Share

Bab 5

Author: Anonima
Rasa sakit yang tajam menjalar dari kulit kepala Felisha. Kini dia akhirnya paham, gadis-gadis itu adalah penggemar Valerie.

Namun, Valerie adalah orang ketiga, sedangkan dia adalah istri sah. Kenapa di mata mereka semua malah dia yang dianggap bersalah?

Padahal saat berbelanja hari itu, dia menggunakan kartu pribadinya, tidak ada sedikit pun hubungannya dengan Zarend.

Dengan susah payah, Felisha mencoba berbicara, berharap bisa membuat mereka tenang.

"Aku nggak menggunakan uang Zarend sepeser pun. Lepaskan aku sekarang, yang kalian lakukan ini melanggar hukum, tahu nggak?"

Mendengar hal itu, salah satu gadis mencibir dengan senyum menghina. "Hah, masih berani bohong! Teman-teman, ayo kita hajar perempuan murahan ini! Kita balaskan dendam untuk Valerie!"

Begitu perintah itu keluar, para gadis yang mengepung Felisha langsung bergerak. Setiap pukulan dan tendangan mereka mengenai tubuh Felisha tanpa ampun. Jumlah mereka terlalu banyak, Felisha tidak mampu melawan. Dia hanya bisa menahan rasa sakit luar biasa, tubuhnya menerima hantaman demi hantaman.

Tempat parkir itu cukup terpencil, tidak ada seorang pun yang melintas. Aksi brutal mereka pun semakin menjadi-jadi, disertai caci maki yang menusuk telinga.

"Perempuan tua! Berani-beraninya merebut pria dari Valerie, biar tahu rasa!"

"Aktris terbaik katanya? Pasti tidur sama banyak orang buat dapat gelar itu! Pak Zarend benar-benar buta, untung Valerie datang menyadarkannya!"

Felisha bahkan bisa merasakan rambutnya dicabut satu per satu, sakitnya begitu dalam sampai seolah organ tubuhnya pun bergeser.

"Tunggu! Kalian sedang apa!"

Teriakan keras memecah udara. Tinju-tinju yang menghujani tubuhnya tiba-tiba berhenti.

Felisha membuka matanya dengan susah payah. Beberapa satpam berlari ke arahnya dan sebelum sempat berkata apa pun, tubuhnya akhirnya tak kuat lagi dan jatuh pingsan.

Ketika dia kembali sadar, Felisha sudah terbaring di rumah sakit. Di tepi ranjang duduklah Zarend, pria yang sudah setengah bulan tak terlihat. Dia menggenggam tangan Felisha dengan erat, sorot matanya dipenuhi kekhawatiran.

"Felisha, kamu sudah sadar? Bagaimana perasaanmu sekarang? Apakah sudah agak membaik?"

Felisha menarik tangannya perlahan dari genggaman itu, lalu menatap keluar jendela tanpa sepatah kata pun.

"Apakah gadis-gadis yang menyerangku sudah ditangkap? Aku ingin menuntut mereka."

Zarend menatap wanita yang terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya penuh luka dan sorot matanya tampak iba. "Satpam mal sudah langsung menghubungi polisi saat kejadian. Mereka semua sudah ditahan di kantor polisi. Aku ...."

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, pintu kamar rumah sakit terbuka. Valerie melangkah masuk dengan langkah ringan, lalu langsung memeluk lengan Zarend.

"Zarend, Kak Felisha sudah sadar ya." Tatapan Valerie jatuh ke arah Felisha, lalu berkata dengan nada bersalah, "Kak Felisha, maaf sekali, para penggemarku sudah membuatmu repot."

"Mereka cuma terlalu sayang sama aku. Mereka merasa Kakak menghalangi kebahagiaanku dan Zarend, jadi mereka bertindak tanpa pikir panjang."

Kata-katanya terdengar seperti permintaan maaf, tapi kilatan kemenangan di matanya dan nada suaranya yang menyindir justru mengungkapkan niat sebenarnya. Dia jelas menikmati melihat Felisha disakiti seperti itu.

Amarah membuncah di dada Felisha. Andai dia tadi tidak mati-matian melindungi wajahnya, mungkin sekarang dia sudah cacat. Bagi seorang aktris, kehilangan wajah berarti akhir dari seluruh kariernya.

"Valerie, kalau kamu nggak bisa mengendalikan penggemarmu, maka aku yang akan melakukannya. Aku nggak akan melepaskan mereka begitu saja. Mereka akan menghadapi tuntutan hukum."

Namun, Valerie segera membela, "Kak Felisha, aku sudah minta maaf, kenapa kamu masih juga nggak mau memaafkan? Aku nggak akan membiarkanmu menyakiti para penggemarku!"

Air mata langsung memenuhi matanya. Dia memiringkan kepala, menatap Zarend dengan tatapan berkaca-kaca. "Zarend, sekarang aku ini pacarmu dan Kak Felisha adalah mantan istrimu. Kamu mau bela siapa?"

Begitu melihat wajah Valerie yang tampak sedih, Zarend langsung luluh. Dia menarik gadis itu ke dalam pelukannya, hal lainnya seolah tidak penting lagi.

"Masih perlu ditanya? Tentu saja aku akan membela Val. Tenang saja, para gadis itu akan segera dibebaskan."

Kalimat itu membuat kepala Felisha seakan meledak. Dia menatap Zarend dengan ekspresi tak percaya.

"Zarend, jadi kamu benar-benar melindungi selingkuhanmu itu? Wajahku hampir saja cacat, kamu tahu nggak?!"

Baru saja dia selesai bicara, Valerie langsung mengerutkan kening dan menyela dengan nada tajam. "Kak Felisha, aku memanggilmu 'kakak' karena masih menghormatimu, tapi itu bukan berarti kamu boleh menuduhku seenaknya."

"Aku dan Zarend baru bersama setelah kalian bercerai. Aku adalah pacarnya yang sah!"

Felisha hanya merasa menggelikan.

Kata orang, "tidak akan ada tamu yang masuk, kalau tuan rumah tidak mengizinkan".

Kalau Valerie benar-benar tidak melanggar batas sebelum perjanjian cerai ditandatangani, dengan sifat sombong Zarend, mana mungkin dia mau mengejar Valerie selama dua bulan penuh?

Valerie hanya ingin mempertahankan Zarend tanpa mau dicap sebagai orang ketiga.

Zarend mengelus kepala Valerie dengan lembut, kemudian menatap Felisha dengan pandangan dingin yang tak bisa dibantah. "Tapi kamu juga nggak sampai cacat, 'kan? Jadi, sebut saja jumlah kompensasi yang kamu mau."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 15

    Setelah mengatakan itu, Felisha berdiri dan pergi. Pertemuan pertama antara mantan suami istri setelah empat tahun, berakhir begitu saja.Sesampainya di hotel, Allen meneleponnya. "Felisha, gimana hasil pembicaraanmu dengan Starlight Media? Lancar?"Felisha tersenyum. "Sangat lancar. Kontraknya sudah ditandatangani. Tinggal menunggu acara pemutaran perdana seminggu lagi. Setelah itu, aku akan langsung kembali ke Inggris."Di seberang sana, Allen menghela napas lega, lalu bertanya dengan nada penasaran, "Dengar-dengar, bos Starlight Media lagi mencari istrinya yang hilang. Apa dia sudah menemukannya?"Allen tidak tahu bahwa Felisha dan Zarend dulu pernah menikah. Felisha terdiam sejenak sebelum menjawab, "Sudah. Hanya saja, istrinya sudah memutuskan untuk memulai hidup baru dan melepaskan masa lalu."Allen menghela napas penuh penyesalan. "Hais, kenapa selalu ada orang yang baru tahu menghargai setelah kehilangan?"Felisha tidak menanggapi. Setelah membicarakan beberapa detail lain soal

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 14

    Begitu Felisha mendorong pintu dan masuk, seluruh perhatian di ruangan langsung tertuju padanya. Seluruh karyawan di Starlight Media tahu jelas, dia adalah mantan istri yang masih selalu ada di hati sang bos.Zarend mendadak membeku. Detak jantungnya seakan-akan berhenti. Dia bahkan tidak berani berkedip, takut jika ini hanya ilusi dan Felisha akan menghilang di detik berikutnya.Baru setelah Felisha duduk dengan tenang dan anggun di kursinya, barulah dia sadar bahwa ini bukan mimpi. Wanita yang dia rindukan siang dan malam selama empat tahun akhirnya kembali.Tatapan Felisha hanya berhenti di wajah Zarend satu detik. Kemudian, dia menyapa dengan sopan, "Pak Zarend, sudah lama nggak bertemu."Sapaan yang begitu asing itu membuat dada Zarend terasa sesak. Selama empat tahun ini, dia membayangkan ribuan kali adegan pertemuan kembali mereka. Mungkin Felisha masih marah, mungkin Felisha akan menolak menemuinya, tetapi tak pernah dibayangkan Felisha akan bersikap sedingin ini.Sepanjang rap

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 13

    Empat tahun kemudian, di bandara ibu kota.Felisha yang mengenakan mantel baru saja turun dari pesawat. Dia segera mengenakan kacamata hitam dan masker, memastikan wajahnya tertutup rapat sebelum akhirnya berjalan keluar dengan tenang.Begitu tiba di area penjemputan, dia langsung melihat Yani berdiri di sana. Matanya terus berkeliling mencari. Hati Felisha terasa hangat. Dia berjalan ke belakang Yani dan menepuk bahunya pelan.Yani terlonjak kaget. Felisha menurunkan sedikit maskernya dan berkata pelan, "Kak Yani, ini aku."Yani menatapnya lama sekali, lalu tiba-tiba memeluk Felisha erat-erat. Suaranya bergetar. "Felisha, akhirnya kamu pulang juga."Felisha menepuk bahunya dengan lembut, memberi isyarat agar mereka segera pergi dari sana. Baru saat itu Yani tersadar dan buru-buru mendorong koper menuju tempat parkir.Begitu mereka naik ke mobil, Felisha baru melepas masker dan kacamata hitamnya, menampakkan wajahnya yang kini semakin memesona. Keadaannya jauh lebih baik dibanding empa

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 12

    Begitu berkata, Zarend tidak menghiraukan tangisan Valerie dan pergi dengan langkah lebar penuh amarah.Begitu keluar dari rumah sakit, dia segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon asistennya. "Selidiki semua skandal Valerie dan kirimkan ke kantorku."Asisten bekerja sangat cepat. Hanya dalam dua jam, setumpuk berkas tebal sudah sampai di tangan Zarend.Zarend membuka berkas itu satu demi satu halaman. Semakin dia membaca, wajahnya semakin gelap dan amarah di dadanya semakin membara. Saat sampai di halaman terakhir, Zarend tak bisa lagi menahan diri. Kursi di hadapannya ditendang keras hingga terbalik. Makian kasar keluar dari bibirnya.Dia pertama kali bertemu Valerie di sebuah acara penghargaan. Saat itu, Valerie memang mulai dikenal, tetapi belum memenangkan apa pun. Setelah acara selesai, Zarend tanpa sengaja melihat Valerie di belakang panggung, diam-diam memberi semangat pada dirinya sendiri.Semangat dan keberanian itu persis dengan Felisha saat berusia 20 tahun. Itulah alasa

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 11

    Gerakan tangan Zarend yang hendak menekan gagang pintu mendadak membeku di tempat. Ternyata keguguran Valerie semuanya adalah rekayasa dirinya sendiri!Felisha tidak berbohong. Memang bukan dia yang melakukannya. Bahkan kejadian setengah bulan lalu, ketika Felisha dipukuli di tempat parkir bawah tanah, juga karena Valerie memprovokasi para penggemarnya untuk menyerang.Namun, Zarend justru memilih memercayai wanita munafik itu, membiarkan pelaku sebenarnya bebas, bahkan menyalahkan Felisha atas keguguran yang tidak pernah dia sebabkan. Hingga akhirnya, Felisha harus mendonorkan 800 mililiter darahnya secara cuma-cuma!Di dalam kamar rawat, Valerie sama sekali tidak sadar kalau Zarend sudah berdiri di luar pintu. Dia masih terus berbicara di telepon."Kalau saja bayi itu bukan milik orang lain, aku sebenarnya nggak rela menggugurkannya. Kalau punya anak, lebih gampang naik posisi. Tapi nggak apa-apa. Nanti setelah tubuhku pulih, aku akan hamil lagi. Kali ini pasti anak Zarend. Dia sekar

  • Penyesalan Cinta Terdalam Mantan Suami   Bab 10

    Zarend seketika tertegun. Bercerai? Kapan dia dan Felisha mengurus perceraian itu? Kenapa dia sama sekali tidak tahu? Tidak, itu tidak mungkin.Pasti Felisha hanya mengambil akta palsu untuk menipunya. Ya, pasti begitu.Zarend terus menenangkan dirinya dalam hati. Tangannya bergetar saat mengambil akta itu. Namun, begitu dia melihat isi di dalamnya, semua harapannya hancur lebur. Di kolom "suami" dan "istri" tertulis dengan jelas nama Zarend dan Felisha. Cap dari pengadilan negeri juga tampak resmi, bukan palsu. Akta cerai ini benar-benar asli!Wajah Zarend yang biasanya tenang, untuk pertama kalinya menampakkan kebingungan. Dia sama sekali tidak bisa mengingat kapan dirinya dan Felisha pernah mengurus perceraian.Asisten di sampingnya menelan ludah dengan gugup, lalu menyerahkan selembar catatan kecil dari atas rak sepatu dengan hati-hati. "Pak Zarend, Bu Felisha juga meninggalkan pesan."Zarend buru-buru mengambilnya, lalu langsung melihat satu kalimat pendek tertulis di atas kertas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status