Beranda / Fantasi / Penguasa Dari Tatanan Lain / Bab 7. Griffin Sang Penjaga Harta

Share

Bab 7. Griffin Sang Penjaga Harta

Penulis: ALANA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-21 09:18:24

Tangan Vivian mengepal erat, wajahnya yang basah sedikit memerah.

Ia mendongak menatap Dion dengan rasa takut yang tersisa. “M-maaf!“

Dion mengangkat alisnya sedikit terkejut dengan sikap sang elf. “Hmm?“

Tersentak, Vivian menunduk memejamkan mata dan melanjutkan niatnya dengan lebih serius.

“Aku. Vivian Van Millian ingin meminta maaf! Aku seharusnya tidak bersikap begitu bodoh kepada orang yang sudah menyelamatkan bukan hanya nyawa tapi juga harga diriku. Tidak bisa kubayangkan, apa yang terjadi padaku jika kau tidak datang menolong saat itu,”

“Aku mohon… terimalah permintaan maaf atas sikap lancangku sebelumnya, dan terimakasih telah menyelamatkanku wahai manusia, karena ka-”

“Sial, apa dia akan berpidato disini.“ batin Dion.

“Berhenti.“ ucapnya pelan.

Saat sedang di tengah-tengah pernyataan, Vivin tentu saja berhenti dan terkejut.

“Masuklah terlebih dahulu.“ ucap Dion sambil masuk ke dalam kabin yang sudah tak layak huni.

Vivian yang mendengar itu bergidik ngeri. “T-tunggu, apa? Kenapa? Apa maksudnya? Apa dia marah? Apa kata-kataku kurang meyakinkan? Atau jangan-jangan…”

Ia menelan ludah. “dia benar-benar ingin membunuhku kali ini!”

Tidak bisa berbuat apa-apa, Vivian memegang dadanya. Dengan tertatih, ia mengikuti Dion masuk ke dalam rumah.

Dion duduk di kursi plastik yang masih utuh.

“Duduk lah.“ ujar Dion tenang.

Vivian melihat sekeliling, menemukan ruangan itu sebagian besar telah hangus. Merasa malu, karena seisi kabin jadi seperti ini oleh perbuatan nya, ia memutuskan hanya berdiri dengan kepala tertunduk.

“Te-terima kasih, tapi, aku akan berdiri saja.“

“Terserah kau saja.“ balas Dion tanpa ekspresi.

Kegelapan perlahan mulai lenyap membawa semua kebisingan malam itu. Dan matahari mulai mengintip menerangi ujung cakrawala, seolah ingin tahu apa yang akan terjadi hari itu.

“Kenapa kau menyerangku?“ tanya Dion.

“Aku… sebenarnya tidak berniat begitu, aku hanya… berusaha melindungi diri.“ sahut Vivian.

“Dari apa? Jangan mencoba untuk berbohong.“

Vivian tersentak, kemudian berkata.

“Maaf… Sejujurnya… aku sangat-sangat membenci manusia. Mereka makhluk yang bodoh, rakus, mesum, dan sangat kasar!“

Perkataannya sangat serius, terutama saat bagian tentang manusia.

“Hmm?“

“Bu-bukan begitu maksudku. Aku tahu kau adalah manusia, tapi kurasa kau sedikit berbeda.“ kata Vivian dengan tergesa.

Dion menegaskan. “Itu semua tidak menjelaskan kenapa kau menyerangku.“

Vivian kembali menunduk.

“Aku juga tidak tahu bagaimana mengatakannya, kebencian ini... aku... aku juga tidak mengerti..." ujarnya pelan tampak menahan amarah ketika mengingat kejadian masa lalu.

“Kebencianku membuat ku lupa, bahwa kau adalah penyelamatku,”

Tanpa sadar suaranya merendah.

“Aku benar-benar minta maaf…“

Dion mendengar pernyataan Vivian, merasakan ketulusan dari perkataannya. Namun seperti biasa, ia tetap apatis.

“Baiklah... Setidaknya keputusanmu cukup bagus untuk datang dan meminta maaf. Karena jika tidak. Mungkin kau akan bernasib sama seperti bos bandit.“

Vivian hanya bisa merinding membayangkan perkataan Dion.

Tentu saja itu hanya gertakan, karena jika ia benar-benar ingin membunuhnya, mungkin dari awal Vivian sudah tergeletak tak bernyawa.

Di tengah-tengah percakapan, waktu ternyata telah berlalu cukup cepat, sehingga tak sadar bahwa silau matahari terbit kembali menyinari dunia.

Di dataran rumput yang luas itu, kabin kayu semakin terlihat jelas sudah setengah hancur dan ternganga di bagian depan.

“Sekarang. Aku ingin bertanya beberapa hal, dan kau harus menjawabnya dengan jujur.“ ucap Dion acuh.

Tapi sebelum Vivian menjawab, Dion melihat wajah Vivian seperti orang yang sedang ketakutan. Ini tentu mengganggu Dion, karena jika ingin mendapatkan informasi yang tepat, Vivian harus tenang agar bisa mencerna pertanyaan dengan baik.

“Kurasa dia kedinginan… yah wajar saja, pakaian nya sudah robek.” pikirnya.

“…..“

“Tenang… Tidak perlu tegang…“ ujar Dion mengingatkan Vivian dengan pelan.

Setelah mendengar itu, Vivian menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya lalu mendongak menatap Dion, entah mengapa, ia akhirnya merasa lebih santai lalu mengangguk seperti anak ayam.

“Baiklah! Aku mengerti!“

Dion diam-diam memanggil sistem memeriksa status Vivian.

TAB STATUS

Nama : Vivian Van Milian

Umur : 115 tahun

Ras : High Elf

Gender : Perempuan

Master Arcana : Arcanis

Tingkatan/Spiral : 3 [manifest phase]

Dunia Asal : Eldoma World

Kondisi : kurang baik (memulihkan diri)

Tanpa basa-basi Dion bertanya tentang hal-hal kecil, tapi menurutnya ini penting.“Seberapa kuat seorang Master Arcana, misalnya 2 sampai 3 sprial.“

Vivian mengangkat kedua alisnya.

“Hm? Kenapa kau bertanya seperti itu?“

“Jawab saja, aku hanya ingin mendengarnya dari orang lain. Agar lebih mudah, misalnya kau sendiri, seberapa kuat dirimu.”

Vivian sedikit heran, menurutnya ini tentu hal yang umum di ketahui para Master Arcana apalagi untuk seseorang sekuat Dion. Namun tetap saja, ia tidak berani mempertanyakan hal itu dan akhirnya menjawab.

“Emm... Aku sendiri, mampu bertahan melawan seekor Griffin yang kekuatannya setara seorang Master Arcana 4 spiral initial, sedangkan seekor Griffin saja, bisa menghancurkan sebuah desa dalam satu hari."

“Griffin?“ ujar Dion penasaran.

“Ya, apa kau tidak tahu?“

“Aku tahu.“ balas Dion.

Vivian tak menghiraukannya, ia menyilangkan lengannya kemudian melanjutkan.

“Aku sebenarnya tidak terlalu mengerti tentang perbandingan kekuatan seperti ini, tapi yang jelas. Setiap Master Arcana yang memiliki satu saja tingkat lebih tinggi dari lawannya, ia bisa cukup mudah mendominasi pertarungan.”

Dion sejenak terlarut dalam pikirannya.

“Bahkan seekor hewan saja memiliki Arcana? Di dunia ini, sepertinya menjadi kuat bukanlah pilihan, tapi cara bertahan hidup.“

“Lalu bagaimana kau bisa bertahan dari seekor Griffin, yang tingkat kekuatan nya lebih tinggi darimu?“ Dion kembali bertanya.

Vivian belajar dari kesalahan sebelumnya, ia tidak berani bersikap sombong dan hanya menjawab dengan jujur

“Karena Griffin yang ku lawan sedikit berbeda, ukurannya lebih besar, dan dia menjaga sebuah peti harta karun. Aku memanfaatkan nya dengan terus menyerang dan menghindar dari luar jangkauan nya. Tapi bahkan sampai Ether ku terkuras habis, makhluk itu belum mati.“

Ia mengerutkan kening lalu menambahkan.

“Dan harta karun itu seharusnya menjadi milikku, jika saja para bandit brengsek itu tidak datang.“

Dion menyerap semua informasi dalam diam. Ia melirik keluar dan berkata.

“Baiklah… Sekarang… aku ingin bertanya tentang keadaan di luar.“

“Apa? apa kau belum pernah keluar dari sini?“ Vivian bertanya sedikit terkejut.

Dion hanya menjawab setelah mengangguk pelan. “Aku sudah terlalu lama mengurung diri untuk latihan.“

Vivian tidak pernah tahu, ada orang yang mengurung diri untuk latihan, ia juga belum pernah mendengar atau melihat tentang orang berpakaian seperti Dion sebelum nya, apalagi ia sadar bahwa Dion terlihat masih muda. Ini membuatnya sedikit skeptis tentang perkataan Dion.

Namun yang bisa ia lakukan hanyalah percaya, karena ia juga tidak bisa menemukan apapun dari pria misterius sepertinya. Tentu saja itu juga karena Vivian tidak ingin bernasib sama seperti bos bandit.

Sejenak terlarut dalam pikiran, Vivian tiba-tiba tersadar akan sesuatu...

“Tunggu dulu! Aku sampai lupa. Sebelum menjawab pertanyaan mu. Bolehkah aku mengetahui siapa namamu wahai manusia? Ini sebenarnya cukup menyulitkan untuk berbicara dengan orang lain tanpa mengetahui namanya.“ ujar Vivian dengan nada sopan.

“...Dion Erlando.“

Melihat perawakan dan aura Dion, Vivian sebenarnya berharap untuk mendengar nama yang luar biasa, atau nama dari kerajaan-kerajaan atau faksi besar.

Namun setelah Dion menyebutkan namanya, ia sedikit kecewa, itu sama sekali asing baginya, nama seperti itu, ia belum pernah mendengarnya sama sekali. Tapi hal ini juga membuatnya mulai penasaran dengan siapakah Dion sebenarnya.

“Baiklah… Tuan Dion, seperti yang kukatakan sebelumnya, namaku Vivian Van Millian, aku adalah high elf dari hutan agung Elliot. Sekarang darimana kau mau mulai?“

“Dari awal.“

“Kalau begitu, ini mungkin akan sangat panjang. Pertama-tam-”

Dumpp… Dumpp…

Krwuakk….

Tiba-tiba suara ledakan dan teriakan binatang terdengar dari arah hutan.

Vivian merasa sangat akrab dengan suara ini dan reflek menoleh dengan ekspresi serius.

“Ini… rengekan Griffin, sang penjaga harta karun!“

Tidak seperti Vivian, Dion justru tersenyum tipis.

“Bagus sekali...“

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 12. Petunjuk 2

    Wuushh…Seketika tekanan di sekitar berubah, angin masuk dan berputar-putar di sekitar Guildmaster Cecilia. “Apa katamu?“ Cecilia mendesis, rahangnya mengeras.“Aku berkata… baumu amis!“ Bleum menegaskam suaranya.Tanpa aba-aba, dari atas Cecilia, pusaran angin berbentuk jangkar terlempar ke arah Bleum dengan sangat cepat. Surrfhh…Bleum menginjakkan salah satu kakinya ke lantai, kemudian sebuah tanah keras naik dari dalam lantai dan langsung membentuk dinding tanah menghalau jangkar itu.Bumbb…“Kalian berdua… sebaiknya tidak membuat keributan disini. Kita punya misi, jika memang ingin bertarung carilah tempat yang lebih baik.“ Sato dengan dingin berkata sambil tetap berjalan meninggalkan kedua orang itu.Keduanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya Cecilia mendecakkan lidah lalu pergi. “Anggap saja kau beruntung karena ini istana, lain waktu kita bertemu, ku pastikan kau akan jadi makanan ikan.““Dalam mimpimu…” ucap Bleum meremehkan.Setelah kedua Guildmaster pergi dan hanya menyis

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 11. Petunjuk

    Tiga Guild besar. Adalah organisasi yang berisi para petualang, penuh dengan orang-orang kelas bawah maupun menengah yang rata-rata telah membentuk spiral dan ingin bertahan hidup dengan cara memanfaatkan kekuatan dan tenaga mereka. Ketiganya telah di kenal paling besar di antara Guild yang lain, dan yang terbesar adalah Guild Valhalla. Guild Valhalla terletak di pesisir pantai kerajaan Ardeal yaitu kota Marina, karena wilayah mereka sangat dekat dengan perairan, para petualang di sana biasanya mengerjakan misi dengan mengarungi lautan.Guild besar tentu saja memiliki seorang Guildmaster yang juga mempunyai kekuatan serta tanggung jawab besar. Cecilia Marina, wanita anggun berkulit tan dan selalu berpakaian menarik, dengan ciri khas tato ular melingkar di sepanjang lengan kirinya. Ia adalah seorang Arcanis tipe angin dan air, tidak di ketahui secara jelas tingkat spiral nya, namun yang pasti itu cukup tinggi, bahkan dengan pengaruh serta kekuatannya, ia berjaya menjalin kerja sama an

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 10. Putri Yang Hilang 2

    Di dalam aula raja. Raja Bethort duduk di singgahsana, sedang memandangi kristal es berbentuk simbol api di tangannya. Ekspresinya lesu, hatinya merasakan kesedihan sekaligus kemarahan pada saat bersamaan. Namun ketika dingin dari kristal es menyentuh kulitnya, itu juga menyentuh hatinya, amarahnya menghilang menyisakan kesedihan yang mendalam.Gambaran seorang gadis cantik berrambut merah dengan gaun istana muncul dalam pikirannya, gadis itu tersenyum bahagia ke arah Raja Bethort sambil memegang sebuah kristal es seukuran koin berbentuk simbol api.“Ayah! Lihat! Lihat! Aku sekarang dapat menggunakan es ku membentuk sesuatu yang baru!“Raja Bethort tersenyum hangat menanggapi putrinya yang ke girangan seolah telah melakukan pencapaian besar.“Hoho… kerja bagus Luna, ini sangat cantik seperti dirimu. Tapi… kenapa itu berbentuk api?“ tanya sang raja.gadis itu menyodorkan kristal es kepada sang raja. “Tentu saja karena Ini untukmu ayah! Lihatlah, bukankah aku cukup terampil. Akhirnya se

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 9. Putri Yang Hilang

    Sementara itu… di kastil megah kerajaan Ardeal, seorang pria tua dengan rambut merah menyala dan badan tegap duduk di singgahsana emas, memancarkan aura penguasa. “Yang mulia. Kami sudah melakukan pencarian selama empat hari tiga malam, tetapi…” salah satu dari tiga jendral yang berlutut, terhenti sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya.“K-kami, tidak bisa menemukan putri Luna, dimanapun…”Krakk…Tidak sampai satu tarikan napas, tiba-tiba salah satu pilar di samping singgahsana retak, setelah kata-kata terakhir keluar dari mulut jendral. Seketika keringat dingin membasahi punggung ketiga jendral itu, mereka hanya mematung dengan nafas tertahan.“…Beraninya kalian menghadap kepada ku! Dengan tidak membawa kabar baik tentang putri ku Luna!“ suara berat terdengar mengandung kemarahan, menggema memasuki telinga para jendral.Jendral di sebelah kanan mendongak dan berkata dengan nada rendah.“Yang mulia. Kami sudah mencari nya hingga ke perbatasan utara, bahkan dengan kemampuan pelacak p

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 8. Spiral Core

    Dengan tangan di belakang punggung, ia berjalan keluar meninggalkan kabin, langkah nya santai. Tidak cepat, namun juga tidak lambat.“Bukankah sudah jelas.“Vivian terdiam sejenak.“6 spiral? Aku harap aku salah tentang pria bernama Dion ini, tapi kekuatannya mengatakan semuanya. Aku juga berharap Griffin itu bisa memberi sedikit perlawanan, mungkin aku bisa belajar beberapa hal dari pertarungan mereka.“ batinnya. Tanpa ia sadari, Dion telah jauh dari pandangannya.“Heyy! Tunggu aku!“Di depan hutan. Griffin sang penjaga harta Karun terbang melesat, mengeluarkan bola angin dari mulutnya, mengamuk menghancurkan area sekitar.Fushhh…Dumpp…mata elangnya menangkap satu sosok. Makhluk itu seketika berhenti di udara, kedua sayapnya menutup, kemudian makhluk itu terjun menuju sosok tersebut dengan cepat.“Cepat lari, itu berbahaya!“Dion tak menanggapi. Aura di sekitar seketika berubah menjadi menekan.“Sudah lama aku tidak menggunakan bela diri ini.“ Dion memasang kuda-kuda.Ia menarik n

  • Penguasa Dari Tatanan Lain   Bab 7. Griffin Sang Penjaga Harta

    Tangan Vivian mengepal erat, wajahnya yang basah sedikit memerah. Ia mendongak menatap Dion dengan rasa takut yang tersisa. “M-maaf!“ Dion mengangkat alisnya sedikit terkejut dengan sikap sang elf. “Hmm?“ Tersentak, Vivian menunduk memejamkan mata dan melanjutkan niatnya dengan lebih serius. “Aku. Vivian Van Millian ingin meminta maaf! Aku seharusnya tidak bersikap begitu bodoh kepada orang yang sudah menyelamatkan bukan hanya nyawa tapi juga harga diriku. Tidak bisa kubayangkan, apa yang terjadi padaku jika kau tidak datang menolong saat itu,” “Aku mohon… terimalah permintaan maaf atas sikap lancangku sebelumnya, dan terimakasih telah menyelamatkanku wahai manusia, karena ka-” “Sial, apa dia akan berpidato disini.“ batin Dion. “Berhenti.“ ucapnya pelan. Saat sedang di tengah-tengah pernyataan, Vivin tentu saja berhenti dan terkejut. “Masuklah terlebih dahulu.“ ucap Dion sambil masuk ke dalam kabin yang sudah tak layak huni. Vivian yang mendengar itu bergidik ngeri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status