Share

Bab 3

Author: Venus
Cecil sudah menarik kembali semua undangan yang disebarkan. Baru saja dia bersiap untuk pulang ketika menerima telepon dari Bryan.

Suara Bryan terdengar sedikit serak, "Tolong tarik kembali undangan yang sudah disebarkan. Kita bisa bicarakan pernikahannya nanti saja. Emosi Yovita masih sangat nggak stabil. Aku nggak ingin membuatnya kesal lagi di saat seperti ini."

Bryan bahkan sudah memikirkan kata-katanya. Jika Cecil tidak setuju, pria itu akan memaksanya secara moral seperti biasa.

Namun, Cecil tidak menunjukkan emosi apa pun, hanya menjawab dengan acuh tak acuh, "Baiklah."

Bryan tiba-tiba terdiam. Dia juga bisa merasakan perubahan pada Cecil melalui telepon.

Bryan tahu bahwa Cecil paling tidak suka kalau ada orang lain yang menyentuh barang pribadinya. Namun, Bryan tetap memilih untuk mengabaikan hal sensitif Cecil demi Yovita.

Pria itu mentransfer uang ke Cecil karena takut Cecil akan terus membuat masalah. Biasanya cara ini akan selalu berhasil. Tidak disangka, kali ini Cecil justru menerima uang itu. Hal ini membuat Bryan merasa sangat janggal.

Bryan menjilat bibirnya yang kering, lalu membuka mulut dengan canggung, "Aku tahu kalau Yovita yang selalu seperti ini membuatmu terganggu. Aku berjanji akan membuatnya bekerja sama dengan dokter, berusaha menyembuhkan penyakitnya secepat mungkin."

"Kakak, airnya sudah siap. Sekarang giliranmu mandi." Suara Yovita terdengar pada saat yang tidak tepat.

Bryan baru saja ingin membuka mulut meminta Cecil untuk tidak salah paham. Namun, dia menemukan bahwa Cecil sudah menutup telepon dengan tegas.

Cecil merasa sangat konyol. Surat diagnosis penyakit Yovita menyatakan bahwa dia menderita gangguan bipolar, tetapi wanita itu tidak pernah menerima perawatan apa pun. Sebaliknya, wanita itu selalu menempel pada Bryan, meminta pria itu untuk menemaninya.

Janji Bryan hanyalah omong kosong yang tidak pernah bisa dipercaya.

Ketika memikirkan hal ini, hati Cecil perlahan kehilangan kehangatan, lalu dia pun mulai mengemasi barang-barangnya.

Sebenarnya, Cecil tidak memiliki terlalu banyak barang. Satu koper saja sudah cukup untuk memuat semuanya.

Namun, ada banyak jejaknya di rumah yang sudah dia tinggali selama enam tahun ini.

Di meja samping tempat tidur terpajang foto mereka berdua. Di dapur tergantung celemek warna merah muda miliknya. Di rak kamar mandi tersimpan gelas sikat gigi pasangan miliknya dan Bryan ....

Cecil memasukkan semua barang miliknya satu per satu ke tempat sampah. Foto di meja samping tempat tidur juga dia gunting. Cecil membuang bagian dirinya, hanya menyisakan Bryan.

Sementara untuk hadiah yang diberikan Bryan padanya, tidak peduli betapa berharganya, Cecil sama sekali tidak ingin menyimpannya. Dia membakar semua yang bisa dibakar, langsung membuang semua yang tidak bisa dibakar ke tempat sampah.

Cecil juga membawa sepasang cincin pernikahan yang melambangkan keabadian itu untuk didaur ulang. Uang dari hasil menjual cincin itu langsung Cecil donasikan.

Suhu di Kota Havana cukup rendah pada saat ini. Mungkin karena kedinginan, Cecil mengalami demam tinggi di malam harinya.

Beberapa tahun terakhir ini, Cecil sudah meninggalkan orang tuanya untuk hidup bersama Bryan. Jadi, Cecil belajar merawat dirinya sendiri.

Meskipun demam membuat kepala Cecil pusing, dia tetap memaksakan diri untuk menelepon nomor darurat.

Cecil tidak tahu kapan dia tertidur, juga tidak tahu berapa lama dia tidur.

Yang dia tahu adalah, saat dia terbangun, dia melihat Bryan dengan wajah cemas menjaganya di samping tempat tidur rumah sakit. Kali ini, Yovita tidak mengikutinya.

Suara Bryan terdengar serak, matanya menunjukkan kasih sayang yang tampak nyata, "Kenapa kamu nggak mengatakan padaku kalau kamu sakit? Kamu nggak mengangkat teleponku. Kalau satpam di lantai bawah nggak meneleponku, aku nggak akan tahu kalau kamu dirawat di rumah sakit. Apa kamu ingin membuatku ketakutan setengah mati?"

Sudut bibir Cecil bergerak, tetapi di matanya tidak ada sedikit pun kehangatan, "Untuk apa aku mengatakannya padamu? Bukankah kamu sedang menemani Adik kesayanganmu?"

Saat Cecil membutuhkan Bryan, pria itu tidak pernah ada di sampingnya. Perhatian dan kehangatan Bryan tidak pernah ditujukan untuknya. Jadi, selama enam tahun ini Cecil belajar untuk mengandalkan diri sendiri dalam segala hal.

Ketika mendengar kata-kata Cecil, Bryan mengerutkan keningnya tanpa sadar. "Apa kamu sedang menyalahkanku? Aku langsung memesan tiket pesawat untuk kembali secepat mungkin saat tahu kamu sakit. Apa lagi yang kamu inginkan dariku?"

Cecil tidak bisa menahan tawa sinisnya. "Aku nggak memintamu untuk pulang. Aku bisa merawat diriku sendiri dengan baik."

Hati Bryan seakan tenggelam. Apakah ini masih Cecil yang bergantung padanya dan membutuhkannya?

Bryan terdiam cukup lama. Sampai suara dering ponsel Bryan memecah keheningan.

Yovita meneleponnya lagi. Cecil bisa mendengar suara Yovita yang cukup agresif melalui telepon.

"Kakak, apa kamu meninggalkanku sendirian di Malde hanya demi wanita bernama Cecil itu?"

Bryan melirik Cecil yang berbaring di tempat tidur rumah sakit dengan bibir pucat, lalu merendahkan suaranya saat berbicara dengan Yovita.

"Cecil sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Kita bicarakan semuanya nanti saja."

Setelah mendengar ini, Yovita menghina dengan sinis, "Kenapa sakitnya tepat di saat seperti ini? Bagaimana bisa ada kebetulan seperti itu? Menurutku dia hanya berpura-pura. Kakak, kamu jangan sampai tertipu oleh wanita jahat itu."

Suara Yovita terdengar dengan jelas di telinga Cecil. Cecil menahan amarahnya, lalu berbalik untuk menatap ke arah Bryan.

Bryan hanya mengerutkan kening, lalu membujuk Yovita dengan lembut seperti biasa, "Kamu tenang saja. Setelah dia keluar dari rumah sakit, aku akan langsung terbang kembali untuk menemanimu. Kamu harus menurut, ya."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 23

    Cecil mengira teman Bryan atau teman sekolah dulu yang mengurus pemakaman Bryan, jadi dia tidak terlalu ambil pusing.Dalam perjalanan pulang, Cecil pergi ke supermarket untuk membeli susu bubuk bagi anaknya. Namun, dia malah diculik oleh seorang pria bertopi kasti yang membawa pisau."Cecil, kenapa hidupmu begitu beruntung? Kenapa kamu begitu bahagia?"Cecil segera menyadari bahwa orang yang menculiknya adalah Yovita yang diusir dari rumah oleh Dirga.Setelah mengetahui Cecil diculik, satpam supermarket yang membawa tongkat pun bergegas datang untuk melawan si penjahat.Seseorang yang berada di dekat situ juga menelepon polisi."Yovita, jangan gegabah. Polisi akan segera datang. Kamu nggak akan bisa kabur. Apa pantas membahayakan dirimu sendiri?"Pisau di tangan Yovita tampak sangat tajam. Bilahnya mengiris kulit Cecil dan darah mengalir.Cecil tidak menyangka Yovita akan membuntutinya dan hendak membunuhnya.Pasti Yovita yang mengambil jenazah Bryan. Itu menunjukkan betapa dalamnya r

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 22

    Sebelum Cecil sempat menjawab, suara Evan terdengar dari belakang."Kenapa? Bukankah alasannya sudah jelas? Kamulah yang pertama kali mengkhianati perasaan Cecil, kamulah yang menyakitinya! Beraninya kamu mempertanyakannya sekarang?"Evan memegang semangkuk kemasan pangsit. Dia berjalan menghampiri Cecil dan merangkul bahu istrinya."Cecil sekarang istriku. Kami sudah punya akta nikah dan sah menjadi suami istri. Bukankah sudah agak terlambat bagimu untuk datang dan menyatakan cintamu pada istriku saat ini?""Selama enam tahun, kamu punya banyak sekali kesempatan untuk menyelamatkan hubungan kalian. Tapi, coba ingat baik-baik apa yang telah kamu lakukan. Cecil nggak berutang apa pun padamu, jadi jangan coba-coba membuatnya merasa bersalah. Jangan bilang kamu mencintainya lalu menyesal. Satu-satunya orang yang kamu cintai sedari awal adalah dirimu sendiri. Kamu menyesal bukan karena kehilangan orang yang paling kamu cintai, tapi karena kamu kehilangan orang yang paling mencintaimu."Kat

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 21

    Dirga pun mengusir Yovita dari rumah saat Yovita masih menjalani pemulihan pasca melahirkan. Anak yang Yovita lahirkan juga Dirga kirim ke panti asuhan.Dirga hanya setuju mengizinkan Bryan menikahi Yovita karena Yovita mengatakan bahwa dia sedang mengandung anak Bryan.Karena Bryan sekarang menjadi orang cacat, Dirga berharap bisa melatih cucunya menjadi penerusnya.Itu sebabnya Dirga, yang selalu peduli dengan reputasinya, mengabaikan kritik semua orang dan mengizinkan Bryan menikah dengan Yovita.Pada akhirnya, rencananya gagal. Cucunya bahkan tidak memiliki darah Keluarga Jayadi!Dirga bertekad tidak akan hancur begitu saja. Seperti kata orang, selama masih ada gunung, maka tidak akan kekurangan kayu bakar. Dirga harus melindungi dirinya sendiri agar bisa bangkit kembali.Karena putranya, Bryan, sudah tidak berguna lagi, Dirga memutuskan untuk memeras setiap sisa nilai yang dimiliki Bryan.Dirga diam-diam memindahkan asetnya ke luar negeri dan kemudian mengganti nama perwakilan huk

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 20

    Karena takut Cecil akan khawatir, Evan tidak pergi ke rumah sakit untuk berobat setelah diselamatkan.Sebaliknya, dia menahan rasa sakit yang parah dan pulang untuk merawat Cecil.Baru setelah kondisi kandungan Cecil stabil, Sinta berani menceritakan pengalaman mendebarkan malam itu kepada Cecil."Evan anak yang baik. Semua orang itu nggak berani turun menolong ayahmu, hanya dia yang berani. Kalau bukan karena dia, ayahmu mungkin ...."Cecil tidak tahu ada kejadian seperti itu. Setelah mendengarkan penjelasan ibunya, Cecil memeluk Evan dan menangis tersedu-sedu. Air mata dan ingusnya pun menetes ke baju Evan."Kenapa kamu nggak memberitahuku? Kenapa kamu menyembunyikannya dariku? Kamu harus memberitahuku kalau sampai ada apa-apa lagi ke depannya! Kamu nggak boleh menyembunyikan apa-apa dariku lagi!"Evan mengacak-acak rambut Cecil. "Gadis bodoh, aku nggak mungkin membiarkan anak kita lahir tanpa seorang kakek. Dia ayahmu sekaligus ayahku. Tugasku adalah menyelamatkannya. Aku nggak memb

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 19

    Cecil akhir-akhir ini sering merasa mengantuk dan dia sudah terlambat datang bulan selama hampir sebulan.Evan pun menemani Cecil ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Evan sangat gembira ketika menerima hasil pemeriksaan."Sayang, kamu hamil! Aku akan jadi seorang ayah!"Cecil sedikit termangu saat melihat hasil pemeriksaan yang Evan pegang."Aku benar-benar hamil?"Evan menyerahkan laporan itu kepada Cecil. "Tentu saja sungguhan."Cecil membaca hasil pemeriksaan itu dengan tidak percaya.Evan memegang pipi Cecil dan mencium keningnya."Sayang, kamu harus istirahat yang cukup. Serahkan semua pekerjaan rumah padaku. Jaga kesehatanmu baik-baik. Kehamilan memang berat, tapi aku pasti akan menjagamu dengan baik."Meskipun Cecil belum siap menjadi seorang ibu dan anak ini adalah hasil dari sebuah insiden, ketika dia melihat ekspresi bahagia Evan, semua kekhawatiran Cecil langsung lenyap.Ya, dengan Evan di dekatnya, dia tidak perlu khawatir tentang apa pun.Begitu mendengar kabar Cecil hamil,

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 18

    Saat Bryan naik ke panggung untuk menjalani prosesi pernikahan, Cecil baru mengetahui bahwa Bryan terluka parah dalam kecelakaan mobil waktu itu.Selain terkejut dan syok, Cecil juga jadi merasa kasihan terhadap Bryan.Bryan yang dulu begitu angkuh dan diidolakan banyak gadis kini telah menjadi seperti ini. Cecil tidak dapat membayangkan betapa besar pukulan ini bagi Bryan.Cecil jadi merasa sedikit menyesal. Jika dia tidak memutuskan hubungan dengan Bryan seperti itu dan Bryan tidak datang ke Kota Muria untuk mencarinya, mungkin nasib pria itu tidak akan seperti ini.Evan menyadari perubahan suasana hati Cecil, jadi dia meremas tangan istrinya dan menghiburnya."Jangan bersedih. Setiap orang bisa tertimpa kesialan ataupun keberuntungan kapan saja. Itu bukan salahmu."Sebagai pengantin pria, Bryan sama sekali tidak tersenyum. Dia justru tampak seperti orang yang tidak bisa merasakan apa-apa lagi.Ibarat robot, Bryan bekerja sama dengan pembawa acara untuk menyelesaikan proses pernikaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status