Share

Skandal

Di sebuah tempat hiburan malam terbesar dan termahal di ibu kota. Terlihat segerombolan pria dan wanita yang sepertinya sedang menikmati pesta di tengah hingar bingarnya musik yang menggema. Semua orang tampak hanyut dalam alunan musik yang dibawakan oleh seorang DJ ternama hingga membuat mereka ikut menggoyangkan tubuh seirama dengan alunan suara musik tersebut.

Seorang pria bertubuh atletis dengan garis wajah yang sempurna hidung mancung serta mata setajam elang baru saja tiba. Ia terlihat mengedarkan mata melihat suasana pesta salah seorang temannya itu.

"Hai Arga!" Seorang pria berwajah oriental tengah melambaikan tangannya ke arah pria yang baru datang tersebut.

Pria yang bernama lengkap Jaasir Arga Ramiro itu pun melangkah ke arah sahabatnya itu berada.

"Kenapa baru datang, Dude?" tanya pria yang sedang duduk dengan seorang wanita berpakaian seksi. Arga pun ikut mendaratkan bokongnya di salah satu sofa yang masih kosong di sana. Tak lama kemudian seorang wanita cantik berpakaian seksi telah duduk di atas pangkuannya dengan membawa segelas minuman beralkohol di tangan kanannya, sedangkan tangan yang satunya merangkul leher Arga.

"Apalagi kalau bukan karena urusan pekerjaan," jawab Arga kemudian memberi senyuman untuk gadis yang kini berada di atas pangkuannya.

Wanita itu menyodorkan gelas di tangannya ke arah bibir Arga, yang disambut pria itu dengan menyesap isi dari dalam gelas kaca itu.

"Kekayaan keluarga elo itu nggak akan bakal habis dimakan tujuh turunan. Sekali-kali nikmatin hidup jangan mikirin kerjaan mulu," tutur Alex salah satu temannya yang ikut berpesta malam ini.

"Mau gue juga gitu, Man. Tapi Opa udah ngedoktrin gue agar gue jadi penerus Ramiro group. Gue nggak bisa berkutik," ujarnya dengan sedikit berteriak karena harus bersaing dengan kerasnya suara musik yang menggema.

Ini lah yang setiap malam Arga lakukan. Mencari kesenangan di tempat hiburan malam. Sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarganya, ia selalu dituntut untuk menjadi sempurna dalam segala hal. Hal itu lah yang membuat ia merasa bosan dengan kehidupannya.

Arga memiliki seorang Ayah dan Kakek yang sangat keras dalam mendidiknya. Sehingga membuat Arga menjadi pribadi dingin dan terkesan angkuh. Mungkin Ayah dan Kakeknya melakukan itu agar Arga siap dan mampu mengemban tugas sebagai pemimpin sekaligus pewaris tunggal Ramiro group nantinya. Perusahaan multinasional yang merajai pasar Indonesia di bidang otomotif.

Tapi tak dapat dipungkiri bahwa ia juga manusia biasa yang membutuhkan kesenangan dengan mengencani beberapa wanita hanya sekedar untuk pemuas nafsunya dalam waktu semalam saja. Karena Arga tidak suka berkomitmen maka dari itu ia sering menjalani one night stand dengan beberapa wanita yang ia inginkan secara random.

Dengan segala kekayaan dan ketampanan yang Arga miliki tak menyulitkannya untuk mendapat perempuan manapun yang ia inginkan. Bahkan para perempuan itu akan dengan sukarela melemparkan tubuhnya ke dalam pelukan pria tampan dan kaya raya itu. Dan berlomba-lomba agar bisa naik ke atas ranjangnya.

"Susah memang ya kehidupan sultan. Semuanya serba diatur." Ferdinand si empunya pesta memberikan komentarnya.

"Jangan-jangan habis ini pernikahan loe juga bakal ditentuin lagi," ledek Alex.

"Menikah? Kita lihat saja nanti. Sekarang kita nikmati saja pesta malam ini. Cheers!" ucap Arga dengan mengangkat gelasnya tinggi-tinggi.

Gerakan itu pun diikuti oleh semua orang yang berada di sana yang juga sedang menikmati pesta.

"Cheers--" jawab mereka serempak.

"Sayang, aku siap membuatmu senang kapan pun kau membutuhkan tubuhku." Perempuan seksi yang berada di atas pangkuan Arga tadi berbisik sensual di telinga pria tampan dengan sejuta pesona itu. Bahkan jemari tangan lentiknya tak berhenti mengelus dada bidang Arga untuk terus memberikan rangsangan.

"Aku pasti membutuhkan mu, Sayang. terutama malam ini," jawab Arga kemudian menyesap minuman beralkohol yang berada di tangannya.

Arga tampak menikmati pesta malam ini, hingga ia mengabaikan benda pipih miliknya yang terus berbunyi. Terterah kata 'Mommy' di atas layar benda pipih itu.

"Sayang, kenapa tidak mengangkat telfonnya?" tanya perempuan yang sedari tadi terus mencium leher Arga dengan penuh nafsu.

"Biarkan saja itu tidak penting." Tanpa basa basi Arga langsung menyambar bibir seksi perempuan itu. Ciuman penuh nafsu yang terkesan menuntut pun diakhiri, setelah mereka merasa sudah kehabisan oksigen.

"Bagaimana kalau kita lanjutkan di tempat lain saja?" ajak perempuan berpakaian setengah telanjang itu.

Arga pun mengikuti gerakan perempuan yang telah menarik tangannya untuk beranjak dari tempat itu. Mereka pun memutuskan untuk menginap di hotel terdekat. Sebenarnya di tempat hiburan malam tempat mereka berpesta saat ini, juga menyediakan sebuah kamar Vip tetapi Arga sepertinya bosan jika harus bermalam di sini.

"Woy mau ke mana kalian?!" Suara Ferdinand menginterupsi saat melihat temannya itu akan meninggalkan tempat duduknya. Yang dibalas Arga dengan senyum miringnya tanpa menjawab pertanyaan dari pria itu.

"Sudahlah sepertinya mereka sudah tidak tahan!" saut Alex hingga menimbulkan gelak tawa mereka yang masih berada di sana.

Mobil sport berwarna hitam milik Arga melesat pergi meninggalkan tempat hiburan malam yang baru saja ia singgahi. Untuk menuju ke tempat tujuan baru yang akan segera memberinya kenikmatan lebih.

Dunia malam dan seks bebas memang identik dengan kehidupan seorang Jaasir Arga Ramiro selama ini.

*****

"Arga!"

Pemuda itu menghentikan langkahnya di atas anak tangga terakhir, kemudian menoleh ke arah orang yang telah memanggil namanya tadi.

"Yes Mommy," jawabnya dengan malas.

Karena pemuda itu tahu bahwa wanita yang kini berdiri di atas tangga itu, akan membicarakan sesuatu yang tidak penting menurutnya.

"Sayang, dari mana saja kamu kenapa semalam tidak pulang?" tanya wanita yang telah melahirkannya tersebut.

"Ayolah Mom. Mommy sudah tahu sendiri kan jawabannya," jawab pemuda itu.

"Sayang Mommy tidak pernah melarang kamu untuk melakukan apapun yang kamu sukai. Tapi Papi dan Opah kamu pasti akan marah besar jika mengetahui masalah ini. Berita tentang skandalmu sudah menyebar luas di berbagai media. Setidaknya kau bisa menahannya sampai Ramiro group berada di tanganmu sepenuhnya." Wanita itu berusaha menjelaskan dengan penuh kelembutan.

"Persetan dengan semua itu, Mom. Arga tidak peduli. Yang Arga butuhkan saat ini adalah kebebasan Arga yang selalu kalian kekang. Arga sudah capek menjadi boneka kalian semua."

"Tapi setidaknya kau bisa menahan-nya sampai hari pernikahanmu itu tiba!" bujuk sang Mommy.

"Terserah Mommy saja!"

Pemuda itu pun langsung pergi begitu saja meninggalkan sang Mommy bahkan dia tak menghiraukan teriakan Mommynya yang tengah memanggil-manggil namanya.

"Arga Mommy belum selesai bicara!" teriak wanita itu.

Mobil sport yang dikendarai pemuda itu tampak melesat meninggalkan kediaman  keluarga Ramiro. Berita tentang Arga yang masuk ke sebuah hotel bersama dengan beberapa wanita yang berbeda, lagi-lagi telah tertangkap kamera paparazi, entah untuk yang keberapa kalinya. Bahkan semalam Arga juga tidak pulang ke rumah, dan kembali saat fajar sudah menyingsing yang otomatis membuatnya terlambat untuk datang ke kantor.

"Anak itu semakin sulit saja dikendalikan. Kalau begini terus posisinya sebagai pewaris tunggal Ramiro group bisa terancam. Aku harus segera bertindak," monolog wanita cantik bernama Nyonya Diana itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status