Share

Menghubungi Johan

Author: SweetWater
last update Huling Na-update: 2025-02-05 13:15:00

Keesokan harinya ketika Nicholas ingin sarapan. Ia melihat Aleeta yang sedang berdiri di bawah rangkaian anak tangga. Nicholas mengernyit. Apa yang di lakukan wanita itu? Apa dia sedang menunggunya?

“Kembalikan ponselku.”

Nicholas hanya melirik dengan sebelah alis terangkat ketika Aleeta mengatakan hal tersebut.

“Kamu nggak dengar, ya. Aku bilang kembalikan ponselku. Aku tahu kamu yang membawa ponselku, kan?” Aleeta mengejar Nicholas yang tidak menanggapi ucapannya. Pria itu justru memilih untuk tetap berjalan ke arah ruang makan.

“Nicho kembalikan—“

“Jangan panggil aku seperti itu!” Ketus Nicholas.

Pria itu berhenti secara tiba-tiba hingga membuat Aleeta yang berjalan di belakangnya hampir saja menabraknya. Aleeta langsung bernapas lega karena gerak refleksnya bisa berfungsi cepat kali ini.

“Baiklah, Tuan Nicholas. Tolong sekarang juga kembalikan ponselku. Aku tahu kamu yang membawanya,” ujar Aleeta dengan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mama Menyuruh Untuk Berkunjung Ke Rumah

    “Emily? Tumben sekali kamu datang ke sini?” Nicholas mengernyit ke arah Emily yang baru saja datang ke kantornya. Selama ini, adiknya itu jarang sekali berkunjung jika tidak ada urusan yang penting. Karena Emily sendiripun juga memiliki pekerjaan, sebagai pemilik butik ternama di pusat kota. “Hm.” Wanita berwajah datar itu hanya bergumam seraya mendudukkan dirinya di sofa yang ada di dalam ruangan kerja kakaknya. Menyilangkan kaki, seraya mengamati kuku jarinya yang lentik. Nicholas mendengus. “Kalau nggak ada hal yang penting lebih baik kamu pulang saja. Aku punya banyak—“ “Bagaimana keadaan istrimu, Kak?” Emily menyela cepat. Nicholas menaikkan sebelah alisnya. “Untuk apa kamu menanyakan hal itu?” “Memangnya kenapa? Nggak ada salahnya kan kalau aku ingin tahu keadaan Kakak iparku,” sahut Emily seraya merebahkan punggung di sandaran sofa. “Keadaannya bukanlah urusanmu,” u

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berharap Menjadi Lembar Terakhir

    “A-apa yang kamu lakukan di sini?” Aleeta segera beranjak dari tempat duduknya. “Nicholas.”Tubuh Aleeta seketika terasa begitu kaku. Bagaimana bisa Nicholas sampai di tempat ini? Bagaimana bisa pria itu begitu nekat mencarinya hingga ke Cafe Thomas? Aleeta lalu melirik ke arah Mira dan Johan. Mereka berdua tampak begitu kaget dan juga bingung dengan kehadiran Nicholas.“Nicho—““Tutup mulutmu dan ikut aku sekarang!” Nicholas segera mendekati Aleeta, hendak menyeret lengan wanita itu.“Nggak. Aku masih harus bekerja, Nicho.” Aleeta berhasil menghindar.Nicholas tersenyum sinis. “Jadi kamu benar-benar berani melawan perintahku, ya?”“Aku nggak melawanmu,” balas Aleeta cepat. Sementara Mira dan Johan masih diam mematung di tempat mereka.Semua yang terjadi saat ini sangatlah di luar dugaan. Siapa yang tidak mengenal Nicholas Axel Frederick? Mira dan Johan pun juga tahu kalau keluarga pria itu adalah orang ter

    Huling Na-update : 2025-02-06
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aleeta Kritis

    “Nicholas, apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Karina begitu melihat putranya yang tengah duduk di depan ruang operasi.Tadi Nicholas terpaksa memberitahu kabar tentang kecelakaan Aleeta, karena Emily terus saja menghubunginya. Alhasil, saat ini Mama, Papa dan adiknya menyusul ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan Aleeta.“Aku nggak tahu, Ma,” jawab Nicholas pelan.Karina menggeleng. “Jangan bilang kalau kejadian ini kamu yang sengaja melakukannya.”Nicholas segera mendongak, menatap ibunya yang sedang menatap marah padanya. “Demi Tuhan, aku nggak melakukan apapun, Ma.”“Jangan berbohong, Nicholas!” Karina menjerit seraya memegangi dadanya. “Ma, tenanglah.” Emily segera mendudukkan ibunya di kursi tunggu. Sementara Karina mulai menangis.“Mama tahu kamu membenci Aleeta, Nicholas. Sejak awal Mama sudah bilang, supaya kamu jangan menikahinya. Karena pernikahanmu pasti hanya akan membuat Aleeta terluka,” uj

    Huling Na-update : 2025-02-06
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Dendammu Sebuah Kesalahan

    Perbincangan Nicholas dengan Papanya kemarin benar-benar berhasil membuat pikiran Nicholas menjadi kacau. Di satu sisi, Nicholas benar-benar tidak ingin peduli dengan keadaan Aleeta. Namun, di sisi lain ia juga merasa begitu takut.Nicholas masih ingat betul dengan ketakutannya ketika melihat Aleeta yang tak berdaya di depan matanya. Saat tubuh wanita itu berlumuran darah, dan terkulai lemah tidak sadarkan diri. Nicholas benar-benar takut saat itu. Nicholas takut jika ia harus melihat kematian lagi di depan matanya.Pada hari ini, entah mendapat dorongan dari mana, kaki Nicholas melangkah masuk ke dalam rumah sakit dimana Aleeta sedang di rawat. Ia bukanya ingin peduli dengan keadaan Aleeta. Tidak. Ia hanya ingin memastikan bahwa apa yang di katakan Papanya itu tidaklah benar. Tidak ada penyesalan yang harus Nicholas rasakan.“Sebenarnya apa yang kamu inginkan dari semua ini?” Nicholas dan Lukas berdiri menatap ranjang rumah sakit, dimana Aleeta terbaring lemah dan tidak sadarkan di

    Huling Na-update : 2025-02-07
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Kedatangan Tamu Spesial

    Apa yang kamu rasakan ketika kematian datang menjemputmu? Apakah kamu merasa kesakitan? Apakah kamu merasa takut? Apakah kamu takut jika kamu akan sendiri dalam kegelapan dan kedinginan?Bagi Aleeta semua itu bukanlah apa-apa. Ia sudah hampir pernah mati beberapa kali sebelumnya, meski semuanya selalu gagal. Dan rasanya sama saja. Tidak ada rasa apa-apa. Bahkan ketika ia membuka matanya, ia juga tidak merasakan apa-apa.“Kamu sudah sadar.”Sebuah suara yang terdengar cukup familier terdengar. Meski tubuh Aleeta masih terasa lemah, tapi ia berusaha untuk menoleh. Ia menemukan pria yang selalu bersama Nicholas, berdiri di samping ranjangnya. “Kamu haus?”Aleeta mengangguk, pria itu mendekat, membantunya untuk minum. Aleeta ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan itu, tapi suaranya yang terdengar hanya gumaman yang tidak jelas.“Nggak perlu bicara. Dokter akan segera datang.”Aleeta hanya diam

    Huling Na-update : 2025-02-07
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Nikmatilah Peranmu

    “Tuan Nicholas ini ada beberapa berkas yang harus Anda tanda tangani.” Ella—sekretaris Nicholas masuk ke dalam ruangan pria itu sembari membawa beberapa berkas di tangannya. Ella mengernyit ketika Nicholas tak kunjung merespons pembicaraannya. Atasannya itu terlihat sedang melamunkan sesuatu.“Tuan ... Tuan Nicholas ....”“Ya.” Pria itu mengerjap dan langsung menatap Ella. Sementara yang di tatap segera menunduk karena takut kalau ia telah membuat kesalahan.“Maaf, Tuan. Saya hanya ingin meminta tanda tangan—““Mana yang harus aku tanda tangani?” Tanya Nicholas cepat.“Ini, Tuan.” Ella segera mendekat dan memberikan beberapa berkas yang harus Nicholas tanda tangani. Tidak butuh waktu lama, semua berkas itu sudah berhasil tertanda tangani oleh Nicholas.“Ada lagi?”Ella menggeleng. “Tidak ada, Tuan.”Nicholas mengangguk. “Baiklah.” Pria itu hendak melanjutkan kegiatannya. Namun, tiba-tiba ia teringat sesuatu. “Ella, tunggu,” ujarnya ketika melihat Ella hendak keluar dari ruangannya.“

    Huling Na-update : 2025-02-08
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Bunga Anyelir

    Nicholas menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah toko bunga. Pria itu berjalan keluar seraya mengamati bunga-bunga segar yang berjejer di sepanjang toko.“Selamat sore, Tuan Nicholas. Sudah lama tidak ke sini?” Penjaga toko itu menyapa ramah ketika menyadari kedatangan Nicholas.“Hm. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Karin ada?”“Ada, Tuan. Nona Karin sedang ada di dalam. Masuk saja.”Nicholas mengangguk, lalu segera berjalan masuk ke dalam toko bunga itu setelah mendapat persetujuan.“Hai, Kak Nicholas.” Seorang wanita bernama Karin langsung menyapa kedatangan Nicholas.Karin adalah adik Julian. Dan itu berarti wanita itu juga merupakan sepupu Nicholas.Pria itu hanya bergumam, berdiri di samping Karin yang tampak sibuk menata sebuket bunga mawar putih.“Pesanan untuk siapa?” Tanya Nicholas.“Salah satu temanku. Dia ingin memberikan ini kepada kekasihnya,” jawab Karin.“Jaman sekarang masih ada ya yang menghadiahi kekasihnya dengan sebuket bunga?”Karin memutar bola mata. “Ayolah

    Huling Na-update : 2025-02-09
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tidak Butuh Anjing Penjaga

    Hari ini adalah hari ke sepuluh Aleeta di rawat di rumah sakit. Kondisinya juga sudah sepenuhnya membaik di bandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Seperti biasa, hanya Lukas yang rutin berkunjung, selain pria itu, tidak ada yang berkunjung. Ah, Aleeta hampir melupakan Karina. Iya, ibu Nicholas juga mengunjunginya, sekali, seingat Aleeta. Karena setelah hari itu Ibu Nicholas sudah tidak pernah mengunjunginya lagi. Sedangkan Nicholas? Entahlah. Aleeta tidak tahu. Pria yang menjadi alasan Aleeta untuk bunuh diri itu tidak pernah penampakan dirinya di rumah sakit. Dan Aleeta merasa lega karena pria itu tidak datang.“Kapan aku boleh pulang?” Tanya Aleeta ketika Lukas sedang mengambilkan minum untuknya.Pria itu baru saja selesai menemani Aleeta makan siang.“Besok,” ujar Lukas menyerahkan secangkir minuman kepada Aleeta.“Besok?”“Ya. Nicholas yang akan menjemputmu besok.”Gerakan Aleeta yang hendak meneguk a

    Huling Na-update : 2025-02-10

Pinakabagong kabanata

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Akhirnya Nicholas Pulang

    Aleeta sampai di rumah saat jam hampir menunjuk di angka sebelas malam. Sepi dan sunyi. Aleeta baru sadar kalau ternyata rumah yang selama beberapa bulan ini ia tempati suasananya jauh terasa lebih sepi di saat malam hari seperti ini. Ia lalu menatap sekeliling rumah yang sudah tampak gelap. Itu karena mungkin Mary sudah tidur dan mematikan semua lampu yang ada di rumah. Seraya mendesah lelah, Aleeta memutuskan untuk melangkahkan kakinya ke arah tangga. Namun, belum sempat kakinya menginjak tangga. Tiba-tiba Aleeta mendengar suara perutnya berbunyi.“Sial. Padahal aku tadi sudah makan. Tapi kenapa aku lapar lagi?” Gumam Aleeta seorang diri.Akhirnya, dengan terpaksa Aleeta mengurungkan niat untuk masuk ke kamar. Dan memilih untuk berjalan menuju dapur. “Mari kita lihat. Apa yang bisa aku makan di sini,” ujar Aleeta pelan.Pasalnya saat ia menghubungi Mary tadi. Aleeta sudah terlanjur mengatakan supaya Mary tidak perlu menyiapk

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merasa Lebih Baik

    Lukas masih terdiam. Wajahnya hanya datar tanpa ekspresi apapun. Ia lalu menatap Aleeta yang sudah kembali menunduk, mengaduk-aduk makanannya tanpa minat. Lukas jelas bisa melihat sorot kesedihan dari wajah Aleeta.Ternyata itu alasan Nicholas pulang ke apartemen kemarin. Pikir Lukas.Dari awal Lukas memang sudah menduga kalau Nicholas pasti tengah ada masalah dengan Aleeta. Tapi Lukas tidak menyangka kalau masalah itu bisa membuat Nicholas sampai memutuskan untuk pergi dari rumah. Memangnya masalah apa lagi kali ini? Perasaan mereka sudah tampak baik-baik saja beberapa waktu belakangan ini. Lukas lalu mendesah. Sebenarnya ia tidak ingin ikut campur ke dalam masalah Nicholas dan Aleeta. Tapi kalau melihat wajah Aleeta yang sedih seperti itu Lukas menjadi tidak tega.“Aleeta ...,” Lukas memanggil Aleeta pelan.“Hm.” Aleeta hanya bergumam, masih dengan menunduk. Menatap makanannya.Lagi-lagi Lukas kembali mendesah. Ia meletakkan s

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berkata Jujur Ke Lukas

    “Lukas? Sedang apa kamu di sini?”Aleeta menatap Lukas yang langsung saja tersenyum ke arahnya. Rasanya sudah lumayan lama Aleeta tidak bertemu dengan Lukas. Sedikit terkejut dan senang juga sebenarnya, karena akhirnya Aleeta bisa kembali bertemu dengan pria yang dulu hampir setiap hari bersedia datang menjenguknya di saat sakit.“Seharusnya kamu nggak bertanya seperti itu,” sahut Lukas datar.Aleeta hanya mendengus. Sudah lama tidak bertemu ternyata sifat Lukas masih saja belum berubah. “Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Aleeta seraya duduk di kursinya sendiri.“Ya seharusnya kamu mengatakan perasaan senangmu karena akhirnya bisa bertemu lagi denganku. Bukankah begitu?”Aleeta mengernyit. Sial. Bagaimana Lukas bisa tahu kalau ia tadi sempat merasa senang saat bertemu dengan pria itu?“Ck! Jangan berharap,” cetus Aleeta yang langsung membuat Lukas terkekeh.“Ah, rupanya kamu belum berubah ya, Ale

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Tanpa Nicholas

    Hal terburuk yang tidak ingin Aleeta rasakan di pagi ini adalah, ia harus menerima kenyataan bahwa Nicholas benar-benar tidak pulang semalaman. Ia harus terbangun seorang diri tanpa ada Nicholas di sampingnya. Aleeta menatap layar ponselnya dengan matanya yang masih terasa perih. Bahkan puluhan panggilannya yang sejak kemarin pun juga masih tak kunjung juga di balas oleh Nicholas. Tanpa berpikir panjang, Aleeta segera menekan nomor Nicholas. Berharap pagi ini Nicholas mau mengangkat panggilannya. Tapi lagi-lagi Aleeta harus menerima kenyataan pahit saat Nicholas tak kunjung menjawab panggilannya juga. Mendesah putus asa. Aleeta segera beranjak turun dari atas tempat tidur. Berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandinya. Jika biasanya di pagi hari seperti ini Aleeta akan bersemangat pergi ke dapur untuk membantu Mary memasak. Tapi kali ini ia sama sekali tidak bersemangat untuk melakukannya. Salah satu alasan Aleeta bersemangat menginjakkan kaki

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merindukanmu

    “Aku ingin pulang.” Victor berujar sembari menyambar gelas minuman yang ada di depan Lukas “Kenapa terburu-buru sekali? Apa burungmu sudah nggak sabar ingin di lepaskan dari sangkarnya, hm?” Victor segera menggeleng. “Bukan, Luke. Yang benar, burungku sudah nggak sabar ingin bermain-main di dalam guanya,” ujarnya sambil terkekeh.“Kamu yakin gua kali ini bisa membuat burungmu senang?” Tanya Lukas.“Bukan hanya senang, melainkan puas.” Victor lalu mendekati Lukas. “Dia bilang, dia masih perawan,” ujarnya sambil terbahak.“Berengsek!” Nicholas yang mendengar percakapan bodoh dari kedua saudaranya itu hanya mampu mengumpat. Seperti tidak ada percakapan lain saja yang bisa mereka bicarakan. Kenapa juga harus membicarakan burung dan juga gua? Sial. Benar-benar hanya membuat Nicholas jengkel saja.“Dan apa kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang wanita itu katakan?” Lukas kembali bertanya.Victor menggeleng. “Nggak juga. Makanya, aku ingin membuktikannya.” Mereka berdua lalu kembal

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Melarikan Diri Dari Masalah

    Nicholas menoleh saat mendengar suara pintu ruangannya di ketuk. Dan saat pintu itu terbuka ternyata ada Ella yang sedang berdiri di sana.“Ada apa?” Nicholas segera bertanya datar.“Begini, Tuan ...,” Ella terlihat canggung di tempatnya. “Apa pekerjaan Tuan Nicholas masih banyak? Jika iya, saya bersedia membantu supaya pekerjaan Tuan bisa segera selesai. Saya—““Kamu pulang saja.”“Ha?”“Aku bilang, kamu pulang saja,” ulang Nicholas datar.Pria itu lalu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Hampir tengah malam. Ia tahu kalau Ella sudah tidak memiliki pekerjaan sejak beberapa jam yang lalu. Tapi sekretarisnya itu tetap saja bersikeras untuk menemaninya lembur. “Tuan yakin menyuruh saya pulang? Saya benar-benar bersedia membantu kalau Tuan masih memiliki banyak—““Sudah aku bilang, kamu pulang saja. Kamu ingin aku mengulang kalimat itu sampai berapa kali, ha?” Nicholas menatap tajam pada Ella yang langsung menciut.“M-maaf, Tuan. Saya hanya benar-benar berniat untuk

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Nicholas Tidak Pulang Ke Rumah

    “Kamu baik-baik saja, Kak?”Emily bertanya cemas pada Aleeta. Ia akui, sejak tadi ia memang terus memerhatikan gerak-gerik kakar iparnya tersebut yang terlihat sedikit berbeda. Aleeta terlihat tidak fokus, sering melamun, dan memasang raut wajah sedih seharian ini.“Ya.” Aleeta berusaha memberikan sebuah senyuman dari wajahnya yang terlihat pucat.“Kalau kamu sakit, lebih baik istirahat di rumah saja tadi, kak. Nggak usah memaksakan diri untuk berangkat.” “Nggak, Emily. Ini hanya efek datang bulanku saja. Percayalah, aku nggak apa-apa.” Aleeta berujar seraya mengecek gambar yang di berikan oleh Emily. “Lagipula pekerjaan kita sangat banyak hari ini. Jadi, kamu pasti akan membutuhkan bantuanku.”Emily diam sejenak. Ia sudah menduga hal ini sejak pagi tadi. Tapi ia masih ragu untuk menanyakannya. “Kak Aleeta ...,” kakak iparnya itu langsung menoleh ke arahnya. “Apa kamu bertengkar dengan kak Nicholas?”Aleeta langsung

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menyembunyikan Masalah

    Taksi yang di tumpangi Aleeta berhenti di depan butik Emily tepat saat jam sudah menunjuk di angka sembilan pagi. Aleeta tahu ini memang sudah terlambat dari jam datangnya pada hari-hari biasanya. Tapi tadi Aleeta sudah meminta Mary untuk menghubungi adik iparnya itu untuk mengatakan kalau dirinya memang akan datang terlambat hari ini. Dan Aleeta yakin, Emily pasti tidak akan keberatan.“Pagi.” Aleeta menyapa para karyawan adik iparnya yang sudah mulai bekerja.“Pagi, Nona Aleeta.” Mereka tampak menjawab kompak.“Kak Aleeta!”Aleeta segera menoleh saat mendengar suara Emily memanggilnya. Aleeta berusaha memasang senyumnya saat adik iparnya itu mulai mendekat.“Kak, kenapa kamu lama sekali? Padahal kan aku ...,” tiba-tiba Emily menghentikan kalimatnya. Kedua matanya mengamati wajah Aleeta dengan lekat. “Kamu baik-baik saja kan, Kak?”“Ya. Tentu saja.” Aleeta berusaha menjawab setenang mungkin. Tak lupa ia juga kembali

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Butuh Waktu

    Aleeta hanya bisa diam membeku di tempatnya. Rasanya ia seperti di tampar oleh kata-kata yang di ucapkan Nicholas barusan. Kenapa Nicholas bisa berkata seperti itu? Kenapa Nicholas bisa kecewa padanya? Meski masih membingungkan, tapi entah kenapa hati Aleeta ikut terasa sakit ketika mendengarnya. “Nicho ...,”“Jangan sentuh aku,” peringat Nicholas ketika Aleeta hendak menyentuh tangannya.Sementara Aleeta hanya bisa menarik kembali tangannya, kemudian meremasnya pelan.“Kenapa kamu bisa mengatakan kalau kamu kecewa padaku, Nicho?” Aleeta bertanya pelan.Nicholas memicing. “Kamu masih bertanya kenapa? Dengar, Aleeta. Aku sudah bilang kalau aku nggak suka orang yang membohongiku. Dan kamu pikir setelah apa yang kamu lakukan aku nggak kecewa padamu, begitu?!”Aleeta menunduk. “Tapi, bukankah aku sudah menjelaskannya. Semua ini untuk kita, Nicho. Supaya nggak ada lagi rasa sakit yang bertambah di antara kita berdua.”

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status