'Aku adalah anak baik, jadi aku nggak akan berbohong.'"Kamu diam saja."Angel berkata, "Tapi, aku nggak tahan."Hendra meliriknya berkata, "Kalau begitu, jangan mengharapkan hadiah ulang tahunmu lagi.""Baiklah."'Demi hadiah, aku harus menutup mulut!'Angel sudah sangat menantikan hadiah dari Hendra.Ketika pintu terbuka, Hendra pura-pura memejamkan matanya seakan-akan nggak ada yang terjadi.Angel menoleh melihat Sisca, lalu berkata, "Ibu, tadi ayah mengigau."Hendra tercengang.Sisca menghampirinya bertanya, "Ayah mengigau apa?"Angel mengedipkan matanya yang besar dan menunjukkan ekspresi polos berkata, "Ayah memanggil nama Ibu, dia bilang dia nggak mabuk dan masih bisa minum."Hendra benar-benar pasrah.Sisca malah terkejut, dia menatap Hendra yang mabuk, lalu menggunakan handuk panas menyeka tangannya sambil berkata, "Sudah mabuk hingga pingsan masih saja mau minum?"Angel mengangguk berkata, "Iya! Ayah sangat ingin menikah dengan Ibu."Sisca duduk di pinggir tempat tidur, dia m
Hendra jelas-jelas menjadi tegang setelah ditanya Sisca.Hendra menempelkan kepala di bahunya Sisca dan membenamkan wajahnya ke bagian lekukan leher Sisca yang harum. "Aku hanya akan terus mengikutimu seperti anjing dan meminta kamu kembali bersamaku."Suara Hendra yang serak menyentuh hati Sisca.Sisca tiba-tiba teringat Hendra datang ke Kota Sela diam-diam mengikutinya dengan Caleb dari belakang.Bagian tenggorokannya terasa tidak nyaman dalam sesaat.Sisca berkata dengan pasrah, "Apa kamu benar-benar sanggup kuabaikan?""Nggak tahu."Jawaban Hendra sangat jujur.Sepasang tangan yang dirangkul di pinggang Sisca mulai bergetar dengan parah.Sisca tidak asing dengan reaksi tubuh ini.Sisca perlahan-lahan melepaskan tangan Hendra, dia ingin menoleh ke belakang untuk berhadapan dengannya.Namun, Hendra malah mengeratkan tangannya, saraf di lengan bahkan jadi sangat tegang.Sisca sama sekali tidak bisa melepaskan tangannya.Sisca mendengus sebentar dan bertanya, "Kenapa masih ada reaksi s
Cahaya di dalam kamar lumayan redup.Hendra tidak melihat jelas wajah Sisca, dia lanjut mencium lekukan lehernya sambil berkata dengan mengernyit, "Bagaimana mungkin kamu sakit sebelum kusentuh? Sisca, sekarang aku yang kesakitan."Menahan lebih sakit.Sisca memegang lengan Hendra dengan ekspresi kaku. "Bukan .... Maksudku, sepertinya aku mens."Hendra langsung terdiam....Kota Aroha.Setelah Zayn membawa Nancy untuk makan malam di Kediaman Oswald, dia menyetir dan mengajak Nancy ke pinggir danau pinggiran kota.Akhir-akhir ini Kota Aroha sedang turun salju, jadi sungai pun sudah membeku.Zayn barusan mau turun mobil, ponselnya tiba-tiba berdering.Layar ponsel menunjukkan tulisan Pratiwi.Nancy yang duduk di sampingnya tentu saja melihat nama ini.'Seberapa pentingnya orang itu hingga dibuat nama singkat? Hanya ditulis "Pratiwi"?'Nancy melihat ke arah lain dan berkata, "Angkat saja kalau memang mau."Lagi pula, ini bukan pertama kalinya Zayn melakukan hal ini.Nancy sudah hampir ter
Zayn tidak setuju dengan kata-kata Nancy, dia berkata, "Kalau pacaran sebelum menikah termasuk hubungan nggak jelas, berarti kamu dan Alan dulu juga hubungan nggak jelas?"Zayn pernah mengatakan kalau dirinya tidak memedulikan masa lalu Nancy.Namun, orang yang sudah berlalu seharusnya ditinggalkan, tidak seharusnya mengganggu kehidupan sekarang.Membahas masa lalu bukan hanya membosankan, bahkan menambah untuk diri sendiri.Zayn adalah orang yang realistis, dia tahu dengan jelas apa yang penting dan tidak penting.Di dunia ini, selama memiliki relasi yang luas dan latar belakang yang bagus, pacaran beberapa kali sebelum menikah adalah hal yang wajar.Apalagi pria seperti Zayn yang begitu sempurna di puncak.Kenapa kalau Zayn pernah pacaran dengan Sandra? Dulu Zayn belum menikah, jadi pacaran dengan siapa pun adalah kebebasannya.Nancy menelan ludah dan berkata, "Maksudku bukan masa lalu. Aku nggak sebodoh itu masih mempermasalahkan hubungan sebelum pernikahan."Saat itu mereka belum m
Zayn membeli banyak kembang api yang genggam, tongkat dan tembakan .... Semua jenis kembang api dibelinya.Zayn memberikan sebuah kembang api tongkat kepada Nancy dan mengatakan, "Pegang."Setelah itu, Zayn menggunakan pemantik api menyalakan sumbu kembang apinya.Nancy memegang tongkat kembang api dengan kebingungan, dia bahkan masih tidak menjauhkan kembang apinya walaupun sudah muncul percikan api.Zayn mengerutkan keningnya, dia berjalan ke belakang Nancy dan menggenggam tangannya. Setelah itu, Zayn mengarahkan kembang api ke pinggiran sungai yang membeku. "Walaupun kamu membenciku, kamu juga nggak perlu merusak wajahku dengan kembang api."Nada Zayn saat berbicara terdengar sedang menghiburnya.Mulut Nancy bergerak lebih cepat dibandingkan otaknya, dia berkata, "Baguslah kalau wajahmu rusak. Siapa suruh kamu menggoda orang lain dengan ketampananmu?"Zayn menatap Nancy berkata, "Apa kamu begitu suka memfitnahku?"Wajah Nancy menjadi lumayan dingin, dia jelas belum berhasil dibujuk.
Zayn tidak pernah mengenal apa yang disebut menahan diri.Dia sangat pandai dalam berciuman. Bisa dikatakan, Nancy bukanlah tandingannya, Nancy hanya menarik baju di pinggangnya sambil mengatur pernapasannya mengikuti Zayn.Zayn merangkul pinggangnya, lalu membujuknya dengan nada yang rendah, "Masih mau main kembang api? Kalau nggak mau, ayo masuk ke dalam mobil."...Pikiran Nancy seperti eror hingga dibawa Zayn ke dalam mobil.Sesuatu pun terjadi di saat yang tepat.Sasis mobil Cullinan hitam yang sangat stabil pun bergoyang dengan pelan-pelan di pinggir sungai.Nancy merasa sangat kacau.Dia jelas-jelas sudah memutuskan untuk cerai dengan Zayn dan mau pindah keluar, tapi dia gagal dan gagal lagi.Zayn seperti tebu yang sangat manis saat dicoba pertama kali, kemudian akan kecanduan untuk kedua, ketiga kali hingga tak terhitung, tapi pada akhirnya akan tetap ditolak walaupun banyak ampas....Tengah malam tahun baru Imlek di Kota Sela.Suara petasan mulai terdengar dari desa yang berj
Selamanya.Kata ini terdengar enak nyaman saat diucapkan Sisca.Suasana hati yang kurang baik dalam dua hari tiba-tiba berubah menjadi indah.Hendra menempelkan keningnya pada wajah Sisca, dia menatapnya dengan tatapan menjiwai sambil berkata, "Seumur hidup nggak cukup."Sisca memegang wajah Hendra, posisinya lebih tinggi sedikit dari Hendra karena digendong.Sisca menunduk menempelkan bibirnya pada bibir Hendra, dia mencium dengan lembut dan menggoda.Ciuman yang lembut perlahan-lahan menjadi memikat.Air jahe aren di panci sudah mendidih.Hendra mematikan kompor gas, tapi dia tidak menghentikan ciumannya.Sisca tiba-tiba mengingatkannya, "Aku sedang mens."Hendra dengan suara yang serak berkata, "Oke. Selesai mens baru bayar tambah bunga saja."Sisca dalam seketika menjadi lemas....Tengah malam hari pertama tahun baru.Hendra mendapat sebuah panggilan telepon.Alex berkata, "Pak Hendra, aku belum menemukan orang yang meracuni Nona Sisca di pesta koktail. Semua CCTV pusat konvensi i
Anjing mastiff putih itu terdiam.Hendra malah lanjut menanyakan dengan kejam, "Kamu dengar, nggak?"Anjing mastiff putih hanya merengek.Hendra menunduk menatap Angel berkata, "Pegang talinya."Angel hanya terus menggelengkan kepala untuk menolak, "Ayah, aku nggak berani!"Kalau anjing mastiff putih menggonggong, anjing itu akan terlihat seperti singa jantan ganas yang baru bangun.Anjing ini baru lima bulan, tapi ukuran tubuhnya sangat besar, bahkan dua kali lipat lebih besar dari Angel.Hendra memberikan tali tuntun anjing kepada Angel dan berkata, "Cepat berikan nama untuknya. Ke depannya kamu adalah majikannya."Angel hanya melirik Hendra sekilas dan berkata, "Aku nggak mau jadi majikannya! Aku bisa dimakannya! Anjing ini terlalu menakutkan!"Angel memang pernah bilang kepada Hendra kalau dirinya ingin memelihara anjing kucing.'Tapi, aku ingin memelihara anjing kecil, kenapa Ayah malah memberiku anjing raksasa?'Hendra menjelaskan, "Anjing mastiff putih ini sudah dilatih secara k