Share

Penyesalan Suami Miliarder
Penyesalan Suami Miliarder
Author: Rich Ghali

1. Hamil

Author: Rich Ghali
last update Last Updated: 2025-01-13 19:23:41

“Anak yang siapa yang sedang kau kandung?” Jackson bertanya dengan penuh amarah. Wajahnya tampak memerah, urat lehernya tercetak dengan jelas. Ia melempar kertas hasil pemeriksaan ke wajah Grace. Selama tiga tahun pernikahan, belum pernah ia merasa sejijik ini kepada sang istri.

“Kau sudah tahu?” Grace menanggapi dengan gugup. Ia tersenyum dengan manis, sebab ia tengah menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu Jackson tentang kehamilannya. Namun, siapa sangka jika suaminya sudah tahu lebih dulu.

“Ternyata benar ucapan Claire selama ini, kau berselingkuh di belakangku. Selama ini aku tidak percaya ucapannya karena aku berpikir bahwa kau mencintaiku. Setelah melihat hasil tes ini, aku sadar bahwa selama ini aku telah tertipu dengan tipu muslihatmu.” Jackson tampak sangat berang. Ia menatap Grace dengan tajam. Jika tatapannya berupa pisau, Grace akan terluka oleh tusukan pisau itu.

Grace mengerutkan kening karena bingung. Ia tidak tahu apa yang sedang Jackson bicarakan. Ia tidak mengerti mengapa Jackson tiba-tiba menuduhnya berselingkuh. Semua orang tahu sebesar apa rasa cinta Grace pada Jackson. Sepuluh tahun ia cinta sendirian, bahkan tiga tahun pernikahan ia telah berjuang keras untuk membuat suaminya jatuh cinta padanya. Nyatanya Jackson tidak pernah tertarik padanya sekeras apa pun ia berusaha.

“Apa yang kau bicarakan?” Grace bertanya dengan bingung.

Jackson bangkit berdiri dari tempat duduknya. Ia menghamburkan beberapa lembar foto yang menunjukkan Grace mendatangi dokter kandungan bersama Shane. Di dalam foto itu mereka tampak begitu dekat dan mesra. Bagi orang yang tidak tahu, mereka akan menduga bahwa Grace dan Shane adalah pasangan suami istri.

“Dari mana kau mendapatkan foto itu?” Grace memungut dan menatap foto itu satu per satu.

“Tidak penting dari mana aku mendapatkannya. Ternyata kau lebih busuk dari yang aku kira.” Jackson berucap dengan penuh penekanan. Ia menatap Grace seakan istrinya adalah wanita rendahan.

“Kau salah paham, Jack. Aku dan Shane sudah bersahabat sejak kecil, kau sendiri tahu bahwa kami sudah seperti saudara. Dia mengantarku ke dokter kandungan karena aku hampir pingsan di tempat kerja.” Grace berusaha menjelaskan, namun Jackson tidak ingin mendengarkan.

“Sejak awal aku sudah menduga bahwa kau hanya menginginkan harta keluarga Malcoln. Akhir-akhir ini nenek selalu meminta agar kita lekas punya anak, ia menawarkan sejumlah uang dan asset. Tidak kusangka kau akan melakukan hal sekotor ini hanya untuk mendapatkan harta yang nenek janjikan. Andai bukan karena paksaan nenek, aku tidak akan pernah sudi untuk menikah denganmu.” Jackson berucap dengan kasar, ia beranjak pergi tanpa ingin mendengarkan penjelasan.

Grace terdiam di tempatnya. Ia menatap foto-foto itu dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak tahu jika selama ini Jackson memata-matai dirinya. Ia mengerti bahwa Jackson belum bisa menerima pernikahan mereka meski telah tiga tahun mereka hidup bersama sebagai pasangan suami istri. Namun, ia tidak mengerti mengapa suaminya harus membayar orang hanya untuk mencari celah kesalahannya.

Jackson bahkan tahu bahwa Shane dan Grace sudah seperti keluarga. Sejak kecil Grace telah tinggal di rumah Shane dan dianggap anak oleh keluarga mereka. Sebab orangtua Grace yang meninggal karena kecelakaan. Tidak mungkin mereka memiliki hubungan terlarang. Jika mereka saling mencintai, harusnya mereka saja yang menikah.

Grace tidak pernah kekurangan uang. Keluarga Brown memperlakukannya dengan sangat baik, ia dimanjakan dengan kemewahan sejak ia kecil. Tuduhan Jackson yang mengatakan bahwa ia hanya mengincar harta adalah tuduhan yang tidak berdasar. Jika dibandingkan, kekayaan keluarga Brown jelas jauh berada di atas keluarga Malcoln.

Grace merasa Jackson hanya ingin mencari alasan agar mereka bisa berpisah. Sebab, cinta pertama Jackson baru saja kembali dari luar negeri tiga bulan yang lalu. Tampaknya Jackson ingin bercerai agar ia bisa hidup bersama wanita yang menjadi cinta pertamanya.

***

Grace menatap jam yang melekat di dinding ruang tamu, sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Tidak biasanya Jackson belum pulang di jam selarut ini, sebab besok ia harus bekerja. Jika ada lembur, Jackson selalu memberi kabar pada Grace meski lewat asistennya. Namun kali ini tidak ada kabar sama sekali.

Grace merasa sangat khawatir, apalagi Jackson terlihat sangat marah ketika meninggalkan rumah pagi tadi. Setelah pertengkaran mereka kemarin, Jackson tidak ingin berbicara dengannya sama sekali. Bahkan pagi tadi mereka tidak sarapan bersama, Jackson buru-buru berangkat kerja demi menghindari istrinya.

‘Kamu belum pulang?’ Grace mengirimkan pesan.

Namun, tidak ada balasan setelah sekian lama Grace menunggu.

“Nyonya, ini sudah larut. Sebaiknya kau tidur saja. Jika tuan sudah pulang nanti, aku akan langsung memberitahumu.” Seorang pembantu datang mengingatkan.

Namun, Grace menggeleng memberikan penolakan. Ia tidak bisa tenang sebelum suaminya pulang. Ia tidak bisa tidur sebelum memastikan bahwa suaminya baik-baik saja.

Grace kembali mencari nomor Jackson, kali ini ia menekan icon memanggil. Terdengar nada dering yang menunjukkan bahwa panggilan tersambung.

“Jack, kau di mana? Ini sudah sangat larut, aku sangat mengkhawatirkanmu.” Grace langsung bertanya setelah panggilan tersambung.

“Jackson sedang bersamaku, kuharap kau tidak keberatan. Dia sedang mabuk di sampingku, mungkin kami akan ke hotel malam ini karena aku tidak bisa menyetir sejauh itu untuk mengantarnya pulang.” Suara wanita yang terdengar menjawab. Di balik suara wanita itu juga terdengar kebisingan yang berasal dari music yang diputar. Tampaknya Jackson sedang berada di bar bersama cinta pertamanya.

Jantung Grace seakan berhenti berdetak, wajahnya memucat. Ia merasa sakit ketika mendengar fakta bahwa suaminya tengah bersama wanita lain dan berencana akan menghabiskan malam di hotel. Wanita mana yang akan bisa tenang setelah mendengar itu semua?

“Kalian ada di mana? Berikan padaku alamatnya, aku akan ke sana.” Grace berucap dengan penuh memohon, ia tidak ingin suaminya berkhianat.

“Aku tidak tahu, aku terlalu mabuk untuk mengingat alamat.” Wanita itu menolak untuk memberitahu.

“Tolong beritahu Jackson untuk pulang, minta dia untuk kembali dengan taksi.” Grace berharap belas kasihan.

“Kau tahu bahwa dia mencintaiku, bukan? Jadi biarkan saja dia menghabiskan malam ini bersamaku.” Wanita itu berucap dengan tegas, lalu memutus sambungan panggilan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penyesalan Suami Miliarder    18. Mulai Bersikap Baik

    “Kehamilanmu sangat lemah. Kau baru saja hampir keguguran, sekarang kau malah terjatuh dari ranjang. Jika hal yang seperti ini kembali terjadi, aku tidak yakin kandunganmu bisa diselamatkan. Tolong lebih hati-hati lain kali.” Dokter itu berucap dengan tegas, sebab ini bukan kali pertama Grace mendatanginya. Grace menghela napas dengan kasar, ia merasa sangat lega karena kandungannya baik-baik saja. Hal yang paling ia takutkan sekarang hanyalah kehilangan calon bayinya. Meskipun Jackson tidak ingin mengakui anak itu, ia tetap menyayanginya. Setelah menebus obat di apotek, Grace mencari hotel untuk menginap malam ini. Ia tidak ingin kembali ke rumah Margaret, sebab ia telah pamit pulang pada wanita paruh baya itu. Ia juga tidak ingin kembali ke rumah Jackson sekarang, sebab Claire hanya akan mengajaknya bertengkar. Malam ini ia hanya ingin tidur dengan tenang. Saat pagi tiba, Grace langsung menuju ke tempat bekerja. Di sana ia bertemu dengan Shane, lelaki itu menanyakan banyak hal

  • Penyesalan Suami Miliarder    17. Jatuh Dari Ranjang

    “Kau tidur di bawah.” Grace berucap dengan nada dingin seraya melempar bantal dan juga selimut ke arah Jackson. Ia tidak peduli dengan kondisi lelaki itu, sebab hatinya sudah mati rasa. Dulu ia akan memperlakukan Jackson dengan sangat baik. Jika Jackson menolak untuk tidur satu ranjang dengannya, ia yang akan mengalah dengan tidur di sofa. Namun, kali ini berbeda, ia tidak ingin mengalah sedikitpun. Apalagi Margaret sudah tahu kebiasaan mereka, jadi ia menyiapkan kamar tanpa sofa di dalamnya. Margaret pikir Jackson dan Grace akan sedikit melunak dengan tidur bersama. Nyatanya, tidak sama sekali. Jackson menatap Grace dengan sorot yang begitu tajam, keningnya berkerut menatap wanita itu. Ia bertanya-tanya dalam dada, mengapa grace tampak jauh berbeda. Ia sedikit tidak nyaman dengan perubahan sikap Grace kali ini. “Apa kau tidak punya hati nurani sama sekali dengan meminta orang sakit untuk tidur di lantai?” Jackson tidak terima sama sekali. “Hati nuraniku sudah mati untukmu.” G

  • Penyesalan Suami Miliarder    16. Kehamilan Simpatik

    “Biar saya bantu, Tuan.” Seorang pria yang merupakan supir pribadi Margaret berlari menghampiri. Ia membantu Jackson untuk melangkah menuju sofa di ruang depan dan merebahkannya di sana. Grace dan margaret mengekor di belakang dan duduk di sisi sofa yang lain. Tidak lama berselang, Dokter Erick akhirnya datang membawa peralatan medisnya. Lelaki itu melakukan pemeriksaan dengan membuka kancing kemeja Jackson. Grace menelan ludah ketika ia melihat dengan jelas otot-otot perut milik Jackson yang terbentuk dengan sempurna. Ia tidak pernah melihat perut seksi itu sejelas ini. Sebab, mereka tinggal di kamar yang berbeda. Ketika Jackson menidurinya beberapa bulan yang lalu, kondisi lampu kamar juga tidak sedang dalam menyala. Jadi, ini pertama kalinya ia melihat otot perut suaminya. Melihat otot-otot itu, pikiran Grace mulai bergerilya ke mana-mana. Ia mulai membayangkan seperti apa rasanya andai ia bisa menyentuh perut itu. Sebagai wanita dewasa yang haus akan belaian, ia gairahnya se

  • Penyesalan Suami Miliarder    15. Pilih Kasih

    “Aku senang akhirnya kalian bisa datang ke mari. Sudah lama aku menunggu kalian.” Margaret berucap dengan senyuman. Ia menghirup bunga pemberian Jackson berulang kali. Wanita tua itu merasa sangat damai setiap kali ia menghirup aroma mawar merah. Grace memang orang yang paling pengertian terhadapnya. Ia tahu Grace yang membeli bunga itu meskipun Jackson yang memberikannya kepadanya. Sebab, Jackson tidak pernah datang dengan membawa hadiah setiap kali lelaki itu mengunjunginya. “Menginaplah di sini malam ini.” Margaret menatap Jackson dan Grace secara bergantian. Ia memiliki rencana tersendiri. Ia ingin membuat hubungan jackson dan Grace menjadi semakin dekat dan membaik. “Aku tidak bisa, Nenek. Aku harus bekerja besok pagi, masih banyak file yang harus kubereskan malam ini.” Jackson langsung menolak tanpa sungkan. Ia tidak ingin direpotkan dengan bersandiwara semalam penuh. Apalagi jika ia harus menginap di sana, sudah pasti ia dan Grace akan tidur di atas ranjang yang sama. Ia

  • Penyesalan Suami Miliarder    14. Sandiwara

    “Kamu makan yang banyak, biar cepat sehat.” Jackson berucap dengan penuh kelembutan. Ia menaruh potongan ayam ke dalam piring Claire. Lelaki tampan itu tampak sangat perhatian dan begitu manis.Selama ini Grace berpikir bahwa Jackson memang memiliki kepribadian yang dingin dan tidak romantis. Namun, setelah melihat apa yang ada di depan matanya, ia jadi sadar bahwa bukan kepribadian Jackson yang salah, tapi perasaan lelaki itu terhadapnya. Jackson tidak pernah mencintainya, jadi lelaki itu tidak pernah bersikap baik terhadapnya. Grace menghela napas dengan kasar. Ia sudah tidak peduli dengan hubungan kedua orang itu. Ia telah mati rasa untuk Jackson. Satu-satunya alasannya untuk tetap bertahan di rumah itu karena permintaan Margaret.“Maaf, Claire. Kehadiranku di sini pasti mengganggumu. Aku juga tidak bermaksud untuk merebut perhatian Jack darimu, tapi aku sedang sakit dan butuh diperhatikan.” Claire berucap dengan nada yang begitu lemah. Ia terdengar begitu bersalah. Ekspresi di

  • Penyesalan Suami Miliarder    13. Amarah Jackson

    “Di mana kau? Aku sudah menunggumu sejak tadi. Kantor akan segera tutup, sementara besok akhir pekan. Kita harus menunggu dua hari lagi jika ingin ke sini lagi.” Terdengar nada bicara Jackson penuh dengan kekesalan. Bagaimana tidak, dia sudah menunggu selama empat jam di sana. Ia sudah mengirim pesan berulang kali, tapi tidak ada balasan. Ia juga sudah menghubungi puluhan kali, dan baru dijawab oleh Grace pada panggilan kali ini. “Aku sudah memikirkannya, aku tidak jadi ingin bercerai.” Grace menjawab dengan lemah dan penuh dengan keraguan. Sesungguhnya ia sangat ingin terlepas dari genggaman Jackson secepatnya, hanya saja ia memiliki pertimbangan. Nenek Jackson sudah tua dan ia hanya meminta agar Grace bertahan sebentar lagi. Mungkin ucapan Margaret ada benarnya. Jika ia bertahan dan bersabar sebentar lagi, barangkali sikap Jackson akan berubah terhadapnya. Ia hanya perlu menunggu selama beberapa bulan hingga anaknya lahir. Tidak mungkin hati Jackson tidak tersentuh ketika ia mel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status