Share

Bab 6

Author: Anonima
Krak ....

Felisha seolah mendengar jelas suara hatinya yang retak. Tujuh tahun hubungannya dengan Zarend yang sudah lama rapuh, kini akhirnya benar-benar hancur berkeping-keping.

Kuku jarinya menancap dalam ke telapak tangan. Dengan begitu, dia baru bisa menekan emosi yang bergolak di dada dan memaksa dirinya untuk bicara dengan nada tenang. "Pak Zarend memang sangat menyayangi Bu Valerie."

Wajah Zarend langsung menggelap, alisnya berkerut samar. Felisha tidak peduli dan melanjutkan, "Kalau begitu, berikan aku uang pengobatan 140 juta. Aku nggak akan menuntut tanggung jawab mereka lagi."

Valerie tampak ragu. "Cuma 140 juta?"

Felisha mengangguk mantap. "Ya, Cuma 140 juta."

Anggap saja 140 juta itu sebagai harga untuk menebus tujuh tahun hubungan mereka, dari cinta hingga perceraian. Untuk menutup bab terakhir dari kisah itu.

Zarend tidak bertanya lebih jauh. Setelah mentransfer uangnya, dia langsung pergi sambil menggandeng Valerie.

Kamar rawat itu kembali sunyi. Felisha membalikkan badan, menarik selimut menutupi kepala. Mungkin karena gerakannya yang membuat lukanya tertarik, bantal di bawah kepalanya perlahan menjadi lembap.

Dia dirawat hampir sepuluh hari. Selama itu, Zarend hanya datang menjenguk sekali. Namun, dia tidak ingin melihatnya. Setiap kali, Felisha pura-pura tidur untuk menghindarinya.

Setelah keluar dari rumah sakit, dia makan malam bersama beberapa teman dekat dan memberi tahu mereka bahwa dia akan segera pergi ke luar negeri. Ketika tahu dia akan kembali ke dunia hiburan, semua orang merasa ikut bahagia untuknya.

Di hari-hari terakhir sebelum keberangkatannya, Felisha menghitung waktu sehari demi sehari. Pada hari terakhir, saat pengadilan negeri baru saja buka, dia sudah tiba di sana. Satu bulan masa pendinginan perceraian akhirnya selesai dan dia resmi mendapatkan akta cerai.

Begitu keluar dari pengadilan negeri, ponselnya berdering. Begitu dibuka, ternyata pesan dari Valerie yang mengajaknya bertemu di sebuah klub pribadi.

Pandangan Felisha jatuh pada sertifikat cerai di tangannya, dan akhirnya dia memutuskan untuk datang memenuhi undangan itu.

Saat Felisha tiba di ruang VIP, Valerie sudah lebih dulu sampai. Dia mengangkat segelas susu di tangannya dan menyesap sedikit, lalu tersenyum menatap Felisha.

"Kak Felisha, aku mengajakmu datang ke sini bukan untuk hal lain, hanya ingin berterima kasih karena sudah merestui aku dan Kak Zarend."

"Tadinya setelah kalian bercerai, aku sudah ingin mencari kesempatan untuk berterima kasih. Tapi sebulan terakhir ini Kak Zarend benar-benar terlalu lengket padaku. Bahkan kalau kami berpisah tiga jam saja, dia nggak mau."

"Dia selalu ingin berada di sisiku, bahkan saat aku syuting, dia juga harus ikut ke lokasi syuting, sampai rela merendahkan diri jadi asisten pribadiku. Hari ini pun aku baru bisa keluar setelah susah payah mencari celah waktu."

Tangan Felisha yang memegang gelas air tanpa sadar menggenggam kuat. Ketika dulu Zarend jatuh cinta padanya, Zarend juga selalu menempel pada dirinya. Hanya saja kini, Zarend sudah sama sekali tidak peduli lagi padanya.

Valerie yang jeli segera menyadari perubahan ekspresi Felisha dan senyumnya semakin dalam. "Sepertinya Kak Felisha masih belum bisa melupakan Kak Zarend, ya? Sayang sekali, kalian sudah bercerai."

"Saat Kak Zarend mengejarku dulu, aku sudah bilang padanya, aku nggak mau jadi wanita simpanan. Demi aku, dia langsung mengajukan perceraian. Kelihatannya, di hatinya aku jauh lebih penting darimu, Kak Felisha. Kamu sudah jadi masa lalu."

Felisha bisa melihat dengan jelas, Valerie adalah wanita cerdas dan ambisius. Kalau tidak, mana mungkin bisa membuat Zarend tergila-gila selama tiga bulan dan bahkan membuat Zarend sampai menceraikan istrinya.

Felisha berbicara dengan tenang. "Kamu mengajakku ke sini sepertinya bukan hanya untuk pamer di depanku, 'kan?"

Valerie terkekeh pelan. "Kak Felisha memang cerdas."

Dia mengeluarkan selembar kertas dari tasnya dan menyerahkannya pada Felisha. Felisha mengernyit bingung, tidak mengerti maksud di balik tindakannya. Namun begitu menerima kertas itu, dia langsung melihat tulisan "Laporan Tes Kehamilan".

Otaknya kosong seketika, jantungnya terasa dingin. Valerie ... hamil?

Valerie tampak sangat puas dengan reaksi Felisha, dagunya terangkat dengan angkuh. Satu tangannya diletakkan di perut bagian bawahnya, suaranya terdengar begitu bangga. "Kak Felisha, aku dan Kak Zarend baru bersama sebulan saja, sudah mengandung anaknya. Sementara kalian menikah tiga tahun tapi bahkan nggak punya anak. Benar-benar gagal, ya."

Lembar hasil tes kehamilan di tangan Felisha tertekan sampai meninggalkan bekas. Dulu Felisha dan Zarend juga pernah punya anak.

Di tahun kedua pernikahan, dia baru saja mengetahui kehamilannya yang masih berusia sebulan. Saat sedang bersiap memberi tahu Zarend kabar baik itu, dia melihat bekas lipstik di kerah bajunya. Itu adalah pertama kalinya Zarend berselingkuh.

Malam itu, Felisha menangis sepanjang malam dan keesokan harinya keguguran karena terlalu sedih. Zarend sempat berlutut di samping ranjangnya bersumpah tidak akan selingkuh lagi. Namun kemudian, dia tetap mencari wanita lainnya.

Entah bagaimana, dia tidak akan membiarkan ada yang sampai hamil. Nyawa kecil yang pergi itu menjadi sesuatu yang terlarang di antara mereka. Sekarang tampaknya Zarend sudah melupakannya. Untungnya, mereka sudah bercerai. Dia tidak peduli lagi dengan siapa Zarend ingin bersama atau siapa yang dia buat hamil.

Felisha menekan emosi yang bergolak, lalu mengembalikan hasil tes kehamilan itu pada Valerie. "Selamat, sepertinya kalian akan segera berbahagia."

Kebanggaan di wajah Valerie mendadak terhenti. Dia tidak menyangka Felisha bisa menerima berita itu begitu tenang. Valerie bangkit dan meraih pergelangan tangan Felisha, sudut bibirnya terangkat dengan senyum mengejek.

"Kak Felisha, mulutmu bilang selamat, tapi pasti di dalam hati kamu sudah membenciku sampai mati, 'kan?"

"Memang kebetulan, aku juga nggak suka melihat mantan istri seperti kamu ada di dekat Kak Zarend. Aku akan membuatmu lenyap dari hidup Kak Zarend sepenuhnya!"

Felisha belum sempat memikirkan maksud di balik ucapan Valerie, ketika tiba-tiba dia melihat Valerie melepaskan genggaman di pergelangan tangannya dan terjatuh keras ke lantai.

Darah segar mengalir di sepanjang pahanya, wajah Valerie memucat seketika sambil memegangi perut bagian bawahnya. Hati Felisha menegang, nalurinya membuat dia langsung mengeluarkan ponsel dan menekan nomor darurat.

Brak!

"Val!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 15

    Setelah mengatakan itu, Felisha berdiri dan pergi. Pertemuan pertama antara mantan suami istri setelah empat tahun, berakhir begitu saja.Sesampainya di hotel, Allen meneleponnya. "Felisha, gimana hasil pembicaraanmu dengan Starlight Media? Lancar?"Felisha tersenyum. "Sangat lancar. Kontraknya sudah ditandatangani. Tinggal menunggu acara pemutaran perdana seminggu lagi. Setelah itu, aku akan langsung kembali ke Inggris."Di seberang sana, Allen menghela napas lega, lalu bertanya dengan nada penasaran, "Dengar-dengar, bos Starlight Media lagi mencari istrinya yang hilang. Apa dia sudah menemukannya?"Allen tidak tahu bahwa Felisha dan Zarend dulu pernah menikah. Felisha terdiam sejenak sebelum menjawab, "Sudah. Hanya saja, istrinya sudah memutuskan untuk memulai hidup baru dan melepaskan masa lalu."Allen menghela napas penuh penyesalan. "Hais, kenapa selalu ada orang yang baru tahu menghargai setelah kehilangan?"Felisha tidak menanggapi. Setelah membicarakan beberapa detail lain soal

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 14

    Begitu Felisha mendorong pintu dan masuk, seluruh perhatian di ruangan langsung tertuju padanya. Seluruh karyawan di Starlight Media tahu jelas, dia adalah mantan istri yang masih selalu ada di hati sang bos.Zarend mendadak membeku. Detak jantungnya seakan-akan berhenti. Dia bahkan tidak berani berkedip, takut jika ini hanya ilusi dan Felisha akan menghilang di detik berikutnya.Baru setelah Felisha duduk dengan tenang dan anggun di kursinya, barulah dia sadar bahwa ini bukan mimpi. Wanita yang dia rindukan siang dan malam selama empat tahun akhirnya kembali.Tatapan Felisha hanya berhenti di wajah Zarend satu detik. Kemudian, dia menyapa dengan sopan, "Pak Zarend, sudah lama nggak bertemu."Sapaan yang begitu asing itu membuat dada Zarend terasa sesak. Selama empat tahun ini, dia membayangkan ribuan kali adegan pertemuan kembali mereka. Mungkin Felisha masih marah, mungkin Felisha akan menolak menemuinya, tetapi tak pernah dibayangkan Felisha akan bersikap sedingin ini.Sepanjang rap

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 13

    Empat tahun kemudian, di bandara ibu kota.Felisha yang mengenakan mantel baru saja turun dari pesawat. Dia segera mengenakan kacamata hitam dan masker, memastikan wajahnya tertutup rapat sebelum akhirnya berjalan keluar dengan tenang.Begitu tiba di area penjemputan, dia langsung melihat Yani berdiri di sana. Matanya terus berkeliling mencari. Hati Felisha terasa hangat. Dia berjalan ke belakang Yani dan menepuk bahunya pelan.Yani terlonjak kaget. Felisha menurunkan sedikit maskernya dan berkata pelan, "Kak Yani, ini aku."Yani menatapnya lama sekali, lalu tiba-tiba memeluk Felisha erat-erat. Suaranya bergetar. "Felisha, akhirnya kamu pulang juga."Felisha menepuk bahunya dengan lembut, memberi isyarat agar mereka segera pergi dari sana. Baru saat itu Yani tersadar dan buru-buru mendorong koper menuju tempat parkir.Begitu mereka naik ke mobil, Felisha baru melepas masker dan kacamata hitamnya, menampakkan wajahnya yang kini semakin memesona. Keadaannya jauh lebih baik dibanding empa

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 12

    Begitu berkata, Zarend tidak menghiraukan tangisan Valerie dan pergi dengan langkah lebar penuh amarah.Begitu keluar dari rumah sakit, dia segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon asistennya. "Selidiki semua skandal Valerie dan kirimkan ke kantorku."Asisten bekerja sangat cepat. Hanya dalam dua jam, setumpuk berkas tebal sudah sampai di tangan Zarend.Zarend membuka berkas itu satu demi satu halaman. Semakin dia membaca, wajahnya semakin gelap dan amarah di dadanya semakin membara. Saat sampai di halaman terakhir, Zarend tak bisa lagi menahan diri. Kursi di hadapannya ditendang keras hingga terbalik. Makian kasar keluar dari bibirnya.Dia pertama kali bertemu Valerie di sebuah acara penghargaan. Saat itu, Valerie memang mulai dikenal, tetapi belum memenangkan apa pun. Setelah acara selesai, Zarend tanpa sengaja melihat Valerie di belakang panggung, diam-diam memberi semangat pada dirinya sendiri.Semangat dan keberanian itu persis dengan Felisha saat berusia 20 tahun. Itulah alasa

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 11

    Gerakan tangan Zarend yang hendak menekan gagang pintu mendadak membeku di tempat. Ternyata keguguran Valerie semuanya adalah rekayasa dirinya sendiri!Felisha tidak berbohong. Memang bukan dia yang melakukannya. Bahkan kejadian setengah bulan lalu, ketika Felisha dipukuli di tempat parkir bawah tanah, juga karena Valerie memprovokasi para penggemarnya untuk menyerang.Namun, Zarend justru memilih memercayai wanita munafik itu, membiarkan pelaku sebenarnya bebas, bahkan menyalahkan Felisha atas keguguran yang tidak pernah dia sebabkan. Hingga akhirnya, Felisha harus mendonorkan 800 mililiter darahnya secara cuma-cuma!Di dalam kamar rawat, Valerie sama sekali tidak sadar kalau Zarend sudah berdiri di luar pintu. Dia masih terus berbicara di telepon."Kalau saja bayi itu bukan milik orang lain, aku sebenarnya nggak rela menggugurkannya. Kalau punya anak, lebih gampang naik posisi. Tapi nggak apa-apa. Nanti setelah tubuhku pulih, aku akan hamil lagi. Kali ini pasti anak Zarend. Dia sekar

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 10

    Zarend seketika tertegun. Bercerai? Kapan dia dan Felisha mengurus perceraian itu? Kenapa dia sama sekali tidak tahu? Tidak, itu tidak mungkin.Pasti Felisha hanya mengambil akta palsu untuk menipunya. Ya, pasti begitu.Zarend terus menenangkan dirinya dalam hati. Tangannya bergetar saat mengambil akta itu. Namun, begitu dia melihat isi di dalamnya, semua harapannya hancur lebur. Di kolom "suami" dan "istri" tertulis dengan jelas nama Zarend dan Felisha. Cap dari pengadilan negeri juga tampak resmi, bukan palsu. Akta cerai ini benar-benar asli!Wajah Zarend yang biasanya tenang, untuk pertama kalinya menampakkan kebingungan. Dia sama sekali tidak bisa mengingat kapan dirinya dan Felisha pernah mengurus perceraian.Asisten di sampingnya menelan ludah dengan gugup, lalu menyerahkan selembar catatan kecil dari atas rak sepatu dengan hati-hati. "Pak Zarend, Bu Felisha juga meninggalkan pesan."Zarend buru-buru mengambilnya, lalu langsung melihat satu kalimat pendek tertulis di atas kertas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status