Bao Ziran tiba-tiba membuka matanya dan menatap ke kedalaman hutan yang gelap. Ia merasakan jika ada seseorang yang mendekat.Bao Ziran hanya berdiri diam, berbaur dengan kegelapan malam sambil terus menatap ke arah itu sampai sebuah siluet seorang pemuda muncul.“Murid Sekte Pedang Jiwa?” ucap Bao Ziran dengan suara pelan.Pemuda itu tersentak dan langsung menatap Bao Ziran dengan tatapan waspada, mempersiapkan kuda-kudanya jika orang asing itu menyerangnya.Pemuda itu mengerutkan alisnya saat melihat sosok Bao Ziran yang berbaur dengan malam, pasalnya ia tidak menyadari kehadiran sosok itu sampai ia menyapanya. Sepertinya orang itu bukanlah orang sembarangan.“Siapa kau? Bagaimana kau tahu kalau aku murid Sekte Pedang Jiwa?”“Kau memamerkan lambang di pinggangmu. Hanya orang buta yang tidak bisa melihatnya.”Pemuda itu menundukkan kepalanya melihat lambang muridnya yang memang masih terpasang di pinggangnya. Meskipun ia keluar, ia tidak pernah melepaskan lambang itu.“Siapa kau?” ta
Shu Sheng terusik dengan cahaya matahari yang memasuki kamarnya. Ia bangun dan melihat matahari sudah tinggi di atas langit.“Sepertinya aku ketiduran,” gumamnya bangun dari tempat tidurnya.Ia menggunakan sihir pembersih untuk membersihkan dirinya lalu berjalan keluar dari kamarnya.Setiap siswa yang diterima oleh Sekte Pedang Jiwa mendapat kamar sendiri jadi mereka tidak perlu khawatir untuk berbagi privasi dengan orang lain, meskipun kamar itu tidak besar tapi setidaknya cukup untuk satu orang.Shu Sheng berjalan menuju ruang kelas karena ia ingat jika hari ini, ia dan murid baru lainnya akan mulai belajar tentang dasar-dasar kultivasi yang dibimbing langsung oleh salah satu tetua. Terkadang, ada juga murid lama yang ikut untuk memperdalam pengetahuan mereka.Saat Shu Sheng masuk, ia hanya melihat seorang murid wanita yang sedang membersihkan bukunya, sepertinya murid itu juga bersiap untuk pergi.“Shijie, apakah pelajarannya belum dimulai?” tanya Shu Sheng pada murid itu.“Ah Shu
Shu Sheng tahu jika ia tidak bisa menyelidiki hutan ini selama mereka bertiga masih ada di sana. Ia belum bisa menunjukkan identitasnya. Selain itu, makhluk ilahi sepertinya dilarang ikut campur urusan manusia tanpa sebab. Jika sampai diketahui oleh Dewa Hakim, ia bisa dihukum.Shu Sheng memperhatikan lambang di giok kedua orang berjubah putih itu. Ia mengerutkan alisnya saat merasa jika lambang tersebut tidak asing.“Bukankah itu lambang dari Keluarga Bai yang datang ke kota kemarin?” gumamnya pada dirinya sendiri.“Sepertinya kedatangan Keluarga Bai ke tempat ini karena energi aneh itu.”Shu Sheng menggunakan kekuatannya untuk berbaur dengan alam untuk mengelabui mereka dan pergi dari sana tanpa disadari oleh siapapun.*****Bao Ziran berjalan di dunia manusia dan melihat pemandangan yang sangat berbeda saat terakhir kali ia datang ke dunia ini. Sepertinya jejak pertempurannya dengan Hua Chunghua sudah menghilang mengikuti jejak waktu.Tanpa disadari oleh siapapun, Bao Ziran melinta
“Kamu masih muda dan memiliki bakat yang bagus,” puji Mu Tian pada Shu Sheng.Shu Sheng melepaskan tangannya pada bola itu, hanya membalas Mu Tian dengan senyuman sopan.“Berikutnya,” Shu Sheng kembali ke posisi awalnya dan langsung disambut heboh oleh Guang Zhenzhu.“Shixiong memujimu. Aku rasa kau akan lolos kali ini,” puji Guang Zhenzhu menepuk pundak Shu Sheng. Shu Sheng hanya mengangguk singkat, ia terus mencuri pandang arah dimana ia merasakan perasaan aneh itu.Sekarang giliran Guang Zhenzhu. Guang Zhenzhu maju dengan percaya diri dan meletakkan tangannya di atas bola itu. Bola itu bersinar terang, sinarnya memiliki rasa penindasan yang kuat.Mu Tian dan para tetua yang melihat itu mengerutkan alis mereka, menatap Guang Zhenzhu dengan tatapan yang rumit.“Dia memiliki bakat yang bagus tapi aura ini,” salah satu penatua menggelengkan kepalanya pelan melihat bola yang disentuh Guang Zhenzhu.Mu Tian mencuri pandang pada penatua dan mendapatkan gelengan pelan dari mereka. Mu Tian
Shu Sheng dan Guang Zhenzhu terus menaiki tangga Sekte Pedang Jiwa yang terasa tidak ada ujungnya. Sudah banyak peserta yang tumbang saking lelahnya. Shu Sheng menatap tangga di atas mereka yang masih tidak terlihat ujungnya.“Apa ini benar-benar memiliki ujung?” keluh seorang peserta yang berjalan tidak jauh dari posisinya.“Huh. Aku tidak bisa lagi melanjutkannya,” seorang peserta wanita duduk dan menselonjorkan kakinya.“Apa kau sudah lelah?” tanya Shu Sheng pada Guang Zhenzhu saat melihat keringatnya sudah membasahi bajunya.Guang Zhenzhu menggelengkan kepalanya, “aku masih bisa melanjutkannya. Aku tidak akan menyerah di tengah jalan. Rintangan ini tidak bisa menyurutkan tekadku untuk mencapai keabadian.”Shu Sheng menggelengkan kepalanya dan lanjut berjalan bersama Guang Zhenzhu dan beberapa peserta lainnya yang tersisa.“Huh huh Tuan Muda ini, apa kau tidak lelah? Aku bahkan huh tidak melihat keringat di wajahmu,” ucap salah satu peserta muda yang berjalan di samping Shu Sheng.
Shu Sheng dan Guang Zhenzhu diantar ke kamar mereka oleh pelayan itu. Mereka memasuki kamar mereka tapi Guang Zhenzhu yang tidak bisa tenang pergi ke kamar Shu Sheng, mengetuk pintunya.Shu Sheng mempersilahkan Guang Zhenzhu masuk.“Ada apa?”“Kenapa kau memberikan emas itu pada mereka? Kita bisa menjualnya di kota dengan harga yang lebih mahal.”Shu Sheng tersenyum, tidak menjawab. Ia tidak bisa mengatakan kalau dirinya memiliki lebih dari satu emas seperti itu.“Kau memiliki emas yang memiliki energi spiritual. Darimana kau mendapatkan emas seperti ini?”“Tempat tinggalku.”Guang Zhenzhu mendengus, “kau sepertinya tinggal di tempat yang sangat nyaman.”“Ya. Bisa dibilang seperti itu.”Guang Zhenzhu menatap Shu Sheng dengan tatapan serius, “kenapa?” tanya Shu Sheng tidak tahan dengan tatapan Guang Zhenzhu yang mencoba menyelidiki dirinya.“Kau pasti Tuan Muda yang sedang keluar mencari pengalamankan?!”Shu Sheng mengerutkan alisnya bingung.“Kau tidak tahu tentang uang tapi kau memil