Share

88. Lamaran

Fitri sangat tahu jika hal petama yang tidak disukai seorang laki-laki yaitu ketika sang istri sok tahu dan ingin mengajari suaminya.

Ada perasaan sesal, suasana mendadak canggung. Mobil memasuki gerbang utama kawasan Perumahan Elit.

"Rumah nomor berapa, Sayang?" tanya Akram datar.

"Nomor Lima, Bang," jawab Fitri. Akram mengangguk tanpa menoleh.

"Bang, maaf," cicit Fitri.

Akram menoleh dan tersenyum pada istrinya yang begitu peka, mengelus pucuk jilbab sambil memperlambat laju mobil, "Itu kan, yang ber cat abu-abu?"

"Heem," jawab Fitri dengan membalas senyum suaminya.

Mobil kedua orang tuanya mengikuti dari belakang, mobil masuk gerbang rumah. mereka membuka kaca jendela dan mengenalkan diri kepada scurity yang berjaga. Setelah di persilahkan, Akram menginjak gas perlahan untuk memarkirkan kendaraan di halaman yang luas.

"Sayang, dulu kamu sering ke sini?" tanya Akram sambil membuka seat balt.

"Iya, Bang. Kami teman akrab, teman nongkrong. Maklum sama-sama jomblo," Fitri terkekeh.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tika lia
Lamaran eui ... terimalah Arin, duda lebih menantang, duda mapan dan beriman.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status