Share

Obrolan Aleeta Dan Karina

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-06-23 18:00:00

Hari sudah malam dan Nicholas belum juga kembali. Sejujurnya Aleeta ingin sekali menghubungi suaminya dan bertanya kapan pria itu akan pulang? Tapi Aleeta takut kalau ia menghubungi Nicholas justru akan membuat pekerjaan Nicholas terganggu. Dan membuat Nicholas semakin lama menyelesaikan pekerjaannya.

“Aleeta, kamu melamun?” Suara Karina membuat Aleeta langsung mengerjap kaget.

“Nggak kok, Ma,” jawab Aleeta seraya meringis.

Karina hanya tersenyum. Padahal ia tahu sekali kalau Aleeta tadi sedang melamun, tapi Karina tidak ingin membahas hal itu sekarang.

“Kalau begitu Mama boleh minta tolong?” Karina berujar lembut.

“Minta tolong apa, Ma?”

“Tolong bantu Mama menyiapkan makan malam, ya. Kebetulan makanannya sudah siap.”

Aleeta langsung mengangguk. “Iya, Ma.”

“Oh iya …,” Karina langsung menyahut cepat sebelum Aleeta sempat menyusulnya ke dapur. “Sebelum itu bisa tolong panggilkan Emily dan Papa k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Rumit Bagi Nicholas

    Nicholas masih terdiam di tempatnya. Ia berusaha menyeka keringat yang membasahi keningnya sebelum kemudian kembali menatap Lukas. “Kenapa kamu diam saja? Apa kamu benar-benar ingin aku membantu menutupi kebusukanmu?” Cibir Lukas dengan sebelah alis terangkat. Nicholas menggeleng lemah. Rasanya ia sudah tidak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya. “Nggak, Luke,” ujarnya pelan. “Lalu apa?! Kamu melarangku untuk memberitahu Aleeta, sedangkan kamu masih ingin terus bersikap layaknya bajingan seperti ini! Apa kamu pikir aku akan diam saja, Nich?!” Lukas menatap marah pada Nicholas. Dan lagi-lagi Nicholas hanya bisa menggeleng. Ia memejamkan mata dengan kedua tangan terkepal erat.“Lalu aku harus bagaimana, sialan?!” Lukas langsung meninju udara untuk melampiaskan kekesalannya. “Kamu nggak mengerti, Luke!” Nicholas berteriak dan langsung kembali membuka kedua matanya. Menatap Lukas.“Nggak mengerti apa maksud

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Lukas Sudah Tahu Semuanya

    “Aku baru tahu kalau pekerjaan penting yang kamu maksud tadi ternyata seperti ini.”Nicholas langsung mengepalkan kedua tangannya saat mendengar suara yang sudah sangat ia kenal tersebut. Ia segera menoleh, dan memelotot ketika melihat seseorang yang tadinya berdiri dalam kegelapan itu perlahan mulai melangkah mendekatinya. “Lukas,” desis Nicholas.Lukas hanya tersenyum miring. Melangkah santai dengan kedua tangan berada di saku celananya. “Hai, Nich. Sejak kapan kantormu pindah ke sini? Aku baru tahu.” Lukas berujar datar, sedangkan matanya menatap sekeliling Cafe milik Selena. “Untuk apa kamu ke sini, hah? Apa kamu sengaja mengikutiku?” Nicholas menatap Lukas dengan tajam. Lukas terkekeh tenang. “Untuk apa aku mengikutimu? Tadinya aku ingin mampir ke Cafe ini, tapi ternyata Cafenya tutup.” “Ck! Kamu pikir aku percaya dengan ucapanmu.” Ketus Nicholas yang membuat Lukas kembali terkekeh. “A

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Obrolan Aleeta Dan Karina

    Hari sudah malam dan Nicholas belum juga kembali. Sejujurnya Aleeta ingin sekali menghubungi suaminya dan bertanya kapan pria itu akan pulang? Tapi Aleeta takut kalau ia menghubungi Nicholas justru akan membuat pekerjaan Nicholas terganggu. Dan membuat Nicholas semakin lama menyelesaikan pekerjaannya. “Aleeta, kamu melamun?” Suara Karina membuat Aleeta langsung mengerjap kaget.“Nggak kok, Ma,” jawab Aleeta seraya meringis.Karina hanya tersenyum. Padahal ia tahu sekali kalau Aleeta tadi sedang melamun, tapi Karina tidak ingin membahas hal itu sekarang.“Kalau begitu Mama boleh minta tolong?” Karina berujar lembut.“Minta tolong apa, Ma?”“Tolong bantu Mama menyiapkan makan malam, ya. Kebetulan makanannya sudah siap.” Aleeta langsung mengangguk. “Iya, Ma.” “Oh iya …,” Karina langsung menyahut cepat sebelum Aleeta sempat menyusulnya ke dapur. “Sebelum itu bisa tolong panggilkan Emily dan Papa k

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Apa Tidak Ada Yang Marah Jika Kamu Bersamaku?

    “Kamu yakin nggak apa-apa tidur di sini malam ini?”Nicholas bertanya saat ia dan Selena memasuki Cafe. Seperti yang Selena katakan tadi, Cafe milik wanita itu benar-benar sedang tutup dan terlihat sepi sekali. “Nggak apa-apa. Selama ini justru Jeffry belum pernah berani mengusik Cafeku. Dia pasti hanya berani menemuiku di luar saat aku berada di Cafe,” terang Selena. “Kenapa bisa begitu?” Nicholas bertanya seraya terus mengikuti Selena yang tengah berjalan ke arah belakang. Mereka sampai di sebuah ruangan yang Nicholas yakini adalah ruang kerja Selena. “Entahlah. Aku juga nggak tahu. Mungkin dia takut merusak properti yang ada di sini,” jawab Selena yang membuat Nicholas tersenyum tipis. Nicholas lalu mengangguk-angguk seraya menatap sekeliling. “Lalu kamu akan tidur di mana?” Selena tersenyum, lalu berjalan ke arah pintu yang ada di ruang kerjanya. “Ada sebuah kamar di sini. Aku sengaja membuatnya t

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menolong Selena

    Tidak sampai satu jam, mobil yang Nicholas kendarai sudah sampai di apartemen yang Selena sebutkan tadi. Nicholas terus melajukan mobilnya hingga masuk menuju basement apartemen, lalu menghentikan mobilnya di sana. “Ternyata apartemen Selena cukup jauh juga dari pusat kota,” gumam Nicholas seraya melangkah keluar mobil. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak. Nicholas pun segera melangkah menuju lift yang ada di lantai basement, lalu menekan tombol empat puluh lima, dimana lantai kamar Selena berada. Beberapa menit menunggu sampai akhirnya pintu lift yang di naiki Nicholas terbuka di lantai empat puluh lima. Nicholas segera melangkah keluar lift dan mencari nomor kamar Selena berada. “Rupanya di sana.” Nicholas kembali bergumam pelan saat berhasil menemukan keberadaan kamar apartemen Selena. Kebetulan kamar apartemen Selena berada di paling ujung. Nicholas hendak langsung menekan bel yang ada di di dekat pintu, tapi tiba-t

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Kembali Berbohong

    “Nicholas, tolong aku …,” Kalimat itu seketika membuat rasa khawatir Nicholas menyeruak. Persetan dengan semua rasa itu! Seharusnya Nicholas tidak perlu sekhawatir ini. Tapi entah kenapa saat ia mendengar suara Selena ia tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya. Sial. Suara itu benar-benar membuat kepala Nicholas terasa semakin pening. “Tolong aku, Nicholas …,” Lagi-lagi suara Selena kembali terdengar. Apa yang harus Nicholas katakan? “Ada apa? Kamu ingin meminta tolong soal apa?” Di saat kepala Nicholas sedang bingung memikirkan kata apa yang ingin Ia keluarkan. Tapi tiba-tiba saja mulutnya sudah lebih dulu mengeluarkan kalimat tersebut. “Jeffry, Nich. D-dia mendatangiku. Dia ingin menyakitiku lagi. A-aku takut. Tolong aku,” ucap Selena pelan nyaris berbisik. Dari suara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status