohkan dengan seorang pria arogan yang suka berganti-ganti wanita, serta mabuk-mabukan. Mampukah seorang Aisyah merubah sifat buruk dari sang suami dengan kesabaran dan ketulusan doanya? Akankah kehidupan rumah tangganya berakhir bahagia?

Lihat lebih banyak
Pengorbanan untuk Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
16 Bab
Merasa shock
Suasana di sebuah pondok pesantren modern yang berada di sebuah pulau Jawa, terlihat sangat ramai dengan banyaknya kendaraan dari pihak keluarga yang menjemput para santriwan santriwati yang sudah menyelesaikan pendidikannya.     Raut wajah penuh haru terlihat saat momen perpisahan para santrinya bersama para ustadz dan ustadzah dan pemilik pondok pesantren yang akan melepaskan alumni pondok pesantren dan kembali ke daerah asalnya untuk melaksanakan cita-citanya masing-masing.    Begitu pun dengan seorang wanita cantik bernama Aisyah Maulia Azzahra yang terlihat tengah berpelukan dengan para sahabat terbaiknya selama di pondok pesantren. Ada lima perempuan yang saat ini sama-sama terlihat meneteskan air mata saat akan berpisah.     Sementara itu, pasangan suami istri yang tak lain adalah Andi Setiawan dan sang istri Neni Rahmawati, saat ini berada agak sedikit jauh dari keponakanny
Baca selengkapnya
Sang pewaris tahta
Flashback on ...    Di sebuah Club' terbesar di Jakarta, yaitu Sword Night Club' yang merupakan tempat para anak-anak konglomerat kelas atas terlihat menghabiskan waktu saat malam hari dengan ditemani para wanita malam. Dan terlihat di dalam ruangan VIP Club' tersebut, ada seorang pria berkulit putih dengan netra pekat elangnya dilengkapi bulu mata lentik serta hidung mancung dan bibir tebalnya dengan badannya yang sixpack dan selalu menjadi idaman para wanita.     Pria yang tak lain adalah Adyaksa Ramadhan Atmadja itu adalah pewaris tahta Atmadja Group yang merupakan perusahaan properti terbesar di Jakarta. Dirinya adalah tamu VIP yang setiap hari datang menghabiskan waktu untuk bersenang-senang bersama para sahabatnya untuk membuang rasa stres setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya di perusahaan.    Mempunyai wajah yang tampan, tentu saja membuatnya dengan mudah mendapatkan wan
Baca selengkapnya
Setuju menikah
Melihat reaksi terkejut dan wajah yang berubah pias dari sang putri satu-satunya, membuat Mila langsung melangkah ke depan untuk menghampiri anak tunggalnya tersebut. Sebagai seorang Ibu, tentu saja Mila sangat mengerti perasaan dari putrinya yang terlihat shock karena langsung diberitahu mengenai perjodohan itu saat baru pulang dari pondok pesantren.    Mila menatap ke arah calon besannya untuk memohon ijin berbicara dari hati ke hati dengan putrinya. "Suamiku, aku akan berbicara dengan Aisyah sebentar, untuk berbicara empat mata dengannya. Kamu dan besan bisa kembali berbincang saja di ruang tamu!"    "Ayo putriku, Umi ingin berbicara padamu sebentar. Akan tetapi, kamu sapa dulu teman Abi ini!"     Setelah berhasil menenangkan perasaannya, Aisyah menganggukkan kepalanya dan langsung mengungkapkan permohonan maafnya pada pasangan yang istri yang berada di depannya tersebut.&nbs
Baca selengkapnya
Hari pernikahan
Mila menatap ke arah putrinya yang masih terdiam di sebelahnya. Rasa bersalah menggerogoti dirinya, yang seolah ingin mengikis habis hatinya. Karena, seolah dirinya adalah orang tua yang telah mengorbankan hidup anaknya sendiri demi sebuah janji. Tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya menunggu hingga putrinya mengeluarkan suaranya. Suasana hening di kamar putrinya itu, hanya dihiasi dengan suara nafas dari dua wanita berbeda usia itu. Hingga beberapa saat kemudian, suara Aisyah berhasil memecahkan keheningan. "Jangan menangis Umi, Aisyah tidak apa-apa. Insyaallah Aisyah akan ikhlas menerima takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT, Umi. Aisyah akan menerima putra dari Tuan Atmadja sebagai suami. Dan Aisyah akan mencoba untuk merubahnya menjadi seorang suami yang baik. Semoga Allah memberikan hidayah kepada calon suami Aisyah, Umi." Mila memeluk erat tubuh putrinya, dengan suaranya yang serak akibat menangi
Baca selengkapnya
Burung di sangkar emas
Setelah melakukan perdebatan cukup panjang dengan orang tuanya yang awalnya sangat murka mendengar kata-kata tidak sopannya, akhirnya Adyaksa merasa sangat puas setelah mendengar keputusan dari mertuanya yang mengijinkannya untuk membawa wanita yang baru dinikahinya.    Tentu saja dengan berat hati, Rendi merestui kepergian putrinya yang memang memiliki sebuah kewajiban untuk mengikuti kemanapun suaminya pergi. Karena Surga seorang istri bukan lagi di bawah telapak kaki ibu, namun ada pada restu suaminya.     Sedangkan Aisyah yang sebenarnya merasa tidak rela pergi secepat itu meninggalkan kedua orang tuanya, tidak mampu mengungkapkan perasaannya. Karena dirinya sangat mengerti akan kewajibannya sebagai seorang istri. Dan dirinya sadar harus menuruti perintah dari pria yang baru saja menikahinya tersebut.    Aisyah terlihat sedang berpamitan pada kedua orang tuanya, ia sengaja menahan s
Baca selengkapnya
Menandatangani surat cerai
Aisyah mengucapkan basmalah dan salam saat melangkahkan kakinya memasuki bangunan megah keluarga Atmadja yang bisa dengan jelas dilihatnya segala bentuk kemewahan yang ada di dalam Mansion yang akan menjadi tempat tinggalnya tersebut. Lantai marmer mengkilat berwarna abu-abu yang dipijaknya itu seolah menunjukkan bahwa lantai itu setiap hari dibersihkan oleh banyaknya pelayan yang telah menjawab salamnya saat berbaris rapi di depannya. Aisyah sibuk mengamati segala furniture yang menghiasi ruang tamu yang bahkan berukuran 10 kali lipat dari ruangan kamarnya. Sofa empuk berwarna merah hati dengan beberapa lemari kaca yang menampilkan banyaknya benda-benda antik di dalamnya, serta ada beberapa guci berukuran cukup besar yang berada di sudut ruangan, menambah kesan glamor di ruangan tamu tersebut. Tentu saja melihat semua kemewahan yang dilihatnya, membuatnya mulai mengerti kenapa pria yang menikahinya itu menuduhnya adalah
Baca selengkapnya
Mempunyai satu keinginan
Aisyah benar-benar sangat terkejut saat mendapat serangan tiba-tiba dari pria yang sudah dengan sangat kasar menciumnya. Bahkan itu adalah yang pertama kali untuknya. Namun, ia harus merasakannya dengan sangat kasar dari pria yang sudah menikahinya. Ia berusaha melepaskan cengkraman tangan dari suaminya yang menahan tengkuknya dengan cara mendorong dada bidang telanjang itu. Setelah berhasil menghentikan perbuatan dari suaminya, Aisyah langsung mengungkapkan perasaannya yang membuncah. "Jangan lakukan ini padaku, Mas! Mas sedang dikuasai oleh amarah yang berasal dari nafsu syetan. Aku bersedia melayanimu saat kamu benar-benar sudah menerimaku seutuhnya sebagai istrimu. Aku ingin kamu melakukannya saat Mas sudah mencintaiku." "Bukan dengan cara seperti ini, karena Mas sedang dikuasai oleh amarah," ucap Aisyah yang sudah mengambil kerudungnya yang tadi dilepas paksa oleh pria yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan penuh kebencian. Kemu
Baca selengkapnya
Malam pertama yang penuh dengan tangisan
Dengan wajah penuh kilatan amarah, Adyaksa keluar dari ruangan kamarnya, dan ia pun membanting pintu dengan sangat kasar. Hingga suara dari pintu yang cukup keras, membuat bising Mansion besar itu. Dirinya mulai berjalan ke arah lift dan masuk ke dalamnya. Beberapa saat kemudian, ia keluar dari lift dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruangan gym. Ia sengaja pergi ke sana untuk mengambil stick golf yang akan digunakannya untuk melawan para pengawal yang mungkin akan menghalangi jalannya. Dan seperti yang dipikirkannya, para pengawal yang melihatnya keluar dari pintu utama, berniat untuk menghalangi jalannya. Dengan mata penuh kilatan amarah, Adyaksa menatap tajam para pengawal di Mansion dan mengeluarkan ancamannya. "Jika ada diantara kalian yang mau mati, majulah! Aku bisa meremukkan kepala dan tulang-tulang kalian! Jika kalian masih ingin hidup, menyingkirlah dari hadapanku!" Akhirnya para pria berbadan gempal
Baca selengkapnya
Sebuah awal yang baik
Adyaksa yang baru saja memejamkan matanya, merasa terganggu dengan suara dering ponselnya yang berbunyi. Dengan mata masih terpejam, ia menyuruh wanita yang berada di sebelahnya untuk mereject panggilan tersebut. "Matikan ponselnya! Jangan lupa nonaktifkan ponselku, aku tadi lupa. Dan 1 lagi, ambil bayaranmu dari kantong celanaku dan pergilah! Aku sudah tidak membutuhkanmu!" ucap Adyaksa masih dengan posisi mata yang terpejam. Paula hanya tersenyum kecut saat mendengar kalimat pengusiran dari pria yang sudah dilayaninya itu. Karena merasa penasaran dengan siapa yang menelfon, ia membawa ponsel milik pria yang sudah melanjutkan tidurnya itu ke dalam kamar mandi. Dan benar saja, ponsel tersebut kembali berdering. Tanpa membuang waktu, ia langsung menggeser tombol hijau ke atas. Dan bisa didengarnya suara seorang wanita. Senyum penuh seringai jahat terpancar jelas dari wajahnya. Kemudian ia mulai menjaw
Baca selengkapnya
Jangan pernah mengajariku
Pukul 3 dini hari, Adyaksa terbangun dari tidurnya karena merasa ingin buang air kecil. Saat ia membuka kedua matanya, bisa dilihatnya dari belakang siluet dari wanita yang sedang bersujud cukup lama di atas sajadah. Seolah kesadarannya masih belum terkumpul sepenuhnya, hingga ia menganggap bahwa siluet itu adalah hantu.Namun, saat dirinya mulai mengingat bahwa di dalam kamarnya sekarang bukan hanya ada dirinya, baru ia menyadari bahwa sosok itu adalah wanita yang kemarin baru di nikahinya. Tentu saja ia mengerutkan keningnya, karena melihat wanita di depannya itu bersujud cukup lama.'Apa yang sedang wanita munafik itu lakukan? Kenapa berada dalam posisi itu cukup lama? Apakah dia mati? Jika dia mati di kamarku, bisa-bisa nanti malah aku yang dituduh sebagai pembunuhnya. Sial ... wanita tidak berguna ini benar-benar menyusahkan saja.'Setelah sibuk bergumam di dalam hatinya, Adyaksa buru-buru turun dari ranjang king size miliknya. Hal pertama yang ingin dilaku
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status