Share

Hari Ulang Tahun Aleeta

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-05-21 18:00:00

“Luke, jangan menertawakanku.”

Aleeta berdecak sebal saat sejak tadi Lukas tak berhenti-hentinya tertawa, ketika ia menceritakan apa yang ia alami saat pertama kalinya datang ke kantor Nicholas. Saat ia di usir dan di tarik-tarik oleh sekuriti kantor Nicholas. Belum lagi saat ia menjadi bahan tontonan orang-orang yang ada di lobi kantor tadi.

Hari ini Lukas memang sengaja datang ke butik adiknya lagi untuk mengajak Aleeta makan siang bersama. Dan kali ini Emily memilih mengalah, membiarkan kedua kakaknya itu pergi makan siang berdua lagi tanpa dirinya. Meski sejujurnya tadi Emily juga sempat merajuk.

Sebuah Cafe yang berada tidak jauh dari butik Emily menjadi tujuan tempat makan siang Lukas dan Aleeta. Mereka bahkan memilih untuk berjalan kaki untuk datang ke Cafe yang hanya berjarak beberapa meter dari butik Emily tersebut.

“Bagaimana aku nggak tertawa? Itu benar-benar lucu, Aleeta,” sahut Lukas masih memegangi perutnya yang mulai kram k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Selena Melihat Nicholas Bersama Seorang Wanita

    Saat ini Nicholas sedang membantu Aleeta untuk mengemas barang-barangnya. Karena malam ini juga Aleeta sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah. “Apa sudah semuanya?” Tanya Nicholas memastikan. Aleeta yang sedang duduk di hadapannya hanya bisa mengangguk pelan. “Sudah,” jawabnya singkat. Nicholas menatap Aleeta lekat. Ada sesuatu yang terasa menusuk dadanya setiap kali Aleeta bersikap seperti itu. Nicholas merindukan Aleeta yang seperti biasanya. Ia merindukan perhatian Aleeta, senyum Aleeta dan semuanya tentang Aleeta. Tapi, Nicholas juga cukup sadar dengan apa yang sedang terjadi di antara mereka. Jadi Nicholas juga tidak bisa berharap lebih. Tapi meskipun begitu. Ia tidak akan menyerah. Ia akan tetap berusaha membuat Aleeta percaya padanya, agar istrinya itu bisa kembali lagi seperti biasanya. Saat Nicholas hendak memindahkan tas Aleeta ke atas meja. Tiba-tiba saja ia mendengar ponselnya berdering. Ia s

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Peringatan Yang Kesekian Kalinya

    “Apa yang sedang kalian lakukan?!” Baik Aleeta maupun Lukas langsung sama-sama menjauhkan diri saat mendengar suara Nicholas yang menggelegar di dalam kamar perawatan Aleeta. “N-Nicho …,” Aleeta tertegun menatap kedatangan Nicholas. Memangnya pukul berapa sekarang? Kenapa Nicholas bisa berada di sini? Bukankah pria itu sedang ada meeting penting hari ini? Aleeta bertanya-tanya dalam hati. Sementara itu, Nicholas langsung melangkah mendekati Aleeta dan Lukas. Tidak. Lebih tepatnya mendekat ke arah Lukas. Tanpa mengatakan apapun, Nicholas langsung meraih kerah kemeja yang di kenakan Lukas, lalu menariknya berdiri hingga menjauhi ranjang tempat tidur Aleeta. “Apa yang kamu lakukan?!” Bentak Nicholas marah. Sedangkan Lukas hanya menanggapinya dengan tersenyum santai. “Pelankan suaramu, Nich. Kamu ingat kan kalau kita sedang berada di—“ “Jangan banyak bicar

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Rasa Takut Dan Kekhawatiran Aleeta

    “Kamu benar-benar nggak mau bercerita padaku, Luke?” Tanya Aleeta saat Lukas datang untuk menggantikan Karina. Kebetulan hari ini Karina sedang ada urusan. Sedangkan Nicholas juga ada meeting penting yang tidak bisa pria itu tinggalkan. Maka dari itu tidak ada pilihan lain selain menyuruh Lukas untuk menemani Aleeta. Apalagi hari ini adalah hari terakhir Aleeta di rumah sakit. Jadi harus tetap ada orang lain yang mendampingi Aleeta. “Cerita soal apa?” Lukas balik bertanya. Aleeta memutar bola mata. “Luka di wajahmu itu. Kamu belum mengatakan darimana kamu mendapatkan luka itu?” Sejak kemarin memang Lukas tidak pernah mau mengaku darimana pria itu mendapatkan luka memar di wajahnya. Bahkan meskipun Karina mendesaknya, dan menuduh Lukas mendapatkan luka itu dari hasil berkelahi dengan Nicholas pun, tetap saja Lukas tidak ingin mengakuinya. Dan hal itu tentu saja membuat Aleeta turut merasa p

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hanya Sebagai Bentuk Tanggung Jawab

    “Sudah Selesai?” Nicholas masih terpaku pada sosok yang kini sedang berdiri di hadapannya. Pria itu mengumpat dalam hati. Apa yang harus Nicholas lakukan sekarang? “Aku kira kamu sudah nggak ingin menemuinya lagi.” Nicholas mengeram saat mendengar nada penuh cibiran tersebut. Ia tidak boleh membuat keributan di sini. Apalagi kalau sampai Selena mengetahuinya. Nicholas harus segera mencari tempat lain. “Ikut aku!” “Kemana? Padahal aku rasa di sini tempat yang bagus.” Nicholas langsung mengumpat kesal. “Luke, jangan memancing emosiku! Sekarang juga ikut aku!” Nicholas langsung menarik tangan Lukas untuk menjauhi kamar perawatan Selena. Ia membawa Lukas berjalan menuju ke arah halaman belakang rumah sakit. Karena hanya di sanalah satu-satunya tempat yang cukup sepi untuk Nicholas gunakan berbicara dengan Lukas. Atau lebih tepatnya beradu mulut dengan Luka

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aleeta Menanyakan Soal Selena

    “Aleeta …,” Aleeta mengerjap saat samar-samar mendengar suara lembut yang memanggilnya. “Sayang, kamu bisa mendengarku?” Suara itu lagi-lagi kembali terdengar. Aleeta berusaha membuka kedua matanya yang sialnya masih terasa begitu berat sekali. Samar-samar Aleeta bisa melihat bayangan pria yang duduk di hadapannya. Ia mencoba fokus pada wajah pria itu tapi sayangnya penglihatannya masih begitu buram. Sudah berapa lama Aleeta tidak sadarkan diri? Kenapa ia masih kesulitan untuk membuka matanya? Akhirnya Aleeta memutuskan untuk kembali memejamkan matanya. Mengatur napas sejenak sebelum kemudian ia mencoba untuk memfokuskan penglihatannya lagi. Dan kali ini bayangan itu sudah semakin jelas. Aleeta bisa melihat wajah pria yang duduk di hadapannya. Pria itu menatapnya khawatir, sedangkan tangannya terus menggenggam salah satu tangannya. “Sayang, kamu bisa mendenga

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Lukas Yang Akan Membereskannya

    Nicholas hanya bisa berdiri dengan tubuh lemah, sedangkan matanya terus menatap Aleeta yang sampai saat ini masih berada di ruang ICU. Dokter bilang perlu memantau keadaan Aleeta sebelum mereka memindahkan Aleeta ke ruang perawatan. Rasanya ingin sekali Nicholas merengkuh tubuh Aleeta sekarang dan mengucapkan segala kata maaf pada istrinya. Tapi kaca pembatas yang ada di hadapan Nicholas membuat pria itu sadar bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang selain hanya bersabar menunggu Aleeta keluar dari ruangan tersebut. Nicholas mengulurkan tangannya, menempelkan telapak tangannya pada kaca di hadapannya. “Kamu akan baik-baik saja, Aleeta. Tenanglah aku pasti akan melakukan semua yang terbaik untuk kesembuhanmu,” gumam Nicholas pelan. Tiba-tiba Nicholas mengerjap saat merasakan kalau ponselnya bergetar. Sudah sejak beberapa jam yang lalu ponselnya memang tidak berhenti bergetar. Nicholas tahu kalau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status