Share

Penyesalan Sang CEO
Penyesalan Sang CEO
Penulis: Nelangsa

Bab 1

Penulis: Nelangsa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-14 15:32:54

“Kamu dirumah saja,” ucap Bryan sambil memasang jam tangan mahal. Lalu ia mengambil jasnya yang tersangkut di sudut lemari.

“Memangnya Mas mau kemana selesai acara?” Tanya Celine yang saat ini sedang duduk di tepi ranjang sambil meremas selimut yang menutupi dadanya yang polos karena mereka baru saja selesai bercinta.

“Sejak kapan kamu mulai mencampuri urusanku.” ucap Bryan dengan ketus.

“Bukan begitu Mas….”

“Alah…sudah. Aku muak mendengar ocehanmu itu. Lebih baik kamu bersiap-siap ke bawah.”

“Baik.” ucap Celine patuh. Lalu ia bangkit dengan selimut masih menutupi tubuhnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Eh…tunggu.” panggil Bryan membuat Celine menghentikan langkahnya.

“Iya, Mas.”

“Kalau Papa tanya. Bilang saja kamu tidak enak badan jangan kamu bilang kalau aku yang tidak mengizinkan kamu ikut atau kamu bilang kaki kamu sakit.” kata Bryan lalu menoleh kaki Celine yang terluka sehingga ia berjalan dengan pincang.

“Kamu tenang saja, Mas. Aku ngerti kok dan ini bukan yang pertama aku berbohong jadi kamu gak usah cemas.”

“Bagus kalau kamu sadar diri.” Bryan langsung keluar dari kamar setelah memastikan Celine tidak akan ikut mereka ke pesta. 

Mendengar derit pintu yang tertutup, Celine pun menarik nafasnya dengan kasar. Ia sadar kalau dirinya tidak sempurna memiliki kaki yang cacat sepertinya membuat suaminya malu untuk mengajaknya ke pertemuan penting perusahaan.

“Apa salahku, Mas? Selama ini aku berusaha menjadi istri yang baik untukmu dan berusaha memenuhi segala kebutuhan biologismu juga tapi sepertinya itu tidak ada artinya sama sekali untukmu.” lirih Celine sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi mulusnya.

Kalau boleh memilih, ia tidak mau menikah dengan pria kasar dan dingin seperti Bryan namun atas paksaan ayahnya sehingga ia menyetujui pernikahan ini dan juga untuk melunasi hutang Ayahnya pada rentenir.

Malam ini Keluarga Dominic akan menghadiri pesta ulang tahun perusahaan dan pesta kali ini merupakan pesta ke 5 sejak Celine menjadi anggota keluarga Dominic namun sekalipun Celine tidak pernah diizinkan hadir namun kali ini ada sedikit berbeda dari Bryan biasanya Berlina Mamanya Bryan yang selalu melarangnya untuk ikut pergi tapi hari ini Bryan sendiri yang melarangnya untuk ikut.

Celine  segera mandi dan berganti pakaian santai lalu turun ke bawah karena ia tidak mau anggota keluarga yang lain menunggunya.

Dengan hati-hati, Celine menuruni anak tangga ia sengaja berjalan menggunakan tongkat agar Papa mertuanya tahu kalau kakinya masih sakit supaya ia bisa beralasan tidak ikut ke pesta seperti yang diinginkan suaminya. Bisa ia dengar kalau di ruang tamu sudah ada Papa Dominic, Bryan, Mama Berlina dan Berta kakak dari Bryan sedang berbincang-bincang.

Bibi Nani yang melihat nyonya mudanya melangkah dengan pelan hendak ke ruang tamu segera membantunya berjalan  dan mendudukkannya di sofa panjang di samping Bryan.

“Makasih, Bik.” ucap Celine dengan ramah. 

“Sama-sama, Non.” Bibi langsung undur diri setelah membantu Celine duduk.

“Menyusahkan saja.” ucap Berlina dengan suara pelan namun bisa didengar oleh Celine yang duduk di depannya karena pandangan Berlina sinis ke arahnya.

“Bagaimana kaki kamu apa sudah membaik?” Tanya Papa Dominic yang tampak khawatir saat mengetahui kaki menantunya kembali kambuh.

“Masih sedikit nyeri, Pa.” jawab Celine berbohong agar Papa nya tidak memaksanya untuk ikut ke pesta.

“Malam ini kamu harus hadir, kamu hanya perlu ikut hadir di acara tersebut dan nanti kamu bisa duduk saja tidak perlu menyapa para tamu. Mereka nanti pasti bisa mengerti karena kamu sedang sakit.” kata Dominic dengan tegas.

“Tapi, Pa….”

“Papa tidak menerima alasan apapun dari kamu. Setiap tahun kamu selalu membuat alasan tapi sekarang Papa tidak mau mendengar alasan apapun dari kamu.” kata Papa dengan nada kecewa. Ia menatap anak dan istrinya  penuh curiga kalau mereka yang melarang Celine untuk ikut.

Bryan yang duduk di samping Celine mulai berdebar karena kali ini ia yang melarang Celine untuk ikut.

“Kenapa menatap Mama? Kali ini Mama tidak bicara apa-apa dengan Celine.” kata Berlina yang merasa tertuduh karena tatapan tajam Dominic ke arahnya.

“Cepat ganti pakaian kamu, nanti kita terlambat.” seru Papa yang masih melihat Celine duduk.

“Baik, Pa.” Celine tidak berani membantah ucapan Papa Dominic, ia lantas berdiri lalu menunduk hormat pada mereka kemudian ia berjalan menuju lantai dua kamarnya.

Bryan menatap kesal Celine yang menuruti perkataan Papanya. Ia hanya bisa mengepalkan tangannya karena tidak bisa membantah perintah papanya.

“Kalian menyusullah nanti, awas jangan sampai kamu tidak membawa Celine, karena ini acara penting.” ucap Dominic, lalu ia beranjak meninggalkan Bryan yang duduk di sofa sendirian, Berlina dan Berta pun ikut menyusul papanya.

“Sial…” ucap Bryan dengan kesal. Padahal Bryan mendapat info kalau Mona telah kembali ke tanah air dan rencananya selesai pesta perusahaan akan menemui Mona di apartemennya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penyesalan Sang CEO    Bab 16.

    Celine menunggu di depan pintu kamar dengan cemas, ia di usir keluar oleh Berlina saat hendak masuk bersama dokter keluarga Dominic. Celine yang tidak mau membuat suasana semakin buruk, ia pun memilih menunggu di luar kamar. Hampir setengah jam menunggu di luar, pintu kamar mertuanya terbuka dan muncul Bryan dengan wajah tampak cemas. “Bagaimana Papa?” tanya Celine dengan tak kalah cemasnya. Bryan menggeleng lemah tanpa bersuara sepertinya keadaan Papa Dominic tidak baik-baik saja terlihat dari sikap Bryan yang buru-buru turun ke bawah lantas kembali ke kamar dan tak lama Papa Dominic dipapah oleh Bryan dan Dokter. Celine yang masih berdiri di depan pintu kamar hanya bisa menangis melihat Papa mertuanya. Berlina ikut keluar dari kamar namun langkahnya terhenti saat pandangan tertuju pada Celine yang masih berdiri mematung. Sorot mata tajam Berlina memancarkan kebencian dan kemarahan, ia lantas mendekati Celine. Plak Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Celine, Celine hanya dia

  • Penyesalan Sang CEO    Bab 15

    Dominic pulang kerumah setelah selesai berbicara pada pengacara, entah mengapa ada perasaan tidak enak dihatinya dan ternyata benar, ia melihat sang menantu ditarik paksa keluar dari rumah oleh anaknya.“Ada apa ini?”“Papa…!” Berta menoleh ke sumber suara dan mendapatkan tatapan tajam papanya.“Ada apa ini? Mengapa kamu menyeret Celine seperti binatang dan kamu….Reno, ada apa dengan wajah kamu?” Pandangan Dominic tertuju pada Reno yang wajahnya terluka. Reno menunduk tanpa berani menjawab.Mendengar suara Dominic, Berlina yang tadinya masih di dalam rumah segera keluar. Berlina berpikir sang suami tidak pulang cepat.“Sayang….kamu sudah pulang.” ucap Berlina lembut, lalu ia melotot pada Celine.Mendapat tatapan tajam dari Berlina, Celine berusaha berdiri dan memegang perutnya yang terasa nyeri. “Tolong jelaskan. Ada apa ini?” Dominic kembali bertanya pada Berlina karena tidak mendapat jawaban dari Berta yang saat ini hanya menunduk takut.“Menantu kesayangannya Papa berselingkuh den

  • Penyesalan Sang CEO    Bab 14

    Setelah mendapat pesan gambar dari Berta, Bryan langsung melajukan mobilnya pulang ke kediamannya. Mona yang berada di samping Bryan hanya diam menatap wajah Bryan yang sangat mengerikan, selama mengenal Bryan ia tidak pernah melihat Bryan semarah ini.Mona sempat mengirim chat pada Berta menanyakan kejadian apa di rumah, tapi Berta berkata kalau rencana mereka sedang berjalan, di dalam hati Mona tersenyum senang. Mona hendak menghibur Bryan tapi ia tidak berani untuk berbicara hingga mobil yang dikendarai Brian sampai di halaman rumah mewah milik keluarga Dominic.Bryan segera keluar dari mobil tanpa membukakan pintu untuk Mona. Mona sedikit kecewa dengan sikap Bryan, ia pun turun dengan hati-hati karena kakinya masih terasa nyeri. Di ruang tamu sudah ada Reno, Celine, Berta dan Berlina. Mona berjalan mendekati Berta dan duduk di sampingnya, Mona bisa melihat tatapan tajam Berlina ke Celine yang saat ini menunduk dengan wajah cemas.Mona dan Celine terlonjak kaget saat tiba-tiba Brya

  • Penyesalan Sang CEO    Bab 13

    Berta menatap sinis mobil Reno yang berlalu meninggalkan rumahnya, lagi-lagi Reno mengabaikan nya, Ia menggenggam tangannya dengan kesal, ia sangat membenci Celine yang selalu menarik perhatian orang. Berta bergegas masuk ke dalam rumah saat melihat Celine dan Bryan turun dari tangga. Sepertinya mereka akan keluar terlihat Celine memakai pakaian bagus.Berta hendak memperlihatkan foto Celine dengan Reno pada Bryan namun ia urungkan karena waktunya belum tepat. Sebab tiba-tiba terdengar suara seseorang terjatuh dari tangga.Gedubuk….!!!“Auwhh….” Mona merintih kesakitan sambil memegang kakinya.“Mona…kamu baik-baik saja.” Bryan segera menghampiri Mona yang terduduk di lantai.“Aduh….Kakiku, Yan. Sepertinya terkilir.” ucap Mona dengan wajah kesakitan.Berta juga mendekat ke Mona dan melihat keadaan Mona, “Bryan cepat angkat Mona dan bawa kerumah sakit.” kata Berta dengan nada khawatir karena pergelangan kaki Mona sudah terlihat memerah.Celine berdiri menatap kakak beradik yang sibuk m

  • Penyesalan Sang CEO    Bab 12

    Reno yang tadinya hendak menemui Bryan diruang tamu melewat arah tangga di mana saat itu Celine sedang menaiki anak tangga dengan tubuh hampir terjatuh, Reno segera berlari dengan spontan ia melingkarkan tangannya di pinggang ramping Celine. “Nona…anda baik-baik saja.” ucap Reno dengan cemas. “Ah…Reno. Aku tidak apa-apa dan tolong singkirkan tangan kamu.” kata Celine yang takut ada seseorang yang melihat perbuatan Reno padanya walau Celine tahu Reno hanya sekedar menolongnya. “Maaf…Nona. Saya tidak sengaja. Nona tadi hampir jatuh sehingga saya spontan membantu.” Reno langsung melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Celine. “Ya aku tau.” “Wajah Nona pucat, apa Nona sakit?” “Aku baik-baik saja. Bryan ada di ruang makan kamu kemari pasti mau bertemu dengan beliau kan. Aku mau ke atas dulu ” Celine menyuruh Reno untuk segera pergi dari hadapannya, ia tampak gelisah kalau nanti ada orang yang tiba-tiba muncul. “Baik Nona.” Reno menatap punggung istri Tuannya yang b

  • Penyesalan Sang CEO    Bab 11

    “Mona….” ucap Brian yang terkejut dengan kehadiran Mona.“Selamat pagi, sayang.” Jawab Mona tanpa tahu malu dan tersenyum menggoda.“Eheemmm….” Terdengar deheman dari belakang, saat Mona menoleh ternyata ada Papa Bryan yang menatapnya tidak suka.“Eh…Om Dominic. Selamat pagi.” sapa Mona tersenyum kaku.“Jaga ucapan kamu Mona, nanti didengar menantu saya.” kata Dominic, lalu ia duduk di kursi tunggal yang biasa ia duduki.“Apaan sih Pa? Mereka kan dari dulu memang begitu.” sahut Berlina yang tahu suaminya tidak suka dengan Mona.“Itu dulu sebelum 5 tahun yang lalu dan sekarang Bryan sudah menikah, jadi hargai istrinya.” sarkas Dominic membuat Mona dan Berlina terdiam begitu juga dengan Berta yang duduk di sebelah Mona berdengus kesal,lagi-lagi Papanya membela Celine.Berlina menatap suaminya dengan malas, lalu bangkit untuk menaruh makanan di piring sang suami.Tak lama Celine kembali ke meja makan dengan membawa nampan berisi susu dan roti yang diminta Berlina. Untung saja tadi Bibi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status