"Ngapain menyuruhku datang pagi-pagi?" Evano memperhatian ruang aula yang telah selesai didekorasi. Kaila tinggal menyuruh staf hotel untuk mengecek sebelum acara pesta dimulai.Evano mengerutkan alis, sebenarnya tidak ada pekerjaan yang memelukan bantuannya. Evano pun kesal dan mengomeli Kaila, "Kaila, kamu nggak bisa berhenti menggunakan cara rendahan semacam ini?"Dulu Kaila tak sungkan menggunakan berbagai cara demi bisa bertemu Evano. Awalnya Kaila tersentak mendengar nada bicara Evano yang ketus, tetapi dia segera menangkan diri dan tersenyum. "Sepertinya Pak Evano salah paham, ayahmu yang menyuruhku untuk menghubungimu. Jangan lupa, di mata orang-orang, kita adalah pasangan yang harmonis dan serasi. Kamu mau rahasia ini ketahuan publik?"Keluarga Pradita dan Yeca mengetahui hubungan Evano dan Kaila yang sebenarnya. Namun selama kerja sama kedua keluarga berjalan lancar, orang tua mereka tidak memedulikan kebahagiaan pernikahan anak-anaknya.Orang tua Kaila dan Evano hanya memint
Sesaat Evano dan Liam datang, pihak keluarga mempelai pria menghampiri mereka. "Pak Liam, Pak Evano, lama tidak berjumpa."Liam tidak bergeming, dia menatap sosok tersebut dengan dingin."Maaf, kami tidak merokok." Evano menolaknya dengan sopan, tidak seperti Liam yang menolak dengan ketus.Pihak keluarga mempelai pria mengajak Evano mengobrol sekaligus mencari muka. Evano tidak tahan, dia langsung mencari alasan untuk memisahkan diri.Begitu menoleh, amarah Evano langsung mendidik melihat Liam yang bersenang-senang di atas penderitaannya. "Semua salahmu! Masih bisa tersenyum?""Kenapa aku tidak boleh senyum?" Liam melihat kedua tangannya di dada."Dia datang buat menyapamu." Evano memelotot. "Tapi ujung-ujungnya aku yang jadi tumbal."Meskipun Evano juga merupakan salah satu pemilik Grup Charula dan memiliki jabatan yang tak kalah penting, orang-orang lebih menghormati Liam yang jelas berkuasa di dalam perusahaan."Aku tidak menumbalkanmu." Liam memperbaiki ucapan Evano. "Aku hanya ma
Sebentar lagi pesta pernikahan akan dimulai, para tamu undangan mulai berdatangan. Evano dan Liam pun mulai sibuk.Ada begitu banyak tamu undangan yang mengenal Liam, sebagian besar tamu yang hadir adalah sosok familier. Para tamu undangan menyapa Liam secara bergantian, ada yang mengajak berjabat tangan, ada pula yang mengajaknya berfoto bersama. Bahkan beberapa orang yang akrab menawarkan untuk menjodohkannya.Demi nama baik Evano dan Kaila, awalnya Liam masih berusaha untuk meladeni orang-orang yang menyapanya. Namun kesabaran Liam ada batasnya, semua tamu yang hadir malah lebih memilih untuk mendekati Liam daripada menyapa mempelai. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk menjalin kedekatan dengan Liam.Akhirnya Liam sudah tidak tahan, dia menyerahkan semuanya kepada Evano. "Aku mau cari angin."Aula ini sangat besar, Liam bersusah-payah menemukan tempat yang sepi. Dia berdiri di depan jendela lorong. Embusan angin sejuk menyeka wajahnya.Liam mengeluarkan ponsel, sama sekali tidak
Liam terkejut saat Kenta memanggil namanya. Liam mengira kalau keberadaannya ketahuan.Ketika mengintip ke ujung lorong, Liam tidak melihat siapa pun yang berjalan ke arahnya."Tunggu saja! Suatu hari nanti aku akan menghabisimu!" Ternyata Kenta sedang berbicara sendiri.Liam tertawa mendengar ucapan Kenta. Pada akhirnya, entah siapa yang akan menghabisi siapa.....Ketika Liam kembali ke aula, mempelai pria dan wanita telah berganti pakaian, mereka sedang menyapa para tamu.Orang tua kedua mempelai berdiri di samping, mereka berterima kasih kepada para undangan yang hadir.Entah karena berdandan atau sudah terlalu lama tidak bertemu, Liam tidak langsung mengenalinya saat melihat Niel.Dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah Niel terlihat jauh lebih dewasa. Niel sudah berubah, dia tidak lagi ceria dan percaya diri seperti dulu.Beberapa tahun ini Grup Aluva hampir mengalami kebangkrutan. Kehidupan yang sulit dan penuh perjuangan telah mengubah karakter Niel.Liam sama sekali tidak bers
Sesaat menemukan berbagai produk kehamilan di keranjang online milik Glen, Sofia curiga jangan-jangan Glen selingkuh?Sejak awal berpacaran dengan Glen, Sofia telah mengutarakan keinginannya untuk tidak mau memiliki anak. Waktu itu Glen menjawab dengan enteng, "Tidak apa-apa, asalkan kita selalu bersama."Setelah mendapatkan persetujuan Glen untuk tidak memiliki anak, Sofia baru bersedia menikah dengan pria ini. Jadi, produk-produk kehamilan ini tidak mungkin dibeli untuk Sofia.Sofia berpikir sejenak, di antara semua teman dan kerabat, hanya ada 1 orang yang tengah mengandung, yaitu asisten Glen yang bernama Vera.Sebelumnya, Sofia sempat lupa membawa kunci rumah sehingga dia harus pergi menemui Glen yang sedang mengadakan makan malam departemen. Saat itu Sofia melihat Vera yang duduk sambil mengelus perut buncitnya. Dari gelagat Glen dan Vera, mereka juga terlihat mesra dibandingkan dengan karyawan yang lainnya.Waktu itu Sofia tidak senang melihat interaksi di antara Glen dan Vera,
Sofia tidak kembali ke ruangan, insiden tadi jelas telah menarik perhatian banyak orang, termasuk para bawahan Glen.Para bawahan Glen melihat Glen yang pergi sambil menggendong Vera, tetapi tidak ada seorang pun yang tampak terkejut atau heran. Sepertinya mereka sudah mengetahui perselingkuhan Glen dan Vera.Setiap mengingat kemesraan Glen dan Vera, Sofia merasa dirinya sangatlah bodoh. Mungkin para bawahan Glen sedang mentertawakan kepolosan Sofia.Sofia berusaha menahan air matanya dan kembali ke rumah.Sesampainya di rumah yang gelap gulita, Sofia menyalakan lampu dan melihat ke sekeliling. Tak ada yang berubah, hanya saja udara terasa lebih dingin.Sofia tak mau membuang-buang waktu, dia merapikan semua barang berharganya dan bergegas pergi ke Hotel Royal yang merupakan tempatnya bekerja.Sofia adalah manajer Departemen Housekeeping di Hotel Royal. Karena sering mendapatkan shift malam, Sofia memiliki kamar sendiri.Walaupun hanya terdapat sebuah tempat tidur, kamar ini cukup untu
Pada rapat pagi ini, manajer umum mengumumkan kedatangan "tamu penting". Manajer umum meminta semua departemen untuk berhati-hati dan menjaga sikap.Sebagai manajer Departemen Housekeeping, Sofia adalah orang yang berinteraksi secara langsung dan bertanggung jawab atas keperluan semua "tamu penting".Manajer umum mengingatkannya beberapa hal, "Pak Liam memiliki standar yang tinggi soal kebersihan. Kebersihan kamarnya harus benar-benar diperhatikan. Begitu Pak Liam keluar, kalian harus langsung membersihkan kamarnya dan jangan menyentuh barang pribadinya."Sofia merasa permintaan ini agak berlebihan. "Bagaimana kalau pakaian Pak Liam terletak di lantai? Apakah kami harus memungut atau membiarkannya?""Pertama, Pak Liam tidak mungkin membiarkan pakaiannya terletak di lantai. Kedua, kalaupun pakaiannya tergeletak di atas lantai atau kasur, jangan sentuh dan tunggu sampai Pak Liam pulang. Pokoknya jangan sembarangan menyentuh barang Pak Liam.""Tahun lalu terjadi sebuah insiden yang cukup
"Kemarin aku diberi obat perangsang. Awalnya aku meneleponmu untuk minta dicarikan dokter, tapi kamu tidak menjawab teleponku. Saat kamu menghubungiku, aku sudah tidak tahan," Liam menjelaskan dengan enteng. Raut wajahnya bahkan tidak menunjukkan penyesalan.Di saat Sofia masih berusaha mencerna ucapan Liam, Liam membuka laci yang ada di samping tempat tidur, lalu mengambil dompetnya untuk mengeluarkan sebuah kartu."Ini kartu unlimited, pakai sesukamu." Liam meletakkan kartunya ke tangan Sofia. "Anggap saja sebagai permintaan maaf."Tanpa disadari, Liam berusaha menghindari tatapan Sofia. Ketika berbicara, jantung Liam berdegup sangat kencang. Sejujurnya dia juga penasaran, dia ingin mengetahui reaksi Sofia.Namun "kebaikan" Liam malah membuat Sofia murka. Apa maksud Liam? Memangnya Sofia wanita panggilan?"Pak Liam sangat murah hati, ya!" Sofia tersenyum sinis. "Tapi kita berdua sama-sama orang dewasa, yang terjadi ini bukanlah masalah besar. Apalagi, tidak sembarang wanita bisa tidu