Short
Penolakan Ke-99 Kali yang Membekas

Penolakan Ke-99 Kali yang Membekas

Oleh:  ShirleyTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
12Bab
71Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ketika suamiku, Rocco dari Keluarga Fauzian, menutup teleponku untuk ke-99 kalinya, aku menyeret tubuhku yang sudah berada di tahap akhir leukemia melangkah masuk ke kantor penasihat hukum keluarga. "Selamat siang, saya ingin mengajukan perceraian." Namun, sepuluh menit kemudian Rocco sudah menerima kabar itu dan menerobos masuk bersama keluargaku. Pemimpin keluarga itu baru masuk, lalu langsung menamparku. "Demi mengacaukan pesta kenaikan jabatan Sofia, kamu menyalahgunakan nomor komunikasi darurat? Otakmu taruh di mana?" Laporan diagnosis yang kugenggam, direbut paksa oleh ibuku. Dia melirikku lalu mencibir sambil tertawa sinis. "Pura-pura sakit untuk cari simpati, cuma supaya kami memperhatikanmu. Claire, dari kecil sampai besar, berapa banyak kebohongan yang sudah kamu buat?" Sofia menarik lengan Rocco sambil menahan tangis. "Maafkan aku, Kak Claire. Aku seharusnya nggak menerima kenaikan jabatan itu. Kumohon, jangan sakiti dirimu dan Rocco lagi!" Aku menyeka darah yang terus mengalir di sudut bibirku, lalu kembali menghadap pengacara. "Aku sudah nggak punya keluarga lagi. Demi tidak menunda proses kremasi jenazahku tiga hari lagi, tolong bantu selesaikan proses perceraian secepatnya."

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Ini adalah terakhir kalinya aku melangkah masuk ke kantor hukum khusus Keluarga Fauzan. Lantai marmer yang dingin menggesek telapak kakiku, setiap langkah membuat tubuhku terasa seperti disayat dari dalam. Komplikasi leukemia tahap akhir sudah membuatku hampir tidak bisa berjalan, bahkan bernapas pun menjadi sebuah penderitaan.

"Selamat siang, saya ingin mengajukan perceraian dengan Rocco."

Pengacara yang mengenakan setelan rapi itu menatapku dengan sorot penuh iba.

"Nyonya, Anda nggak bawa keluarga? Sepertinya ... Anda nggak sering ditemui dalam keluarga."

Mungkin karena aku terlalu pucat dan kurus, suaranya terdengar sangat pelan.

Kami sudah bertahun-tahun menikah, tetapi Rocco bahkan tidak pernah memberiku sebuah pernikahan resmi yang mengakui statusku. Dia hampir tidak pernah membawaku menghadiri acara penting keluarga. Jadi, tidak heran keluarga besar hampir tidak mengenal istri Rocco.

"Nggak penting lagi," potongku dengan tenang. "Orang yang sudah sekarat nggak butuh keluarga."

Begitu kata-kataku dilontarkan, pintu kantor itu ditendang terbuka dengan kasar. Terdengar teriakan Rocco, "Claire! Apa yang sedang kamu lakukan?!"

Aku menoleh dan melihat api kemarahan menyala di matanya. Di belakangnya, Sofia berlari masuk dengan wajah penuh senyuman kepura-puraannya yang tanpa cela.

"Kamu bahkan milih hari ini untuk membuat keributan?" Rocco melangkah cepat ke depanku dan melanjutkan, "Sofia baru saja dapat jabatan penting sebagai Kepala Keuangan, seluruh keluarga sedang merayakannya, dan kamu memilih hari ini untuk membuat drama seperti ini?"

Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menamparku. Kekuatan pukulan itu membuatku terhuyung mundur, pipiku langsung panas dan bengkak.

Butuh beberapa detik sebelum aku sadar. Benar, hari ini memang pesta kenaikan jabatan Sofia. Rocco bahkan menunda perjalanan ke Chicago demi merayakan keberhasilan Sofia.

Sementara aku, istrinya yang sudah berada di ambang kematian karena leukemia ... hanya menggunakan kode darurat yang kami sepakati untuk meminta pertolongan. Namun baginya, itu dianggap penyalahgunaan.

Air mata membuat pandanganku kabur, tapi aku berusaha keras menahannya agar tidak jatuh. Aku baru ingin berbicara ketika batuk keras yang menyiksa dadaku tiba-tiba memotong napasku.

Tetesan darah jatuh di atas lantai marmer krem yang mengilap. Aku akhirnya berhasil menstabilkan tubuhku, suaraku bergetar ketika mencoba menjelaskan, "Rocco, aku benar-benar nggak ...."

Mungkin melihat darah yang merembes di sudut bibirku, alis Rocco berkerut sedikit.

Suara lembut Sofia terdengar, "Tapi, Kak, Rocco datang terburu-buru dari pesta itu khusus untuk menyelesaikan masalahmu ...."

"Aku sudah bilang, jangan pedulikan dia. Begitu dia muncul, pasti nggak ada hal baik." Suara ibuku, Lily, terdengar dari pintu.

"Dari kecil sampai sekarang dia selalu melakukan apa pun demi menarik perhatian kami. Kamu masih berharap kami percaya trik murahan seperti ini?"

Wajah Rocco langsung menjadi muram. "Claire, demi membohongiku dan mengacaukan pesta kenaikan jabatan Sofia, kamu bahkan tega melukai dirimu sendiri?" Dia melangkah mendekat dengan cepat dan mencengkeram kerah bajuku. Sofia buru-buru menarik lengannya.

Air mata memenuhi matanya, tatapannya tampak rapuh dan menyedihkan saat dia memandangku. Suaranya juga bergetar.

"Maafkan aku, Kak. Aku nggak seharusnya menerima jabatan ini. Ini semua salahku! Kumohon, jangan sakiti dirimu lagi! Rocco sudah begitu mengkhawatirkanmu. Kalau kamu benar-benar mau berubah, aku bisa berjanji nggak akan menerima satu pun penghargaan keluarga selamanya!"

Sekilas, kata-katanya terdengar tulus. Namun, setiap kalimat darinya mendorongku semakin jatuh ke dalam jurang dan menempatkanku sebagai pelaku kejam yang menyakiti mereka.

Mendengar hal itu, nada Lily langsung berubah menjadi penuh kasih sayang, "Anak baik, ini bukan salahmu. Kamu begitu berbakat, kamu pantas mendapat semua kehormatan itu."

Adegan hangat antar ibu dan anak seperti itu memang bukan pertama kali kulihat. Namun, setiap kali menyaksikannya, jantungku terasa seperti disayat oleh pisau yang tajam.

Sudah lama aku tidak merasakan kasih ibu yang seharusnya menjadi milikku. Semuanya kini dilimpahkan kepada Sofia.

Akan tetapi, tidak apa-apa lagi. Saat seseorang mendekati ajalnya, banyak hal yang terasa tidak penting.

Hatiku terasa kosong. Namun tiba-tiba, rasa amis naik ke tenggorokanku dan setetes darah kembali mengalir keluar dari sudut bibirku.

Rocco merebut laporan diagnosis dari tanganku, lalu melirik beberapa baris dengan cepat sebelum mencibir, "Leukemia? Bahkan pura-pura sakit pun kamu nggak bisa."

Dengan suara robekan yang nyaring, laporan itu disobek menjadi serpihan kecil, kertas-kertasnya jatuh bertebaran di kakiku. Tatapannya berhenti sejenak pada wajahku yang pucat.

Saat mata kami bertemu, aku teringat mata yang dulu berbinar saat pesta ulang tahun ke-18 milikku. Kini, kedua mata itu tampak suram dan dingin. Mungkin karena tidak ada cinta lagi, jadi cahaya itu pun hilang.

Aku mengangkat tangan yang bergetar untuk menyeka darah di sudut bibirku, lalu bersusah payah menopang tubuhku yang hampir roboh dan kembali menghadap pengacara.

"Demi memastikan aku bisa pergi dengan tenang dalam tiga hari, aku juga mengajukan permohonan untuk keluar dari keluarga. Tolong bantu selesaikan proses perceraian."

Tubuh Rocco tampak bergetar sedikit. Dia mencengkeram pergelangan tanganku.

"Jadi demi menghancurkan pesta perayaan Sofia, kamu rela menarik pengacara keluarga untuk bersekongkol dalam sandiwara ini?!" Suaranya menahan amarah yang membeludak.

"Benar-benar memalukan! Claire, pulang dan berpikirlah baik-baik. Jangan mempermalukan diri sendiri di sini."

Lalu, dia merangkul pinggang Sofia dan berjalan keluar tanpa menoleh sedikit pun. Aku menatap pergelangan tanganku yang memerah, lalu menggeleng sambil tersenyum getir.

Aku seharusnya sudah tahu. Dia tidak pernah percaya padaku, bukan?

Dengan tubuh yang hampir tidak bisa kugerakkan, aku tetap menandatangani dokumen perceraian secara sepihak.

Pada hari aku mati, Rocco akan menerima dokumen itu, lengkap dengan pernyataan warisanku.

Dalam tiga hari terakhir hidupku, aku sendiri yang mengakhiri pernikahan kami.

Sementara itu, suamiku sedang memeluk wanita lain dan bersulang demi merayakan pencapaiannya.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Tidak ada komentar
12 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status