Share

Ketok Palu Hakim

Aku pulang dengan rasa yang campur aduk, antara senang, benci dan cemburu. Senang karena bisa melihat Uma dan anak-anak dalam jarak dekat, meski kenyataan tidak sesuai harapan.

Benci, kenapa harus ada Prabu bersama mereka? Kan, Uma bisa pergi dengan anak-anak sendiri? Kenapa bawa-bawa Prabu segala.

Cemburu? Jelas aku cemburu, siapa yang sanggup melihat pujaan hatinya, bersikap mesra pada pria lain, meski tak ada sentuhan fisik, tapi tatapan mereka mengisyaratkan cinta, dan aku tidak suka.

"Mas, aku sudah memasak sup ayam kampung kesukaanmu," ucap Sandi, saat aku sedang di dapur mengambil minuman di kulkas.

Sandi memang sudah banyak berubah, dia mulai tahu apa saja masakan favorit ku, dia belajar dari Bi Murni. Rasa masakan Sandi, pun sekarang jauh lebih enak.

Sebenarnya aku tergiur mendengar tawaran Sandi, sup ayam kampung bukan hanya makanan kesukaan ku, tapi juga Uma. Dulu dia sering memasak makanan ini, saat masih menjadi istriku.

"Mas, makan ya? Aku ambilin, dari pagi kamu b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status